Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK

DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI


PADA LANSIA

GITRI YENI 201211661


3A
Latar Belakang
Hipertensi adalah kontraksi yang menyebabkan peningkatan tekanan darah adrenalin Arteri
(vasokonstriksi) dan detak jantung meningkat, jadi Orang akan merasakan tekanan. Jika stres
berlanjut, tekanan darah naik, sehingga orang tersebut mengalami tekanan darah tinggi (Junaidy,
2015).

Peningkatan tekanan darah disebabkan oleh kebiasaan gaya hidup atau


Perilaku konsumsi garam yang tinggi, obesitas, stres, merokok dan Menurut Ainun, konsumsi
alkohol (Padila, 2018) dan tingginya prevalensi hipertensi, Arsyad dan Rismayanti (2017) akibat
gaya hidup yang tidak sehat seperti Kurang olahraga atau aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan
diet – makanan tinggi lemak
next

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2017 Peningkatan kejadian tekanan darah tinggi dari 600
juta menjadi 1 miliar Orang yang berusia di atas 50 tahun dengan tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg
dibandingkan dengan tekanan darah untuk risiko penyakit kardiovaskular darah diastolik. Pada tahun 2018, sekitar 40%
orang dewasa di seluruh dunia Usia rata-rata saat diagnosis hipertensi adalah 25 tahun ke atas. tapi datanya Statistik
menunjukkan bahwa populasi Asia Tenggara menyumbang 24,7%, dan populasi Asia Tenggara menyumbang 23,3%. Bagi
penduduk Indonesia berusia 18 tahun ke atas dengan tekanan darah tinggi (WHO, 2016)

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar 2018, Prevalensi hipertensi adalah 26,5%. ini cocok 1 Pada tahun 2018, tingkat
merokok di Indonesia sebesar 68,8% untuk pria dan 68,8% untuk wanita. 6,9%, tingkat prevalensi keseluruhan adalah 36,3%.
Hasil ringkasan Riskesdas menunjukkan bahwa perilaku merokok orang berusia 15 tahun ke atas 2012 hingga 2018 . Pada
tahun 2012, kelompok usia 15-19 sebesar 36,3%, 16,3% untuk 20-24 tahun, 4,4% untuk 25-29 tahun, lebih dari 30 tahun 3,2%.
Jumlah perokok aktif semakin meningkat, terutama di kalangan remaja dan anak-anak. Jumlah perokok remaja aktif
meningkat sejak 2016 dan anak-anak, dari 5% menjadi 17% (Riskesdas, 2018).
Rumusan Masalah

“Apakah ada hubungan perilaku merokok dengan


kejadian hipertensi pada lansia?”.
Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan perilaku merokok dengan
kejadian hipertensi pada lansia.
2. Tujuan Khusus.
a. Mengetahui perilaku merokok pada lansia
b. Mengetahui hubungan perilaku merokok pada lansia
c. Mengetahui kejadian hipertensi pada lansia
Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kesehatan.
Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya melakukan sosialisasi
terhadap pentingnya bahaya merokok dengan kejadian hipertensi
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai data bagi institusi pendidikan dan dapat memberikan
masukan atau informasi yang dapat dijadikan masukan bagi institusi untuk
menerapkan hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan bahan
pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian hubungan
perilaku merokok dengan kejadian hipertensi pada lansia
Tinjauan Pustaka

hipertensi klasifikasi
Hipertensi ditandai dengan
peningkatan tekanan darah
Etiologi Mekanisme yang mendasari
diastolik dan sistolik Penyebab paling umum dari peningkatan tekanan darah sistolik
Intermiten atau terus hipertensi maligna adalah Tekanan terkait erat dengan peningkatan
menerus. Pengukuran darah tinggi yang tidak diobati. tekanan darah. Seiring
tekanan darah serial 150/95 Risiko relatif hipertensi tergantung bertambahnya usia, elastisitas dan
mm Hg, manusia, Orang pada jumlah hipertensi dan Tingkat kelenturan arteri besar menurun.
yang berusia di atas 50 Keparahan Faktor Risiko yang Dapat Tekanan aorta meningkat secara
tahun telah didiagnosis Dimodifikasi dan Tidak Dapat substansial dengan volume
menderita tekanan darah Dimodifikasi Diubah. Faktor yang intravascular Sedikit menunjukkan
tinggi. kejadian hipertensi tidak dapat dimodifikasi antara lain kekakuan pembuluh darah pada
Meningkat seiring faktor genetik, umur, jenis kelamin orang tua.
bertambahnya usia dan ras. Meskipun faktor yang dapat
dimodifikasi antara lain Stres,
obesitas dan gizi 7
Perilaku Merokok

