Anda di halaman 1dari 30

o Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial

Tresna werdha Gau Mabaji Kabupaten


Gowa mulai dari tanggal 4 Mei 2007
sampai dengan 11 Mei 2007.
o Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling . Banyaknya
sampel yang digunakan sebanyak 55
orang.
o Data primer diambil melalui teknik
wawancara berstruktur dan observasi
langsung yang dilakukan pada responden.
Hasil penelitian
o Distribusi Umur
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Umur
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa
Jumlah
Umur n %
No

1 60 – 74 tahun 24 43,6
2 75 – 90 tahun 31 56,4
Total 55 100
Sumber: Data primer 2007
o Distribusi Jenis kelamin
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa

Jumlah
No Jenis Kelamin
n %
1 Laki-laki 25 45,5
2 Perempuan 30 54,5
Total 55 100
Sumber: Data primer 2007
o Distribusi Genetik
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Genetik
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa

Jumlah
No Genetik
n %
1 Ada 21 38,2
2 Tidak 34 61,8
Total 55 100
Sumber : Data primer 2007
o Distribusi Obesitas
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Obesitas
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa
Jumlah
N
Obesitas n %
o

1 Ada 13 23,6
2 Tidak 42 76,4

Total 55 100
Sumber: Data primer 2007
o Distribusi aktifitas fisik

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Aktifitas Fisik
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa
Jumlah
N
Aktifitas Fisik n %
o

1 Teratur 45 81,8
2 Tidak teratur 10 18,2
Total 55 100
Sumber: Data primer 2007
o Distribusi alkohol
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan AlKohol
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa

Jumlah
No Alkohol
n %
1 Pernah 17 30,9
2 Tidak Pernah 38 69,1
Total 55 100
Sumber: Data primer 2007
o Distibusi merokok
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Merokok
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa

Jumlah
N
Merokok n %
o

1 Pernah 23 41,8
2 Tidak Pernah 32 58,2
Total
Sumber: Data primer 2007
55 100
o Distribusi stres
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Berdasarkan Stres
Di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Kabupaten Gowa

