Anda di halaman 1dari 2

1.

1814
A. A. Sagung Mirah Prabandari (1402005020)
6
subje
CASE
1 Cohort Study
Bagan Studi Kohort Prospektif
k
Waktu
Mer
Arah penelitian
yang
Depre
Tidak
oko
mem
si
Depre
Tida
enuhi
si
k
Depre
Tidak
k
syara
si
Depre
mer
t
si
okok
(beba
2. Variabel bebas: merokok
s tergantung: depresi
Variabel
3. Variabel perancu: konsumsi alkohol, tingkat pendidikan, pendapatan, status perkawinan,
depre
jumlah
anak yang tinggal serumah, aktivitas fisik di waktu luang, penyakit yang
berhubungan dengan merokok
si)
4. Syarat
utama study group dan control group dalam studi kohort: dalam awal studi harus
dalam keadaan bebas penyakit, adanya paparan kasus yang jelas, dan harus bisa di follow-up
5. Kelompok kontrol adalah kontrol internal yang diambil dari data Copenhagen City Heart
Study (CCHS). Kontrol adalah orang-orang yang tidak merokok menurut informasi dari
CCHS-IIII
6. Peneliti mengontrol efek variabel perancu dengan cara analisis multivariat
7. Peneliti mengontrol variabel perancu dari awal mendesain penelitian. Peneliti
mengkategorikan variabel-variabel yang dianggap potensial sebagai perancu. Contohnya
peneliti mengkategorikan konsumsi alkohol per minggu menjadi 0 minuman, 1-7 minuman,
8-14 minuman, dan 15-21 minuman
8. Cohort dipilih karena bisa menjelaskan hubungan antara faktor resiko (merokok) dengan
penyakit (depresi), dan depresi merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat.
192
14076
=1.19
9. Crude RR:
43
3738
Resiko orang yang merokok untuk menderita depresi 1,19 kali lebih tinggi dari orang yang
tidak merokok
10. Specific RR:
-Bekas perokok: 0.80 (95% CI: 0.61-1.06). Bekas perokok tidak memiliki
asosiasi terhadap kejadian depresi

-Merokok 1-10g tembakau per hari: 0.90 (95% CI: 0.69-1.19). Merokok 110g tembakau per hari tidak memiliki asosiasi terhadap kejadian depresi
-Merokok 10-20g tembakau per hari: 1.69 (95% CI: 1.33-2.14). Merokok
10-20g tembakau per hari memiliki resiko terkena depresi 1.69 kali lebih
tinggi dibanding yang tidak merokok
-Merokok >20g tembakau per hari: 1.97 (95% CI: 1.44-2.70). Merokok
>20g tembakau per hari memiliki resiko terkena depresi 1.97 kali lebih
tinggi dibanding yang tidak merokok

CASE 3 Case Control Study


1. Variabel tergantung: psoriasis
2. Tujuan penelitian: menganalisa hubungan antara psoriasis dengan faktor resiko yang
dicurigai sebagai penyebab psoriasis yaitu kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, riwayat
keluarga psoriasis, dan kejadian hidup yang membuat stress
3. Faktor resiko: kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, riwayat keluarga psoriasis, dan
kejadian hidup yang membuat stress. Variabel bebas: faktor resiko tersebut.
4. Studi ini hospital based karena mengambil data dari rumah sakit.
5. Kasus dikumpulkan selama setahun dari Januari hingga Desember 2007.
6. Kontrol adalah 200 bekas pasien Clinical Center Montenegro di Podgorica, Departemen
Dermatology dan Venerology yang menderita penyakit kulit selain psoriasis
7. Kasus dan control dapat dibandingkan pada: area tempat tinggal, status perkawinan,
pekerjaan, paparan asap rokok di rumah, paparan asap rokok di tempat kerja, konsumsi
alkohol, riwayat psoriasis keluarga, kejadian hidup yang membuat stress, dan konsumsi
kopi.
a) Kasus dan control tidak dapat dibandingkan dalam variabel: umur, jenis kelamin, indeks
masa tubuh, status pendidikan
b) Variabel perancu dikontrol dengan menggunakan metode analisis multivariate logistic
regression
8. Faktor resiko yang paling dominan dilihat dengan mencari variabel yang Odd Rationya
paling tinggi dan signifikan secara statistic (tidak ada nilai 1 dalam CI)
9. Faktor resiko yang memiliki OR tertinggi adalah riwayat psoriasis keluarga. 95%CI: 14.14
81.57.
10. OR= 3,61; 95%CI: 0,9913,18. Karena ada nilai 1 dalam 95%CI, artinya tidak ada
perbedaan kemungkinan orang yang menderita psoriasis untuk tinggal di desa atau kota.

Anda mungkin juga menyukai