Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

“HEALTHY COMMUNITY”
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Diajukan untuk memenuhi syarat Mata Kuliah Keperawatan Komunitas pada Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran

Disusun Oleh;
Yulpiyana Arunita : 220110166065
A’2016

UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jl. Proklamasi No.5 Telp. (0262) 232212 Garut
2018
Healthy Community

Profil kesehatan di Indonesia belum mencapai target yang diharapkan karena belum
semua indikator kesehatan terpenuhi. Sebelumnya pemerintah menggalakkan program
Indonesia Sehat 2010, tetapi hal itu tidak berhasil dan belum ada kelanjutannya.
Pemerintah masih menggunakan indikator kesehatan MDGs untuk pencapaian kesehatan.
MDgs akan dievaluasi tahun ini dan dilanjutkan dengan SDGs sampai tahun 2030. Setiap
negara memiliki indikator kesehatan untuk mengukur derajat kesehatan masyarakatnya,
seperti Amerika dengan masyarakat sehat (healthy people) 2020. Profil kesehatan
Indonesia cukup unik karena tingginya kasus penyakit infeksi yang menjadi kekhasan
negara miskin dan berkembang dan juga kasus penyakit kronik yang signifikan yang
menjadi kekhasan negara maju. Ditambah lagi Indonesia dilanda bencana asap dalam tiga
bulan terakhir ini. Walau bencana ini bukan bencana nasional, bencana ini memengaruhi
banyak wilayah di Indonesia dan bahkan negara-negara tetangga. Bencana ini memiliki
berbagai dampak termasuk dampak kesehatan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) menyatakan bahwa sedikitnya ada lima orang meninggal. Indeks standar
pencemaran udara pada beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan dalam kategori
berbahaya. Keadaan-keadaan ini akan menyulitkan kita untuk mencapai komunitas sehat
dan Indonesia Sehat.

Learning Objective
1. Konsep Komunitas dan Komunitas sehat ?
2. Apa saja indikator kesehatan untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat di
Indonesia ?
3. Pencapaian MDGs dan SDGs di Indonesia ?
4. Profil kesehatan di Indonesia saat ini ?
5. Masalah Kesehatan di Indonesia ?

Jawaban Learning Objective


1. Konsep Komunitas dan Komunitas sehat
Jawab:
a. Definisi Komunitas
Komunitas adalah sekelompok orang yang berbagi kesamaan dan berinteraksi satu
sama lain serta yang mungkin menunjukan komitmen satu sama lain dan mungkin
berbagi batas geografis (Lundy and Janes 2009). Sedangkan menurut WHO
komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh:
1) Batas-batas geografis
2) Nilai dan kepentingan umum
3) Anggota komunitas yang berinteraksi satu sama lain
4) Menciptakan norma-norma, nilai-nilai dan lembaga-lembaga sosial
Keperawatan komunitas mencakup perawatan kesehatan keluarga dan
kesejahteraan masyarakat luas dalam upaya membantu masyarakat
mengidentifikasikan masalah kesehatannya sesuai dengan kemampuannya sebelum
meminta bantuan kepada orang lain. (WHO). Menurut Pradley, 1985. Pelayanan
keperawatan profesional yang ditunjukan pada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resting dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
b. Tujuan keperawatan komunitas
Untuk pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui
berbagai cara antara lain:
1) Pelayanan keperawatan secara langsung terhadap individu, keluarga dan
kelompok dalam konteks komunitas.
2) Perhatian langsung terhadap kesehatan masyarakat dengan
mempertimbangkan isu kesehatan masyarakat yang mempengaruhi keluarga,
individu dan kelompok.
c. Fungsi keperawatan komunitas
1) Memberikan pedoman dan bimbingan kesehatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
2) Agar masyarakat menciptakan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhan.
3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan melibatkan peran serta masyarakat.
4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat penanganan dan pelayanan
yang optimal dan cepat sehingga dapat memperoleh/mempercepat proses
penyembuhan. (Mubarak,2006)
d. Sasaran keperawatan komunitas
Menurut Effendy (1988)
1) Individu mencakup semua aspek bio, psiko, sosial dan spritual.
2) Keluarga
3) Kelompok khusus
e. Strategi intervensi keperawatan komuniatas
1) Proses kelompok
2) Pendidikan kesehatan
3) Kerjasama
Komunitas sehat menurut (CDC, 2009) adalah yang terus menerus menciptakan
dan meningkatkan lingkungan fisik dan sosial, membantu untuk saling mendukun
dalam berbagai aspek dikehidupan sehari-hari dan untuk mengembangkan potensi
mereka sepenuhnya. Sementara menurut (Cottell, 1976) menggambarkan
komunitas yang sehat sebagai komunitas yang kompeten jika melakukan 4 hal.
(Allender Etal, 2004)
1) Berkolaborasi untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan komunitas.
2) Menyepakati tentang konsesus tujuan dan proritas.
3) Menyetujui mengenai cara dan makna dalam mngimplementasikan tujuan
yang disepakati.
4) Berkolaborasi untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan.

