Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kanker Payudara (Carcinoma Mammae) merupakan kanker yang
sangat berbahaya bagi seluruh perempuan didunia. (1)Namun tidak hanya
perempuan saja yang dapat terkena kanker payudara. Laki-laki juga dapat
terkena kanker payudara. Namun kasus tersebut jarang terjadi. Penelitian
menunjukkan bahwa wanita yang memiliki payudara yang padat memiliki
peluang

yang

lebih

tinggi

untuk

terkena

kanker

payudara.Kanker

payudara ditimbulkan karena terbentuknya sel-sel abnormal yang tidak


terkendali yang disebabkan mutasi gen. Kanker payudara ditemukan pada
negara maju maupun negara berkembang. Pada tahun 2012 diperkirakan
ada 1,67 juta kasus (25% dari seluruh kasus kanker didunia). Kanker
payudara adalah penyebab utama kematian setelah kanker paru. (2)
Laporan terbaru untuk setiap negara menunjukkan bahwa kejadian kanker
payudara meningkat 3,7% per tahun selama 1980-1987 dan 0,4% per
tahun antara tahun 1987 dan 2002. Di Hawaii, tingkat insiden tahunan
pada usia tertentu yang diakibatkan oleh kanker payudara meningkat dari
kurang dari 40 menjadi hampir 100 per 100.000 dengan umur lebih dari
40 tahun.(3) Oleh karena itu, maka diperlukan deteksi dini untuk
mengetahui

kanker

payudara

lebih

awal

serta

dapat

dilakukan

pengobatan atau penanganan yang cepat dan tepat. Melalui mammograf


dan ultrasonograf(USG) deteksi dini dapat dilakukan untuk mencegah
semakin parahnya kanker payudara. Untuk itu perlu diadakannya
perbandingan antara penggunaan mammograf dan ultrasonograf dalam
pemeriksaan kanker payudara untuk menilai sensitivitas, spesifsitas,
efektiftas dan akurasinya dalam menditeksi kanker payudara. (2)

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|1

1.2 KANKER PAYUDARA


Kanker payudara atau carcinoma mammae adalah kanker yang
sangat berbahaya bagi seluruh perempuan didunia. (1)Untuk meningkatkan
deteksi dini, maka wanita dianjurkan untuk menjalani tes mammograf
dan USG. Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang memiliki payudara
yang padat memiliki peluang yang lebih tinggi untuk terkena kanker
payudara. Kanker payudara ditimbulkan karena terbentuknya sel-sel
abnormal yang tidak terkendali yang disebabkan mutasi gen, kehamilan
pertama pada usia lanjut, waktu menyusui yang pendek dan faktor gaya
hidup

juga

mempengaruhi

timbulnya

kanker

payudara,

seperti

mengkonsumsi alkohol, merokok atau diet berlebih, menstruasi pertama


yang

terjadi

pada

umur

yang

terlalu

muda,

serta

faktor

menopause.Kanker payudara ditemukan pada negara maju maupun


negara berkembang. Pada tahun 2012 diperkirakan ada 1,67 juta kasus
(25% dari seluruh kasus kanker didunia). Kanker payudara adalah
penyebab utama kematian setelah kanker paru. Gejala kanker payudara
tidak dirasakan distadium awal dan tanpa disadari oleh penderita. Pada
stadium awal biasanya muncul benjolan kecil yang tidak menimbulkan
rasa nyeri. Banyak penderita yang melakukan pengobatan pada stadium
lanjut. Pengobatan stadium lanjut tentu tidak terlalu membantu serta
tidak efektif bagi penderita kanker payudara. Oleh karena itu, maka
diperlukan deteksi dini untuk mengetahui kanker payudara lebih awal
serta dapat dilakukan pengobatan atau penanganan yang cepat dan
tepat. Beberapa contoh alat screening yang bisa digunakan adalah
mammografdanUSG.(2)
1.3 MAMMOGRAFI
Mammograf (MMG) adalah alat untuk pemerikasaan kanker
payudara yang di lakukan setidaknya dua pandangan per payudara yaitu
medio lateral dan cranio caudal.Mammograf menggunakan energy x-ray
rendah untuk jaringan payudara.