Tahap Perilaku Merokok


1. Tahap persiapan
Defenisi Tahap ini berlangsung saat seorang belum pernah merokok. Di tahap
ini terjadi pembentukan opini pada diri seseorang terhadap perilaku
Merokok adalah membakar merokok. Hal ini disebabkan adanya pengaruh perkembangan sikap
tembakau yang kemudian diisap dan intensi mengenai rokok serta citra yang diperoleh dari prilaku
merokok.
asapnya, baik menggunakan rokok
maupun menggunakan pipa. 2. Tahap inisiasi
Merokok menjadi kebiasaan yang Merupakan tahap yang sangat penting dalam perilaku merokok seseorang
sangat meluas di masyarakat. dimana individu sudah mulai melakukan uji coba terhadap rokok.
temperatur pada sebatang rokok
yang tengah dibakar adalah 900ºC 3. Tahap menjadi perokok
untuk ujung rokok yang dibakar
Pada tahap ini individu memberikan label perokok pada dirinya
dan 30ºC untuk ujung rokok yang
terselip di bibir perokok. dan mulai mengalami ketergantungan kepada rokok. Berapa studi
menyatakan biasanya membutuhkan waktu selama dua tahun bagi
individu untuk menjadi perokok regular. Pada tahap ketiga ini
merupakan tahap pembentukan konsep, belajar tentang kapan dan
bagaimana prilaku merokok.
Tipe – Tipe Merokok

Menurut Smet dalam Hasanah, (2018) bahwa tipe perokok dapat diklasifikasikan menjadi 3 menurut
jumlah rokok yang dihisap yaitu perokok berat menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari,
perokok sedang menghisap lebih dari 5-14 batang rokok dalam sehari, perokok ringan menghisap
lebih dari 1-4 batang rokok dalam setiap hari. Kemenkes (2015) juga membuat suatu pembagian
menurut rata-rata batang rokok yang dihisap per hari menjadi 1-10 batang rokok yang dihisap per
hari, 11-20 batang rokok yang dihisap per hari, 21-30 batang rokok yang dihisap per hari dan lebih
dari 31 batang per hari.
Kerangka Teori
Resiko
hipertensi

Dapat Dikontrol: 1. Gaya Hidup 2. Kebiasaan Makan 3. Aktifitas Fisik 4. Stress 5.


Kebiasaan Merokok

Tidak dapat dikontrol 1.Umur 2. Jenis


Kelamin 3. Riwayat Keluarga

Hipertensi

Penatalaksanaan

Non farmakologis
Variabel Independen variable Dependen

Perilaku merokok Kejadian Hipertensi

Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan suatu kesimpulan sementara atau jawaban


sementara dari suatu penelitian. Hipotesis dari penelitian ini adalah :
• Ha : Terdapat hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian
hipertensi pada lansia
Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian C. Sampel


B. Populasi
Jenis penelitian ini adalah Populasi dalam penelitian ini Sampel adalah bagian dari
kuantitatif yang digunakan populasi yang diambil dari
untuk meneliti pada adalah orang dengan usia >56
keseluruhan objek yang diteliti
populasi atau sampel tahun dianggap mewakili seluruh
tertentu. populasi

D. Teknik Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan consecutive
sampling yaitu teknik pemilihan sample dengan menetapkan
subjek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam
penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah
responden dapat terpenuhi

12
NO Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
1. Variabel Keadaan Kuesioner - -
dependen: peningkatan
kejadian tekanan darah
hipertensi

2. Variabel
Kegiatan yang kuisoner 1.aktivitas fisik - -
independen:
perilaku dilakukan
merokok 2.kebiasaan merokok
sehubungan
dengan merokok 3.kebiasaan makan
A. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian ini menggunakan kuesioner


sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,
berisi pertanyaan yang harus di jawab dan di isi oleh
responden

B. Etika Penelitian

1.Lembar persetujuan menjadi responden (Informed Consent)


2.Tanpa nama (Anonimity)
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
4. Beneficence
5. Keadilan (Justice)
6. Respect for human dignity
Teknik pengumpulan data

Jenis pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam


penelitian ini adalah jenis data primer dengan memperoleh data
secara langsung dari sasarannya, melalui kuesioner.

Teknik Pengolahan Data

1. Editing
2.Coding 4. Cleaning
3. Entry 5.Tabulating

Analisa Data
1. Analisa univariat
Frekuensi Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi Variabel independen yaitu
dukungan keluarga kepatuhan berobat dan variabel dependen yaitu kejadian hipertensi .

2. Analisa bivariat
Analisa secara univariat bivariat menggunakan uji chi-square
THANKS

Anda mungkin juga menyukai