2. Apa saja indikator kesehatan untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat di


Indonesia ?
Jawab :
Menurut WHO, 1981
Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan
yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Indikator derajat kesehatan adalah skala yang dapat mengukur sehat atau sakitnya
fungsi dan struktur jasmani, mental, sosial seseorang. Indikator derajat kesehatan
masyarakat dapat diukur dengan menghitung morbiditas, mortalitas, kecacatan,
kefatalan dan angka harapan hidup . semakin rendah nilainya, menunjukan bahwa
derajat kesehatan meningkat dan sebaliknya.
Indonesia Sehat 2010 dari Depkes RI tahun 2003
Mengemukakan indikator kesehatan yang terdiri dari 3 macam, antara lain yaitu :
1). Indikator derajat kesehatan
- Mortalitas
- Morbiditas
- Status Gizi
2). Indikator hasil antara
- Keadaan Lingkungan, seperti presentase Rumah Sehat
- Perilaku hidup masyarakat, seperti prilaku Rumah Tangga Hidup Bersih dan
Sehat
- Akses dan mutu pelayanan kesehatan, seperti presentase penduduk yang
memanfaatkan Puskesmas atau Rumah Sakit.
3). Indikator proses dan masukan
- Pelayanan kesehatan, seperti persentasepersalinan oleh tenaga kesehatan
- Sumber daya kesehatan
- Manajemen kesehatan
- Kontribusi sektor terkait
Menurut WHO
Indikator kesehatan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat anatara
lain yaitu:
1). Indikator komprehensif, terdiri dari angka kematian kasar menurun, rasio angka
mortalitas proporsionalrendah, umur harapan hidup meningkat.
2). Indikator spesifik, terdiri dari angka kematian ibu dan anak menurun, angka
kematian karna penyakit menular menurun, angka kelahiran menurun.
3. Pencapaian MDGs dan SDGs di Indonesia ?
Jawab:
1) Pencapaian MDGs di Indonesia
Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam indonesia di terjemahkan
menjadi tujuan pembangunan millenium, adalah sebuah paradigma pembangunan
global, didekleerasikan Konferensi Tingkat Tinggi Millenium oleh 189 negara
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New york pada tahun 2000.
Indonesia termasuk satu diantara negara-negara yang menghadapi kendala tidak
ringan dalam pemenuhan target MDGs.
Laporan pencapaian MDGs yang disusun oleh Bappenas menyebutkan dari 67
indikator, 49 indikator telah berhasil tercapai sementara sisanya tidak tercapai
hingga akhir tahun 2015. Agenda yang telah tercapai diantaranya:
 MDG 1, proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP)
per kapita per hari.
 MDG 3, rasio perempuan terhadap laki-laki di tingkat pendidikan dasar,
menengah dan tinggi, dan rasio angka melek huruf perempuan terhadap laki-
laki umur 15-24 tahun.
 MDG 6, angka kejadian, prevalensi dan kematian, serta proporsi jumlah kasus
TBC yang ditemukan di obatai dan disembuhkan dalam program Directly
Observed Treatment Short Course (DOTS).
 MDG 7, rasio luas kawasan tertutup pepohonan berdasarkan hasil pemotretan
citra satelit dan survei foto udara terhadap luas daratan, proporsi rumah tangga
dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi layak di
perkotaan.
 MDG 8, proporsi penduduk yang memiliki telepon seluler.
2) Pencapaian SDGs
Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan
merupakan agenda global pengganti Millennium Development Goals (MDGs) yang
bertujuan mengatasi kemiskinan, kesenjangan dan perubahan iklim melalui aksi
