Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KDK

17/11-2022

Kesehatan merupakan bagian yang paling penting dalam menentukkan masa


depan setiap insan di semua negara tanpa terkecuali, termasuk salah satunya
Indonesia. Bukan tanpa alasan, karena kesehatan sejatinya telah menjadi salah
satu indikator kunci dalam menentukan tingkat keberhasilan dan taraf kemajuan
suatu negara.

Semakin tinggi indeks atau taraf kesehatan nasional suatu masyarakat di satu
negara, maka semakin tinggi pula kualitas kehidupan dan kemajuan negara atau
bangsa yang bersangkutan.

Saking pentingnya, kesehatan bahkan menempati posisi ketiga sebagai fokus yang
diutamakan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, atau Sustainable
Development Goals (SDGs) di antara 16 tujuan lainnya yang telah ditetapkan PBB
sebagai agenda pembangunan di tingkat dunia untuk keselamatan manusia dan
planet bumi.

Menanggapi tujuan dunia tersebut secara serius, sama seperti berbagai pihak lain
Indonesia juga memiliki fokus besar dalam meningkatkan dan menjaga taraf
kesehatan masyarakatnya secara nasional.

Hal tersebut terbukti dengan lahirnya momen peringatan Hari Kesehatan Nasional
(HKN), yang ternyatadilatar belakangi oleh peristiwa kesehatan skala besar yang
terjadi di masa lampau.

Peristiwa apa yang melatar belakangi lahirnya HKN?


Melansir Kemkes.go.id, keberadaan HKN ternyata berawal dari munculnya wabah
penyakit malaria di Indonesia pada kisaran tahun 1950-an, beberapa tahun setelah
merdeka. Kala itu, ratusan ribu jiwa diketahui terenggut akibat malaria, sehingga
mendorong pemerintah untuk berupaya melakukan pemberantasan di seluruh
penjuru tanah air.

Demi melancarkan pemberantasan tersebut, pada tahun 1959 sempat dibentuk


Dinas Pembasmian Malaria yang pada bulan Januari 1963 berganti nama menjadi
Komando Operasi Pemberantasan Malaria (KOPEM).

Pembasmian malaria dilakukan dengan menggunakan insektisida Dichloro


Diphenyl Trichloroethane (DDT) yang disemprotkan secara massal ke rumah-
rumah di seluruh Pulau Jawa, Bali, dan Lampung, yang selanjutnya dibarengi
dengan kegiatan pendidikan kesehatan dan penyuluhan kepada masyarakat.

Pada tahun 1964, kurang lebih ada sebanyak 63 juta penduduk Indonesia yang
telah mendapat perlindungan penyakit malaria, dan hal tersebut dipandang
sebagai titik awal kebersamaan seluruh komponen bangsa bekerja sama dalam
membangunan sekaligus mengupayakan kesehatan di tanah air.

Berangkat dari peristiwa itu, akhirnya pada tanggal 12 November di tahun yang
sama diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional untuk pertama kalinya, dan
terus diperingati hingga detik ini.
Kondisi kesehatan nasional Indonesia sebelum pandemi melanda

Memiliki indeks kesehatan yang cukup memuaskan, berdasarkan laporan Global


Healths Security (GHS) Index pada tahun 2019, kualitas kesehatan Indonesia
diketahui berada pada peringkat ke-4 di kawasan Asia Tenggara, mengikuti
Thailand yang berada di peringkat pertama, kemudian Malaysia dan Singapura
yang secara berurut berada di peringkat 2 dan 3.

Adapun secara keseluruhan, poin indeks ketahanan kesehatan Indonesia berada di


atas angka 50, atau lebih tepatnya sebesar 56,6. Angka tersebut lebih tinggi
dibandingkan rata-rata skor indeks GHS secara keseluruhan yang berada di angka
40,2.

Lebih detail, angka indeks GHS yang diraih masing-masing negara diperoleh
berdasarkan enam kategori penilaian, yang terdiri dari pencegahan, deteksi dan
pelaporan, kecepatan merespons, sistem kesehatan, pemenuhan terhadap standar
internasional, dan risiko lingkungan.

Meski begitu, rata-rata GHS secara global yang berada di angka 40,2 dan masih
sangat jauh dari skor sempurna atau 100, nyatanya dipandang sebagai pertanda
bahwa secara kolektif, kesiapsiagaan berbagai negara termasuk Indonesia dinilai
masih sangat lemah dan belum siap dalam menghadapi ancaman pandemi dan
epidemi.
Siapa sangka, hal tersebut nyatanya langsung terbukti tidak lama setelah laporan
indeks GHS 2019 dipublikasi, lewat datangnya hantaman pandemi Covid-19 yang
terjadi di hampir semua negara dan menggerus sektor kesehatan di hampir
seluruh belahan dunia.

Mimpi buruk pandemi

Covid-19 dapat dikatakan sebagai permasalahan kesehatan dalam skala nasional


terbesar kedua setelah malaria yang menimpa Indonesia setelah berhasil menjadi
negara yang berdaulat.

Semakin diuji, bukan hanya menimbulkan permasalahan kesehatan namun hal ini
juga telah menyebabkan angka kematian yang jauh lebih tinggi dibandingkan
wabah malaria puluhan tahun lalu.

Melansir laman Covid.go.id, tercatat bahwa per tanggal 11 November 2021


terdapat sebanyak 4.249.758 masyarakat yang terjangkit Covid-19, dari angka
tersebut diketahui sebanyak 4.096.664 orang berhasil sembuh sedangkan 143.608
sisanya meninggal dunia.

