Anda di halaman 1dari 19

ASSALAMUALAIKUM

HIPERTENSI

YUYUN AMBARWATI
TINGKAT 1 B
PENGERTIAN HIPERTENSI

• tekananan darah tinggi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg.
Hipertensi dalam bahasa inggrisnya adalah Hypertension, Hypertension berasal dari dua kata
yaitu Hyper yang berarti tinggi, dan Tension yang berarti tegangan.
• Ketika dilakukan pemeriksaan tekanan darah menghasilkan dua angka, yaitu angka yang lebih
tinggi dan angka yang lebih rendah. Angka yang lebih tinggi didapat ketika jantung berkontraksi
(sistolik), sedangkan angka yang lebih rendah didapatkan ketika jantuk berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah kurang dari 120 / 80 mmHg dapat diartikan sebagai tekanan darah yang normal.
Ketika terjadi tekanan darah tinggi, umumnya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi umumnya terjadi ketika tekanan darah mencapai 140 / 90 mmHG atau lebih,
pengukuran tekanan darah ini dilakukan pada lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
BERIKUT INI MERUPAKAN TABEL KLASIFIKASI ATAU
PENGGOLONGAN TEKANAN DARAH PADA ORANG
DEWASA
GEJALA HIPERTENSI

• Hipertensi atau tekanan darah tinggi harus diwaspadai, karena umumnya pada penderita hipertensi
tidak merasakan adanya gejala. namun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang
bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.
• Jika hipertensi sudah pada level yang berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala antara
lain ; sakit kepala, kelelahan,mual, muntah, sesak napas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi
karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.Terkadang penderita hipertensi berat
mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini
disebut ensefalopati hipertensif, yang harus segera mendapatkan penanganan.
PENYEBAB

• Berdasarkan penyebabnya, hipertensi terdiri atas dua macam yaitu Hipetensi Primer atau Esensial dan Hipertensi Sekunder.
Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi yang tidak atau belum diketahui sebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).

• Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan
darah.

• Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah
kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

• Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).

• Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki
kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.

• Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain :

• Penyakit Ginjal : Stenosis arteri renalis, Pielonefritis, Glomerulonefritis, Tumor-tumor ginjal, Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan), Trauma pada ginjal (luka yang mengenai
ginjal), Terapi penyinaran yang mengenai ginjal.

• Kelainan Hormonal : Hiperaldosteronisme, Sindroma Cushing, Feokromositoma,

• Obat-obatan : Pil KB, Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Kokain, Penyalahgunaan alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

• Penyebab Lainnya : Koartasio aorta, Preeklamsi pada kehamilan, Porfiria intermiten akut, Keracunan timbal akut.
DIAGNOSIS HIPERTENSI

• Hipertensi dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan darah. Karena hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala dan lebih sering dialami oleh seseorang
yang lanjut usia. Orang dewasa, terutama yang berusia di atas 40 dan berisiko tinggi, disarankan setidaknya melakukan pemeriksaan darah setiap tahun.
• Berikut tahapan pemeriksaan darah yang benar dengan menggunakan alat pengukur tekanan darah (sphygmomanometer), agar didapatkan hasil yang akurat:
• Pasien tidak boleh berolahraga, merokok, dan mengonsumsi minuman dengan kandungan kafein 30 menit sebelum pemeriksaan tekanan darah dilakukan.
• Pasien diminta untuk duduk dengan tenang di kursi, dengan kaki berpijak pada lantai.
• Pastikan buang air kecil sebelum melakukan pemeriksaan darah.
• Baik dokter maupun pasien tidak boleh berbicara selama pemeriksaan dilakukan.
• Lepas pakaian yang menutupi area pemasangan manset.
• Tekanan darah diukur pada kedua lengan. Untuk pengukuran tekanan darah selanjutnya, gunakan lengan dengan tekanan darah yang lebih tinggi untuk
mengukurnya.
• Pengukuran tekanan darah diulang minimal 2 kali dengan jeda 1-2 menit.
• Bila diperlukan, dokter akan menganjurkan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan darah, urin, atau foto Rontgen, untuk melihat kemungkinan komplikasi
yang sudah ditimbulkan akibat hipertensi.
PENGOBATAN HIPERTENSI

• Menjalani gaya hidup sehat dan konsumsi obat antihipertensi, bisa menjadi langkah efektif untuk mengatasi hipertensi. Nilai
tekanan darah dan risiko pasien terserang komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke, akan menentukan pengobatan yang
akan dijalani. Secara umum, terdapat 2 prinsip dari pengobatan hipertensi, yaitu:
• Perubahan gaya hidup. Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, bisa menurunkan tekanan darah dalam beberapa minggu.
Gaya hidup sehat yang yang perlu dijalani, antara lain:
• Mengadopsi pola diet DASH (dietary approaches to stop hypertension), yaitu pola makan dengan lebih banyak mengonsumsi buah, sayur-
sayuran, susu rendah lemak, gandum, dan kacang-kacangan, dibandingkan dengan daging merah dan makanan yang mengandung lemak
jenuh serta kolesterol tinggi.
• Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.
• Perbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga.
• Menurunkan berat badan.
• Berhenti merokok.
• Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
• Mengurangi konsumsi minuman tinggi kafein, seperti kopi, teh, atau cola.
• Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk mengendalikan stres.
PENCEGAHAN HIPERTENSI