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|2

Syarat

penggunaan

mammograf

yaitu

screening

direkombinasikan setiap 1-2 tahun untuk wanita setelah mereka mencapai


usia

40

tahun,

tapi

dalam

beberapa

tahun

dokter

mungkin

merekombinasikan mulai skrinning sebelum usia 40 tahun jika wanita


memiliki sejarah kuat dari kanker payudara.
Mammograf menggunakan molibdenum-rhodium, dan dibacakan
oleh lima BIRADS:
1. BI-RADS 1 (negative)
2. BI-RADS 2 (benign fnding)
3. BI-RADS 3 (probably benign)
4. BI-RADS 4 (suspicious abnormality)
5. BI-RADS 5 (highly sugesstive of malignancy)
Aplikasi klinis umum pada mammograf:
1. Skrinning mammograf : untuk mendeteksi kanker secara dini
pada wanita tanpa gejala
2. Diagnostic mammograf :gambar payudara untuk diagnosis
lesi payudara yang mencurigakan
3. Survaillance mammograf : untuk menilai keganasan pada
wanita dengan kanker payudara.(5)
1.4 ULTRASONOGRAFI
USG

payudara

adalah

pemeriksaan

payudara

menggunakan

gelombang suara. USG dapat membedakan benjolan berupa tumor padat


atau kista. USG biasa digunakan untuk mengevaluasi masalah payudara
yang tampak pada mammogram dan lebih direkomendasikan pada wanita
usia muda (di bawah 30 tahun). Pemeriksaan USG saja tanpa mammograf
tidak direkomendasikan untuk deteksi kanker payudara.USG saat ini
cukup banyak dilakukan karena tidak bersifat invasif dan tidak semahal
pemeriksaan

lainnya.

Tetapi,

efektiftas

pemeriksaan

USG

sangat

tergantung dari pengalaman dan keahlian operator. Ultrasound dapat

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|3

digunakan dalam deteksi dini kanker payudara, terutama pada wanita


dengan jaringan payudara yang padat. (5)

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGGUNAAN ALAT MAMMOGRAFI SEBAGAI ALAT DETEKSI
KANKER PAYUDARA
Mammograf(MMG) telah menjadi salah satu uji diagnosis yang
digunakan dalam mendeteksi kanker payudara, yang mana uji histologi
merupakan gold standard. Mammograf dapat melihat perbedaan jenis
jaringan payudara, dan jaringan ikat yang lebih padat dibandingkan
dengan jaringan lemak yang merupakan proporsi dari jenis jaringan pada
payudara.
Penelitian dilakukan oleh KP Tan (2014) secara retrospektif untuk
mengetahui perbandingan akurasi antara MMG dan Ultrasonograf(USG)
dalam

mendeteksi

kanker

payudara.

Pada

penelitian

tersebut

pemeriksaan MMG menggunakan alat Hologic Lorad Selenia (United


States) dengan penglihatan dua arah (two-vie, cranial-caudal dan mediallateral oblique). Indikasi dilakukannya MMG yaitu : gejala kanker
payudara, pasien dengan kanker payudara sebelumnya, pasien yang
menjalani terapi hormon replacement, serta pasien yang meminta
screening. Karakteristik penilaian nodul payudara termasuk : bentuk, garis
tepi, kepadatan, adanya kalsifkasi, jumlah lesi, letak lesi, serta kelenjar
getah bening. Karakteristik penilaian microcalsifcation pada MMG yaitu
ukuran, jumlah, bentuk, garis tepi, kepadatan, dan distribusi. Penilaian lesi
dengan

menggunakan

kategori

berdasarkan

tingkatan

praduga

keganasan. Lalu MMG direview kembali oleh radiologist sebagai pembaca


kedua.
Subjek dari study ini adalah pasien yang melakukan foto payudara
dan biopsi pada rumah sakit tersier selama kurun waktu 18 bulan. Detail
Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|4

pasien (nama, nomor regristrasi, ras, umur, indikasi melakukan foto)


didapatkan dari buku catatan departemen biopsi dan form permintaan
foto. Detail dari hasil foto payudara dan hasil biopsi histologi didapatkan
dari Integrated Radiology Information System (IRIS) rumah sakit .
Karakteristik dasar pasien dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Katakteristik dasar subjek penelitian.