nyata. Prinsip pelaksanaan SDGs adalah “No one left behind” tak seorang pun
yang akan di abaikan.
Tujuan dari SDGs adalah pembangunan yang menjaga:
 Peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat
 Keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat
 Kualitas lingkungan hidup
 Pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola.
Ada tiga pilar yang menjadi indikator dalam konsep pengembangan SDGs yaitu,
pertama indikator yang melekat pembangunan manusia (Human Development),
diantaranya pendidikan dan kesehatan. Indikator yang kedua yang melekat pada
lingkungan kecilnya (Social Economic Development), seperti ketersediaan sarana
dan prasarana lingkungan, serta pertumbuhan ekonomi. Dan indikator ketiga
melekat oada lingkungan yang lebeih besar (Environmental Development), berupa
ketersediaan sumber daya alam dan kualitas lingkungan yang baik.
4. Profil kesehatan di Indonesia saat ini ?
Jawab:
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dalam pengukuran
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah satu komponen utama
selain pendidikan dan pendapatan. Dalam undang-undang Nomor 23 tahun 1992
tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Berkaitan dengan perspektif tersebut, pembangunan kesehatan berbanding
lurus dengan pembangunan ekonomi. Untuk itu, pembangunan kesehatan harus
dipandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia.
Program Indonesia Sehat yang diluncurkan Kemenkes dilaksanakan dengan mengacu
kepada 3 (tiga)
pilar utama, yaitu:
 Pilar Paradigma Sehat: Pada pilar ini program Pengarusutamaan kesehatan
dalam pembangunan Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan
pemberdayaan masyarakat
 Penguatan Pelayanan Kesehatan; Peningkatan Akses terutama pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP); Optimalisasi Sistem Rujukan Peningkatan
Mutu; Penerapan pendekatan continuum of care; dan Intervensi berbasis resiko
kesehatan (health risk)
 Jaminan Kesehatan Nasional; dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan
benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Ruang lingkup tema “INDONESIA SEHAT” menyangkut kesehatan masyarakat,
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, inovasi dan pengembangan, partisipasi
publik.
a. Kesehatan Masyarakat
 Individu ataupun kelompok yang mengupayakan cara-cara alternatif untuk
membangun kesadaran kesehatan bagi masyarakat.
 Individu ataupun kelompok yang memberikan pendidikan pada upaya
peningkatan kesadaran dan pengetahuan kesehatan masyarakat.
 Individu atau kelompok yang melakukan peningkatan sosialisasi kesehatan
masyarakat dengan melakukan proses akulturasi dengan nilai-nilai lokal
setempat.
 Individu atau kelompok masyarakat yang telah menjadi jembatan bagi pihak
pemerintah –swasta – masyarakat dalam melakukan upaya peningkatan
kesehatan masyarakat.
 Masyarakat adat dan peraturan adat yang memiliki prespektif kesehatan
masyarakat /kesehatan masyarakat adat.
b. Kesehatan Lingkungan
 Individu atau kelompok yang mengembangkan gerakan untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan.
 Individu atau kelompok yang berupaya melakukan pembenahan guna
penciptaan lingkungan yang memiliki manfaat bagi lingkungan yang sehat.
 Individu atau kelompok masyarakat yang telah menjadi jembatan bagi pihak
pemerintah –swasta – masyarakat dalam upaya penciptaan kesehatan
lingkungan.
