net/publication/364959440
CITATIONS READS
0 336
3 authors:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Hertina Raisa Putri on 01 November 2022.
ABSTRAK
Tujuan pembangunan berkelanjutan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial
masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan
terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Munculnya pandemi COVID-19 terasa begitu
mengejutkan bagi seluruh negara dikarenakan tidak adanya persiapan yang memadai
sehingga kebijakan baru menangani COVID-19 pun banyak diterbitkan. Artikel ini
bertujuan untuk mengetahui situasi kesehatan dalam pembangunan berkelanjutan pada
masa pandemi COVID-19. Metode yang digunakan adalah literature review. Pandemi
COVID-19 harus dijadikan kesempatan untuk reformasi sistem kesehatan nasional
(SKN). Fokus yang akan direformasi adalah penguatan sistem kesehatan sebagai bagian
dari pembelajaran pasca COVID-19 dengan melibatkan banyak kementerian/lembaga
seluruh Sub SKN.
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah hak asasi negara. Pembangunan kesehatan
manusia yang secara tegas tertuang diarahkan untuk meningkatkan derajat
dalam Undang-Undang Dasar 1945 kesehatan masyarakat sebagai modal
pasal 28 H ayat (1) yang menyatakan untuk pembangunan nasional (Layyinah
bahwa setiap orang berhak hidup et al., 2021).
sejahtera lahir dan batin, bertempat Pembangunan kesehatan pada
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hakekatnya adalah upaya yang
hidup yang baik dan sehat serta berhak dilaksanakan oleh semua komponen
memperoleh pelayanan kesehatan. Hal Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
ini melandasi pemikiran bahwa sehat meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
sebagai hak asasi manusia dan sehat kemampuan hidup sehat bagi setiap
sebagai investasi (Mulyadi et al., 2015). orang agar terwujud derajat kesehatan
Kesehatan sebagai investasi penting masyarakat yang setinggi-tingginya,
untuk mendukung pembangunan suatu sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif lingkungan hidup serta pembangunan
secara sosial dan ekonomis (BTKLPP yang inklusif dan terlaksananya tata
Kelas I Manado, 2020). Suatu negara kelola yang mampu menjaga
yang memiliki tingkat kesehatan peningkatan kualitas kehidupan dari
penduduk yang baik dapat menjadi satu generasi ke generasi berikutnya
modal berharga dalam meningkatkan (Bappenas, 2022a).
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan Terdapat 17 tujuan SDGs
kesejahteraan, menurunkan tingkat dimana seluruh isu kesehatan dalam
kemiskinan, dan sebagainya. Oleh SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan,
karena itu, diperlukan program-program yaitu tujuan nomor 3, menjamin
pembangunan berkelanjutan untuk kehidupan yang sehat dan mendorong
mencapai derajat kesehatan yang lebih kesejahteraan bagi semua orang di
baik pada masyarakat (Mulyadi et al., segala usia. Fokus dari target SDGs di
2015). sektor kesehatan, antara lain gizi
Pada Konferensi Perserikatan masyarakat, sistem kesehatan nasional,
Bangsa-Bangsa tentang Pembangunan akses kesehatan dan reproduksi,
Berkelanjutan di Rio de Janeiro, Brazil, Keluarga Berencana (KB), serta sanitasi
pada tahun 2012, negara-negara anggota dan air bersih (Bappenas, 2022b).
menyepakati sebuah dokumen berjudul Namun, munculnya virus SARS-CoV-2
"The Future We Want" di mana mereka yang menyebabkan pandemi
memutuskan untuk meluncurkan sebuah COVID-19 terasa begitu mengagetkan.
agenda bernama Agenda 2030 Tujuan Hal ini dikarenakan tidak adanya
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) persiapan yang memadai. Kebijakan
atau Sustainable Development Goals baru menangani COVID-19 pun banyak
(SDGs) sebagai lanjutan dari diterbitkan (Layyinah et al., 2021).