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|5

Hasil

MMG

yang

didapatkan

adalah

sebagai

berikut

Tabel 2. Menunjukan hasil uji diagnostik MMG dan validitas dari MMG.
Dapat dilihat pada tabel, mammograf mendiagnosis sebanyak 144
(82%) kanker payudara jinak dan mendiagnosis 32(18%) kanker payudara
ganas dengan sensitivitas 49%, spesifsitas 89%, dan akurasi 81%. (7)
Pada penelitian lain dilakukan Hong Zhao (2015) secara retrospektif
yang bertujuan untuk membandingkan MMG dan USG dalam diagnosis
kanker payudara pada perempuan dengan kebangsaan China, MMG
dilakukan 2 minggu sebelum operasi dengan hasil dari pemeriksaan
patologi sebagai gold standard. Alat yang digunakan adalah molybdenumrhodium target full-feld digital MG system (Senographe 2000D, General
Electric, Pittsburgh, PA, USA) gambaran digital secara Mediolateral oblique
dan craniocaudal. Keseluruhan hasil MMG dibaca oleh dua ahli radiologi
yang tidak mengetahui identitas dan riwayat medis pasien. Penafsiran

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|6

berdasarkan American College of Radiology (ACR) BIRADS (Breast


Imaging Reporting and Data System) lexicon. Lesi payudara dikelompokan
kedalam enam kategori menurut garis tepi lesi dan klasifkasi status BIRADS. BI-RADS 0 = MMG tidak memuaskan, dibutuhkan gambaran
tambahan dan evaluasi kembali, BI-RADS 1 = negatif, tidak ditemukan
kelainan pada MMG, BI-RADS 2 = terdapat temuan jinak, lesi jinak tanpa
adanya tanda keganasan, BI-RADS 3 = kemungkinan lesi jinak, termasuk
benjolan uncalcifed dengan palpasi negatif dan batas yang jelas dan
terfokus, asimetris, titik seperti kalsifkasi dan disarankan segera follow
up. BI-RADS 4 = kelainan yang mencurigakan tanpa adanya tanda
keganasan, teraba, benjolan padat dengan garis tepi yang jelas, teraba
kompleks kista, teraba abses, massa padat dengan bentuk tidak teratur,
perlu dipertimbangkan untuk melakukan biopsi. BI-RADS 5 = sangat
memperlihatkan keganasan dan tindakan yang tepat harus segera
diambil.
Tingkat kepadatan payudara dikelompokan dalam tingkatan ACR1
sampai ACR4. Tingkat 1 hampir seluruhnya lemak, tingkat 2 fbroglandular
tersebar, tingkat 3 kepadatan yang heterogen, tingkat 4 sangat padat.
Pada penelitian tersebut, tingkat 1 sampai 2 didefnisikan sebagai
kepadatan rendah, sedangkan tingkat 3 sampai 4 didefnisikan kepadatan
tinggi.
Subjek penelitian yaitu sebanyak 274 pasien yang telah didiagnosa
dengan kanker payudara dan telah menjalani operasi di The Second
Affiliated Hospital of Anhui Medical University (Hefei, China) selama bulan
Maret 2011 hingga November 2014.
Karakteristik

dasar

subjek

penelitian

dibagi

dalam beberapa

kelompok seperti umur dengan dua kelompok yaitu kelompok umur 45


tahun dan kelompok umur >45 tahun , status mentruasi, pathology,
ukuran lesi, kepadatan payudara dan volume payudara. Karakteristik
subjek dapat dilihat pada tabel 3.

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|7

Tabel 3. Karakteristik dasar subjek penelitian

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|8

Tabel 4.Perbandingan hasil uji diagnostik kanker payudara dengan


mammograf dan ultrasonograf.
Berdasarkan

tabel

diatas,

dapat

dilihat

sensitivitas

(88,5%),

spesifsitas (57,9%)dan akurasi(73,7%) uji diagnostik dengan MMG secara


keseluruhan.(1)
Emine Devolli-Disha (2009) melakukan penelitian lainnya secara
retrospektif dengan tujuan untuk mengetahui yang manakah lebih akurat
diantara

MMG

berdasarkan

dan

USG

kelompok

sebagai

umur

dan

alat

diagnosa

tingkat

kanker

kepadatan

payudara
payudara.