Jumlah
N
Stres n %
o

1 Ada 30 54,5
2 Tidak 25 45,5
Total
Sumber: Data primer 2007 55 100
PEMBAHASAN PENELITIAN

Umur
 Jumlah lansia yang hipertensi berdasarkan umur
menunjukkan bahwa golongan umur 75-90 tahun
sebanyak 31 orang (56,4%) lebih besar dibandingkan
dengan golongan umur 60-74 tahun sebanyak 24 orang
(43,6%).
 Hal ini mungkin disebabkan :
1. Umur salah satu faktor resiko hipertensi
dimana pada lansia jumlah sel-sel pada jantung
penurunan menurunnya kekuatan otot jantung
( ventrikel kiri) kemampuan jantung memompa
darah tubuh menurun
2. Berkurangnya elastisitas pembuluh darah
memacu jantung untuk bekerja lebih keras
3. Nefron atrofi aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50% pengaktifan baroreseptor ginjal
perangsangan pelepasan renin & pembentukan
angiotensin II meningkatkan TPR tekanan
darah juga meningkat.
4. Adapun juga faktor lain yang membantu terjadinya
hipertensi seperti genetik(12), alkohol (10), stres
(20), merokok (13).
Jenis kelamin
 Jumlah lanjut usia yang hipertensi berdasarkan jenis
kelamin menunjukkan bahwa responden perempuan
sebanyak 30 orang (54,5%) lebih besar dari responden
laki-laki sebanyak 25 orang (45,5% ). Dalam penelitian
didapatkan jumlah perempuan lebih banyak
 Hal ini mungkin disebabkan :
1 Dipengaruhi perubahan hormon menopause
hormon estrogen mengalami penurunan
HDL menurun &LDL meningkat LDL membawa
lemak ke sel tubuh (sel endotel arteri) kolesterol
dilepaskan ke dalam sel pembentukan radikal-
radikal bebas kerusakan pada sel-sel endotel
aterosklerosis peningkatan resiko penyakit
kardiovaskuler (hipertensi).
2 Selain itu juga pada responden
perempuan mempunyai faktor resiko lain
yang mendukung mempermudah
terjadinya hipertensi seperti genetik (11),
obesitas (7) dan stres (15).
Genetik
 Jumlah lansia yang hipertensi berdasarkan klasifikasi
ada tidaknya genetik menunjukkan bahawa responden
yang tidak ada genetik sebanyak 34 orang (61,8% )
lebih besar dari pada responden yang ada genetik
sebanyak 21 orang (38,2% ).
 Hal ini kemungkinan karena :
1. Pada lansia yang mempunyai orang tua atau
keluarga dekat yang hipertensi berjumlah sedikit dari
pada lansia yang tidak mempunyai keluarga atau
orang tua yang hipertensi.
2. Selain itu juga mungkin pada lansia yang tidak
ada genetik atau keturunan mempunyai faktor resiko
lain yang lebih banyak dari pada lansia yang ada
genetik seperti faktor stres (22), merokok (13), dan
alkohol (10) dan lansia yang berusia 75-90 tahun (19).
 Jadi sekalipun responden yang
mempunyai faktor genetik tetapi
mempunyai gaya hidup yang baik atau
tidak ada faktor pencetus maka untuk
terjadi hipertensi semakin rendah.
Obesitas
 Jumlah lansia yang hipertensi berdasarkan klasifikasi
ada tidaknya obesitas menunjukkan bahwa responden
yang tidak obesitas sebanyak 42 orang (76,4%) lebih
besar dari pada responden yang obesitas sebanyak 13
orang (23,6%).
 Hal ini kemungkinan karena :
1 Pada lansia yang tidak obesitas mempunyai
faktor resiko yang lebih besar dari pada lansia yang
obesitas seperti merokok (19), stres(23), genetik (17)
dan alkohol (15) sehingga dapat mempercepat
timbulnya hipertensi
2 Selain itu juga mungkin karena perubahan
lingkungan maupun kondisi kesehatan, pada
perubahan kesehatan meliputi gangguan nafsu
makan atau selera, gangguan mengunyah,
malabsorpsi dan alkoholisme.
 Jadi hipertensi tidak hanya dipengaruhi
oleh faktor obesitas tetapi ada juga faktor
resiko lain yang memegang peranan
penting seperti stres, merokok, genetik
dan alkohol
Aktifitas fisik
 Jumlah lansia yang hipertensi berdasarkan klasifikasi
aktifitas fisik yang teratur dan tidak teratur
menunjukkan bahwa responden yang mempunyai
aktifitas teratur sebanyak 45 orang (81,8%) lebih besar
dari pada responden yang mempunyai aktifias fisik
tidak teratur sebanyak 10 orang ( 18,2%).
 Dimana aktifitas yang selalu dilakukan adalah jalan
pagi, mengikuti senam poco-poco dan masih dapat
mencuci pakaian maupun membersihkan rumah
sendiri.
 Hal ini dimungkin disebabkan :
1. Lansia yang aktifitas fisik teratur mempunyai
faktor resiko lain yang lebih banyak dari yang tidak
teratur seperti stres (24), obesitas(10), merokok(20)
dan alkohol (15).
2. Selain itu juga mungkin karena pada
lansia terjadi penurunan jumlah sel-sel
otot jantung sehingga fungsi jantung juga
mengalami penurunan apalagi ditambah
dengan adanya aktifitas yang banyak
maka jantung harus berkerja lebih keras
dari biasanya sehingga mempengaruhi
tekanan darah pada lansia terutama
sistoliknya dimana lebih cepat dari pada
orang usia muda.
Alkohol
 Jumlah lansia yang hipertensi berdasarkan
klasifikasi pernah tidaknya mengkonsumsi
alkohol menunjukkan bahwa responden yang
tidak pernah mengkonsumsi alkohol sebanyak
38 orang (69,1%) lebih besar dari pada yang
pernah mengkonsumsi alkohol sebanyak 17
orang ( 30,9%).

Hal ini mungkin disebabkan karena lansia yang


tidak mengkonsumsi alkohol lebih banyak dan
ada faktor resiko lain berperan dalam
meningkatkan tekanan darah pada lansia seperti
obesitas sebanyak 11 orang, stres sebanyak 18
orang, genetik sebanyak 14 orang dan umur 75-
90 tahun sebanyak 21 orang.
Merokok
 Jumlah lansia yang hipertensi berdasarkan klasifikasi
pernah tidaknya merokok menunjukkan bahwa
responden yang tidak pernah merokok sebanyak 32
orang (58,2%) lebih besar dari yang pernah merokok
sebanyak 23 orang (41,8%).
 Hal ini kemungkinan disebabkan :
1 Lansia yang tidak pernah merokok mempunyai
faktor resiko lain yang lebih tinggi seperti obesitas(9),
stres(16), genetik (11)dan lebih banyak pada
lansia perempuan (28).
2 Pada lansia perempuan terjadi penurunan HDL
atau kolesterol baik yang merupakan faktor resiko
penting pada lansia yang disebabkan karena
menopause
3 Selain itu juga stres dapat memicu
pengeluran hormon norepinefrin yang
dapat berakibat mempercepat kontraksi
sehingga suplay darah ke otot jantung
terganggu.
Stres
 Jumlah lansia yang hipertensi berdasarkan
klasifikasi ada tidaknya stres menunjukkan
bahwa responden yang ada mengalami stres
sebanyak 30 orang (54,5%) lebih besar dari
yang tidak mengalami stres sebanyak 25
orang (45,5%).
 Dimana pada lansia didapat selalu merasa
pusing atau sakit kepala, ketegangan di leher,
bahu dan punggung, selain itu juga lansia
selalu merasa gangguan tidur dimana pada
malam hari terbangun dan tidak dapat tidur
kembali
 Hal ini mungkin karena ;
1. Stres peningkatan aktifitas saraf simpatis
mengeluarkan norepinefrin ( besar pembuluh darah)
berikatan reseptor alfa sel-sel otot polos berkontraksi
sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan
meningkatkan TPR tekanan darah juga meningkat
2. Selain itu juga lansia yang mengalami stres mempunyai
faktor resiko lain yang mempermudah timbulnya
hipertensi seperti obesitas (7), alkohol (11) dan
merokok (14).
KESIMPULAN
– Kasus hipertensi di PSTW Gau Mabaji
Kabupaten Gowa cukup banyak dimana dari
98 jumlah populasi lansia yang hipertensi
berjumlah 55 orang.
– Karakteristik hipertensi berdasarkan
golongan umur di PSTW Gau Mabaji
Kabupaten Gowa lebih banyak golongan
umur 75-90 tahun dari golongan umur 60-74
tahun.
– Karakteristik hipertensi berdasarkan jenis
kelamin di PSTW Gau Mabaji Kabupaten
Gowa lebih banyak jenis kelamin
perempuan dari jenis kelamin laki-laki.
– Karakteristik hipertensi berdasarkan genetik
di PSTW Gau Mabaji Kabupaten Gowa lebih
banyak tidak ada genetik dari ada genetik.
– Karakteristik hipertensi berdasarkan
obesitas di PSTW Gau Mabaji Kabupaten
Gowa lebih banyak tidak obesitas dari ada
obesitas.
– Karakteristik hipertensi berdasarkan aktifitas
fisik di PSTW Gau Mabaji Kabupaten Gowa
lebih banyak aktifitas fisik teratur dari
aktifitas fisik tidak teratur.
– Karakteristik hipertensi berdasarkan alkohol
di PSTW Gau Mabaji Kabupaten Gowa lebih
banyak tidak mengkonsumsi alkohol dari
mengkonsumsi alkohol..
– Karakteristik hipertensi berdasarkan
merokok di PSTW Gau Mabaji Kabupaten
Gowa lebih banyak tidak pernah merokok
dari pernah merokok.
– Karakteristik hipertensi berdasarkan stres di
PSTW Gau Mabaji Kabupaten Gowa lebih
banyak ada stres dari tidak ada stres.
SARAN
- Agar pihak Instansi Panti Sosial Tresna
Werdha Mabaji Kabupaten Gowa lebih
memperhatikan kesehatan para lansia
dimana seminggu sekali mengontrol
kesehatan para lansia dan
memperhatikan faktor stres yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Umur, jenis kelamin dan genetik tidak
dapat di intervensi sehingga diharapkan
adanya adaptasi terhadap stres
sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan lansia.
– Demi meningkatkan keilmuan dan mutu
asuhan keperawatan yang diberikan,
diharapkan diperhatikan pengembangan
informasi khususnya tentang faktor-faktor
yang erat hubungannya terhadap terjadinya
hipertensi. Sehingga baik masyarakat
khususnya lansia dan perawat atau pekerja
sosial sebagai pemberi pelayanan
mendapat kepuasaan masing-masing.
– Melihat masih tingginya kasus hipertensi di
PSTW Gau Mabaji Kabupaten Gowa dapat
dilakukan penelitian ulang bagi peneliti yang
berminat sehingga menurunkan morbilitas
hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai