(Diabetes Mellitus)
DISUSUN
(183313010064)
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Serta saya mengucapkan
terima kasih kepada dosen saya yang telah memberikan tugas ini kepada saya
sehingga saya dapat memahami tentang “Masalah Kesehatan Reproduksi Lansia
(Diabetes Mellitus)”
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Saya
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun saya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 3
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5
2.1 Pengertian........................................................................................................ 5
2.2 Tipe Diabetes Mellitus.................................................................................... 5
2.3 Faktor Penyebab Diabetes Mellitus Pada Lansia............................................ 6
2.4 Tanda dan Gejala Yang Timbul Bagi Lansia Penderita Diabetes Mellitus..... 9
2.5 Komplikasi......................................................................................................10
2.6 Penatalaksanaan / Penanggulangan.................................................................10
2.7 Pencegahan Diabetes Mellitus.........................................................................11
2.8 Cara Mengobati Diabetes Melitus..................................................................13
Daftar Pustaka.......................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana
seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai usia seorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang
menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun, sebagai usia
yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung
secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
1
Peningkatan Jumlah Lansia di Indonesia
Tahun Jumlah Lansia Persentase
1980 7.998.543 5,45
1990 12.700.000 6,56
2000 23.992.552 9,77
2020 28.822.879 11,34
Pada umumnya yang mendasari penyakit saat lanjut usia adalah sisa
penyakit pada waktu muda ataupun penyakit akibat kebiasaan di masa lalu seperti
merokok, minum alkohol, serta penyakit tertentu yang mudah menyerang saat usia
lanjut. Oleh karena itu pada saat usia lanjut diperlukan perhatian khusus dan
pelayanan-pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia di
masa depan sehingga para lansia dapat hidup dengan sehat, produktif, mandiri dan
sejahtera lahir dan batin.
Diabetes mellitus tipe 2 adalah suatu penyakit kronik yang ditandai dengan
hiperglikemia akibat dari terjadinya resistensi tubuh terhadap efek insulin yang
diproduksi oleh sel beta pankreas. Diabetes mellitus tipe 2 (diabetes mellitus non-
dependen insulin) merupakan diabetes onset dewasa yang terjadi pada sekitar 80% pasien
yang mengidap diabetes mellitus. Prevalensi DM tipe 2 meningkat pada lanjut usia.
2
Peningkatan jumlah penderita DM tipe 2 ini dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya adalah genetika, gaya hidup, usia, obesitas dan aktifitas fisik yang kurang.
Berdasarkan data Riskesdas Tahun 2013, prevalensi diabetes pada kelompok usia 45–54
tahun sebesar 3,3%, 55–64 tahun 4,8%, 65–74 tahun 4,2% dan >75 tahun sebesar
2,8% (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Menurut Rizvi (2009) orang dewasa
berusia 60 tahun dan lebih tua akan menempati dua per tiga populasi diabetes
pada tahun 2025.
Distribusi Frekuensi dari 100 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin lansia
penderita DM tipe 2
No Jenis kelamin F %
1 Laki-Laki 36 36
2 Perempuan 64 64
Tota 100 100
l
Berdasarkan kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa penderita Lansia yang
mengalami DM adalah Lanjut Usia (elderly) dengan umur 60-74 tahun.
1.3 Tujuan
3
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB II
4
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
5
dijumpai pada orang yang tidak gemuk berusia kurang dari 30 tahun, dengan
perbandingan laki-laki sedikit lebih banyak daripada wanita. Karena insidens
diabetes tipe I memuncak pada usia remaja dini, maka dahulu bentuk ini disebut
sebagai diabetes juvenile. Namun, diabetes tipe I dapat timbul pada segala usia.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasiional terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap
diabetes.Sekitar 50% wanita pengidap kelainan ini akan kembali ke status
nondiabetes setelahkehamilan berakhir. Namun, risiko mengalami diabetes tipe II
pada waktu mendatang lebih besar daripada normal.
a. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapimewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arahterjadinya DM tipe I. Kecenderungan
genetik ini ditemukan padaindividu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
6
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormaldimana antibodi terarah pada
jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olahsebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulauLangerhans
dan insulin endogen.c. Faktor lingkunganVirus atau toksin tertentu dapat memicu proses
otoimun yangmenimbulkan destruksi selbeta. (Price,2005)
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dangangguan sekresi insulin
pada diabetes tipe II masih belum diketahui.Faktor genetik memegang peranan dalam
proses terjadinya resistensiinsulin.
Faktor resiko:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65thSekitar 90% dari
kasus diabetes yangdidapati adalah diabetes tipe 2. Pada awlanya, tipe 2 muncul seiring
dengan bertambahnya usiadimana keadaan fisik mulai menurun.
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
7
b. ibu mengalami/menderita DM saat hamilKlasifikasi DM dengan Kehamilan menurut
Pyke:
Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul padawaktu hamil dan
menghilang setelah melahirkan.
Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejaksebelum hamil dan berlanjut
setelah hamil.
Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit pembuluh
darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pemburuh darah panggul dan pembuluh darah
perifer.
Pada saat seorang wanita hamil, ada beberapa hormon yang mengalami peningkatan
jumlah. Misalnya,hormon kortisol, estrogen, dan human placental lactogen
(HPL).Ternyata, saat hamil, peningkatan jumlah hormon-hormon tersebutmempunyai
pengaruh terhadap fungsi insulin dalam mengatur kadargula darah (glukosa). Kondisi ini
menyebabkan kondisi yang kebal terhadap insulin yang disebut sebagai insulin resistance.
Saat fungsiinsulin dalam mengendalikan kadar guladalam darah terganggu, jumlah gula
dalam darah pasti akan naik. Hal inilah yang kemudianmenyebabkan seorang wanita
hamil menderita diabetes gestasional.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan penyebab diabetes mellitus pada lansia
(Jeffrey) :
1. Umur yang berkaitan dengan penurunan fungsi sel pankreas dan sekresi insulin.
2. Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin akibat kurangnya massa otot dan
perubahan vaskuler.
3. Obesitas, banyak makan.
4. Aktivitas fisik yang kurang
5. Penggunaan obat yang bermacam-macam.
6. Keturunan
7. Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress
2.4 Tanda dan Gejala Yang Timbul Bagi Lansia Penderita Diabetes Mellitus
8
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM
lansia umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah
keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga
gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan
komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan
penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot
(neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan
lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering
ditemukan adalah :
Katarak Neuropati viseral
Glaukoma Amiotropi
Retinopati Ulkus Neurotropik
Gatal seluruh badan Penyakit ginjal
Pruritus Vulvae Penyakit pembuluh darah
Infeksi bakteri kulit perifer
Infeksi jamur di kulit Penyakit koroner
Dermatopati Penyakit pembuluh darah
Neuropati perifer otak
Hipertensi
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien
DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut.
Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan
9
timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi,
kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang
biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat
banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi
sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan
dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.
2.5 Komplikasi
1. Makroangiopati (aterosklerosis), mikroangiopati, dan neuropati.
2. Koma hiperosmolaritas dimana glukosa darah didapatkan sangat tinggi (>600
mg/dL)
3. Hipernatremia, osmolaritas tinggi (>350 m Osm/L)
10
3. Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah tidak terlalu tinggi
(200-220 mg/dl) post prandial dan tidak sampai normal betul karena
bahaya terjadinya hipoglikemia.
Mengendalikan glukosa darah dan berat badan sambil menghindari resiko
hipoglikemia.
1. Pencegahan Primer
Tindakan yang dilakukan pada pencegahan primer agar tidak timbul DM meliputi :
2. Pencegahan Sekunder
Bila sudah ada DM, maka yang harus dilakukan adalah pengobatan diabetes agar
tidak timbul komplikasi, dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk tujuan:
Orang dengan diabetes bisa berolahraga, makan dan minum seperti orang lain
tanpa diabetes dengan sedikit pengaturan. Kadar gula darah yang tinggi dalam
waktu yang lama, merupakan awal perjalanan terjadinya komplikasi, disamping
11
menimbulkan keluhan-keluhan yang sangat mengganggu seperti sering kencing,
haus, lapar dan berat badan turun. Oleh karena itu, tindakan pertama yang harus
selalu diupayakan ialah menurunkan kadar gula darah.
Secara garis besar upaya menurunkan gula darah dalam pencegahan sekunder
meliputi:
3. Pencegahan Tersier
Usaha pencegahan tersier dilakukan bila komplikasi telah terjadi, untuk mencegah
agar tidak terjadi bila komplikasi berlanjut, antara lain:
12
Ginjal : pemeriksaan urin dan fungsi ginjal untuk mendeteksi adanya kebocoran
protein
Kaki : pemeriksaan dan perawatan kaki secara berkala
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada kelompok usia lansia komplikasi DM tipe 2 akan lebih cepat terlihat
dibandingkan dengan kelompok usia yang lain. Faktor yang dapat memicu kondisi
tersebut karena secara fisiologis sudah terdapat penurunan fungsi berbagai organ pada
lansia, penurunan respon tubuh terhadap terapi, kondisi stress yang berhubungan dengan
kondisi kesehatannya juga dapat memicu penurunan imunitas tubuh.
3.2 Saran
Perlu nya pengarahan terhadap lansia tentang pola gaya hidup yang baik dan
benar serta diharapkan para lansia mengetahui tanda dan gejala ringan dari
penyakit Diabetes tersebut sehingga para penderita dapat langsung segera
mengobati nya tanpa harus mengalami kejadian kronis dari diabetes baru lansia
tersebut mengobatinya, sebaiknya cek sedini mungkin sebelum bertambah parah.
14
Daftar Pustaka
Aprillia, V., Afandi, D., Nurlisis, L., & Damayanti, I. P. (2019, Oktober). Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Tahun 2019.
Excellent Midwifery Journal, 2(2), 79-87.
15