Konvensional flm-screen MMG dilakukan dengan sedikitnya dua gambar


permasing-masing payudara secara medio-lateral oblique dan craniocaudal. MMG diperoleh dengan alat yang dianjurkan (Alpha RT Imaging,
General Electric Medical Systems, Milwaukee). Mammogram ditafsir
berdasarkan kategori diagnostik Breast Imaging Reporting and Data
system (BI-RADS) dengan 5 tingkatan. Tingkatan 1 negatif, 2 temuan
jinak, 3 kemungkinan jinak, 4 kelainan mencurigakan, 5 sugestif ganas.
Skala kepadatan payudara juga didasarkan pada kategori BI-RADS 1
sampai 4. Dengan BI-RADS 4 sesuai untuk payudara yang padat, BI-RADS
3 kepadatan heterogen, BI-RADS 2 kepadatan yang kelenjar fbro tersebar,
BI-RADS 1 hampir sepenuhnya lemak. Pada penelitian yang terdiri dari

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|9

546 perempuan ini, 87 orang (mean Umar = 74,13,5) dengan kepadatan


payudara berlemak.
Subjek

penelitian

diambil

dari

Department

of

Radiology

in

University of Prishtina antara Januari 2003 hingga September 2007.


Sebanyak 546 pasien dengan gejala kanker payudara diperiksa, dengan
rata-rata umur 56 12,9 tahun dan rentangan 30-77 tahun. Dari 546
pasien yang melakukan hispatologi, hasil nya menunjukan 259 pasien
dengan kanker invasive dan sisanya sebanyak 287 orang dengan lesi
jinak.
Dengan hasil MMG dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Perbandingan sensitiftas USG dan MMG pada seluruh sampel


pada kelompok umur yang berbeda.

Tabel 6. Perbandingan spesifsitas MMG dan USG pada seluruh sampel


pada kelompok umur yang berbeda.
Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|10

Dapat dilihat dari tabel 5 dan 6 secara berturut-turut sensitivitas


dan spesifsitas dari mammograf pada penelitian tersebut adalah 52,1%
dan 73,9%.(5)
Tomo Osako (2006) juga melakukan penelitian yang serupa seperti
diatas, yaitu penelitian retrospektif untuk mengetahui hubungan antara
ukuran tumor pada kanker payudara dengan palpasi dan sensitiftas dari
MMG dab USG, dan modalitas manakah yang dapat mendereksi kanker
payudara yang tidak bisa dipalpasi pada perempuan Umar 30 sampai 39
tahun.
Antara bulan januari 2001 hingga desember 2003 pada rumah sakit
institusi Kanker, sebanyak 2176 pasien menjalani operasi pembedahan
dan secara pathology telah terbukti mengalami kanker payudara.
Sebanyak 186 pasien (8,6%) berusia 30 hingga 39 tahun pada saat itu
dengan umur rata-raya 35,4 tahun. Dua puluh satu pasien diekslusi
berdasarkan kriteria : jenis kelamin (laki-laki), synchronous bilateral
breast cancer, penyakit Paget, postexcisional biopsy pada rumah sakit
lain, kanker payudara tersamar,dan kontraindikasi mamograf karena
pasien hamil.
Karakteristik pasien dapat dilihat lebih jelas pada tabel berikut.

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|11

Tabel

7.

Karakteristik dasar subjek penelitian


Temuan
Mammography

MMG

abnormal

Guidelines

yang

didefnisikan
berdasarkan

dengan

pada

Japanese

Breast

Imaging

Recording and Data System of the American College of Radiology yaitu


sebagai kategori massa 3-5, kalsifkasi dan temuan lainnya dari kanker
payudara.
Mammograf dilaksanakan dengan menggunakan alat SenographeDMR (GE Medical System, Milwaukee, MN, USA) or Mammomat 3000
(Siemens, Munich, Germany).
Gambaran rutin mediolateral oblique dan gambaran craniocaudal
dari payudara serta gambaran wilayah pembesaran kanker dievaluasi.
Kepadatan

payudara

dikelompokkan

berdasarkan

Japanese

Mammography Guidelines. Istilah fatty digunakan saat hampir seluruh


jaringan payudara dipenuhi oleh lemak. IstilahScattered fbroglandular
densitydigunakan saat parenkim mammary tersebar diseluruh payudara
dan juga terdapat lemak. Heterogeneously densedigunakan untuk
lemak bercampur dengan parenkim mammary menunjukan kepadatan
tinggi yang tak merata. Extreme density digunakan untuk menunjukan

