Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN DI MASA

PANDEMI COVID-19
ANALYSIS OF HEALTH DEVELOPMENT PROGRAM IMPLEMENTATION IN
PANDEMIC COVID-19 ERA
Azkia Nur Zahrah, Dessya Suci Ramadhanti, Muhammad Imam Fakhruddin
azkia.nur@ui.ac.id, dessya.suci@ui.ac.id, muhammad.imam93@ui.ac.id

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota
Depok, Jawa Barat 12345

ABSTRAK
Pembangunan nasional merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan di suatu
negara dalam hal ini berarti kesejahteraan di Indonesia. Dalam pembangunan nasional tertera di
dalamnya upaya untuk pembangunan kesehatan. Selama masa pandemi banyak hal perubahan
yang terjadi baik yang berdampak pada kehidupan sehari-hari maupun dalam sistem
pembangunan nasional dan pembangunan kesehatan. Sebagaimana yang tertera dalam RPJP dan
RPJMN proyeksi 2020-2024, pembangunan kesehatan sebelum Covid-19, dan saat Covid-19.
Dalam hal ini dapat dilakukannya tilik balik akan implementasi pembangunan kesehatan yang
telah dijalankan selama masa pandemi Covid-19.

Kata kunci: pembangunan nasional, pembangunan kesehatan, dampak Covid-19

ABSTRACT
National development is an effort to improve welfare in a country, in this case means prosperity
in Indonesia. In national development, there are efforts for health development. During the
pandemic, many changes occurred, both of which had an impact on daily life and in the national
development system and health development. As stated in the RPJP and RPJMN projections for
2020-2024, health development before Covid-19, and during Covid-19. In this case, a review can
be carried out on the implementation of health development that has been carried out during the
Covid-19 pandemic.

Keywords: national development, health development, the impact of Covid-19.


PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan pembangunan
nasional di dalamnya tertera juga perihal
Pembangunan Nasional dan
terkait pembangunan kesehatan. Pada RPJP
Pembangunan Kesehatan di Indonesia
Nasional bidang Kesehatan dituliskan bahwa
Pembangunan nasional adalah
sasaran pembangunan kesehatan yang akan
rangkaian upaya pembangunan yang
dicapai pada tahun 2025 adalah
berkesinambungan yang meliputi seluruh
meningkatnya derajat kesehatan masyarakat,
aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan
yang ditunjukkan oleh indikator dampak
negara, untuk melaksanakan tugas
yaitu:
mewujudkan tujuan nasional sebagaimana
● Meningkatnya Umur Harapan Hidup
dirumuskan dalam Pembukaan
(UHH) dari 69 tahun pada tahun
Undang-Undang Dasar Negara Republik
2005 menjadi 73,7 tahun pada tahun
Indonesia Tahun 1945. Pembangunan
2025.
Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun
● Menurunnya Angka Kematian Bayi
2005-2025 merupakan kelanjutan dari
dari 32,3 per 1.000 kelahiran hidup
pembangunan sebelumnya setelah
pada tahun 2005 menjadi 15,5 per
ditiadakannya Garis-Garis Besar Haluan
1.000 kelahiran hidup pada tahun
Negara (GBHN).
2025.
Perbedaan utama dari RPJP Nasional
● Menurunnya Angka Kematian Ibu
dengan GBHN adalah diperkuatnya otonomi
dari 262 per 100.000 kelahiran hidup
daerah serta desentralisasi pemerintahan
pada tahun 2005 menjadi 74 per
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
100.000 kelahiran hidup pada tahun
Kurun waktu RPJP Nasional adalah 20 (dua
2025.
puluh) tahun yang terbagi dalam tahap-tahap
● Menurunnya prevalensi gizi kurang
perencanaan pembangunan dalam
pada balita dari 26% pada tahun
periodisasi Rencana Pembangunan Jangka
2005 menjadi 9,5% pada tahun 2025.
Menengah (RPJM) Nasional 5 (lima)
Selanjutnya, RPJM Nasional telah
tahunan. Sehingga pembagian periodenya
mengutamakan Sustainable Development
menjadi RPJM Nasional I Tahun 2005-2009,
Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan
RPJM Nasional II Tahun 20010-2014,
Berkelanjutan, dimana target-target dari 17
RPJM Nasional III Tahun 2015-2019, dan
SDGs beserta indikatornya telah menjadi
RPJM Nasional IV Tahun 2020-2024.
bagian penting dalam 7 agenda ● Merancang buku pedoman Covid-19
pembangunan Indonesia ke depan. yang terus dikembangkan seiring
Pada agenda ke 3 Pembangunan berjalannya waktu.
Nasional yaitu meningkatkan sumber daya ● Membentuk dan mengaktifkan Tim
manusia yang berkualitas dan berdaya saing, Gerak Cepat (TGC) di wilayah
sektor kesehatan harus fokus untuk otoritas pintu masuk negara di
meningkatkan pelayanan kesehatan menuju bandara/pelabuhan/Pos Lintas Batas
cakupan kesehatan semesta dengan Darat Negara (PLBDN) agar lebih
penekanan pada penguatan pelayanan terpantau penularan Covid-19 yang
kesehatan dasar (Primary Health Care) dibawa dari luar negeri.
dengan mendorong peningkatan upaya ● Menerbitkan Surat Edaran yang
promotif dan preventif didukung oleh ditujukan kepada seluruh Dinas
inovasi dan pemanfaatan teknologi. Strategi Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota,
yang digunakan untuk mencapai hal tersebut RS Rujukan, Kantor Kesehatan
adalah peningkatan kesehatan ibu, anak, dan Pelabuhan (KKP) dan Balai Teknik
KB dan kesehatan reproduksi, percepatan Kesehatan Lingkungan (BTKL)
perbaikan gizi, peningkatan pengendalian untuk meningkatkan kewaspadaan
penyakit, pembudayaan perilaku hidup sehat dan kesiapsiagaan dalam
