Anda di halaman 1dari 11

PENYULUHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

(PTM)

PENDAHULUAN
Indonesia saat ini berada dalam masa transisi epidemiologi, dimana dalam
upaya pembangunan di bidang kesehatan menghadapi beban ganda penyakit.
Banyak penyakit infeksi/penyakit menular (malaria, demam brdarah dengue,
leptospirosis,tuberkulosis, diare, dan lainlain) yang harus ditangani,
Meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) yang segera membutuhkan
perhatian. 10 tahun terakhir masalah PTM belum menjadi perhatian banyak
pihak.
Kematian akibat penyakit menular semakin meningkat. Tren ini kemungkinan
akan terus berlanjut seirig dengan perubahan perilaku hidup (pola makan
dengan gizi tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok, dll).
Terjadi perubahan atau transisi epidemiologi, dimana dalam puluhan tahun
yang lalu penyebab kematian di Indonesia adalah penyakit menular seperti TBC,
dll, sekarang kemtian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat dan
menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia.

PENGERTIAN
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan dari
orang ke orang dan perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu
yang panjang (kronik)
1) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
2) Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik
3) Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi
4) Penyakit Kanker dan Kelainan Darah
5) Gangguan Indera dan Fungsional
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di
Indonesia. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah
stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru
obstruktif kronis. Kematian akibat PTM terjadi di perkotaan dan perdesaan.

FAKTOR RESIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)


1. Factor resiko tidak dapat dimodifikasi
- Umur
- Jenis kelamin
- Keturunan
2. Factor resiko dapat dimodifikasi
- Merokok
- Alcohol
- Aktifitas fisik
- Diet tidak seimbang
- Stress
3. Factor resiko lingkungan
- Globalisasi
- Sosioekonomi
- Budaya
- Modernisasi
- Polusi, dll

PENEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

Deteksi dini dan konseling, melalui monitoring factor resiko PTM terintegrasi
yang dilakukan secara rutin dan periodic melalui POSBINDU PTM yang
dilakukan oleh Puskesmas di Jorong atau nagari, di tempat2 kerja, dll.

Monitoring yg dilakukan meliputi :


- Obesitas
- Hipertensi
- Hiperglikemi
- Hiperkolesterol
- Pemeriksaan klinis payudara
- Deteksi dini ca. servik dengan pemeriksaan IVA
- Dll
Aktifitas yang dilakukan POSBINDU PTM meliputi :
- KIE
- Aktifitas fisik
- Serasehan
Konseling :
- Diet
- Stop merokok
- Kelola stress
- Self care
Mari menuju Masa Muda Sehat hari Tua Nikmat Tanpa PTM dengan perilaku
hidup “CERDIK”, yaitu :
C : Cek kesehatan secara teratur
E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin Olah raga
D : Diet Seimbang
I : Istirahat Cukup
K : Kelola Stress

KESIMPULAN

- Peningkatan penyakit tidak menular memerlukan perhatian serius oleh


semua pihak baik pemangku kebijakan maupun masyarakat.
- Peningkatan PTM dapat ditekan melalui pengendalian factor risiko yaitu
pengurangan konsumsi rokok, alcohol, gula dan garam, peningkatan
konsumsi buah dan sayur, meningkatkan aktifitas fisik melalui olah raga,
mencegah kegemukan, pengendalian stress dengan kegiatan rekreasi serta
melakukan pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah secara teratur.
- Upaya pencegahan PTM dapat dilakukan oleh masyarakat secara mandiri
melalui kegiatan Posbindu.
- Perilaku CERDIK
PENYULUHAN HIPERTENSI

PENDAHULUAN
Hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh
terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Seringkali, mereka
yang mengidap hipertensi tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari
bila telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau
stroke. Tidak jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu
pemeriksaan kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus
hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil
pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang
sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat
hipertensi. Itu berarti 76% kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis
atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi.