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|12

jaringan payudara yang hampir tidak ada lemak tercampur dengan


parenkim mammary.
Hasil MMG dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel

7.Sensitivitas

dari

mammograf

melalui

ukuran

tumor

pada

payudara dengan tingkat kepadatan keseluruhan dan dapat teraba. (Tnp:


tidak dapat teraba, T1p: 2cm atau kurang, T2p: lebih dari 2cm tapi kurang
dari 5cm, T3p: lebih dari 5cm).(4)

2.2 PENGGUNAAN ALAT ULTRASONOGRAFI SEBAGAI ALAT DETEKSI


KANKER PAYUDARA
Metode diagnosis dengan ultrasonograf (USG) merupakan salah
satu

metode

untuk

diagnosis

penyakit

kanker

payudara

dengan

menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi sekitar 7.5-10 MHz.


Pada penelitian yang dilakukan oleh Tomo Osaka et al (2007),
peneliti

melakukan

hubungan

penelitian

antara ukuran

secara

restrospektif

dalam

mencari

tumor kanker payudara dengan

palpasi,

sensitivitas mammograf, dan ultrasonograf dan menentukan modalitas


yang tepat dalam mendeteksi kanker payudara yang tidak teraba pada
165 wanita berumur 30-39 tahun. Ukuran tumor diklasifkasikan menjadi
empat yaitu Tnp; tumor yang tidak terlihat, T1p; 2 cm, T2p; > 2 cm
tetapi tidak lebih dari 5 cm, dan T3p; > 5 cm. Data diambil dari data
palpasi, MMG, dan USG pada catatan rekam medis pasien. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa USG dapat mendeteksi semua tumor kanker
Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|13

payudara yang dipalpasi tetapi masih kurang dalam mendeteksi tumor


yang tidak dapat dipalpasi. Pada tumor yang dapat dipalpasi, sensitivitas
USG tidak tergantung oleh ukuran tumor yang dipalpasi dan kepadatan
payudara. Sensitivitas USG untuk kanker payudara T1p adalah 100% (40
dari 40), kanker T2p (80 dari 80), dan kanker T3p (29 dari 29). Untuk
kanker Tnp, sensitiftas USG sebesar 43% (6 dari 14) (Gambar 2)

Gambar 2. Berdasarkan ukuran tumor (Tnp: nonpalpable, T1p: 2 cm atau


kurang, T2p: lebih dari 2 cm, tetapi tidak lebih dari 5 cm, T3p: lebih dari 5
cm jika dipalpasi).

Tabel 8. Sensitivitas ultrasonograf berdasarkan ukuran tumor dan


kepadatan payudara.(4)
Penelitian yang dilakukan oleh K P Tan

et al (2014) juga

menunjukkan perbandingan akurasi antara USG dibandingkan dengan


mammograf dalam mendeteksi kanker payudara. Subjek dari penelitian
adalah pasien yang telah melakukan pemeriksaan payudara dan biopsi
pada rumah sakit tersier selama 18 bukan dengan data diambil dari buku
Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|14

rekam medis departemen biopsi. Hasil USG dilaporkan dalam skala


kategorikal berdasarkan level malignan (1: normal, 2: tumor jinak, 3:
indeterminate, 4:
statistika,

suspicious lesion, 5: malignant lesion). Dalam analisi

sensitivitas,

spesifsitas,

positive

predictive

value

(PPV),

negative predictive value (NPV) and akurasi USG yang dihitung dengan
histologi sebagai Gold Standard. Kategori 2 dan 3 diklasifkasikan sebagai
benign dan kategori 4 dan 5 sebagai malignant.
Dari 326 lesi, terdapat 150 lesi yang dideteksi dengan USG. Lesi
yang dideteksi oleh USG lebih banyak ditemui pada wanita dengan umur
kurang dari 40 tahun. jika dibandingkan dengan Gold Standar, USG
memiliki sensitivitas yang lebih baik dari MMG. Dari pasien yang
dinyatakan normal oleh MMG, ditemukan & pasien memiliki lesi yang
dideteksi oleh USG. Pada pasien yang dinyatakan normal dengan USG,
terdapat 1 yang memiliki malignant jika dideteksi dengan MMG.

Tabel 9. Hubungan antara imaging dan kategori umur

Tabel 10. Perbandingan antara hasil MMG dan USG dengan hasil histologi
pada semua lesi (n=326).

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|15

Tabel 11. Validitas USG dan MMG pada semua imaging lesi (n=326)
Sensitivitas 75%dari USG, 31% (95% CI 15%-47%) lebih tinggi
dibanding

44% sensitivitas MMG. Sensitivitas tertinggi dari USG

bermakna secara statistik (p=0.014).


Spesifsitas 91% MMG, 12% (95% CI 5%-18%) lebih tinggi dibanding
75% spesifsitas USG. Spesifsitas tertinggi MMG bermakna secara statistik
(p=0.001).
Pada perempuan dengan umur kurang dari 50 tahun, sensiftas USG
adalah 50% (95% CI 10%-90%) lebih tinggi dibanding sensiftas MMG.
Namun, karena sedikitnya lesi malignant (n=6), sensitiftas dari kedua
modalitas tidak bermakna secara statistik (p=1.000). Pada perempuan
dengan umur di atas 50 tahun, sensiftas USG adalah 27% (95% CI 19%36%) lebih tinggi dibanding sensitivitas MMG. Sensitiftas tertinggi USG
bermakna secara statistik (p=0.015).
Di sisi lain, perempuan dengan

umur kurang dari 50 tahun,

spesifsitas USG dan MMG adalah sama. Pada perempuan dengan umur
lebih dari 50 tahun, spesifsitas dari MMG adalah 21% (95% CI 12%-31%)
lebih tinggi dibandingkan spesifsitas USG. Spesifsitas tertinggi MMG
bermakna secara statistik (p=0.001).
Akurasi dalam mendeteksi kanker payudara dari USG adalah 84%
dan dengam MMG 81%. Telah dilaporkan bahwa USG dapat mendeteksi
kanker payudara yang tidak bisa dideteksi dengan mammograf sebanyak
10-40% kasus tergantung pada usia dan kepadatan payudara. Pada
penelitian ini, 20% kanker payudara terdeteksi dengan USG dan tidak
terdeteksi dengan mammograf. Untuk gambar yang dihasilkan dari USG
menunjukkan struktur payudara dari kulit ke dinding dada tanpa tumpang
tindih. Lesi ganas yang hypoechoic berbeda dengan jaringan payudara
yang relatif hyperechoic normal. Dengan demikian, pencitraan USG tidak
terganggu oleh parenkim payudara yang padat. (7)
Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|16

Penelitian yang dilakukan oleh Emine Devolli-Disha et al, juga


dilakukan dalam membandingkan antara USG dengan mammograf pada
perempuan dengan gejala kanker payudara berdasarkan umur dan
kepadatan payudara. Subjek berjumlah 546 perempuan dengan gejala
kanker

payudara

menggunakan

uji

dengan
X

uji

median

umur

student

t-test.

56

tahun.

Signifkan

Analisis

data

menggunakan

pearsonchi square test, dengan p<0.01.(5)