melalui gerakan masyarakat hidup sehat, menghadapi kemungkinan masuknya
serta penguatan sistem kesehatan dan virus Covid-19 ini.
pengawasan obat dan makanan.
METODE PENELITIAN
Program Pembangunan Kesehatan di Era Penelitian ini menggunakan
Pandemi Covid-19 desain penelitian studi literatur
Derajat kesehatan masyarakat adalah dengan menggunakan data sekunder.
investasi untuk pembangunan sumber daya Studi literatur (literatur review)
manusia yang produktif secara sosial merupakan sebuah metode penelitian
maupun ekonomis. Maka dari itu pemerintah dengan melakukan pengumpulan
membentuk beberapa program yang dapat data dari penelitian-penelitian
membantu pembangunan kesehatan di era sebelumnya secara komprehensif
pandemi Covid-19 ini seperti: mengenai suatu topik yang diteliti.
Studi literatur melakukan di masing-masing negara, tak
penelusuran dan peninjauan dari terkecuali di Indonesia. Di Indonesia
berbagai informasi kepustakaan yang sendiri, Presiden Republik Indonesia,
berasal dari artikel ilmiah, jurnal, Joko Widodo mengumumkan
buku, dan sumber-sumber penemuan kasus infeksi COVID-19
kepustakaan lainnya yang relevan pertama kali pada tanggal 2 Maret
dengan implementasi program 2020 (Djalante et al., 2020). Angka
pembangunan kesehatan di masa penyebaran COVID-19 terus
pandemi COVID-19. bertambah hingga secara resmi
Data sekunder merupakan World Health Organization (WHO)
data yang tidak diperoleh melalui menetapkan COVID-19 sebagai
penelitian secara langsung. Dalam pandemi pada tanggal 11 Maret
penelitian ini, peneliti mendapatkan 2020.
data dengan cara membaca, Hingga saat ini, jumlah
mempelajari dan memahami melalui masyarakat yang terinfeksi oleh
media lain yang bersumber dari COVID-19 di Indonesia masih terus
jurnal, artikel ilmiah, website, bertambah. Berdasarkan data yang
maupun penelitian-penelitian dilansir oleh laman Satuan Gugus
terdahulu. Tugas COVID-19, per tanggal 31
Oktober 2021, terdapat 4.243.835
HASIL kasus terkonfirmasi, 12.309 kasus
Kondisi dan Dampak COVID-19 aktif, 4.088.138 kasus sembuh, serta
di Indonesia terhadap 143.388 kasus meninggal akibat
Pembangunan Kesehatan
COVID-19.
Penemuan kasus COVID-19
Tak dapat dipungkiri,
pertama kali terjadi di Wuhan,
Pandemi COVID-19 memberikan
Tiongkok (Okada et al., 2020) pada
dampak yang sangat luas pada segala
penghujung tahun 2019. Sejak saat
aspek kehidupan, salah satunya pada
itu, penyebaran virus COVID-19
pembangunan kesehatan di
terjadi sangat cepat hingga hampir
Indonesia. Salah satu dampak yang
seluruh negara di dunia turut
dirasakan adalah terjadinya
melaporkan penemuan kasus serupa
penurunan angka kunjungan ke pelayanan kesehatan primer atau
fasilitas pelayanan kesehatan di pada tingkat pertama. Menurut
Indonesia. Padahal, salah satu arahan Menteri Kesehatan Republik
kebijakan RPJMN 2020-2024 di Indonesia, Budi Gunawan Sadikin
bidang kesehatan adalah peningkatan mengungkapkan bahwa 83,6%
dan penguatan pelayanan kesehatan puskesmas di Indonesia mengalami
terutama pada pelayanan kesehatan penurunan kunjungan, bahkan tidak
primer (Primary Health Care) sedikit puskesmas yang terpaksa
sebagai upaya memaksimalkan untuk memberhentikan seluruh
promotif dan preventif kesehatan di aktivitasnya.
Indonesia. Besarnya angka penurunan
Salah satu penyebab kunjungan serta beberapa fasilitas
terjadinya penurunan angka pelayanan kesehatan di tingkat
kunjungan pelayanan kesehatan primer yang sempat terpaksa terhenti
