Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang yaitu

adanya kemajuan di bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga

dapat meningkatkan kesehatan penduduk serta meningkatkan

harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia

lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat. 1

Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia (lansia)

diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan

diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. 1

Adapun lanjut usia dari total populasi Amerika Serikat terus

tumbuh lebih cepat dibanding populasi lainnya. Proyeksi biro sensus

Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada tahun 2030 akan terdapat

lebih banyak lanjut usia di atas 65 tahun (22%) dibanding usia 18

tahun (21%) dimana diperkirakan tahun 2010 terdapat 40,1 juta lanjut

usia. Dengan adanya peningkatan populasi lanjut usia berarti lebih

banyak orang sangat tua. 2

Di masa datang jumlah lanjut usia di Indonesia semakin

bertambah. Tahun 1990 jumlah lanjut usia 6,3% atau (11,3 juta orang),

pada tahun 2015 jumlah lanjut usia diperkirakan mencapai 24,5 juta
2

orang dan akan melewati jumlah balita pada saat itu diperkirakan

mencapai 18,8 juta orang. Tahun 2020 jumlah lanjut usia di Indonesia

diperkirakan akan mencapai urutan ke 6 terbanyak di dunia dan

melebihi jumlah lansia di Brazil, Meksiko dan Negara Eropa. 3

Secara individu, pada usia di atas 50 tahun terjadi proses

penuaan secara alamiah. Hal ini dapat menimbulkan masalah fisik,

mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola

perekonomian dari pertanian ke industri, maka pola penyakit juga

bergeser dari penyakit menular ke penyakit tidak menular

(degeneratif). 1

Menurut survei di Amerika Serikat pada tahun 2006 90%

kematian disebabkan oleh penyakit degeneratif (hipertensi, diabetes

melitus, penyakit jantung koroner, stroke dan gagal ginjal). Di

Indonesia tren penyakit degeneratif juga meningkat bahkan tidak

hanya menyerang usia tua tetapi datang juga pada usia muda dan

produktif. Penyakit hipertensi sering disebut the silent diasease,

umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi

sebelum memeriksa tekanan darahnya. 4

Penyebab kematian karena penyakit jantung pembuluh darah

(kardiovaskuler) dan tuberkulosa pada saat ini menempati urutan

pertama pada kelompok lansia, selanjutnya kanker dan ketiga stroke. 1


3

Masalah kardiovaskuler yang sering dihubungkan dengan

penuaan adalah hipertensi, angina pektoris, infark miokardium dan

cedera serebrovaskuler. 5

Hipertensi adalah diagnosa ketika pengukuran darah dengan

diastolik 90 mmHg atau sistolik 140 mmHg atau lebih muncul berulang

kali. 5

Di banyak negara saat ini, prevalensi hipertensi meningkat sejalan

perubahan gaya hidup. Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan

masyarakat dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak

ditanggulangi, dimana hipertensi adalah salah satu penyebab

kematian nomor satu secara global. 6

Begitu juga pada lanjut usia, hipertensi menjadi masalah karena

sering ditemukan dan menjadi faktor utama stroke, payah jantung dan

penyakit jantung koroner. Lebih dari separuh kematian di atas usia 60

tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskuler. 1

Secara umum prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun

pada tahun 2004 berkisar antara 15-20%. Survei di pedesaan Bali

(2004) menemukan prevalensi pria sebesar 46,2% dan 53,9% pada

wanita sedangkan pada Amerika Serikat prevalensi tahun 2005 adalah

21,7%.6 Adapun laporan bulanan data kesakitan Dinas kesehatan Kota

Makassar tahun 2006 dimana penyakit hipertensi berjumlah 45129

(5,92%) dan menempati urutan ke 6 dari 10 penyakit terbesar di

Makassar. 23
4

Penyakit hipertensi adalah penyakit yang timbul akibat adanya

interaksi dari berbagai faktor resiko antara lain: umur, jenis kelamin,

obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan garam, merokok, aktivitas

fisik, penyakit ginjal dan diabetes melitus. Oleh karena itu penyakit

hipertensi timbul karena adanya interaksi dari berbagai faktor yang

telah disebutkan, faktor mana yang lebih berpengaruh atau berperan

terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti. 7,8

Adapaun data yang diperoleh peneliti dari Panti Sosial Tresna

Werdha Gau Mabaji Kab Gowa dimana penyakit hipertensi pada tahun

2006 berjumlah 66 orang dari 101 jumlah lansia dan menduduki

peringkat ke 2 dari 24 distribusi penyakit di Panti Sosial Tresna

Werdha ( PSTW ) Gau Mabaji Kabupaten Gowa.

Oleh karena itu berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti

tertarik untuk mengetahui gambaran faktor resiko hipertensi pada

lanjut usia di PSTW Gau Mabaji Kabupaten Gowa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di

atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

“bagaimanakah gambaran faktor resiko hipertensi pada lansia di Panti

Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Kabupaten Gowa?”.


5

C. Tujuan Penelitian

1 Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

mendapatkan gambaran faktor resiko hipertensi pada lanjut usia di

PSTW Gau Mabaji Kabupaten Gowa.

2 Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran umur dengan hipertensi pada lansia .

b. Mengetahui gambaran obesitas dengan hipertensi pada lansia.

c. Mengetahui gambaran alkohol dengan hipertensi pada lansia.

d. Mengetahui gambaran stres dengan hipertensi pada lansia.

e. Mengetahui gambaran merokok dengan hipertensi pada lansia.

f. Mengetahui gambaran aktifitas fisik dengan hipertensi pada

lansia.

g. Mengetahui gambaran jenis kelamin dengan hipertensi pada

lansia.

h. Mengetahui gambaran genetik dengan hipertensi pada lansia.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi profesi perawat

Sebagai bahan masukan untuk profesi perawat dalam memberikan

perawatan kepada lansia.


6

2. Bagi instansi PSTW Gau Mabaji Kabupaten Gowa

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi yang

dapat membantu tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan

yang optimal kepada lansia khususnya di PSTW Gau Mabaji

Kabupaten Gowa.

3. Bagi pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

4. Bagi peneliti

Sebagai pengalaman yang sangat berharga dan dapat menambah

wawasan peneliti mengenai karakterstik faktor resiko penyakit

hipertensi pada lansia.

Anda mungkin juga menyukai