Penelitian yang dilakukan oleh Hong Zhao et al (2015), penelitian
ini juga membandingkan antara akurasi penggunaan USG dengan
mammograf dalam mendeteksi Breast Cancer. Subyeknya adalah 274
perempuan Cina.
Pemeriksaan menggunakan USG ini menggunakan Doppler warna
dari USG Device (PHLIPS iu22, Philips, Best, The Netherlands) dengan
frekuensi yang tersusun yaitu 10 18 Hz. Seluruh pemeriksaan dengan
USG, pasien berada dalam posisi supinasi untuk pemeriksaan payudara
bagian medial. Sedangkan bagian lateral, pemeriksaan pada posisi
contralateral posterior oblique dengan lengan terangkat ke atas.
Sesuai dengan tabel 4, diketahui bahwa USG memiliki sensitivitas:
95,9%, spesifsitas: 66,7%, akurasi: 81,8%, false-positif: 33,3%, falsenegatif: 4,1%, positive predictive value: 75,5%, negative predictie value:
93,8%.
2.3 PERBANDINGAN ANTARA MAMMOGRAFI DAN USG SEBAGAI
ALAT DETEKSI KANKER PAYUDARA
Berdasarkan uji yang telah dilakukan dalam jurnal, sensitivitas USG
pada usia 50 tahun keatas lebih besar 27% dibandingkan dengan
penggunaan mammograf P=0.015. Sedangkan pada uji yang dilakukan
pada usia 50 tahun kebawah sensitivitas USG 50% lebih besar namun hal
ini belum signifkan secara statistik (p=1.000)

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|17

Spesifsitas USG

pada usia 50 tahun keatas menunjukkan lebih

rendah 21% P=0.001 dibandingkan dengan mammograf sedangkan pada


usia 50 tahun kebawah menunjukkan hasil yang sama sehingga bisa
dikatakan imbang.(5)
Apabila

dibandingkan

berdasarkan

ukuran

dari

benjolan

di

payudara,terdapat beberapa kategori, yaitu :

Tnp
T1p
T2p
T3p

(tidak teraba)
(2cm atau kurang)
(lebih dari 2cm,kurang dari 5 cm)
(lebih dari 5cm saat teraba)

Berdasarkan hasil uji pada gambar diatas,dapat dilihat bahwa


sensitivitas

dari

mammograf,kecuali

USG

lebih

untuk

kategori

tinggi
TnP

dibandingkan
dimana

dengan

sensitivitas

TnP

Mammograf memang lebih tinggi namun tetap saja buruk karena berada
dibawah 80%.

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|18

Apabila diuji berdasarkan ukuran benjolan saat palpasi dan


kepadatan
Scattered

payudara,dapat
fbroglandular

dilihat

density,

bahwa pada

kategori

kepadatan

fatty,

unknown

keduanya

dan

mendapatkan hasil yang sama.

Berikut

penjabaran

untuk

kategori

extremely

dense

dan

heterogeneously dense :

Pada kategori Extremely dense dan Tnp dapat dilihat bahwa


mammograf lebih sensitif dan USG sendiri tidak dapat
mendeteksi

apabila

terdapat

tumor

yang

tidak

dapat

dipalpasi
Pada kategori Extremely dense untuk bagian T1p,T2p,T3p

penggunaan USG lebih sensitif dibandingkan mammograf.


Pada kategori Heterogeneously dense dan Tnp,keduanya

sama-sama rendah namun USG lebih baik.


Pada kategori Heterogeneously dense
T1p,T2p,T3p

untuk

bagian

penggunaan USG lebih sensitif dibandingkan

mammograf.

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|19

Berdasarkan data diatas, uji dengan mammograf untuk benjolan


yang relatif besar yang dapat terpalpasi pada payudara kategori Dense
lebih buruk. USG sendiri baik digunakan untuk deteksi pada semua
kategori yang dapat terpalpasi.(1)

Berdasarkan

uji

yang

telah

dilakukan

yaitu

uji

diagnostic

menggunakan mamograf dan USG didapatkan sensitivitas kedua tes


dalam

kaitannya

mammograf(52,1%)

dengan

usia

memiliki

variabilitas.

Sensitivitas

meningkat secara substansial pada usia diatas 60

tahun, dan sensitivitas USG (72,6%) lebih sensitif 20,5% dibandingkan


mammograf pada wanita berumur dibawah 45 tahun p<0,01. Spesifsitas
USG (88,5%) lebih 14,6% lebih tinggi daripada spesifsitas mammograf

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|20

(73,9%) untuk wanita umur diatas 60 tahun maupun dibawah 45 tahun


dan hasil ini sudah signifcant secara statistik p<0,05.