adalah penyebaran COVID-19 yang dikhawatirkan berpotensi
berlangsung secara cepat memunculkan permasalahan baru
menimbulkan kekhawatiran serta pada kesehatan di masa mendatang,
kecemasan di sekitar masyarakat. terlebih pada kesehatan ibu dan anak.
Masyarakat kemudian cenderung Kesehatan ibu dan anak
memilih untuk tetap berada di dalam merupakan salah satu fokus kegiatan
rumah. Selain itu, diberlakukannya pada RPJMN 2020-2024. Dalam hal
kebijakan social distancing, ini, pemerintah Indonesia berfokus
pembatasan mobilitas perjalanan, pada upaya untuk dapat mengurangi
membatasi aktivitas yang mampu angka kematian ibu, angka kematian
menyebabkan kerumunan di bayi, penurunan prevalensi stunting
berbagai fasilitas umum dapat dan wasting pada balita. Namun,
berdampak negatif pada dampak pada pandemi COVID-19 tidak
kontinuitas pasien yang ingin dan sedikit pelayanan posyandu yang
sedang menjalani pengobatan. tidak dapat berjalan secara optimal.
Penurunan angka kunjungan Berdasarkan data yang dilansir oleh
ini terjadi terutama pada fasilitas Kemenkes RI dan dikutip oleh
IAKMI, sebanyak 83,9% pelayanan berpotensi pada munculnya kejadian
posyandu di Indonesia tidak dapat luar biasa (KLB) di masa mendatang.
berjalan secara optimal sehingga Program Pembangunan Kesehatan
mengakibatkan 25 juta anak di di Era Pandemi Covid-19
Indonesia tidak memperoleh Berbagai program kesehatan
imunisasi di masa pandemi (IAKMI, yang telah dilakukan oleh
2020). Data ini diperkuat dengan pemerintah sebagai upaya
pernyataan yang disampaikan oleh pembangunan kesehatan di masa
Menteri Kesehatan Republik pandemi, antara lain:
Indonesia, Budi Gunawan Sadikin. ● Menempatkan sebanyak 135 thermal
Menurut Budi Gunawan Sadikin, scanner di seluruh bandar udara di
56,9% puskesmas juga mengalami Indonesia terutama yang mempunyai
penurunan cakupan imunisasi, serta penerbangan langsung ke Tiongkok
hanya sekitar 68,7% puskesmas yang ● Memberikan health alert card dan
melakukan kunjungan rumah balita Komunikasi, informasi, dan Edukasi
stunting. Angka ini menurun sekitar (KIE) pada penumpang.
32% dari kunjungan rumah balita ● Membuat Rumah Sakit rujukan
stunting sebelum pandemi. untuk orang yang terkena Covid-19
Penurunan pelayanan ini supaya penanganan dapat lebih
posyandu dapat berakibat pada mudah dan cepat teratasi.
banyaknya ibu hamil yang tidak ● Mewajibkan untuk melakukan tes
dapat mengakses pelayanan antenal PCR maupun SWAB Antigen saat
yang memadai serta kurang akan melakukan perjalanan untuk
terpantaunya pertumbuhan serta mendeteksi lebih dini dan
perkembangan balita di Indonesia. mengurangi kemungkinan terjadi
Apabila dibiarkan, dalam jangka penularan saat dalam perjalanan.
panjang hal ini dapat berakibat pada ● Mewajibkan untuk melakukan
terjadinya stunting dan kurang gizi karantina kurang lebih selama 8 hari
pada anak. Selain itu, penurunan setelah melakukan perjalanan dari
cakupan imunisasi pada anak dapat luar negeri untuk menghindari
terjadinya penularan virus bawaan.
● Membentuk program 5M yang diberlakukannya pembatasan aktivitas dari
diharapkan dari hal-hal kecil tersebut masyarakat yang pada ujungnya mendorong
dapat membantu mencegah masyarakat untuk lebih banyak melakukan
penularan virus Covid-19. aktivitas di dalam rumah.
Berdasarkan program-program
tersebut maka dapat dilihat bahwa program KESIMPULAN DAN SARAN
yang dilakukan untuk tetap menunjang Pandemi COVID-19 yang terjadi

