Anda di halaman 1dari 6

NOTULENSI DISKUSI JUMAT 3 MEI 2022

PUSKESMAS PANJANG
Materi: Sustainable Development Goals
Presentan:
1. Asep Wahyudi Sudirman
2. Nabila Quinsy Chiqita
3. Nabila Takeshita Dewi

Notulen:
1. Chanief Hassan Widjaja
2. Agustina Fadila Gunata
3. Irna Wijaya
4. Shina Megaputri

Pembimbing:
1. dr. Dian Isti Anggraini, M.PH
2. dr. Sahab H. Sibuea, M.Sc
3. dr. R.E Rizal Effendi
4. dr. TA Larasati, M.Kes

Sesi Diskusi
Penanya: Clarisa Rahmah (Puskesmas gedong Air)

1. Disebutkan bahwa SDGs dibuat untuk menyempurnakan MDGs dari tahun 2015. Apakah
tujuan yang belum tercapai dari MDGs sehingga disempurnakan dan dilanjutkan dengan
SDGs?
Jawaban:
- Seperti kita ketahui bahwa sebelumnya terdapat MDGS yang dirancang tahun 2000-2015,
saat sidang evaluasi 5 tahunan mdgs dikatakan bahwa 50 negara gagal mencapai paling
sedikit satu target dari mdgs, sedangkan 65 negara lainnya memiliki risiko untuk sama
sekali gagal mencapai paling tidak satu saja mdgs hingga 2040. sehingga pada tahun 2015,
dirumuskan sebuah agenda pembangunan yang kita kenal sekarang sebagai sdgs yang
disepakati dalam sidang umum pbb dengan target tujuan tahun 2030. contoh yang berubah
dari mdgs ke sdgs salah satunya adalah jika pada mdgs salah satu poinnya adalah untuk
mengurangi masalah sosial ekonomi sampai separuh dari kondisi kemiskinan di 2005,
maka poin di sdgs disempurnakan menjadi menghilangkan masalah sosial ekonomi sampai
tidak ada yang tertinggal, atau sesuai dengan prinsip dari sdgs ini sendiri yaitu no one left
behind dan tujuannya yakni zero goals
- Di indonesia sendiri, laporan pencapaian mdgs disebutkan bahwa dari 67 indikator
indonesia berhasil mencapai 49 indikator hingga akhir 2015, antara lain adalah pendapatan
perkapita, rasio angka melek huruf, proporsi penduduk yang memiliki hp, dll. sementara
untuk tujuan yang belum tercapai oleh indonesia adalah persentase penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan nasional, angka kematian bayi/1000 kelahiran hidup, angka
kematian balita, angka kematian ibu, prevalensi HIV AIDS, emisi karbon dioksida, akses
air minum layak di pedesaa, dll. yang dimana hal yang belum tercapai tersebut harapannya
akan tercapai di sdgs
- SDGs ini sendiri lebih komprehensif karena dalam penyusunannya melibatkan lebih
banyak negara, dimana kalau mdgs dibuat hanya oleh negara2 OECD, sedangkan sdgs
disusun oleh lebih dari 100 negara dan juga melalui survei warga (myword online survey)
untuk mengumpulkan pandangan masyarakat tentang apa yang penting bagi mereka dan
dunia seperti apa yang mereka inginkan.
- SDGs ini bersifat universal, tidak hanya untuk negara maju dan negara berkembang
melainkan juga untuk negara-negara yang berpenghasilan rendah. kalau di mdgs negara
maju lebih dilihat sebagai sumber pendanaan, namun di sgds tidak dan sumber pendanaan
juga bisa bersumber dari swasta. SDGs juga tidak hanya memuat tujuan tapi juga memuat
sarana pelaksanaannya atau means of implementationnya. dan target dari sdgs ini di tingkat
nasional itu sendiri sudah sejalan dengan rencana pembangunan jangka menengah nasional
(RPJMN) 2015-2019.
- Untuk pilar dari sdgs sendiri ada pilar pembangunan sosial (1,2,3,4,5), pilar pembangunan
ekonomi (7,8,9,10,17), pilar pembangunan lingkungan (6,11,12,13,14,15), pilar
pembangunan hukum dan tata kelola (16) atau 5 prinsip dasar (people, planet,
prosperity/kesejahteraan, partnership/kemitraan, peace/perdamaian)
Penanya: Irna Wijaya (Puskesmas Gedong Tataan)

2. Rencana apa saja yang bisa dilakukan oleh dokter di puskesmas untuk meningkatkan
kesehatan mata dan apakah sudah terlaksana di Puskesmas Panjang?
Jawaban:
- Dapat dilakkukan pencegahan atau preventif untuk meningkatkan Kesehatan mata 
Edukasi di layanan Kesehatan (mengedukasi pasien saat melahirkan untuk memberikan
vitamin A untuk kesehatan mata, menjaga kesehatan mata, dan membawa anak ke
puskesmas untuk memeriksakan mata). dan diluar pelayanan Kesehatan (mengadakan
penyuluhan di sekolah sekolah untuk mengajarkan anak anak jika terdapat masalah pada
kesehatan mata atau penglihatan pada anak-anak tersebut yang mungkin berkolerasi
dalam pendidikannya, ataupun penyediaan kacamata gratis. Pada orang tua yang
mengalami gangguan Kesehatan mata seperti katarak dapat dilakukan screening katarak
dan mengadakan pengobatan katarak gratis)
- Untuk puskesmas Panjang sendiri, sudah dilakukan pemberian vitamin A pada anak dan
balita untuk edukasi di layanan Kesehatan dan edukasi mengenai Kesehatan mata pada
penyuluhan di sekolah sekolah untuk edukasi di luar pelayanan Kesehatan.

