Anda di halaman 1dari 55

GAMBARAN FAKTOR RESIKO HIPERTENSI

PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL


TRESNA WERDHA GAU MABAJI
KABUPATEN GOWA

Rita Kombong
2102026
Latar Belakang

• Saat ini, diseluruh dunia jumlah lansia


diperkirakan ada 500 juta dengan usia
rata-rata 60 tahun danb diperkirakan pada
tahun 2025akan mencapai 1,2 milyar.
• Di masa datang jumlah lanjut usia di
Indonesia semakin bertambah. Tahun
1990 jumlah lanjut usia 6,3% atau (11,3
juta orang), pada tahun 2015 jumlah lanjut
usia diperkirakan mencapai 24,5 juta
orang dan akan melewati jumlah balita
pada saat itu diperkirakan mencapai 18,8
juta orang. Tahun 2020 jumlah lanjut usia
di Indonesia diperkirakan akan mencapai
urutan ke 6 terbanyak di dunia dan
melebihi jumlah lansia di Brazil, Meksiko
dan Negara Eropa.
• Secara individu, pada usia di atas 50 tahun terjadi
proses penuaan secara alamiah. Hal ini dapat
menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan
psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari
pertanian ke industri, maka pola penyakit juga bergeser
dari penyakit menular ke penyakit tidak menular
(degeneratif).

• Menurut survei di Amerika Serikat pada tahun 2006 90%


kematian disebabkan oleh penyakit degeneratif
(hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung koroner,
stroke dan gagal ginjal). Di Indonesia tren penyakit
degeneratif juga meningkat bahkan tidak hanya
menyerang usia tua tetapi datang juga pada usia muda
dan produktif. Penyakit hipertensi sering disebut the
silent diasease.
• Penyebab kematian karena penyakit
jantung pembuluh darah (kardiovaskuler)
dan tuberkulosa pada saat ini menempati
urutan pertama pada kelompok lansia,
selanjutnya kanker dan ketiga stroke
• Masalah kardiovaskuler yang sering
dihubungkan dengan penuaan adalah
hipertensi, angina pektoris, infark
miokardium dan cedera serebrovaskuler.
• Di banyak negara saat ini, prevalensi hipertensi
meningkat sejalan perubahan gaya hidup.
Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan akan menjadi masalah yang
lebih besar jika tidak ditanggulangi, dimana
hipertensi adalah salah satu penyebab kematian
nomor satu secara global.

• Begitu juga pada lanjut usia, hipertensi menjadi


masalah karena sering ditemukan dan menjadi
faktor utama stroke, payah jantung dan penyakit
jantung koroner. Lebih dari separuh kematian di
atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit
jantung dan serebrovaskuler.
• Secara umum prevalensi hipertensi pada usia
lebih dari 50 tahun pada tahun 2004 berkisar
antara 15-20%. Survei di pedesaan Bali (2004)
menemukan prevalensi pria sebesar 46,2% dan
53,9% pada wanita sedangkan pada Amerika
Serikat prevalensi tahun 2005 adalah 21,7%.
• Adapaun data yang diperoleh peneliti dari Panti
Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kab Gowa
dimana penyakit hipertensi pada tahun 2006
berjumlah 66 orang dari 101 jumlah lansia dan
menduduki peringkat ke 2 dari 24 distribusi
penyakit di PSTW Gau Mabaji Kab Gowa.

• Oleh karena itu berdasarkan hal tersebut diatas


maka peneliti tertarik untuk mengetahui
gambaran faktor resiko hipertensi pada lanjut
usia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kab Gowa.
Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang


masalah tersebut di atas dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
“bagaimanakah gambaran faktor resiko
hipertensi pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Kab Gowa?”.
Tujuan Penelitian

• Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mendapatkan gambaran faktor
resiko hipertensi pada lanjut usia di PSTW Gau
Mabaji Kab Gowa .
• Tujuan Khusus
 Mengetahui gambaran umur dengan hipertensi
pada lansia .
 Mengetahui gambaran obesitas dengan
hipertensi pada lansia.
 Mengetahui gambaran alkohol dengan
hipertensi pada lansia.
 Mengetahui gambaran stres dengan hipertensi
pada lansia.
 Mengetahui gambaran merokok dengan
hipertensi pada lansia.
 Mengetahui gambaran aktifitas fisik dengan
hipertensi pada lansia.
 Mengetahui gambaran jenis kelamin dengan
hipertensi pada lansia.
 Mengetahui gambaran genetik dengan
hipertensi pada lansia.
Manfaat Penelitian

• Bagi profesi perawat


Sebagai bahan masukan untuk profesi perawat
dalam memberikan perawatan kepada lansia.