PENGERTIAN

Hipertensi adalah Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama


dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah secara
menetap ≥ 140/90 mmHg.
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith
Tom, 1995 )
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144)

FAKTOR RESIKO
Non-modifikasi
 usia
 ras
 riwayat keluarga
Modifikasi
 obesitas
 kurang aktivitas
 konsumsi garam berlebih
 merokok dan alkohol
 penyakit metabolik

GEJALA TEKANAN DARAH TINGGI


 Sakit kepala
 Sakit kuduk
 Sulit Tidur
 Kelelahan
 Mual
 Muntah
 Sesak nafas
 Gelisah
 Pandangan
kabur

PENYEBAB HIPERTENSI
 Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) : tidak diketahui penyebabnya
 Hipertensi sekunder : di sebabkan oleh penyakit lain

JENIS-JENIS HIPERTENSI
1. Hipertensi Primer
tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus, faktornya saling berkaitan
2. Hipertensi Sekunder
disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti kerusakan ginjal,
gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan lain-lain

PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
PERTOLONGAN PERTAMA  Secepatnya bawa ke puskesmas / RS terdekat
PENCEGAHAN
• Tidak merokok
• Olahraga / aktifitas fisik teratur
• Pola makan sehat seimbang : rendah garam dan lemak, tinggi serat
• Pemeriksaan kesehatan rutin

Apa yang harus dilakukan jika mengalami TEKANAN DARAH TINGGI?


 Minum obat anti darah tinggi sesuai nasehat Dokter
 Turunkan kelebihan berat badan
 Makan makanan yang rendah garam (maks 1 sdt)
 Hentikan konsumsi Kopi, Merokok dan minuman keras!
 Istirahat yang cukup
 Hindari makan-makanan olahan Daging sapi/kerbau/ kambing (tinggi
lemak)
 Pola makan yang seimbang
 Olahraga
KESIMPULAN
Tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh
karena :
• Ketidakseimbangan kontrol pengatur didalam tubuh
• Penyakit ginjal, penyakit tiroid ataupun penggunaan obat-obatan
• Usia merupakan faktor resiko yang paling sering menjadi penyebab
terjadinya peningkatan tekanan darah.
• Semakin tua seseorang, maka elastisitas pembuluh darah meninggi,
sehingga cenderung jantung berupaya lebih keras untuk memompakan
darah
• Seseorang yang mengalami tekanan darah tinggi akan menunjukkan
tanda dan gejala yaitu sakit kepala, susah tidur, telinga berdengung,
gangguan penglihatan dan kakuk kuduk.
• Apabila tidak ditanggulangi dengan baik maka tekanan darah tinggi ini
akan berisiko menyebabkan penyakit degeneratif lain seperti : stroke,
kerusakan pembuluh darah, pembesaran dan kegagalan jantung,
retinopati hipertensi dan gagal jantung.

SARAN
 Mengingat akibat lanjut yang tidak dapat diduga dari hipertensi ini maka
sangat diperlukan perhatian dari berbagai pihak untuk mencegah
terjadinya komplikasi hipertensi.
 Pencegahan yang dapat dilakukan, diantaranya adalah pengaturan diit
pada klien dengan hipertensi yaitu dengan diit rendah garam dan rendah
lemak.
PENYULUHAN STROKE

PENDAHULUAN
Tema ini diangkat untuk menggugah kesadaran masyarakat agar lebih peduli
dan waspada terhadap stroke dengan melibatkan semua pihak dalam upaya
pencegahan dan pengendalian faktor risiko dengan perilaku hidup sehat,
mampu mendeteksi gejala awal stroke, mendapatkan akses pelayanan
kesehatan yang baik, tepat dan terjangkau saat terjadi serangan.

Kementerian Kesehatan mengajak seluruh masyarakat untuk dapat menjadi


agen perubahan dalam perilaku hidup sehat, khususnya dalam pencegahan
dan pengendalian faktor risiko stroke, sehingga masyarakat Indonesia yang
sehat dan berkualitas dapat diwujudkan.

PENGERTIAN

Stroke merupakan keadaan gawat darurat, disebabkan kurangnya aliran darah


yang mengalir ke otak, terkadang menyebabkan perdarahan di otak.
Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi saraf yang diakibatkan oleh penyakit
pembuluh darah otak, bukan oleh sebab yang lain (WHO). Gangguan fungsi
syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non
traumatik.