Penanya: Mhd. Nur Ridha Asshar (Puskesmas Gedong Air)

1. Apa saja target SDGs dalam bidang kesehatan dan peran puskesmas untuk mencapai tujuan
SDGs dari sektor selain sektor kesehatan?
- Seperti fungsi promotif dan preventif puskemas yang jika dapat terlaksana dengan baik
dapat mengurangi angka kesakitan masyarakat sekitar puskesmas, biaya pengobatan yang
lebih murah, fungsi surveilans gizi sehingga mengurangi kasus malnutrisi, yang dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat sehingga dalam jangka panjang dapat
mengurangi kemiskinan.
- Selain itu, puskesmas juga dapat membantu pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang
layak dengan mengidentifikasi dan mendokumentasi kecelakaan dan kematian yang
disebabkan oleh kondisi kerja yang tidak aman sehingga dapat meningkatkan kondisi
kerja yang aman, dan puskesmas juga dapat memberikan lapangan pekerjaan seperti
menjadi staff puskesmas.
- Puskesmas juga dapat berperan dalam mengurangi kesenjangan terutama kesenjangan
terhadap pelayanan kesehatan yang layak. Dengan adanya puskesmas, masyarakat bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dengan harga terjangkau. Kemudian
dengan adanya universal health coverage juga membantu masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan harga yang masih
terjangkau. Sehingga peran puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat agar meningkatkan kesehatan masyarakat dalam jangka panjang dapat
membantu dalam mewujudkan tujuan dan target-target dari SDGs tidak hanya melalui
sektor kesehatan.
- Contohnya puskesmas secara tidak langsung dapat memperbaiki kemiskinan (SDGs 1)
dengan seiringnya peningkatan kesehatan yang dilakukan. Dengan meningkatnya
kesehatan masyarakat, meningkat pula kualitas hidup seseorang. Gizi dan kelaparan
(SDG 2) berhubungan dengan kemiskinan yang merupakan penentu utama kesehatan,
jika kualitas hidup meningkat, maka dapat mengurangi kemiskinan dan dapat menyokong
pemenuhan gizi yang abik dan mencegah adanya kelaparan. Puskesmas juga dapat
berkontribusi pada SDGs dengan mempromosikan lingkungan yang bersih, aman, dan
ramah iklim. Melalui Kesling dan tindakan lintas sektoral dapat meningkatkan akses ke
air bersih dan sanitasi, dan berkontribusi untuk memantau dan mempromosikan produksi
energi yang lebih bersih (SDG 6 dan SDG 7). Puskesmas juga melakukan pendekatan
yang berkelanjutan di sektor perkotaan (Tujuan 11. Kota dan pemukiman berkelanjutan)
mencakup peraturan perumahan dan regenerasi untuk meningkatkan sanitasi.

Sesi Feedback

dr. Sahab H. Sibuea, M.Sc


- Pada jurnal disebutkan adanya “planetary health”, bagaimana pengertian kalian terhadap
planetary health tersebut
Jawaban:
 Plentary healt atau Kesehatan bumi masuk kedalam cakupan yang luas dimana
Kesehatan lingkungan di puskesmas seperti sanitasi yang berkaitan dengan
pembuangan limbah dan penggunaan bahan sekali pakai. Pembuangan limbah dapat
menyebabkan tercemarnya lingkingan sheingga berdampak terhadap Kesehatan bumi
- Apa yang anda ketahui mengenai limbah dipuskesmas tersebut?
 Limbah dipuskesmas dibagi menjadi limbah infeksius dan limbah non-infeksius
 Limbah infeksius  masuk kedalam B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), seperti
limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah kimia (zat/bahan kimia obat yang telah
digunakan) ataupun limbah bahan bahan yang terkontak dengan cairan tubuh pasien.
Harus dimusnahkan dalam 24 jam. Biasnya tempat pembuangannya khusus berwarna
kuning. Penanganan limbah cair infeksius harus dikhususkan. Lihat lagi contoh lain
dari B3 dan penanganannya di puskesmas tempat anda apakah sudah sesuai dengan UU
atau belum.

dr. R.E Rizal Effendi


- Sudah disebutkan dimana SDGs merupakan kelanjutan dari MDGs dimana sebelum
MDGs terdapat AFA
- Pertanyaan ke2 tentang SDGs di puskesmas sangat bagus  kalian ingin menjadi
apa? Ingin menjadi dokter. Dokter itu apa? Menjadi pelayan Kesehatan (Taufik
Hidayat). Fungsi kalian menjadi dokter apa? Kalian sudah koas dan pasti ditanya oleh
saudara atau tetangga tentang bagaimana menyembuhkan, tidak ada yang bertanya
mengenai pembangunan rumah yang sehat, air yang bersih, pangan yang bergizi?
- Jawaban fungsi menjadi dokter?
. Meningkatkan derajat Kesehatan menjadi masyarakat dan menjelaskan penyuluhan
terkait promosi kesehatan (Feby Aulia)
. Untuk menatalaksana orang sakit (Rahmat Febriawan)
 Tanggapan = Health promotion dokter berbeda dengan penyuluhan kepada
masyarakat, pada five level of prevention ditujukan pada seseorang dalam fase
prepatologis dimana belum terjadi kerusakan. Bukan untuk mengobati orang
sakit. Kalian koas di kedokteran komunitas dengan tujuan pengaplikasian
pelayanan medis (kepada orang yang sakit).
 Lihat mandala of healt. Jangan hanya melihat pada diagram H.L. Blum. Kalian
KOAS di stase ini merupakan aplikasi dari ilmu kedokteran. ditujukan kepada
manusia/orang yang sakit (liat prinsip kedokteran keluarga/patient center), family
focus, orientasi komunitas, jadi yang dituju itu human bukan public.
.

Anda mungkin juga menyukai