• Bagi instansi PSTW Gau Mabaji Kab Gowa


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan informasi yang dapat membantu tenaga
kesehatan untuk memberikan pelayanan yang
optimal kepada lansia khususnya di PSTW Gau
Mabaji Kab Gowa.
• Bagi pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
peneliti selanjutnya.

• Bagi peneliti
Sebagai pengalaman yang sangat berharga
dan dapat menambah wawasan peneliti
mengenai karakterstik penyakit hipertensi
pada lansia.
Tinjauan Pustaka

o Tinjauan Umum Tentang Lanjut Usia


o Tinjauan Umum Tentang Hipertensi
o Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
Kerangka Konsep
Variabel Independen
Umur
Jenis Kelamin
Obesitas Variabel Dependen
Merokok
Genetik
Stres Hipertensi
Alkohol
Aktivitas fisik

Penyakit Ginjal
Diabetes Melitus
Asupan garam
Defenisi Operasionasal & Kriteria Objektif
1. Umur
Adalah usia individu yang terhitung sejak seseorang
lahir sampai ulang tahun terakhir.
Kriteria objektif:
1) Lanjut usia : 60-74 tahun
2) Lanjut usia tua : 75-90 tahun

2. Jenis Kelamin
Adalah perbedaan antara laki-laki dan
perempuan yang bersifat permanen dan
merupakan perbedaan yang sudah dikodratkan Tuhan.
Kriteria objektif:
1) Laki-laki
2)Perempuan
3. Obesitas
Adalah penimbunan lemak yang berlebihan di dalam
tubuh sehingga menimbulkan kenaikan berat badan.
Kriteria objektif:
IMT normal : 19-25 [BB (kg) / TB (m2)]
1) Obesitas : Jika IMT > dari 30.
2) Tidak obesitas : Jika IMT ≤ dari 30

4. Merokok
Adalah suatu kebiasaan seseorang mengisap rokok
baik rokok batangan atau rokok cerutu atau rokok
pipadalam kehidupan setiap hari.
Kriteria objektif:
1) Merokok : Jika skor ≥ 4
2) Tidak merokok : Jika skor < 4
5. Genetik
Adalah keturunan atau ada hubungan darah yang
dimana salah satu orang tua atau keluarga dekat yang
menderita hipertensi.
Kriteria objektif:
1) Keturunan : Jika ada salah satu orang tua
yang sakit hipertensi.
2) Tidak keturunan : Jika tidak ada orang tua yang
sakit hipertensi.

6. Stres
Adalah suatu hubungan antara seseorang dan
lingkungan yang dianggapnya melampaui kemampuan
dirinya dan mengancam hidupnya.
Kriteria objektif:
1) Stres : Jika skor ≥ 17,5
2) Tidak stres : JIka skor < 17,5
7. Alkohol
Adalah suatu minuman yang mengandung kadar
alkohol baik dalam bentuk kaleng maupun botol.
Kriteria objektif:
1) AlKohol : Jika skor ≥ 3
2) Tidak alkohol : Jika skor <3

8. Asupan Garam
Adalah banyaknya garam yang dikonsumsi setiap hari.
Kriteria objektif:
1) Asupan garam banyak : Jika skor ≥ 3
2) Asupan garam sedikit : Jika skor < 3
9. Aktifitas fisik
Adalah kegiatan fisik atau olahhraga yang dilakukan
seseorang dengan tujuan meningkatkan fungsi jantung
dan otot yang dilakukan secara teratur 3 kali dalam
seminggu.
Kriteria objektif:
1) Aktifitas teratur : Jika skor ≥ 3
2) Aktifitas tidak teratur : Jika skor < 3

