Anda di halaman 1dari 22

Perkiraan

tingkat
insiden
infeksi per
bulan dan
kejadian fatal
di kalangan
wisatawan di
negara
berkembang,
2010
Tidak Vaksin Pencegahan Vaksin
• Dengue Routine background
• Chickungunya • Diphtheria/tetanus/pertussis
• Polio
• HIV
• MMR Varicella
• Novel / Avian Influenza • Influenza
• Amoebiasis Travel Related
• Filariasis • Hep A and B
• Schistosomiasis • Typhoid
• Legionella • Cholera
• Leptospirosis • Japanese Encephalitis
• Hookworm • Rabies
• Tuberculosis
• Virus: MMR,HIV, dengue, Hepatitis ABCDE, JEV, rabies, influenza
• Bakteri: TB, cholera, meliodosis, TD, leptospirosis, leprosy, STDs,
plague, anthrax, rickettsial, diphtheria, tetanus, haemophilus-b,
enteric fever
• Protozoa: malaria, amoeba, giardia, leishmaniasis
• Nematodes: gnathostomiasis, angiostrongyliasis, anisakiasis,
filariasis, etc
• Trematodes: schistosomiasis, fascioliasis, paragonimiasis,
echinostomiasis, opisthorchiasis
• Cestodes: cystercerciasis, taeniasis, sparganosis
• Fungal: crytococcosis, histoplasmosis
• Penyakit yang ditularkan nyamuk di Amerika Selatan tropis dan
Afrika Sub-Sahara
• Keparahan penyakit dari penyakit mirip flu ke hepatitis berat dan
demam hemoragik dengan penyakit biphasic klasik
• Tingkat fatalitas penyakit parah berkisar antara 20% hingga 65%
• Tidak diketahui apakah HIV mempengaruhi gejala klinis penyakit
• Titer antibodi yang lebih rendah pada anak HIV +
• Pertimbangkan pengukuran titer antibodi setelah vaksinasi
• Vaksin tidak dianjurkan pada orang dewasa yang HIV-positif yang
simptomatik, tentu saja tidak jika T-helper <200.

NY/NJ AETC Stuart Haber, MD


• Respon vaksin lebih rendah pada pasien HIV +, dengan tingkat
tanggapan yang sangat rendah pada pasien dengan <200 sel
/ mm3
• Dosis globulin serum imun: 0,02 ml / kg IM berat badan untuk
perjalanan kurang dari tiga bulan. Jika perjalanan lebih lama,
berikan 0,06 ml / kg IM.
• Kenali status kekebalan imun sebelum bepergian
• Risiko bagi wisatawan umumnya rendah
• Harus memperingatkan pasien yang rentan akan risiko akuisisi
seksual
• Pertimbangkan dosis tambahan vaksin jika pasien tidak
berespon

NY/NJ AETC Stuart Haber, MD


• Endemik ke sub-Sahara Afrika selama musim kemarau, epidemi
sesekali dilaporkan di tempat lain
• Vaksin diperlukan untuk Haji tahunan di Mekkah
• Informasi yang sangat sedikit tentang HIV dan penyakit. Tidak
disebutkan tentang kemanjuran vaksin dalam infeksi HIV

NY/NJ AETC Stuart Haber, MD


• Disebabkan oleh flavivirus, ditularkan oleh nyamuk
• Endemik di daerah pedesaan di Asia Tenggara, sering berubah
seiring dengan musim
• Sebagian besar kasus bersifat subklinis. Penyakit simtomatik muncul
sebagai ensefalitis akut - kejang, paralisis, koma, kematian;
pemulihan berkepanjangan pada yang selamat dan cedera otak
permanen di beberapa
• Ini adalah penyakit langka bagi para wisatawan
• Vaksin yang direkomendasikan untuk wisatawan dengan waktu lama
di daerah endemik
• Vaksin kadang-kadang menyebabkan reaksi alergi yang berat yang
membutuhkan perawatan yang muncul
• Satu penelitian menunjukkan penurunan titer antibodi pada anak HIV
+ yang divaksinasi dengan vaksin JE
• Perubahan dalam penyajian penyakit pada orang yang terinfeksi
HIV tidak diketahui

NY/NJ AETC Stuart Haber, MD


• Sebagian besar transmisi dunia saat ini di Asia selatan dan
sub-Sahara Afrika
• Hanya vaksin polio inaktif (IPV) yang tersedia di AS
• Biasanya memberikan satu dosis dewasa, kecuali jika seri
primer tidak pernah dilakukan atau diselesaikan

NY/NJ AETC Stuart Haber, MD


• Tifus: dua vaksin tersedia: vaksin hidup dan mati hanya
menggunakan vaksin yang mati pada pasien HIV +.
• Endemisitas influenza sepanjang tahun di daerah tropis dan
April - September di belahan bumi selatan. Tidak ada
rekomendasi untuk melakukan revaksinasi sebelum bepergian
• Diptheria / Tetanus
• Pneumokokus

NY/NJ AETC Stuart Haber, MD


28%  wisatawan Australia Tahun 2002  terjadi penyebaran severe
yang kembali dari Asia acute respiratory syndrome (SARS) saat
mengalami infeksi paru dalam penerbangan janga pendek
waktu 72 jam

Tahun 2008:
• 87%  RSV, infeksi virus pada saluran pernafasan atas
• 42%  RSV
• 9%  virus influenza, adenovirus
• Sering pada daerah tropis

• Diagnosis  ditemukan virus dan subtipenya pada swab


tenggorokan menggunakan rt-PCR

• Treatment  neuraminidase inhibitor (oseltamivir)


• Gejala  batuk kering, dyspnea

• Diagnosis  kultur nasofaring

• MERS  waktu inkubasi lebih lama, lebih tinggi mortality risk


• Bakteri memproduksi toksin  mengenai bagian saluran nafas
atas

• Treatment  macrolides

• DIagnosis  faringitis disertai demam, pembesaran kelenjar


getah bening

• Komplikasi  obstruksi saluran nafas

• Mengancam nyawa namun dapat dicegah


• Penularan  kontang langsung dengan urin hewan yang
terinfeksi atau air yang terkontaminasi urin tersebut

• Ditemukan di negara tropis dan subtropis (selama musim hujan)

• Gejala  mialgia hingga demam, disertai batuk dan sesak


nafas

• Treatment  penicillin, tetracycline


• Penularan  kelelawar, babi

• Gejala  flu-like symptoms, ensephalitis, gagal nafas, shock


kardiogenik

• Treatment  supportif, antiviral (ribavirin)


• Penyakit zoonotik

• Penyebab  C. burnettii

• Gejala  acute febrile illness, atypical pneumonia

• Treatment  tetracycline (selama 3 minggu)


• Penyebab  bakteri L. pneumophila melalui inhalan aerosol

• Faktor resiko  perokok, usia lanjut

• Diagnosis  PCR urin

• Treatment  antibiotik makrolid


• Penyebab  francisella tularensis melalui kutu, lalat menggigit,
aerosol, eksposur air dan makanan
• Gejala  ulceroglandular, glandular, oculoglandular,
oropharyngeal, pneumonic and typhoidal
• X-ray  lobar pneumonia, pneumonia effusi infiltrat
• Diagnosis  Agglutination and enzyme-linked immunosorbent
assay (ELISA)
• Treatment  Aminoglycosides (selama 10 hari)

Anda mungkin juga menyukai