• Menjaga berat badan ideal. Berat badan berlebih bisa membuat seseorang lebih berisiko terserang hipertensi.
• Berolahraga secara rutin. Seseorang yang aktif berolahraga akan lebih terhindar dari risiko terserang hipertensi. Lakukan jalan cepat
atau bersepeda 2-3 jam setiap minggu.
• Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat. Misalnya, roti dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.
• Kurangi garam. Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok teh.
• Kurangi konsumsi alkohol. Mengonsumsi lebih dari takaran alkohol yang disarankan, bisa meningkatkan risiko hipertensi.
• Berhenti merokok. Meski rokok tidak menyebabkan hipertensi secara langsung, tetapi rokok bisa membuat arteri menyempit,
sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
• Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan. Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.
SITUASI STRESS PADA PASIEN HIPERTENSI

• Hipertensi merupakan kondisi fisik yang juga memiliki hubungan dengan stres. Stres merupakan salah satu alasan meningkatnya tekanan
darah sehingga dapat menyebabkan hipertensi. Adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara tekanan darah dengan stres. Selain
terapi medis, klien juga memerlukan adanya terapi psikologis. Tertawa merupakan aktivitas psikologis yang dapat mengontrol tekanan
darah dengan menurunkan produksi hormon penyebab stress naiknya. Selain tertawa, gelombang otak merupakan alternatif terapi yang
juga dapat digunakan untuk mencapai kondisi rileks. Program Pengelolaan diri dengan tertawa dan penggunaan gelombang otak pada
penderita hipertensi terbukti efektif untuk menurunkan stres.
• Hipertensi merupakan salah satu penyakit sistem kardiovaskuler yang cenderung banyak ditemui di masyarakat. Jumlah penderita
hipertensi di seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi orang dewasa, sementara prevalensi di
Indonesia berdasarkan riskesdas (riset kesehatan dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi, dan 60 persennya berakhir pada
stroke. Pada data profil kesehatan Indonesia tahun 2006, hipertensi esensial berada pada peringkat 2 dari Pola 10 Penyakit Terbanyak
pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit di seluruh Indonesia (Depkes, 2007). Hipertensi adalah suatu keadaan terjadinya gangguan
mekanisme pengaturan tekanan darah. Hipertensi merupakan tekanan darah persisten, dimana tekanan darah sistoliknya di atas 140 mg
dan diastoliknya di atas 90 mg (Smith Tom, 1995), sementara hipertensi dengan kondisi grade berat apabila tekanan darah sistoliknya
berada di atas 180 mg dan diastoliknya di atas 100 mg (ridha-zulfajri.blogspot.com, 2010). Pada umumnya hipertensi tidak memiliki
penyebab spesifik. Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti.
STRESS YANG DIHADAPI PETUGAS KESEHATAN

1. Petugas kesehatan kena emosi nya pasien karna pasien ngerasa sudah berobat tapi tidak
ada perubahan
2. Petugas kesehatan kurang istirahat dan tidak kenal waktu untuk melayani pasien
PROBLEM FOCUSED