FACTOR RESIKO

Tidak dapat dimodifikasi


 Usia
 Jenis kelamin
 ras
 genetik
Dapat diModifikasi
 hipertensi
 penyakit jantung
 DM
 Transient Iskemik Attack (TIA)
 Obesitas
 Hiperkolesterolemia
 Alcohol
 Rokok
 Stress
 Penyalahgunaan obat

GEJALA DAN TANDA-TANDA STROKE

Tips mudah mengenali gejala dan tanda-tanda Stroke:


“Se Ge Ra Ke R S”

Se : Senyum tidak simetris


Mencong ke satu sisi, tersedak, susah menelan air minum secara tiba-
tiba.
Ge : Gerak separuh
Anggoa tubuh melemah tiba-tiba
Ra : BicaRa pelo
Tiba-tiba tidak bias bicara/ tidak mengerti kata-kata/ bicara tidak
nyambung
Ke : Kebas atau Baal
Atau kesemutan separuh tubuh
R : Rabun
Pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba
S : Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba, tidak pernah dirsakan
sebelumnya
Gngguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit
di koordinasi

JENIS-JENIS STROKE
Stroke dibedakan menjadi 2:
1) Stroke Iskemik
Sumbatan arteri yang menuju otak atau perfusi otak inadekuat. Trombosis dan
Emboli (serangan berat, saat aktivitas)
2) Stroke Perdarahan
Pecahnya pembuluh darah otak. terjadi apabila pembuluh darah otak
mengalami penyumbatan atau pecah.

PENCEGAHAN STROKE
Cegah Stroke dengan perilaku “CERDIK”
Stroke dapat dicegah dengan pengendalian perilaku yang berisiko seperti
penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik
serta penggunaan alkhohol.

Menurut data Riskesdas, faktor risiko perilaku utama yang menjadi tantangan
dalam upaya pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia adalah :

 Sekitar 93,5% penduduk berusia >10 tahun kurang konsumsi buah dan
sayur.
 Sekitar 36,3% penduduk berusia >15 tahun merokok, perempuan berusia >
10 tahun yang merokok sekitar 1,9%.
 Sekitar 26,1% penduduk kurang melakukan aktivitas fisik.
 Sekitar 4,6% penduduk berusia >10 tahun minum minuman beralkhohol.
Faktor perilaku tersebut di atas, merupakan penyebab terjadinya faktor risiko
fisiologis atau faktor risiko seperti hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia ,
obesitas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjadinya stroke.

Untuk mencegah terkena penyakit tidak menular seperti stroke maka


dianjurkan untuk setiap individu meningkatkan gaya hidup sehat dengan
perilaku “CERDIK”, yaitu , Cek Kesehatan secara berkala, Enyahkan asap
rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola
stres.

PENATALAKSANAAN STROKE

PERTOLONGAN PERTAMA  secepatnya dirujuk  pengobatan segera


dapat menyelamatkan nyawa
Konsep utama dalam penanganan stroke adalah memberikan pengobatan
yang spesifik dalam waktu sesegera mungkin sejak serangan terjadi.

PERIODE EMAS PENANGANAN STROKE


Periode emas adalah waktu yang sangat bergharga untuk peanganan Stroke,
yaitu kurang dari 4,5 jam sejak pertama kali muncul gejala dan tanda
sampai dilakukan penanganan stroke di Rumah Sakit. Sehingga penderita
harus sudah tiba di Rumah Sakit kurang dari 2 jam. Proses pemeriksaan
sampai pengobatan membutuhkan waktu maksimal 2,5 jam.
Bila terlambat penanganannya atau sudah lebih dari 4,5 jam maka Stroke
akan menjadi parah bahan berisiko kematian atau kecacatan permanen

GERMAS untuk cegah Stroke


Dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular termasuk stroke,
pemerintah fokus pada upaya promotif dan preventif dengan tidak
meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Di antaranya dengan:

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) sesuai dengan Instruksi Presiden


Nomor 1 Tahun 2017, yang tahun ini difokuskan pada kegiatan deteksi dini,
peningkatan aktivitas fisik serta konsumsi buah dan sayur.
PEMANFAATAN TOGA UNTUK PENYAKIT TIDAK MENULAR

PENDAHULUAN

Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya


rumahan yang berkhasiat sebagai obat.[1] Taman obat keluarga pada
hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun
ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat
sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-
obatan.[1] Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat
disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan.