pembangunan kesehatan di era pandemi memberikan berdampak pada berbagai

Covid-19 ini adalah lebih kepada aspek kehidupan, salah satunya pada

kegiatan promotif dan preventif. Program pembangunan kesehatan di Indonesia.

tersebut dapat berjalan dengan baik bila Pelaksanaan pembangunan kesehatan

diiringi juga oleh kepatuhan dalam sebagaimana yang terdapat di dalam

menjalankannya karena pembangunan RPJMN 2020-2024 menemui berbagai

kesehatan sendiri merupakan hal kesadaran kendala yang dapat berdampak pada

bersama yang harus bisa untuk menunjang permasalahan kesehatan jangka pendek

sumber daya manusia kesehatan yang baik, maupun jangka panjang nantinya. Oleh

pelayanan kesehatan yang mudah untuk karena itu, diperlukan strategi serta program

dijangkau, sumber daya manusia yang sehat yang mampu menyesuaikan pembangunan

secara jasmani dan rohani. kesehatan dengan kondisi pandemi

Setelah membahas program-program COVID-19 di Indonesia. Selain itu,.

tersebut dapat dilihat bahwa terdapat diperlukan pula kerjasama multisektoral dari

keefektifan dalam program sudah dapat berbagai pihak agar dapat tercapainya target

dirasakan dengan semakin berkurangnya RPJMN 2020-2024.

angka Covid-19 di Indonesia terlebih setelah


DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Luar Negeri Republik Dampak Pandemi COVID-19:


Indonesia. 2020. KEDUTAAN Selamatkan Masa Depan 25 Juta
BESAR REPUBLIK INDONESIA Anak Indonesia ! [online]. Available
PRETORIA, MERANGKAP at:
REPUBLIK BOTSWANA, <http://www.iakmi.or.id/web/news/d
KERAJAAN ESWATINI, DAN etail/18/Seruan-Nasional-Dampak-Pa
KERAJAAN LESOTHO AFRIKA ndemi-COVID-19-Selamatkan-Masa
SELATAN. [online] Available at: -Depan-25-Juta-Anak-Indonesia->
<https://kemlu.go.id/pretoria/id/news [Accessed 31 Oktober 2021]
/4771/langkah-dan-upaya-pemerinta 6. Kementerian Kesehatan Republik
h-indonesia-dalam-menangani-dan- Indonesia. 2020. Pedoman Indikator
menghadapi-virus-novel-corona-201 Program Kesehatan Masyarakat
9-n-cov> [Accessed 28 October dalam RPJMN dan Renstra
2021]. Kementerian Kesehatan Republik
2. Fink, Arlene. 2014. Conducting Indonesia Tahun 2020-2024 [online].
Research Literature Reviews: From Available at:
the Internet to Paper. Fourth edition. <https://kesmas.kemkes.go.id/assets/
Thousand Oaks, CA: SAGE uploads/contents/others/e-book.pdf>
3. Sugiyono. 2012. Memahami [Accessed 31 Oktober 2021]
Penelitian Kualitatif. Bandung: 7. Sari, R.P. & Utami, U. 2020. Studi
ALFABETA Analisis Tingkat Kecemasan dengan
4. Satuan Gugus Tugas COVID-19. Kepatuhan Kunjungan Posyandu di
2021. Peta Sebaran [online]. Masa Pandemi COVID-19. Jurnal
Available at: Maternal: IV(2). pp 78-81. Available
<https://covid19.co.id/peta-sebaran> at: <STUDI ANALISIS TINGKAT
[Accessed 20 October 2021]. KECEMASAN DENGAN
5. Ikatan Kesehatan Masyarakat KEPATUHAN KUNJUNGAN
Indonesia. 2020. Seruan Nasional POSYANDU DI MASA PANDEMI
COVID 19 | Sari | Jurnal Ilmiah <http://www.kmpk.ugm.ac.id/images
Maternal (stikesmhk.ac.id)> /Semester_2/Blok%201%20-%20Sist
[Accessed 31 Oktober 2021] em%20Kesehatan/Referensi%20Sesi
8. Badan Perencanaan Pembangunan _3_Blok_I_Rencana_RPJPK_2005-2
Nasional. 2005. Visi dan Arah 025.pdf> [Accessed 1 November
Pembangunan Jangka Panjang 2021]
(PJP) Tahun 2005-2025. [online] 10. Badan Perencanaan Pembangunan
Available at: Nasional. 2019. Rencana
<https://www.bappenas.go.id/files/18 Pembangunan Jangka Menengah
14/2057/0437/RPJP_2005-2025.pdf> Nasional 2020-2024. [online]
[Accessed 1 November 2021] Available at:
9. Departemen Kesehatan Republik <https://www.bappenas.go.id/files/rp
Indonesia. 2009. Rencana jmn/Narasi%20RPJMN%20IV%202
Pembangunan Jangka Panjang 020-2024_Revisi%2028%20Juni%2
Bidang Kesehatan 2005-2025. 02019.pdf> [Accessed 1 November
[online] Available at: 2021]

Anda mungkin juga menyukai