 Peningkatan kesadaran kesehatan lingkungan sejak usia dini.
 Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat
C. Pelayanan Kesehatan
 Individu, kelompok masyarakat atau tenaga kesehatan yang melakukan
pelayanan kesehatan pada masyarakat di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
 Individu, kelompok masyarakat atau tenaga kesehatan yang melakukan
pelayanan kesehatan dengan cara dan upaya dalam keterbatasan.
D. Kebijakan
 peningkatan kerja sama lintas-sektor
 peningkatan perilaku, pemberdayaan masyarakat dan kementrian swasta.
 Peningkatan kesehatan lingkungan
 Peningkatan upaya kesehatan
 Peningkatan sumber daya kesehatan
 Kebijakan dan menejemen pembangunan kesehatan
 Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
 Peningkatan ilnu sosial budaya
5. Masalah kesehatan di indonesia ?
Jawab:
Mentri kesehatan RI mengatakan permasalahan kesehatan semakin kompleks dimana
terjadi Global Burden Non-Communicable Diseases (NCDs), termasuk di Indonesia.
Riskesdas 2018 masih menemukan angka TBC dan stunting yang cukup tinggi.
Di Indonesia Global Burden NCDs dapat dibuktikan di antaranya dengan tingginya
prevalensi TBC, stunting dan cakupan imunisasi.
1) TBC
Berdasarkan WHO Global Tuberculosis Report 2016, Indonesia menempati
urutan kedua dengan beban TBC tertinggi di dunia. Angka TBC di Indonesia
berdasarkan mikroskopik sebanyak 759 per 100 ribu penduduk untuk usia 15
tahun ke atas dengan jumlah laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, dan
jumlah diperkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan.
Deteksi dengan pendekatan keluarga menyelesaikan under-reporting pengobatan
TBC dengan penguatan PPM. Meningkatkan kepatuhan pengobatan TBC,
perbaikan sistem deteksi MDR TBC (klinik MDR TBC dengan jejaringnya) dan
akses terapi TBC MDR, edukasi TBC pada masyarakat dan perbaikan perumahan,
serta pemenuhan tenaga analisis peningkatan sensitivitas Dx (melalui NS
individual).
2) Stunting
Faktor kualitas pangan, yakni rendahnya asupan vitamin dan mineral, buruknya
keragaman pangan dan sumber protein hewani, dan faktor lain seperti ekonomi,
pendidikan, infrastruktur, budaya dan lingkungan.
Pada 2010 WHO membatasi masalah stunting sebesar 20%. Berdasarkan
pemantauan status gizi 2015-2016 prevalensi balita stunting di Indonesia dari 34
provinsi hanya ada 2 provinsi yang berada dibawah batasan WHO.
3) Cakupan Imunisasi
Kejadian luar biasa (KLB) difteri dan campak membuat pemerintah harus kembali
menganalisa terkait cakupan imunisasi yang telah dilakukan, mutu atau kualitas
vaksin yang ada, serta kekuatan surveilans di berbagai daerah.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Kemenkes RI pada 2015 cakupan imunisasi secara nasional mencapai 86,5%,
pada 2016 91,6% dan pada 2017 mencapai 92,4%.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, F., & Makhfudli, M. (2010). Keperawatan Kesehatan Komunitas


Jusf, S, Widodo., (2018). Menkes Ungkap 3 Masalah Kesehatan di Indonesia.,
https://www.viva.co.id>kesehatan-imtim (di akses 22 february 2019)
Swarjana, I, K., & bali, S.T.I.K.E.S (2014). Keperawatan kesehatan komunitas. Penerbit Andi
Wahyuningsih, W. (2018). MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) DAN
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs) DALAM KESEJAHTERAAN
SOSIAL. Jurnal Bisnis dan Manajemen. 11(3), 390-399.

Anda mungkin juga menyukai