Setiap bagian dari tanaman obat umumnya bisa dimanfaatkan mulai dari daun,
batang, buah, kulit, biji, akar, dan umbi. Setiap bagian tersebut memiliki
khasiat tersendiri yang bisa diolah, diracik, dan dikonsumsi dalam berbagai
bentuk antara lain menjadi bumbu dapur, obat oles, hingga ramuan jamu yang
dapat diminum. Manfaat memiliki tanaman obat antara lain untuk mencegah
timbulnya penyakit, mengobati gejala gangguan kesehatan, bermanfaat bagi
kesehatan kulit dan rambut, meningkatkan sistem imun, elancarkan sistem
peredaran darah, serta menghangatkan tubuh.

Salah satu tanaman obat keluarga yang mempunyai manfaat sangat banyak
adalah daun kelor, selain budidayanya mudah daun kelor juga menjadi
tanaman obat keluarga yg dibudidayakan di Puskesmas Lubuk Sikaping untuk
program Pemanfaatan Tanaman Obat Keluaraga Untuk Pasien Prolanis

DAUN KELOR

Kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman yang sudah tidak asing lagi masyarakat
Indonesia. Pohon kelor merupakan tanaman yang bisa tumbuh subur di
beberapa wilayah Indonesia. Belakangan ini popularitas daun kelor semakin
melejit. Hal ini berkaitan erat dengan manfaat kesehatan dari daun kelor.
Beberapa tahun terakhir semakin banyak peneliti yang menemukan beragam
manfaat dari daun kelor. Namun demikian ternyata masih banyak juga yang
belum mengetahui manfaatnya.

daun kelor adalah salah satu tanaman obat yang memiliki banyak kandungan
gizi. Diantaranya adalah Vitamin A dan kalsium.
Vitamin A yang terkandung dalam daun kelor berfungsi untuk menjaga
kesehatan mata mulai dari mengurangi risiko mata minus, plus, silinder dan
katarak. Daun kelor pun baik bila dikonsumsi oleh penderita diabetes untuk
menjernihkan pandangan matanya.
Bahkan teh dari daun kelor. mengandung polyphenol yang tinggi, yang
berfungsi sebagai antioksidan yang bermanfaat untuk mendetoksifikasi tubuh
manusia sehingga akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tidak
mudah terserang penyakit. Karena banyaknya manfaat dan khasiat daun kelor
ini para ilmuan menyebutnya sebagai The Miracle Tree” (Tanaman Ajaib)

MANFAAT DAUN KELOR UNTUK HIPERTENSI DAN DM


Berbagai penelitian menyebutkan manfaat dari daun kelor dalam membantu
menyehatkan tubuh antara lain :

1. Menurunkan tekanan darah dan kolesterol


Salah satu manfaat tak terduga daun kelor yakni membantu menjaga tekanan
darah dan kadar kolesterol. Hal ini terbukti dalam sebuah artikel dalam jurnal
Phytotherapy Research. Hal ini disebabkan daun kelor mengandung zat
hiocarbamate glikosida, nitrile dan glikosida minyak mustard, yang membantu
menurunkan tekanan darah. Kandungan phytoconstituent bioaktif dalam daun
kelor bantu jaga kadar kolesterol tetap sehat.
2. Menurunkan kadar gula darah / Mengobati DM
Daun Moringa oleifera atau yang lebih dikenal dengan nama Kelor, terbukti
memiliki efek antidiabetik dan antihiperglikemik. Ekstrak daun M. oleifera
mampu menurunkan kadar gula darah dan menurunkan kadar HbA1C yang
merupakan indikator keberhasilan pengobatan pada pasien diabetes melitus
melalui berbagai mekanisme. Tidak dalam pengobatan tradisional saja, dengan
berbagai penelitian lanjut diharapkan ekstrak daun Moringga oleifera juga
digunakan dalam ilmu kedokteran modern.

