HIPERTENSI
Nomor : PDM / UKP / / IV / 2019
Revisi Ke : -
Disahkan oleh:
Kepala UPTD Puskesmas Tunjungan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya, kami dapat menyelesaikan Panduan Hipertensi ini dengan baik.
Panduan ini membahas tentang apa itu hipertensi, penyebab terjadinya hipertensi
dan faktor-faktor resiko serta pengobatannya. Panduan ini juga dapat digunakan
untuk memperkaya materi ajar pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam
meningkatkan ketrampilan dan kompetensi tenaga kesehatan yang lebih
menyeluruh dan terpadu
Akhirnya penulis megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan
penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat,
mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang
menyeluruh dan terpadu. Penyakit hipertensi menimbulkan angka morbiditas
(kesakitan) dan mortalitasnya (kematian) yang tinggi.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi
dari berbagai faktor resiko yang dimiliki seseorang. Berbagai penelitian telah
menghubungkan antara berbagai faktor resiko terhadap timbulnya hipertensi.
Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat
perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat
pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup
masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti
stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan
makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80
tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,
kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hipertensi.
2. Untuk mengetahui cara mengukur tekanan darah.
3. Untuk mengetahui penyebab hipertensi.
4. Untuk mengetahui gejala yang di timbulkan.
5. Untuk mengetahui akibat dari hipertensi.
6. Untuk mengetahui pencegahan hipertensi.
7. Untuk mengetahui pengobatan hipertensi.
C. Sasaran
Sasaran penyakit hipertensi yaitu pada semua pasien yang mempunyai darah
tinggi.
BAB II
2
ISI
A. Hipertensi Esensial
Tingkat Kemampuan 4A Masalah Kesehatan Hipertensi esensial
merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyababnya. Hipertensi menjadi
masalah karena meningkatnya prevalensi, masih banyak pasien yang belum
mendapat pengobatan, maupun yang telah mendapat terapi tetapi target
tekanan darah belum tercapai serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi
yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
3
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana(Objective) Pemeriksaan
Fisik:
1. Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringan-berat bila terjadi
komplikasi hipertensi ke organ lain.
2. Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC VII.
3. Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa status neurologis dan
pemeriksaan fisik jantung (tekanan vena jugular, batas jantung, dan
ronki).
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium Urinalisis (proteinuria), tes gula darah, profil lipid, ureum,
kreatinin
2. X raythoraks
3. EKG
4. Funduskopi
Penegakan Diagnosis (Assessment)
1. Diagnosis Klinis
2. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
5
Obat yang direkomendasikan
Diuretik Penyekat Penghambat antagonis Antagonis Antagonis
Indikasi
beta ACE reseptor kanal aldosteron
khusus
(BB) (ACEi) All kalsium
(ARB) (CCB)
Gagal √ √ √ √ √
jantung
Paska √ √ √
infark
miokard
akut
Risiko √ √ √ √
tinggi
penyakit
coroner
DM √ √ √ √ √
Penyakit √ √
ginjal
kronik
Pencegahan √ √
stroke
berulang
a. Lanjut usia
b. Kehamilan
Komplikasi
1. Hipertrofi ventrikel kiri
2. Proteinurea dan gangguan fungsi ginjal
3. Aterosklerosis pembuluh darah
4. Retinopati
5. Stroke atau TIA
6. Gangguan jantung, misalnya infark miokard, angina pektoris, serta gagal
jantung
Konseling dan Edukasi
6
1. Edukasi tentang cara minum obat di rumah, perbedaan antara obat-obatan
yang harus diminum untuk jangka panjang (misalnya untuk mengontrol
tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek untuk menghilangkan gejala
(misalnya untuk mengatasi mengi), cara kerja tiap-tiap obat, dosis yang
digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari.
2. Pemberian obat anti hipertensi merupakan pengobatan jangka panjang.
Kontrol pengobatan dilakukan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk
mengoptimalkan hasil pengobatan.
3. Penjelasan penting lainnya adalah tentang pentingnya menjaga kecukupan
pasokan obat-obatan dan minum obat teratur seperti yang disarankan
meskipun tak ada gejala.
4. Individu dan keluarga perlu diinformasikan juga agar melakukan
pengukuran kadar gula darah, tekanan darah dan periksa urin secara
teratur. Pemeriksaan komplikasi hipertensi dilakukan setiap 6 bulan atau
minimal 1 tahun sekali.
Kriteria Rujukan
1. Hipertensi dengan komplikasi
2. Resistensi hipertensi
3. Hipertensi emergensi (hipertensi dengan tekanan darah sistole >180)
Peralatan
1. Laboratorium untuk melakukan pemeriksaan urinalisis dan glukosa
2. EKG
3. Radiologi (X ray thoraks)
Prognosis
Prognosis umumnya bonam apabila terkontrol.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan darah
atau kekuatan menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi
dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana
akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di
waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
B. Saran
Dianjurkan pada penderita hipertensi untuk mengatur gaya hidup sehat
8
Referensi
Direktorat Penyakit Tidak Menular. Buku Pedoman Pengendalian Hipertensi.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2013. (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2013)