10. Hipertensi
Adalah gangguan yang dimana ada peningkatan
tekanan darah lebih atau sama dengan 140/90 mmHg.
Kriteria objektif:
1) Hipertensi : Jika TD ≥ 140/90 mmHg.
2) Tidak hipertensi : Jika TD < 140/90 mmHg.
Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang


menggunakan rancangan studi cross sectional.
Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian
dimana variabel yang termasuk faktor resiko dan
variabel yang termasuk efek diobservasi pada waktu
yang sama.
Populasi
Semua lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Kab Gowa.
Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah
yang memenuhi kriteria inklusi. Adapun cara
pengambilan sampel adalah nonprobability sampling
yaitu dengan purposive sampling.
Sampel ditentukan dengan rumus :

n= N
1 + N (d)2
Kriteria inklusi:
• Menderita hipertensi.
• Dapat diajak berkomunikasi.
• Berusia antara 60-90 tahun.
• Berada di PSTW Gau Mabaji Kab Gowa.
Kriteria eksklusi:
• Menderita diabetes mellitus dan penyakit
ginjal.
• Tidak menderita hipertensi
Tempat Penelitian
Peneliti memilih di PSTW Gau mabaji Kab
Gowa.

Waktu Penelitian
Penelitian mulai dari tahap persiapan yaitu dari
bulan februari sampai dengan penulisan
laporan hasil bulan juni 2007.
Teknik Pengumpulan Data
• Data primer
Dilakukan dengan cara wawancara langsung
dan observasi kepada lansia yang dijadikan
sampel. Adapun alat ukur yang digunakan
dalam penelitian ini adalah steteskop, tensi
meter, meteran, timbangan berat badan dan
kuesioner.
Peneliti menggunakan skala Gutman dan
Likert dalam penilian dan nilai ukur yang
digunakan adalah nilai median.

• Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari PSTW Gau Mabaji Kab
Gowa.
Pengolahan Data

• Editing
• Koding
• Tabulasi
• Analisa Data
Dalam penelitian menggunakan analisa univariat
.
Etika Penelitian

• Informed consent
• Anonimity (tanpa nama)
• Confidentiality
o Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial
Tresna werdha Gau Mabaji Kabupaten
Gowa mulai dari tanggal 4 Mei 2007
sampai dengan 11 Mei 2007.
o Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling . Banyaknya
sampel yang digunakan sebanyak 55
orang.
o Data primer diambil melalui teknik
wawancara berstruktur dan observasi
langsung yang dilakukan pada responden.
Hasil penelitian
o Distribusi Umur
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Umur
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa
Jumlah
Umur n %
No

1 60 – 74 tahun 24 43,6
2 75 – 90 tahun 31 56,4
Total 55 100
Sumber: Data primer 2007
o Distribusi Jenis kelamin
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa

Jumlah
No Jenis Kelamin
n %
1 Laki-laki 25 45,5
2 Perempuan 30 54,5
Total 55 100
Sumber: Data primer 2007
o Distribusi Genetik
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Genetik
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa

Jumlah
No Genetik
n %
1 Ada 21 38,2
2 Tidak 34 61,8
Total 55 100
Sumber : Data primer 2007
o Distribusi Obesitas
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Obesitas
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa
Jumlah
N
Obesitas n %
o

1 Ada 13 23,6
2 Tidak 42 76,4

Total 55 100
Sumber: Data primer 2007
o Distribusi aktifitas fisik
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Aktifitas Fisik
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa
Jumlah
N
Aktifitas Fisik n %
o

1 Teratur 45 81,8
2 Tidak teratur 10 18,2
Total 55 100
Sumber: Data primer 2007
o Distribusi alkohol
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan AlKohol
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa

Jumlah
No Alkohol
n %
1 Pernah 17 30,9
2 Tidak Pernah 38 69,1
Total 55 100
Sumber: Data primer 2007
o Distibusi merokok
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Merokok
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa

Jumlah
N
Merokok n %
o

1 Pernah 23 41,8
2 Tidak Pernah 32 58,2
Total
Sumber: Data primer 2007
55 100
o Distribusi stres
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Stres
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa

Jumlah
N
Stres n %
o

1 Ada 30 54,5
2 Tidak 25 45,5
Total
Sumber: Data primer 2007 55 100
PEMBAHASAN PENELITIAN

Umur
 Menunjukkan bahwa golongan umur 75-90 tahun
sebanyak 31 orang (56,4%) lebih besar dibandingkan
dengan golongan umur 60-74 tahun sebanyak 24 orang
(43,6%).
 Hal ini disebabkan :
1. Umur salah satu faktor resiko hipertensi
pada lansia jumlah sel-sel pada jantung penurunan
menurunnya kekuatan otot jantung ( ventrikel
kiri) kemampuan jantung memompa darah
tubuh menurun
2. Berkurangnya elastisitas pembuluh darah
memacu jantung untuk bekerja lebih keras
3. Nefron atrofi aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50% pengaktifan baroreseptor ginjal
pelepasan renin & pembentukan angiotensin II
meningkatkan TPR tekanan darah juga
meningkat.
4. Adapun juga faktor lain yang membantu terjadinya
hipertensi seperti genetik(12), alkohol (10), stres
(20), merokok (13).
Jenis kelamin
 Menunjukkan responden perempuan sebanyak 30
orang (54,5%) lebih besar dari responden laki-laki
sebanyak 25 orang (45,5% ).
 Ini disebabkan :
1 Dalam penelitian lebih banyak responden
perempuan
2 Dipengaruhi perubahan hormon menopause
hormon estrogen mengalami penurunan
HDL menurun &LDL meningkat LDL membawa
lemak ke sel tubuh (sel endotel arteri) kolesterol
dilepaskan ke dalam sel pembentukan radikal-
radikal bebas kerusakan pada sel-sel endotel
aterosklerosis meningkatkan resiko penyakit
kardiovaskuler (hipertensi).
3 Selain itu juga pada responden
perempuan mempunyai faktor resiko lain
yang mendukung mempermudah
terjadinya hipertensi seperti genetik (11),
obesitas (7) dan stres (15).
Genetik
Menunjukkan responden yang tidak ada genetik
sebanyak 34 orang (61,8% ) lebih besar dari
pada responden yang ada genetik sebanyak 21
orang (38,2% ).
Ini menjelaskan bahwa faktor genetikbukanlah
satu-satunya faktor resiko terjadinya hipertensi.
Hal ini karena :
pada lansia yang tidak ada genetik (keturunan)
mempunyai faktor resiko lain yang lebih banyak
dari pada lansia yang ada genetik seperti faktor
stres (22), merokok (13), dan alkohol (10) dan
lansia yang berusia 75-90 tahun (19).
Obesitas
 Menunjukkan responden yang tidak obesitas
sebanyak 42 orang (76,4%) lebih besar dari
pada responden yang obesitas sebanyak 13
orang (23,6%).
 Ini karena :
1 Pada lansia yang tidak obesitas
mempunyai faktor resiko yang lebih besar
dari pada lansia yang obesitas seperti
merokok (19), stres(23), genetik (17) dan
alkohol (15) sehingga dapat mempercepat
timbulnya hipertensi
2 Perubahan lingkungan maupun kondisi
kesehatan, pada perubahan kesehatan
meliputi gangguan nafsu makan atau selera,
gangguan mengunyah, malabsorpsi dan
alkoholisme.
Aktifitas fisik
 Menunjukkan responden yang
mempunyai aktifitas teratur sebanyak 45
orang (81,8%) lebih besar dari pada
responden yang mempunyai aktifias fisik
tidak teratur sebanyak 10 orang ( 8,2%).
 Ini disebabkan :
1. Lansia yang aktifitas fisik teratur
mempunyai faktor resiko lain yang lebih
banyak dari yang tidak teratur
seperti stres (24), obesitas(10),
merokok(20) dan alkohol (15).
2. Pada lansia terjadi penurunan jumlah sel-
sel otot jantung sehingga fungsi jantung
juga mengalami penurunan apalagi
ditambah dengan adanya aktifitas yang
banyak maka jantung harus berkerja lebih
keras dari biasanya sehingga
mempengaruhi tekanan darah pada lansia
terutama sistoliknya dimana lebih cepat
dari pada orang usia muda.
Alkohol
Menunjukkan responden yang tidak pernah
mengkonsumsi alkohol sebanyak 38 orang
(69,1%) lebih besar dari pada yang pernah
mengkonsumsi alkohol sebanyak 17 orang