pelaksanaan Millennium Development Salah satunya adalah kebijakan
Goals (MDGs) (United Nations, 2018). Pembatasan Sosial Berskala Besar
TPB/SDGs bertujuan untuk menjaga (PSBB) yang membuat sejumlah
peningkatan kesejahteraan ekonomi aktivitas menjadi terhambat, termasuk
masyarakat secara berkesinambungan, pelayanan kesehatan. Berdasarkan data,
menjaga keberlanjutan kehidupan sosial selama pandemi COVID-19 sebanyak
masyarakat, menjaga kualitas 83,9% pelayanan kesehatan dasar tidak
bisa berjalan dengan optimal terutama nasional (SKN). Hal ini untuk
Posyandu (IAKMI, 2020). Hal ini mempersiapkan kemungkinan keadaan
membuat risiko masalah kesehatan yang darurat munculnya pandemi penyakit
ada semakin meningkat karena lain pada masa mendatang. Mengingat
tertundanya pelaksanaan pencapaian berbagai tantangan mengenai SKN di
target dalam pembangunan kesehatan di Indonesia masih sangat banyak mulai
Indonesia, seperti masalah kesehatan dari keterbatasan tenaga kesehatan,
ibu dan anak, masalah gizi masyarakat, ketimpangan fasilitas kesehatan di
pencegahan dan pengendalian penyakit berbagai daerah, dan pengembangan
serta penguatan sistem kesehatan inovasi dalam program JKN perlu
(Irawan, 2022). dilakukan agar kualitas pelayanan
Oleh karena itu, pandemi kesehatan dapat meningkat (Layyinah et
COVID-19 harus dijadikan kesempatan al., 2021).
untuk reformasi sistem kesehatan
METODE
Penelitian ini menggunakan digunakan merupakan data sekunder
desain literature review atau tinjauan atau data yang tidak diambil langsung
literatur. Tinjauan literatur merupakan oleh peneliti.
merupakan langkah yang penting Data sekunder diperoleh melalui
dimana setelah seorang peneliti WHO, UU, Kemenkes RI, Bappenas,
menetapkan topik penelitian, langkah artikel ilmiah yang berkaitan dengan
selanjutnya adalah melakukan kajian topik yang diteliti yaitu situasi
yang berkaitan dengan teori yang kesehatan dalam pembangunan
berkaitan dengan topik penelitian. berkelanjutan di Indonesia pada masa
Dalam pencarian teori, peneliti akan pandemi covid-19. Pencarian data
mengumpulkan informasi sekunder menggunakan Google, Google
sebanyak-banyaknya dari kepustakaan Scholar, dan Researchgate dengan
yang berhubungan. Data yang menggunakan kata kunci tertentu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Konsep Pembangunan Pemikiran tentang konsep
Berkelanjutan pembangunan terus berkembang.
Konsep pembangunan Namun, pemikiran yang paling
berkelanjutan mulai menjadi fokus mengemuka dan digunakan oleh banyak
internasional sejak diadakannya KTT pihak adalah pembangunan
(Konferensi Tingkat Tinggi) pada tahun berkelanjutan yang mengusung tiga
1992 di Rio de Janeiro, Brazil. Pada dimensi, yaitu dimensi ekonomi, sosial,
konferensi ini lebih dari 178 negara dan lingkungan (Fauzi and Oxtavianus,
mengadopsi Agenda 21, yaitu sebuah 2014). Sebagaimana yang dikemukakan
rencana aksi yang komprehensif untuk oleh International Union for
membangun kemitraan global untuk Conservation of Nature and Natural
pembangunan berkelanjutan guna Resources (IUCN) dalam World
meningkatkan kehidupan manusia dan Conservation Strategy mendefinisikan
melindungi lingkungan (United untuk menjadi sebuah pembangunan
Nations, 2018). Namun, konsep berkelanjutan, pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan sudah pembangunan harus
digaungkan jauh sebelum itu. Pada mempertimbangkan faktor lingkungan,
tahun 1987, World Commission on sosial, maupun ekonomi yang berbasis
Environment and Development pada sumberdaya kehidupan dan
(WCED) menerbitkan buku berjudul mempertimbangkan keuntungan
Our Common Future yang melahirkan ataupun kerugian jangka panjang
konsep pembangunan ekonomi dan maupun jangka pendek dari sebuah
keterkaitannya dengan lingkungan tindakan alternatif (IUCN, 1980).