Kelor mengandung asam klorogenik yang telah terbukti dapat membantu


mengendalikan kadar gula darah dan memungkinkan sel untuk mengambil
atau melepaskan glukosa sesuai kebutuhan.

Selain asam klorogenik, senyawa isothiocyanate yang terkandung dalam daun


kelor juga mampu memberikan perlindungan alami terhadap diabetes. Daun
kelor juga memiliki efek positif pada kontrol glukosa darah dan kadar insulin
pada pasien dengan diabetes.

CARA PENGOLAHAN DAUN KELOR

Bagaimana Cara Menggunakan Daun Kelor yang Benar?

Pada dasarnya, berbagai manfaat daun kelor dapat kita petik cukup dengan
mengonsumsinya secara langsung atau mentah. Baik sebagai lalapan atau
pelengkap dari menu makanan yang disajikan.

Cara Memasak Daun Kelor yang Benar

Memasak daun kelor baik dengan cara direbus, ditumis, atapun dijus harus
dengan cara yang benar. Karena jika kita salah mengolahnya malah bisa
menghilangkan zat zat penting yang ada pada daun kelor. Tidak hanya
menghilangkan zat zatnya, malah bisa meimbulkan efek samping yang tidak
kita inginkan.
Bila kita ingin merebus daun kelor, maka yang harus diperhatikan adalah rebus
saja secukupnya. Pastikan saja sari-sari pada daun tersebut telah bercampur
dengan air. Maka ada baiknya Anda menghancurkan daunnya terlebih dahulu
dengan airnya.
Cara Membuat Teh Daun Kelor
Membuat teh daun kalor adalah salah satu opsi alternatif dari rebusan daun
kelor. Karena pada hakikatnya keduanya tidak banyak berbeda.

Sediakan daun kelor yang berwarna hijau tua sebanyak-banyaknya lalu


keringkan, namun jangan dikeringkan dibawah terik matahari maupun diopen.,
karena menjemur daun kelor akan mengurangi bahkan menghilangkan
kandungan daun kelor. Daun teh kelor yang sudah kering lalu ditumbuk sampai
halus dan tidak perlu diayak, simpan teh daun kelor pada tempat yang kering
dan rapat.
Cara Membuat bubuk (serbuk) daun kelor

Cara membuat bubuk atau serbuk daun kelor yaitu sebagaimana cara membuat
teh diatas, namun anda masih perlu mengayak daun kelor agar serbuk daun
kelor benar-benar halus. Anda bisa mengkonsumsi bubuk daun kelor dengan
melakukan pencangkangan (kapsul) atau dengan cara diseduh sebagaiamana
membuat teh atau kopi. Agar teh daun kelor lebih nikmat anda bisa
menambahkan madu.

ADAKAH EFEK SAMPING DAUN KELOR?


Daun kelor aman dikonsumsi selama digunakan dengan tepat. Namun, penting
untuk tidak mengonsumsi akar juga batangnya, karena dicurigai mengandung
zat beracun yang dapat membahayakan tubuh. Meski di beberapa negara daun
kelor kerap dipergunakan untuk meningkatkan produksi ASI, namun belum
cukup bukti yang menyatakan keamanannya terhadap bayi.
Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari daun kelor ketika sedang
dalam kondisi hamil atau menyusui. Begitu banyak manfaat daun kelor yang
ditawarkan bagi kesehatan. Sayangnya, di Indonesia sendiri pemanfaatannya
sebagai tanaman herbal masih sangat minim. Berbanding terbalik dengan
negara Barat yang sangat amat antusias terhadap tanaman ini. Ditambah lagi
dengan dukungan dari berbagai penelitian ilmiah yang telah dilakukan disana,
semakin menguatkan kemampuan daun kelor sebagai obat herbal dari banyak
penyakit.

Anda mungkin juga menyukai