Jika dilihat dari hasil kepadatan payudaranya memiliki hasil yang


bervariasi juga dari jenis kepadatannya. Untuk sensitivitas USG untuk
kepadatan payudara dan kepadatan heterogen lebih tinggi dibandingkan
mammograf dan untuk spesifsitasnya juga USG lebih tinggi dibandingkan
mammograf dan hasil ini sudah signifcant secara statistik. (5)
Berdasarkan hasil akurasi dari perbandingan antara mammograf
dengan USG didapatkan hasil sensitivitas, spesifsitas, positive predictive
value, negative predictive value secara keseluruhan untuk mendeteksi
kanker payudara didapatkan semua hasil USG lebih tinggi daripada
Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|21

mammograf. Nilai-nilai tersebut kemudian di kelompokkan berdasarkan


usia, status menstruasi, kepadatan payudara dan volume payudara. Dan
dipatkan juga hasil sensitivitas dan akurasi pada mammograf lebih
rendah daripada USG pada wanita berusia <45 tahun.

Berdasarkan hasil perbandingan dari tingkat kesepakatan ukuran


dan letak lesi antara mammograf dan USG dimana didapatkan hasil
mammograf lebih rendah dari USG (semua nilai P<0.01) kecuali lesi yang
berukuran >5cm ( P>0.05) pada tabel dibawah juga ditunjukkan bahwa
mammograf sering gagal dalam mengidentifkasi ukuran dan lokasi lesi
karena struktur kelenjar padat yang tumpang tindih. Tes Chi-Square untuk
tingkat kesepakatan ukuran dan lokasi lesi antara mammograf dan USG.
Nilai P<0,05 dianggap signifkan.

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|22

Secara keseluruhan,penggunaan USG lebih baik dibandingkan


dengan menggunakan mammograf.(1)

BAB III
KESIMPULAN
Kanker Payudara (Carcinoma mammae) merupakan kanker yang
sangat berbahaya bagi seluruh perempuan didunia.

Laki -laki juga

memiliki kemungkinan untuk terkena penyakit kanker payudara, namun


kasus ini jarang terjadi. Oleh karena itu diperlukan deteksi dini penyakit
Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|23

kanker payudara. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi dini


penyakit kanker payudara antara lain mammograf dan USG. Mammograf
ialah alat untuk deteksi kanker payudara yang menggunakan energy x-ray
rendah. Mammography di untuk melihat perbedaan jenis jaringan
payudara, dan jaringan ikat yang lebih padat dibandingkan dengan
jaringan.

Sedangkan

USG ialah

alat

untuk

pemeriksaan

payudara

menggunakan gelombang suara berfrekuensi antara 7.5-10 MHz. USG


dapat membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista.
Berdasarkan jurnal-jurnal yang telah kami telaah, secara garis
besar USG memiliki angka perbandingan lebih tinggi dibandingkan
dengan mammograf untuk mendeteksi kanker payudara, jadi dapat
disimpulkan bahwa USG merupakan alat yang lebih baik digunakan untuk
mendeteksi penyakit kanker payudara dibandingkan mammograf. Tingkat
sensitivitas dan spesifsitas USG disebutkan lebih baik untuk mendeteksi
kanker payudara jika dibandingkan dengan menggunakan mammograf
pada kelompok usia <45 tahun, >50tahun, <50tahun, dan >60tahun.
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan untuk membandingkan USG dan
mammograf, antara lain sensitiftas, spesifsitas, akurasi, uji berdasarkan
ukuran benjolan saat palpasi dan kepadatan payudara, uji tingkat
kesepakatan ukuran dan letak serta uji diagnostik secara garis besar
semua hasil uji menyatakan angka hasil uji pada USG lebih baik
dibandingkan dengan mammograf. Namun pada uji berdasarkan ukuran
benjolan saat palpasi dan kepadatan payudara untuk mendeteksi kanker
payudara yang lebih baik untuk digunakan adalah mammograf, tetapi
hasil uji dari kedua alat deteksi ini mendapatkan hasil yang tidak baik
yaitu dibawah gold standar.

Review Jurnal Perbandingan antara Mammograf dan USG dalam Mendeteksi Kanker

Payudara|24

Anda mungkin juga menyukai