• Menurut Lazarus dan Folkman (1984) coping adalah upayaperubahan kognitif dan perilaku secara konstan untuk
mengelola tekanan eksternal dan internal yang dianggap melebihi batas kemampuan individu.Adapun
fungsi copingtersebut adalah menjelaskan perbedaan kepercayaan antaracoping secara langsung melalui tindakan
dan coping yang meregulasi respon emosi pada individu. Salah satu strategicoping menurut Folkman dan Lazarus
adalah problem-focused coping. Folkman & Lazarus menyatakan bahwaproblem-focused coping merupakan strategi
yang digunakan dalam menyelesaikan masalah, seperti mendefinisikan suatu masalah, menghasilkan solusi alternatif,
mempertimbangkan alternatif secara efisien, memilih alternatif dan bertindak, strategi problem-focused
coping beroreintasi pada penyelesaian masalah (1984). Menurut Carver,dkk (1985) problem-focused
coping adalahmenyelesaikan masalah atau melakukan sesuatu untuk mengubah sumber stres. Carver, dkk (1985)
mengemukakan 5 macam problem-focused coping yaitu menghadapi masalah secara aktif, perencanaan, mengurangi
aktifitas persaingan, pengendalian, mencari dukungan sosial.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa problem-focused coping adalah menyelesaikan masalah untuk megurangi sumber stres dengan cara
penyelesaian masalah secara langsung.
FAKTOR-FAKTORYANG
MEMPENGARUHI PROBLEM-FOCUSED COPING
• a. Kesehatan dan Energi (health and energy)
• Kesehatan dan energi mempengaruhi berbagai macam bentuk strategi coping pada individu dan juga stres. Apabila individu dalam keadaan rapuh, sakit, lelah, lemah,
tidak mampu melakukan coping dengan baik. Sehingga kesehatan fisik menjadi faktor penting dalam menentukan strategi coping pada individu.
• b. Keyakinan yang positif (positive beliefs)
• Penilaian diri secara positif dianggap sebagai sumber psikologis yang mempengaruhi strategi coping pada individu. Setiap individu memiliki keyakinan tertentu yang
menjadi harapan dan upaya dalam melakukan strategi coping pada kondisi apapun. Sehingga penilaian mengenai keyakinan yang positif merupakan sumber
strategi coping, hal ini dipertegaskan seorang penulis Norman Vincent Peale yang mengatakan fungsi kekuatan berfikir positif dan memiliki kemampuan menjadikan
individu memiliki pengalaman yang baik.
• Sebuah penelitian Caprara, dkk (2006) mengenai self-efficacy yang merupakan faktor untuk berpikir positif dan mencapai kebahagian, menemukan bahwa self-
efficacy pada remaja mengontrol emosi positif dan negatif, emosi yang positif membentuk keyakinan yang positif pada individu.
• c. Kemampuan Pemecahan Masalah (problem solving skill)
• Kemampuan pemecahan masalah pada individu meliputi kemampuan mencari informasi, menganalisis situasi yang bertujuan mengidentifikasi masalah untuk
menghasilkan alternatif yang akan digunakan pada individu, mempertimbangkan alternatif yang akan digunakan, mempertimbangkan alternatif dengan baik agar dapat
mengantisipasi kemungkinan yang terburuk, memilih dan menerapkan sesuai dengan tujuan pada masing-masing individu, hal ini merupakan faktor yang
mempengaruhi strategi coping.
• Penelitian Jahnke, dkk (1995) mengenai penyelesaian masalah dipengaruhi oleh keadaan emosi setiap individu. Keadaan emosi individu dipengaruhi oleh usia, juga
perbedaan usia mempengaruhi strategi penyelesaian yang akan dilakukan individu. Individu yang menyelesaikan masalah dengan cara menghindar cenderung memiliki
keadaan emosi yang tidak matang. Sedangkan individu yang menyelesaikan masalah secara langsung cenderung memiliki kematangan emosi.
• d. Keterampilan sosial (social skills)
• Keterampilan sosial merupakan faktor yang penting dalam strategi coping karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, sehingga individu membutuhkan
untuk bersosialisasi. Keterampilan sosial merupakan cara untuk menyelesaikan masalah dengan orang lain, juga dengan keterampilan sosial yang baik memungkinkan
individu tersebut menjalin hubungan yang baik dan kerjasama dengan individu lainya, dan secara umummemberikan kontrol perilaku kepada individu atas interaksi
sosialnya dengan individu lain.
• e. Dukungan sosial (social support)
• Setiap individu memiliki teman yang dekat secara emosional, pengetahuan, dan dukungan perhatian yang merupakan faktor yang mempengaruhi strategi coping pada
individu dalam mengatasi stres, terapi perilaku, epidemologi sosial.
• f. Sumber material (material resources)
• Sumber material salah satunya adalah keuangan, keadaan keuangan yang baik dapat menjadi sumber strategi coping pada individu. Secara umum masalah keuangan
dapat memicu stres individu yang mengakibatkan meningkatnya pilihan dalam strategi copinguntuk bertindak. Salah satu manfaat material bagi individu mempermudah
individu dalam kepentingan hukum, medis, keuangan dan lain-lain. Hal ini menyebabkan individu yang memiliki materi dapat mengurangi resiko stres.
• Penyebab hipertensi primer
• Sebanyak 95 persen orang dengan tekanan darah tinggi mengalami hipertensi primer
(esensial), yaitu tingginya tekanan darah tanpa diketahui penyebabnya secara jelas.
Hipertensi jenis ini cenderung muncul secara bertahap selama bertahun-tahun.
• Para ahli menduga bahwa faktor genetik merupakan salah satu penyebab hipertensi
primer. Namun beberapa kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat juga ikut dapat
berkontribusi menjadi penyebab hipertensi primer. Beberapa kebiasaan tidak sehat ini
meliputi:
LANJUTAN...

1. Asupan garam yang tinggi


2. Stress
3. Merokok
4. Mengkonsumsi alkohol
5. Males gerak dan obesitas
HIPERTENSI SEKUNDER

1. Masalah ginjal
2. Masalah tiroid
3. Cacat bawaan dippembuluh darah
4. Kehamilan
5. Obat obat tertentu : pil kb dan flu
6. Obat obatan ilegal : kokain
DUKUNGAN PADA PASIEN HIPERTENSI

1. Ajak pasien untuk mengkonsumsi makanan dan minuman sehat


2. Istirahat yang cukup
3. Hindari stres
4. Berolahraga
5. Menjaga emosi
6. Selalu perhatikan label makanan
• Untuk pelayanan kesehatan selalu memberikan motivasi agar pasien mengatur pola hidup
yang sehat agar menstabilkan tekanan darah pada pasien
• Untuk pasien diharapkan selalu mendengarkan nasehat dari pelayanan kesehatan dan
selalu mengkontrol emosi nya dan pola hidupnya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai