Anda di halaman 1dari 50

Program

Penanggulangan
Penyakit Hipertensi
Kelompok 8
Dinar Olympia Primayawesti 1906350225
Martha Yospina Dusay 1906440536
Nafikhatul Khikmah 1906292502
OUTLINE

01. Aspek Klinis 02. Aspek Epidemiologi

03. Program Penanggulangan 04. Apresiasi, Kritik, dan Saran


01.
Aspek Klinis
Definisi Hipertensi
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
adalah suatu peningkatan tekanan
darah di dalam arteri. Suatu
keadaan di mana tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg.
Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC8

Joint National Committe on Prevention Detection, Evaluation,and Treatment or High Pressure VII/JNC - VII,
2003
Etiologi Hipertensi

Hipertensi Primer Hipertensi


(Esensial) Sekunder
Terjadi pada sekitar 90% Hipertensi yang diketahui
penderita hipertensi, penyebabnya, di
penyebabnya tidak diketahui. antaranya kelainan
Beberapa perubahan pada pembuluh darah ginjal,
jantung dan pembuluh darah gangguan kelenjar tiroid
kemungkinan bersama-sama (hipertiroid), dan penyakit
menyebabkan meningkatnya kelenjar adrenal
tekanan darah
Patogenesis Hipertensi
Tanda dan Gejala

Sakit kepala Kelelahan

Mimisan Mual muntah

Perubahan penglihatan Kebingungan

Kecemasan
Telinga berdengung
Nyeri dada
Irama jantung tidak
teratur Tremor otot
Treatment

Merubah pola hidup Obat - obatan


penderita
● Diuretik membantu
● Menurunkan berat badan membuang kelebihan air
hingga batas ideal dan garam
● Merubah pola makan ● Angiotensin converting
● Mengurangi pemakaian enzym menurunkan
garam < 2,3 gram natrium tekanan darah dengan
- 6 gram natrium cara melebarkan arteri
● Olahraga aerobik yg tidak ● Penghambat adrenergik
terlalu barat terdiri dari
● Berhenti merokok alfa-blocker,beta blocker,
dan alfa-beta-blocker
labetalol yang
menghambat sistem saraf
simpatik.
Komplikasi

● Hilangnya penglihatan ● Penyakit jantung


● Sindrom metabolik ● Serangan jantung
● Gangguan ingatan ● Gagal jantung
● Penyakit ginjal ● Dimensia vaskular
● Aneurisma otak
● Penyakit arteri perifer
● Stroke hemoragik

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik and illustrations
Prognosis
Prognosis hipertensi bergantung
pada kontrol tekanan darah.
Prognosis lebih baik pada pasien
dengan tekanan darah yang
terkontrol. Sementara itu, kenaikan
tekanan darah sistolik dan diastolik
justru meningkatkan risiko kematian
dari penyakit jantung atau stroke.
02.
Aspek
Epidemiologi
You can enter a subtitle
here if you need it
Data Global
Menurut WHO (2021), diperkirakan sebanyak 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79
tahun di seluruh dunia menderita hipertensi, dan sebagian besar (dua pertiga)
tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) mengestimasikan


saat ini prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia.
Dari sejumlah penderita tersebut, hanya kurang dari seperlima yang melakukan
upaya pengendalian terhadap tekanan darah yang dimiliki.
Data Global

AFRIKA (27%) AMERIKA (18%)

PASIFIK BARAT (19%)


ASIA TENGGARA
(25%)

MEDITERANIA
TIMUR (26%) EROPA (23%)
Data Nasional
Menurut Kelompok Umur

Riskesdas 2018; Badan Litbangkes,


Kementerian Kesehatan RI, 2019
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018

31% 18-34 tahun

35-44 tahun
13%

55-64 tahun
45 %
55%
45-54 tahun

Tertinggi di kalimantan Terendah di Papua 22%


selatan 44%
Faktor Risiko

Umur Jenis Kelamin Genetik


Bertambah usia, terutama Pria berisiko lebih tinggi, Memiliki riwayat
di atas 65 tahun namun wanita berisiko lebih keturunan hipertensi
tinggi setelah menopause

Merokok Konsumsi Garam Berlebih Obesitas


Zat kimia seperti nikotin Meningkatnya kadar natrium Obesitas meningkatkan
memicu kerja jantung dapat meningkatkan tekanan resistensi pembuluh
lebih cepat darah darah sistemik
Faktor Risiko

Diet Rendah Serat Kurang Aktivitas Fisik Konsumsi Alkohol

Dislipidemia Stres
Upaya Preventif Pencegahan Primer
Pencegahan hipertensi dilakukan dengan
menghindari faktor yang meningkatkan
risiko hipertensi. Pencegahan primer yang
dapat dilakukan di antaranya:

● Memeriksa kesehatan secara rutin


● Tidak merokok
● Memperbanyak aktivitas fisik dan
rutin berolahraga
● Mengurangi konsumsi garam
● Mengonsumsi buah dan sayur
● Menghindari minuman beralkohol
● Istirahat yang cukup
● Mengelola stres
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya untuk menjadikan orang
yang sakit menjadi sembuh, menghindarkan komplikasi, dan
kecacatan akibatnya. Misalnya mengukur tekanan darah secara
rutin dan skrining.

P : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti


anjuran dokter

A : Atasi penyakit dengan pengobatan yang


tepat dan teratur

T : Tetap diet dengan gizi seimbang

U : Upayakan aktivitas fisik dengan aman

H : Hindari asap rokok, alkohol, dan zat


karsinogenik lainnya.
Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier yaitu upaya mencegah


terjadinya komplikasi yang lebih berat atau
kematian. Upaya yang dilakukan pada
pencegahan tersier ini yaitu menurunkan
tekanan darah sampai batas yang aman
dan mengobati penyakit yang dapat
memperberat hipertensi. Pencegahan
tersier dilaksanakan agar penderita
hipertensi terhindar dari komplikasi yang
lebih lanjut serta untuk meningkatkan
kualitas hidup dan memperpanjang lama
ketahanan hidup.
03.
Program
Penanggulangan
You can enter a subtitle
here if you need it
Struktur Organisasi
Visi dan Misi UPTD Puskesmas Pejagoan

VISI

Puskesmas Dengan Pelayanan Prima


Menuju Masyarakat Pejagoan Sehat
Mandiri.
MISI

1. Memberikan pelayanan profesional, bermutu,


merata dan terjangkau;
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan peran aktif masyarakat;
3. Mengembangkan sarana dan prasarana yang
mengutamakan kualitas pelayanan;
4. Meningkatkan akses dan keterjangkauan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan;
5. Menjadikan puskesmas sebagai pusat
pembangunan kesehatan, rujukan primer dan
rehabilitas kesehatan jiwa.
Tujuan Institusi
1. Meningkatkan pelayanan
kesehatan dasar bermutu dan
terjangkau;
2. Terpenuhinya sarana dan
prasarana Puskesmas yang
sesuai standar, serta terpenuhi
kualitas dan kuantitas sumber
daya manusia;
3. Tercapainya kemandirian dan
kesadaran masyarakat untuk
hidup sehat bagi seluruh
masyarakat;
4. Tercapainya sistem manajemen
yang transparan dan akuntabel.
Tertanganinya penderita
Penyakit Tidak Menular (PTM)
sebanyak 100%.

—TUJUAN—
Menurut PMK RI No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. Pemerintah daerah
kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita
hipertensi usia 15 tahun ke atas sebagai upaya
pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.

Pelayanan kesehatan penderita hipertensi sesuai


standar meliputi:

1) Pengukuran tekanan darah

2) Edukasi
Strategi
1. Pelaksanaan program Posbindu
setiap bulan di 13 desa
2. Pelaksanaan skrining PTM
setiap satu tahun sekali
3. Pelatihan kader untuk
penanggulangan PTM sebanyak
dua kali dalam setahun
Pelaksanaan Program
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini
dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan
periodik. Tujuan Posbindu PTM adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM. Melalui Posbindu PTM, dapat
sesegeranya dilakukan pencegahan faktor risiko PTM sehingga kejadian PTM di
masyarakat dapat ditekan. Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan
penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.

Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada atau beberapa
orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia
menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk
melakukan pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing kelompok atau organisasinya.
Kriteria Kader Posbindu PTM minimal bisa membaca dan menulis, lebih diutamakan
berpendidikan minimal SLTA atau sederajat.
Pelaksanaan Program
Kegiatan posbindu PTM terdiri dari:

1. Pelayanan registrasi dan administrasi, yaitu kegiatan mencatat data individu pasien sesuai
buku monitoring faktor risiko PTM yang ada. Pada pelaksanaan monitoring, kondisi faktor
risiko PTM harus diketahui oleh yang diperiksa maupun yang memeriksa.
2. Wawancara faktor risiko PTM
3. Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, IMT, lingkar perut. Kegiatan pengukuran berat
badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, sebaiknya diselenggarakan 1
bulan sekali.
4. Pemeriksaan, yaitu kegiatan memeriksa tekanan darah, kadar glukosa darah, kadar
kolesterol, kadar trigliserida darah, pemeriksaan klinis payudara dan fungsi paru sederhana.
5. Konseling dan Edukasi

Apabila pada kunjungan berikutnya (setelah 3 bulan) kondisi faktor risiko yang dimiliki tidak
mengalami perubahan (tetap pada kondisi buruk) atau sesuai dengan kriteria rujukan maka untuk
mendapatkan penanganan yang lebih baik harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar
seperti puskesmas atau klinik swasta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan yang
bersangkutan. Meski telah mendapatkan pengobatan yang diperlukan, para penyandang faktor
risiko PTM yang telah dirujuk tetap dianjurkan untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM
secara rutin di posbindu PTM.
TARGET
TARGET RPJMN (2019) : 23,4%
TARGET LAYANAN SPM : 100%
INDIKATOR PIS PK : 100%

Total sasaran sebanyak 13 desa di


Kecamatan Pejagoan.
Total sasaran sebanyak 2413
orang.
Target 100% tertangani sesuai
standar.
ALAT UKUR
Capaian kinerja Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar bagi
penderita hipertensi, dinilai dari persentase
jumlah penderita hipertensi usia 15 tahun
keatas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

Menurut PMK RI No 4 Tahun 2019


tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
Rumus Perhitungan Kinerja
Surveilans

Surveilans dilaksanakan melalui Posbindu PTM. Posbindu PTM merupakan


salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) dalam
pengendalian faktor risiko PTM yang berada di bawah pembinaan puskesmas.
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan di masyarakat umum di wilayah
Puskesmas Pejagoan. Penyelenggaraan Surveilans posbindu PTM dilakukan
melalui kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan
diseminasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk menghasilkan
informasi yang objektif, terukur, dapat diperbandingkan antar waktu, antar
wilayah, dan antar kelompok masyarakat sebagai bahan pengambilan
keputusan.
Pencatatan dan Pelaporan Posbindu
a. Petugas pelaksana Posbindu melakukan wawancara dan pengukuran faktor risiko PTM.
Hasil wawancara dan pengukuran dicatat dalam buku monitoring faktor risiko PTM (untuk
peserta Posbindu) dan dicatat dalam buku pencatatan faktor risiko PTM/buku register
(untuk Posbindu).
b. Petugas memasukkan data dari buku register ke dalam software Sistem Informasi
Surveilans Faktor Risiko PTM berbasis Posbindu. Data akan masuk ke dalam server di
Kementerian Kesehatan dan dapat diakses oleh Puskesmas yang membawahi Posbindu
tersebut.

Hak askes Petugas Pelaksana Posbindu dalam sistem informasi manajemen PTM:

a) Menginput dan mengakses data individual peserta Posbindu (data sosial, riwayat penyakit,
wawancara dan pengukuran faktor risiko, penyuluhan /konseling) ke dalam software
b) Membuat rujukan bagi peserta Posbindu yang perlu dirujuk
c) Memberikan saran/rekomendasi kepada peserta Posbindu
d) Melihat hasil rekapitulasi di Posbindu yaitu proporsi faktor risiko dan cakupan wilayah
desa/kelurahan menurut umur, jenis kelamin, dan waktu
Data Capaian Skrining Usia Produktif

Capaian skrining PTM pada usia produktif (15-59 tahun) di 13 desa di wilayah Puskesmas
Pejagoan pada tahun 2021 mencapai 30% dari target 100%.
Data Capaian Pelayanan Hipertensi

Capaian pelayanan kesehatan penderita hipertensi pada usia 15 tahun ke atas di 13 desa di
wilayah Puskesmas Pejagoan pada tahun 2021 mencapai 87% dari target 100%.
Evaluasi
● Jumlah SDM dan pengetahuan
kader kurang
● Capaian SPM PTM untuk
skrining pelayanan hipertensi
sebagian besar desa dan
keseluruhan masih kurang
● Terkendala pandemi seperti
kurangnya kunjungan Posbindu
● Tidak tersedia dana untuk
pelaksanaan Posbindu sehingga
harus mencari dana ke desa
04.
Apresiasi,
Kritik, Saran
You can enter a subtitle
here if you need it
Apresiasi
Apresiasi
Berdasarkan wawancara yang
dilakukan, Puskesmas Pejagoan
sudah melakukan pelayanan dengan
cukup baik serta tidak pernah
melewatkan kegiatan rutin seperti
pelatihan kader, skrining PTM,
program Posbindu meskipun banyak
hambatan (kurangnya SDM, sedikit
kunjungan, tidak tersedia dana)
terutama di masa pandemi.
Kritik
Kritik
1. Kegiatan PANDU PTM yang
belum terlaksana.
2. Capaian program yang belum
tercapai yaitu 87% dari target
100%.
Saran
Saran
1. Perlu adanya peningkatan
kualitas SDM kader di desa
2. Perlu adanya peningkatan
jumlah SDM kader di desa
3. Perlu dilaksanakannya
PANDU PTM sebagai upaya
pencegahan dan
penanggulangan PTM
melalui peningkatan
kapasitas petugas
Dokumentasi

Wawancara dengan Ibu Iin Haryani, A.Md. Keb sebagai


programer PTM
Daftar Pustaka
Chisolm, O. E. (2017) Pathophysiology of Hypertension and Hypertension Management.

Direktorat P2PTM. 2018. Faktor Risiko Hipertensi. [online] Available at:


<http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/faktor-risiko-hipe
rtensi> [Accessed 11 May 2022].

Direktorat P2PTM. 2018. Klasifikasi Hipertensi. [online] Available at:


<http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/28/klasifika
si-hipertensi> [Accessed 11 May 2022].

Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (2018) Manajemen Program Pencegahan dan Pengendalian
Hipertensi dan Perhitungan Pencapaian SPM Hipertensi.

Iqbal AM, Jamal SF. 2019. Essential Hypertension. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539859/ (Accessed: 11 May 2022).

JDIH BPK RI (2018) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal. Available at:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/67029/pp-no-2-tahun-2018 (Accessed: 9 May 2022).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019) InfoDatin: Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Available at:
www.p2ptm.kemkes.go.id (Accessed: 9 May 2022).
Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019) Hipertensi penyakit paling banyak diidap masyarakat (online)
Available at : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (kemkes.go.id)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi). [online] Available at:
<http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Tekanan-Darah-Tinggi-Hipertensi.pdf> [Accessed 11 May 2022].

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Puskesmas Pejagoan (2017) Visi Misi dan Tujuan. Available at:


https://puskesmaspejagoan.kebumenkab.go.id/index.php/web/post/2/visi-misi-dan-tujuan (Accessed: 9 May 2022).

WHO (2019) Hypertension: Act Now! Available at: www.who.int/cardiovascular_diseases/hearts/en/ (Accessed: 9 May
2022).

World Health Organization (2021) Hypertension. Available at:


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension (Accessed: 9 May 2022).
Terimakasih!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik and illustrations

Anda mungkin juga menyukai