dalam konteks pembangunan Dengan memadukan
berkelanjutan. Berdasarkan buku konsep-konsep terdahulu, Indonesia
tersebut, pembangunan berkelanjutan mengemukakan konsep pembangunan
didefinisikan sebagai pembangunan berkelanjutan dalam Undang–undang
yang memenuhi kebutuhan masa kini Nomor 32 Tahun 2009 tentang
tanpa mengurangi kemampuan generasi Perlindungan dan Pengelolaan
mendatang dalam memenuhi Lingkungan Hidup, bahwa
kebutuhannya (United Nations, 1987). pembangunan berkelanjutan adalah
upaya sadar dan terencana yang komitmen global dan nasional dalam
memadukan aspek lingkungan hidup, upaya menyejahterakan masyarakat
sosial, dan ekonomi ke dalam strategi yang mencakup 17 tujuan (Bappenas,
pembangunan untuk menjamin 2022a).
keutuhan lingkungan hidup serta Untuk mencapai tujuan
keselamatan, kemampuan, pembangunan berkelanjutan tersebut,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi terdapat tiga pilar yang menjadi
masa kini dan generasi masa depan. indikator dalam konsep pengembangan
Dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga SDGs, yaitu pertama indikator yang
dimensi (sosial, ekonomi, dan melekat pada pembangunan manusia, di
lingkungan) yang saling terkait dan antaranya pendidikan, kesehatan.
pembangunan berkelanjutan berada Indikator kedua yang melekat pada
pada titik temu tiga dimensi tersebut. lingkungan kecilnya, seperti
Untuk itu, pembangunan berkelanjutan ketersediaan sarana dan prasarana
menekankan pada penyelesaian masalah lingkungan, serta pertumbuhan
secara terintegrasi dan komprehensif ekonomi. Sementara itu, indikator
dengan memerhatikan ketiga dimensi ketiga melekat pada lingkungan yang
tersebut (Mulyadi et al., 2015). lebih besar, berupa ketersediaan sumber
Adapun pembangunan daya alam dan kualitas lingkungan yang
berkelanjutan bertujuan untuk menjaga baik. Pembangunan berkelanjutan di
peningkatan kesejahteraan ekonomi bidang kesehatan melekat pada
masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan manusia (human
menjaga keberlanjutan kehidupan sosial development) dengan
masyarakat, menjaga kualitas mempertimbangkan keseimbangan dari
lingkungan hidup serta menjamin ketiga dimensi, yaitu sosial, ekonomi,
keadilan dan terlaksananya tata kelola dan lingkungan.
yang mampu menjaga peningkatan Pembangunan kesehatan pada
kualitas hidup dari satu generasi ke hakikatnya adalah upaya yang
generasi berikutnya. Tujuan dilaksanakan oleh semua komponen
pembangunan berkelanjutan ini dikenal bangsa yang bertujuan untuk
dengan nama Sustainable Development meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
Goals (SDGs). SDGs merupakan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar peningkatan derajat pembangunan berkelanjutan. Hal ini
kesehatan yang setinggi-tingginya dapat karena pembangunan di bidang
terwujud, sebagai investasi bagi kesehatan pada hakikatnya diarahkan
pembangunan sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitas sumber
yang produktif secara sosial dan daya manusia sehingga merupakan
ekonomi. Dengan demikian, modal penting bagi keberhasilan
pembangunan kesehatan masyarakat pembangunan bangsa (Mulyadi et al.,
sangat berperan dalam proses 2015).
KESIMPULAN
Berdasarkan kajian pustaka yang telah lain, pandemi juga menjadi katalis
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dalam pembangunan kapasitas integrasi
terjadi hambatan dan gangguan pada data dan surveilans kesehatan. Selama
beberapa aspek pembangunan dua tahun berjalannya pandemi
kesehatan. Pandemi menghambat COVID-19, pemerintah juga telah
pertumbuhan ekonomi masyarakat, melakukan optimalisasi berupa
sehingga status gizi dan akses perluasan Cakupan Kesehatan Semesta,
pelayanan kesehatan terhambat. Di intervensi gizi, dan penguatan
samping itu, infrastruktur pelayanan penerapan protokol kesehatan dalam
kesehatan Indonesia juga mengalami masyarakat. Oleh sebab itu, pemerintah
krisis sumber daya, berupa tenaga perlu mempelajari apa yang terjadi
kesehatan, fasilitas kesehatan, dan alat selama masa pandemi sebagai bekal
kesehatan. Terjadi efek subsekuen yang respons Kedaruratan Kesehatan
saling memengaruhi antara sektor Masyarakat yang Meresahkan Dunia di
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Di sisi masa depan.