Pandemi yang terjadi memang memukul sektor kesehatan di tanah air, namun di
saat yang bersamaan seakan menjadi alarm peringatan untuk negeri ini dalam
membenahi dan melakukan reformasi sistem kesehatan yang dimiliki, terlebih jika
bicara mengenai aspek pencegahan, deteksi dan pelaporan, serta kecepatan
merespons kondisi yang terjadi di lapangan.

Hal tersebut bahkan diaminkan oleh Ede Surya, selaku Ketua Ikatan Ahli
Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).

"Aspek pencegahan kita masih kurang sekali. Buktinya masih banyak yang
gampang sakit. Covid-19 ini menunjukkan betapa lemahnya sistem pelayanan
kesehatan kita terutama yang ada di lapangan,” ujar Ede, dalam Berita Satu.

Karena itu, menurutnya, Indonesia memiliki banyak tugas besar dalam melakukan
reformasi sistem kesehatan nasional, salah satunya dengan mengembalikan fungsi
utama fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit yang memiliki tugas
utama mencegah terjadinya penyakit, bukan semata-mata mengobati orang sakit.

Upaya bangkit dan mimpi masa depan kesehatan nasional

Hampir dua tahun berselang, entah dapat dikatakan sebagai salah satu bagian dari
keberhasilan reformasi sistem kesehatan atau tidak, pada nyatanya Indonesia
berhasil menunjukkan geliat menggairahkan dalam menghadapi situasi pandemi
yang terjadi.
Mulai dari menjadi peringkat teratas se-Asia Tenggara dan peringkat ke-54 dunia
dalam pemulihan Covid-19 menurut angka Covid Recovery Index, hingga
keberhasilan masuk ke dalam daftar negara dengan status level satu yang artinya
memiliki risiko penularan Covid-19 paling rendah.

Ke depannya, upaya untuk membangkitkan kembali kondisi kesehatan nasional


terkait Covid-19 tentu akan terus dilakukan, terlebih mengenai potensi bahwa
penyakit tersebut akan berubah status menjadi endemi di waktu yang akan datang,
di mana artinya Indonesia memiliki tambahan musuh besar penyakit yang dapat
menyebabkan kematian selain Malaria dan penyakit sejenisnya.

Namun, permasalahan kesehatan yang dihadapi Indonesia tentu bukan hanya


tentang Covid-19, saat di mana situasi sudah dapat dikatakan kembali terkendali
negara ini harus mengingat bahwa masih ada sejumlah persoalan kesehatan
lainnya yang perlu kembali ditangani secara nyata.

Lebih detail, berbagai aspek kesehatan yang dimaksud sejatinya telah tertuang
dalam target perencanaan dan pembangunan nasional di sektor kesehatan dalam
jangka panjang.

Adapun beberapa target kesehatan nasional yang dimaksud terdiri dari fokus :

1. mengurangi rasio angka kematian ibu saat melahirkan

2. mengakhiri kematian bayi baru lahir

3. mengakhiri epidemi AIDS

4. Mengakhiri Tuberkulosis

5. Mengakhiri malaria,

6. memerangi hepatitis,

7. serta penyakit menular lainnya.

Adapun prinsip2 SKN sebagai berikut


 Major Project Reformasi Sistem Kesehatan Nasional diharapkan
dapat mencapai target 2022, yaitu menurunkan insidensi
tuberkulosis menjadi 231 per 100.000 penduduk, meningkatkan
cakupan imunisasi dasar lengkap menjadi 71 persen, meningkatkan
penyediaan Rumah Sakit (RS) Rujukan Nasional menjadi 19 RS,
meningkatkan RS dengan layanan unggulan menjadi minimal 52 RS
untuk lima jenis layanan unggulan mencakup layanan kanker,
kardiovaskular, stroke, paru dan diabetes, meningkatkan pusat
kesehatan...

Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ini bisa menjadi momentum untuk
membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Apalagi
pascapandemi COVID-19 beberapa tahun terakhir.

Lantas seperti apa tema Hari Kesehatan Nasional 2022

Tema Hari Kesehatan Nasional 2022


Pada tahun 2022 ini, peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) mengusung tema
"Bangkit Indonesiaku Sehat Negeriku". Hal ini khususnya setelah pandemi COVID-
19 menghantam seluruh aspek kehidupan.

Sekertaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Kunta Wibawa Dasa Nugraha


mengatakan momentum HKN tahun ini diarahkan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat Indonesia akan Kesehatan.

"Ini adalah HKN ke-58 pada tanggal 12 November. Ini arahnya menunjukkan
bahwa memang pada saat kondisi terburuk kita harus bangkit kembali, kita harus
pulih kembali. Kalau kita bangkit maka ekonomi juga akan kembali meningkat,"

HKN ke-58 ini menjadi peluang untuk memberikan layanan kesehtan yang lebih
prima, cepat dan luas jangkauannya kepada masyarakat.

Adapun transformasi yang harus dilakukan mencakup 6 pilar di bidang kesehatan.


Yakni :

1. transformasi Layanan Kesehatan Primer


2. transformasi Layanan Rujukan
3. transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
4. transformasi Sistem Pembiayaan kesehatan
5. transformasi SDM Kesehatan dan
6. transformasi Teknologi Kesehatan.
Untuk turut berpartisipasi dalam SKN Maka kelas akan melakukan penugasan
terkait dengan pelaksanaan 6 pilar tersebut dengan membagi kelas jd 6 klp, setelah
itu buatlah tugas berikut dengan judul 6 pilar tersebut (1 pilar masing2 klp)

1. Membuat makalah tentang sistem kesehatan


nasional dengan pilar yang di dapat
2.Membuat paper tentang system pelayanan
Kesehatan pada pilar tersebut baik berupa
brosur berupa inovasi yang mahasiswa
3.Membuat paper tentang bagaimana
pelayanan keperawatan dalam pilar tersebut
untuk mendukung system kesehatan

Anda mungkin juga menyukai