Nim : 21800018
Kelas : BS 3
Klasifikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHG dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHG. Menurut Joint National Committee
(JNC VII) penggolongan hipertensi dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Normal apabila sistolik < 120 mmHg dan diastolic < 80 mmHg
2. Pre Hipertensi apabila sistolik 120-139 mmHg dan diastolic / 80-89 mmHg
3. Hipertensi stadium I apabila sistolik 140-159 mmHg dan diastolic / 90-99 mmHg
4. Hipertensi stadium II apabila sistolik ³ 160 mmHg dan diastolic / ³ 100 mmHg
1. Hipertensi Sekunder
Sekitar 5-10% penderita hipertensi berhubungan dengan penyakit
ginjal, 1-2% berhubungan dengan kelainan hormonal (gangguan
kelenjar tiroid, gangguan kelenjar adrenal) atau pemakaian obat
tertentu
Kegemukan (obesitas)
Gaya hidup yang tidak aktif / kurang olah raga
Stress
Alkohol
Garam (makanan yg asin)
Komplikasi Hipertensi
Gangguan yang dapat apabila seseorang mengalami hipertensi terutama dalam
jangka panjang. Gangguan dapat muncul berupa gejala ringan sampai berat
sehingga membutuhkan penanganan medis dengan serius. Gangguan yang muncul
dapat berupa :
Gangguan penglihatan
Gangguan saraf
Gagal jantung
Gangguan fungsi ginjal
Gangguan serebral (otak)
Gangguan kesadaran hingga koma
1. Atasi stress
2. Kelola garam
3. Rajin minum obat
4. Aktivitas fisik
5. Berobat rutin
6. Istirahat yang cukup
7. Timbang berat badan
8. Enyahkan asap rokok
9. No kafein
10. Singkirkan miras
11. Isi piringnya dengan sayur dan buah
Penatalaksanaan Hipertensi
Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan tekanan darah, mencegah perkembangan
penyakit kardiovaskuler, menurunkan mortalitas, serta menjaga kualitas hidup pasien.
Penatalaksanaan mencakup modifikasi gaya hidup dan pemberian medikamentosa.
Modifikasi gaya hidup harus menjadi terapi lini pertama dalam penatalaksanaan hipertensi.
Modifikasi gaya hidup juga dapat meningkatkan efikasi medikamentosa yang dikonsumsi oleh pasien.
Pemberian terapi farmakologi dapat ditunda pada pasien hipertensi derajat 1 dengan risiko komplikasi
penyakit kardiovaskular rendah. Jika dalam 4-6 bulan tekanan darah belum mencapai target atau
terdapat faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya maka pemberian medikamentosa sebaiknya
dimulai
Penurunan berat badan
Penurunan berat badan akan bermanfaat pada pasien dengan obesitas atau overweight. Penurunan
berat badan dilakukan perlahan hingga mencapai berat badan ideal dengan cara terapi nutrisi medis
dan peningkatan aktivitas fisik dengan latihan jasmani.
Modifikasi diet
Diet tinggi garam akan meningkatkan retensi cairan tubuh. Asupan garam sebaiknya tidak melebihi 2
gr/ hari. Diet DASH merupakan salah satu diet yang direkomendasikan pada pasien hipertensi. Diet
ini pada intinya mengandung makanan kaya sayur dan buah, serta produk rendah lemak. Makanan
yang dihindari yakni jeroan, daging kambing, makanan yang diolah menggunakan garam natrium,
makanan dan minuman dalam kemasan, makanan yang diawetkan, mentega dan keju. Pasien juga
dianjurkan menghindari konsumsi bumbu-bumbu tertentu (kecap asin, terasi, petis, saus tomat, saus
sambal, tauco dan bumbu penyedap lain), serta makanan dan minuman yang mengandung alkohol.
Aktifitas Fisik
Aktivitas fisik reguler telah dilaporkan membantu penurunan tekanan darah, terutama pada kasus
hipertensi resisten. Rekomendasi terkait olahraga yakni olahraga aerobik dan latihan resistensi secara
teratur sebanyak 30 menit/hari pada 3-5 hari/minggu.
Modifikasi Gaya Hidup Lain
Minta pasien mengurangi konsumsi alkohol. Pembatasan konsumsi alkohol tidak lebih dari 2 gelas
per hari pada pria atau 1,5 gelas per hari pada wanita dapat menurunkan tekanan darah. juga
dianjurkan untuk berhenti merokok demi menurunkan risiko komplikasi penyakit kardiovaskular.
Selain itu diperlukan manajemen stres yang baik karena stres diketahui dapat meningkatkan tekanan
darah.
Medikamentosa
Terapi medikamentosa perlu segera dimulai pada hipertensi derajat 1 dengan risiko tinggi maupun
dengan riwayat penyakit komorbid seperti stroke, penyakit ginjal kronik, diabetes mellitus, dan
hypertension-mediated organ damage dan. Farmakoterapi juga dilakukan pada setiap kasus hipertensi
derajat 2.
Pada hipertensi derajat 1 dengan risiko rendah-sedang dan tanpa disertai komorbiditas, terapi
medikamentosa dimulai setelah 3–6 bulan modifikasi gaya hidup tidak menyebabkan tekanan darah
terkontrol. Target reduksi tekanan darah setidaknya 20/10 mmHg dalam 3 bulan, tetapi sebaiknya
hingga <140/90 mmHg. Bila memungkinkan, target tekanan darah dilakukan berdasarkan usia, yaitu:
Pasien dengan hipertensi onset dini (<30 tahun) khususnya jika pasien tidak memiliki faktor
risiko hipertensi, seperti obesitas, sindrom metabolik, atau riwayat keluarga
Pasien dengan hipertensi resisten
Pasien dengan penurunan mendadak dalam kontrol tekanan darah
Hipertensi urgensi dan emergensi
Pasien yang memiliki kemungkinan tinggi hipertensi sekunder berdasarkan analisis klinis.
Skrining dasar untuk hipertensi sekunder harus mencakup penilaian menyeluruh dari riwayat klinis,
pemeriksaan fisik, elektrolit, fungsi ginjal, fungsi tiroid, dan analisis urine dipstick. Pada pasien
dengan hipertensi sekunder, lakukan rujukan pada spesialis terkait dan lakukan penanganan
multidisiplin
1. Iqbal AM, Jamal SF. Essential Hypertension. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539859/?report=reader
2. Unger T, Borghi C, Charchar F, et al. 2020 International Society of Hypertension global
hypertension practice guidelines. Hypertension. 2020 Jun;75(6):1334-57.
3. Oparil S, Acelajado MC, Bakris GL, et al. Hypertension. Nat Rev Dis Primers. 2018;4:18014.
4. Williams B, Mancia G, Spiering W, et al. 2018 ESC/ESH Guidelines for the management of
arterial hypertension: The Task Force for the management of arterial hypertension of the
European Society of Cardiology (ESC) and the European Society of Hypertension (ESH).
European heart journal. 2018 Sep 1;39(33):3021-104.
5. Lukito AA, Harmeiwaty E, Hustrini NM. Konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019.
Jakarta: Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. 2019:7-8.
6. Jordan J, Kurschat C, Reuter H. Arterial hypertension: diagnosis and treatment. Deutsches
Ärzteblatt International. 2018 Aug;115(33-34):557.
7. Hegde S, Aeddula NR. Secondary Hypertension. In: StatPearls. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544305/
8. P2PTM Kemenkes RI, Klasifikasi Hipertensi, publikasi 12 Mei 2018