( 30,9%).
Hal ini disebabkan lansia yang tidak
mengkonsumsi alkohol lebih banyak dan ada
faktor resiko lain berperan dalam meningkatkan
tekanan darah pada lansia seperti obesitas
sebanyak 11 orang, stres sebanyak 18 orang,
genetik sebanyak 14 orang dan umur 75-90
tahun sebanyak 21 orang.
Merokok
 Menunjukkan responden yang tidak pernah merokok
sebanyak 32 orang (58,2%) lebih besar dari yang
pernah merokok sebanyak 23 orang (41,8%).
 Hal ini disebabkan :
1 Lansia yang tidak pernah merokok mempunyai
faktor resiko lain yang lebih tinggi seperti
obesitas (9), stres(16), genetik (11)dan lebih banyak
pada lansia perempuan (28).
2 Pada lansia perempuan terjadi penurunan HDL
atau kolesterol baik yang merupakan faktor resiko
penting pada lansia yang disebabkan karena
menopause
3 Selain itu juga stres dapat memicu
pengeluran hormon norepinefrin yang
dapat berakibat mempercepat kontraksi
sehingga suplay darah ke otot jantung
terganggu.
Stres
 Menunjukkan responden yang ada
mengalami stres sebanyak 30 orang
(54,5%) lebih besar dari yang tidak
mengalami stres sebanyak 25 orang
(45,5%).
 Ini karena ;
1. Stres peningkatan aktifitas saraf simpatis
mengeluarkan norepinefrin ( besar pembuluh darah)
berikatan reseptor alfa sel-sel otot polos berkontraksi
sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan
meningkatkan TPR tekanan darah juga meningkat
2. Selain itu juga lansia yang mengalami stres mempunyai
faktor resiko lain yang mempermudah timbulnya
hipertensi seperti obesitas (7), alkohol (11) dan
merokok (14).
KESIMPULAN
– Dari 98 orang populai lansia di PSTW
memperlihatkan kaus hipertensi cukup
banyak yaitu berjumlah 55 orang.
– Gambaran hipertensi berdasarkan golongan
umur di PSTW lebih banyak golongan umur
75-90 tahun dari golongan umur 60-74
tahun.
– Gambaran hipertensi berdasarkan jenis
kelamin di PSTW lebih banyak jenis kelamin
perempuan dari jenis kelamin laki-laki.
– Gambaran hipertensi berdasarkan genetik di
PSTW lebih banyak tidak ada genetik dari
ada genetik.
– Gambaran hipertensi berdasarkan obesitas
di PSTW lebih banyak tidak obesitas dari ada
obesitas.
– Gambaran hipertensi berdasarkan aktifitas
fisik di PSTW lebih banyak aktifitas fisik
teratur dari aktifitas fisik tidak teratur.
– Gambaran hipertensi berdasarkan alkohol di
PSTW lebih banyak tidak mengkonsumsi
alkohol dari mengkonsumsi alkohol..
– Gambaran hipertensi berdasarkan merokok
di PSTW lebih banyak tidak pernah merokok
dari pernah merokok.
– Gambaran hipertensi berdasarkan stres di
PSTW lebih banyak ada stres dari tidak ada
stres.
SARAN
- Agar pihak Instansi Panti Sosial Tresna
Werdha Mabaji Kabupaten Gowa lebih
memperhatikan kesehatan para lansia
yakni seminggu sekali mengontrol
kesehatan para lansia dan
memperhatikan faktor stres yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Umur, jenis kelamin dan genetik tidak
dapat di intervensi sehingga diharapkan
adanya adaptasi terhadap stres
sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan lansia.
– Demi meningkatkan keilmuan dan mutu
asuhan keperawatan yang diberikan,
diharapkan diperhatikan pengembangan
informasi khususnya tentang faktor-faktor
yang erat hubungannya terhadap terjadinya
hipertensi. Sehingga baik masyarakat
khususnya lansia dan perawat atau pekerja
sosial sebagai pemberi pelayanan mendapat
kepuasaan masing-masing.
– Melihat masih tingginya kasus hipertensi di
PSTW Gau Mabaji Kabupaten Gowa dapat
dilakukan penelitian ulang bagi peneliti yang
berminat sehingga menurunkan morbilitas
hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai