Anda di halaman 1dari 33

Psikiatri Anak dan

Remaja
Ferrisaga Jetha Pranawa - 165070100111058
Azmi Aziz Nuraraga - 165070101111061

Pembimbing: dr Frilya Rachma Putri Sp. KJ(K)


Teori Perkembangan Anak
• Teori Perkembangan Psikoseksual (Sigmund Freud)
• Teori Perkembangan Psikososial (Erik H. Erikson)
• Perkembangan Psikokognitif (Jean Piaget)
Teori Perkembangan Psikoseksual
Sigmund Freud

Fase
Fase Oral
Oral •• Kebutuhan,
Kebutuhan, persepsi,
persepsi, dan
dan cara
cara ekspresi
ekspresi bayi
bayi terpusat
terpusat pada
pada zona
zona oral
oral
(0
(0 –– 18
18 bulan)
bulan) (sucking,
(sucking, rooting,
rooting, makan,
makan, dan
dan minum).
minum).

•• Maturasi
Maturasi kontrol
kontrol neuromuskuler
neuromuskuler dari
dari sfingter
sfingter ani.
ani. (orang
(orang tua
tua mengajarkan
mengajarkan
Fase
Fase Anal
Anal toilet
toilet training)
training)
(1
(1 –– 3
3 tahun)
tahun) •• Mengerti
Mengerti kebutuhan
kebutuhan pribadi
pribadi untuk
untuk buang
buang air
air besar.
besar.
•• Gender
Gender identity.
identity.
Fase
Fase Phallus
Phallus •• Ketertarikan
Ketertarikan untuk
untuk meniru
meniru orang
orang tua
tua (sesuai
(sesuai gender).
gender).
(3
(3 –– 5
5 tahun)
tahun)

•• Anak
Anak menggunakan
menggunakan energi
energi fisik
fisik dan
dan psikologis
psikologis untuk
untuk mengeksplorasi
mengeksplorasi
Fase
Fase Laten
Laten pengetahuan
pengetahuan dan
dan pengalamanya
pengalamanya melalui
melalui aktivitas
aktivitas fisik
fisik maupun
maupun sosialnya.
sosialnya.
(5
(5 –– 12
12 tahun)
tahun) •• Awal
Awal fase  anak
fase  anak lebih
lebih menyukai
menyukai teman
teman dengan
dengan jenis
jenis kelamin
kelamin sama.
sama.

Fase
Fase Genital
Genital •• Kepuasan
Kepuasan anak
anak terhadap
terhadap lawan
lawan jenis.
jenis.
(12
(12 –– 18
18 tahun)
tahun)
Teori Perkembangan Psikososial
Erik H. Erikson
Usia Konflik Resolusi / ‘virtue’

Infancy Trust vs Mistrust Hope Terbentuk rasa percaya kepada seseorang.


(0 – 18 bulan) Timbul rasa tidak percaya.
Early childhood Autonomy vs Shame Will Mencoba dan mandiri.
(18 bulan-3 tahun) and doubt Perasaan malu dan ragu.
Play Age Initiative vs Guilt Purpose Inisiatif mencari pengalaman baru secara aktif dalam
(3-5 tahun) melakukan aktivitas.
Jika anak dilarang atau dicegah maka akan timbul rasa
bersalah pada diri anak.

School Age Industry vs Inferiority Competence Bekerja sama dan bersaing.


(5-12 tahun) Berusaha mencapai sesuatu yang diinginkan.
Apabila terlalu mendapat tuntutan dari lingkungannya dan
anak tidak berhasil memenuhinya  timbul rasa
inferiorty (rendah diri).
Reinforcement penting untuk menguatkan perasaan
berhasil dalam melakukan sesuatu.
Teori Perkembangan Psikososial
Erik H. Erikson
Usia Konflik Resolusi / ‘virtue’
Teenager Identity vs role Fidelity Adanya keinginan untuk mencari jati diri. Dan memiliki cita
(12– 18 tahun) confusion cita. bisa melihat seseorang sebagai individu yang berbeda
Gagal menyebabkan sifat pemberontak
Early adulthood Intimacy vs Isolation Love Adanya keinginan untuk berhubungan dekat/intim dengan
(18– 40 tahun) orang lain.
Jika berhasil  dapat merasakan cinta & kasih saying
Jika gagal  merasa penolakan  merasa terisolasi dari
orang-orang

Adulthood Generativity vs Care Sudah mapan  keinginan untuk berkontribusi pada


(40-60 tahun) Stagnation komunitas / keluarga.
Berhasail berkontribusi memunculkan rasa peduli
Merasa hidupnya tidak sesuai  gagal berinteraksi dengan
orang lain  stagnansi
Old age Integrity vs Despair Wisdom Flashback  mengkaji apa saja yang telah dicapai selama
(>60 tahun) hidup  jika berhasil merasa puas dan mecapai bijaksana
Sebaliknya jika tidak puas dan penuh penyesalan  putus
asa
Perkembangan Psikokognitif
Jean Piaget
•• Berkembangnya
Berkembangnya panca
panca indera
indera
Sensorimotor
Sensorimotor Stage:
Stage: 0-2
0-2 •• Berkembangnya
Berkembangnya keingitahuan
keingitahuan
tahun
tahun •• Berkembangnya
Berkembangnya kemampuan
kemampuan motoris
motoris
•• Bersifat
Bersifat egosentris
egosentris

•• Roleplay
Roleplay (maling-malingan,
(maling-malingan, dokter-pasien)dan
dokter-pasien)dan Simbolisasi
Simbolisasi (mulai
(mulai memahami
memahami bahasa,
bahasa,
Preoperational
Preoperational Thought
Thought gesture,isyarat)
gesture,isyarat)
Stage:
Stage: 2-7
2-7 tahun
tahun •• Mengerti
Mengerti waktu
waktu
•• Bersifat
Bersifat egosentris
egosentris

•• Berkembangnya
Berkembangnya logika
logika
Concrete
Concrete Operation:
Operation:
•• Kemampuan
Kemampuan untuk
untuk mengurutkan
mengurutkan sesuatu
sesuatu berdasarkan
berdasarkan urutan
urutan
7-11
7-11 tahun
tahun •• Reversibility
Reversibility

Formal
Formal Operation:
Operation: 11
11 •• Pemikiran
Pemikiran rasional
rasional (bisa
(bisa menentukan
menentukan prioritas)
prioritas)
tahun
tahun –– akhir
akhir remaja
remaja
SKDI 2012
Gangguan perkembangan
pervasif
• DSM V: Autism spectrum disorder
• PPDGJ 3: F84.0 Autisme Masa Kanak

Gangguan perkembangan pervasif ditandai oleh adanya kelainan


dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun,
dan dengan ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang yaitu : interaksi sosial,
komunikasi, dan perilaku yang terbatas dan berulang
Autism Spectrum Disorder (DSM
V)
Kriteria diagnosis (A-E):
A. Defisit yang menetap dalam komunikasi sosial dan interaksi sosial di beberapa konteks, yang
terlihat saat ini atau terlihat dari riwayat:
• Defisit timbal balik sosial-emosional
• Defisit pada perilaku komunikasi non verbal
• Defisit dalam mengembangkan, mempertahankan, dan memahami hubungan sosial
B. Perilaku dan aktivitas yang terbatas dan berulang. Kriteria ini minimal 2 dari yang ada
dibawah ini, baik yang terlihat saat ini maupun dari riwayat:
• Gerakan motorik yang stereotipik dan berulang
• Perhatian yang berlebihan pada kesamaan, rutinitas yang kaku atau pola
perilaku verbal dan non-verbal yang diritualkan
• Sangat terbatas dan minat terfiksasi abnormal baik secara intensitas maupun fokus
• Hiper maupun hiporeaktif terhadap input sensoris
Autism Spectrum Disorder (DSM
V)
C. Gejala muncul pada awal masa perkembangan
D. Gejala menimbulkan gangguan secara signifikan pada fungsi sosial
E. Gangguan tidak berhubungan dengan gangguan kecerdasan atau
global development delay.
Autism Spectrum Disorder (DSM
V)
Terapi:
• Behavior Therapy
• Psikoterapi
• Intervensi Psikofarmakologis
Gangguan pemusatan perhatian
dan hiperaktivitas (DSM V)
• Kriteria Diagnosis (A-E)
A. Gejala menetap dari Inatensi dan/atau hiperaktivitas-impulsifitas yang
mengganggu perkembangan
1. Inatensi: >6 gejala menetap selama minimal 6 bulan 2. Hiperaktivitas-impulsivitas: >6 gejala menetap selama
yang menyebabkan terganggunya kegiatan sosial dan minimal 6 bulan yang menyebabkan terganggunya kegiatan
akademik sosial dan akademik
a. gagal fokus atau kurangnya kepedulian a. sering gelisah
b. susah mempertahankan fokus b. sering meninggalkan tempat duduk ketika diharuskan
c. tidak memperhatikan ketika diajak berbicara langsung duduk
d. sering gagal mengikuti instruksi c. sering berlarian yang tidak perlu
e. sering kesulitan mengatur tugas dan aktivitas d. sering tidak bisa ikut serta pada kegitatan dengan tenang
f. sering menghindar, tidak suka, dan enggan mengerjakan e. sering tidak nyaman bila harus berdiam
tugas f. terlalu banyak bicara
g. sering kehilangan barang terkait tugas g. menjawab pertanyaan sebelum selesai dibacakan soal
h. gampang terdistraksi h. sering susah menunggu giliran
i. sering lupa kegiatan sehari hari i. sering mengganggu orang lain
Gangguan pemusatan perhatian
dan hiperaktivitas (DSM V)
B. Gejala terjadi sebelum usia 12 tahun
C. Gejala muncul di 2 atau lebih tempat berbeda
D. Ada bukti yang jelas bahwa gejala-gejala ini menimbulkan gangguan
klinis yang signifikan di bidang sosial, akademik dan fungsi pekerjaan
lainnya
E. Gejala-gejala tidak timbul secara eksklusif selama perjalanan
penyakit Gangguan Perkembangan Pervasif, Skizofrenia, atau Gangguan
Psikotik lainnya dan tidak dapat dijelaskan oleh gangguan mental
lainnya (seperti gangguan mood, gangguan cemas, gangguan disosiatif,
atau gangguan kepribadian)
Gangguan pemusatan perhatian
dan hiperaktivitas (DSM V)
Terapi:
Farmakoterapi:
Dextroamphetamine, Methylphenidate

Non Farmakoterapi:
Parenting
Behavior modification
Communication Disorder (DSM V)

• Language Disorder
• Speech Sound Disorder
• Childhood-onset Fluency Disorder (Stuttering)
• Social (Pragmatic) Communication Disorder
• Unspecified communication disorder
Language Disorder
A. Kesulitan yang menetap dalam menerima dan menggunakan bahasa
dalam berbagai modalitas (berbicara, menulis, bahasa isyarat, dll.) akibat
defisit pada komprehensi atau produksi yang termasuk di bawah ini:
1. Kosakata terbatas
2. Kemampuan menyusun kalimat terbatas (ability to put words and word
endings together to form sentences based on the rules of grammar &
morphology)
3. Impairment in discourse (ability to use vocabulary and connect
sentences to explain or describe a topic or series of events or have a
conversation)
Language Disorder
B. Kemampuan berbica secara substansial dan kuantitatif berada dibawah
usia yang seharusnya, menyebabkan keterbatasan fungsi dalam
komunikasi efektif, partisipasi sosial, akademik, atau pekerjaan
C. Onset gejala pada masa awal perkembangan
D. Kesulitan bukan berasal akibat kelainan mendengar atau sensoris lainnya,
disfungsi motoris, atau kondisi medis atau kondisi neurologis dan bukan
merupakan intellectual disability atau global developmental delay
Speech Sound Disorder
A. Kesulitan yang menetap dalam menghasilkan suara dalam berbicara yang
mengganggu kejelasan atau mencegah komunikasi verbal
B. Gangguan menyebabkan keterbatasan dalam komunikasi efektif yang
mengganggu bersosialisasi, akademic, atau pekerjaan
C. Onset gejala pada masa awal perkembangan
D. Gangguan bukan berasal dari kelainan kongenital atau dapatan seperti
cerebral palsy, bibir sumbing, bisu, atau tuli, trauma pada otak, atau
kondisi medis atau neurologis.
Childhood-onset Fluency Disorder
(Stuttering)
A. Gangguan dalam kelancaran dan pola waktu berbicara yang tidak sesuai
dengan usia dan kemampuan berbicara. menetap sepanjang waktu dan
dikarakteristikan sebagai ≥ 1 dari berikut:
1. Suara atau suku kata berulang
2. pemanjangan suara pada huruf konsonan maupun vokal
3. Broken words (berhenti didalam satu kata)
4. Audible or silent blocking (filled or unfilled pauses in speech)
5. Circumlocutions (mengganti kata yang sulit diucapkan)
6. Kata diucapkan dengan penekanan berlebih
7. mengulang kata dengan suku kata tunggal
Childhood-onset Fluency Disorder
(Stuttering)
B. Gangguan menyebabkan ketakutan berbicara atau keterbatasan dalam
komunikasi efektif yang mengganggu bersosialisasi, akademik, atau
pekerjaan.
C. Onset gejala pada masa awal perkembangan
D. Gangguan bukan berasal dari kemampuan motoris berbicara atau defisit
sensoris, atau berhubungan dengan kondisi neurologis (stroke, tumor,
trauma) atau kondisi medis laindan tidak dijelaskan oleh kondisi mental
disorder yang lain.
Social (Pragmatic)
Communication Disorder
A. Kesulitan yang menetap pada penggunaan komunikasi verbal maupun non-verbal yang
bermanifestasi sebagai berikut:
1. Deficit in using communication for special purposes, such as greeting and sharing
information, in manner that is appropriate for the social context
2. Impairment of the ability to change communication to match context or the needs of
the listener, such as speaking differently in a classroom than on a playground, talking
differently to a child than to an adult, and avoiding use of overly formal language
3. Difficulties following rules for conversation and storytelling, such as taking turns in
conversation, rephrasing when misunderstood, and knowing how to use verbal and
nonverbal signals to regulate interaction
4. Difficulties understanding what is not explicitly stated (making interfences) and
nonliteral or ambiguous meanings of language (idioms, humor, metaphor, multiple
meanings that depend on the context for interpretation)
Social (Pragmatic)
Communication Disorder
B. The deficits result in functional limitations in effective communication that interfere with
social participation, academic achievement, or occupational performance,
individually or in any combination
C. Onset of symptoms in in the early developmental period (but deficits may not become fully
manifest until social communication demands exceed limited capacities)
D. The symptoms are not attributable to another medical or neurological condition or to low
abilities in the domain of word structure and grammar, and are not better explained by
autism spectrum disorder, intellectual disability, global developmental delay, or another
mental disorder
F70-79. Retardasi Mental
“ Suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, terutama
ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya
kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.

Kriteria diagnostik Retardasi Mental


(DSM-IV-TR)
A. Taraf intelektual secara bermakna di bawah rata-rata: IQ kira-kira 70 atau kurang
pada test IQ standar (untuk bayi, pertimbangan klinis adanya tingkat intelektual di
bawah rata-rata secara signifikan).

B. Adanya defisit atau gangguan dalam fungsi adaptif (yaitu kemampuan untuk
memenuhi tugas sehari-hari menurut kelompok usia dan sesuai dengan latar belakang
kulturalnya) pada sekurangnya dua aspek ketrampilan, misalnya komunikasi,
merawat diri sendiri di rumah, keterampilan sosial/interpersonal, menggunakan
sarana masyarakat, mengarahkan diri sendiri, keterampilan akademik, pekerjaan,
kesenangan, kesehatan dan menjaga diri).

C. Awitan sebelum usia 18 tahun.


Derajat Keparahan
F70 RM ringan F71 RM sedang F72 RM berat F73 RM sangat berat
IQ 50-69 35-49 20-34 < 20

Pemahaman Terlambat, kesulitan -Bervariasi, beberapa -Percakapan -Mengerti perintah dasar


dan dalam akademik, mampu dalam sederhana -Mengajukan permohonan
penggunaan membaca, menulis percakapan sederhana, -Komunikasi untuk sederhana
bahasa sedangkan yang lain kebutuhan dasar
hanya berkomonikasi
seadanya.

Prognosis Mampu berbicara Dalam perkembangan Ketika dewasa dapat Hanya dapat dilatih untuk
untuk keperluan nya, terdapat kesulitan beradaptasi dan melakukan beberapa skill untuk
sehari-hari, bersosialisasi yang mengerjakan tugas merawat diri – sendiri dan
ketrampilan praktis bermakna dalam pengawasan mengkomunikasi kan
dan pekerjaan rumah kebutuhannya
tangga.

Keadaan Autisme Autisme Ggn motorik yang Disabiltas neurologis dan fisik
penyerta Epilepsi Epilepsi mencolok yang mempengaruhi mobilitas
Ggn.tingkah laku Disabiltas neurologis Penyimpangan Epilepsi
Disabilitas fisik dan fisik perkembangan SSP Hendaya optik dan auditorik
Autisme tidak khas
Tatalaksana

• Pencegahan Primer, Sekunder, Tersier


• Terapi perilaku, kognitif dan psikodinamik
• Medikamentosa :
 Gejala hiperkinetik: valium, nobrium
 Konvulsi: dilantin, phenobarbital
 Menaikkan kemampuan belajar: glutamic acid, pabenol
F80-F89

GANGGUAN PERKEMBANGAN
PSIKOLOGIS
• F80 Gangguan Perkembangan Khas Berbicara dan Berbahasa
• F81 Gangguan Perkembangan Belajar Khas
• F82 Gangguan Perkembangan Motorik Khas
• F83 Gangguan Perkembangan Khas Campuran
• F84 Gangguan Perkembangan Pervasif (F84.0 Autisme Masa Kanak)
• F88 Gangguan Perkembangan Psikologis Lainnya
• F89 Gangguan Perkembangan Psikologis YTT
F90-F98

GANGGUAN PERILAKU DAN


EMOSIONAL
dengan Onset Biasanya pada Masa Kanak
dan Remaja
• F90 Gangguan Hiperkinetik
• F91 Gangguan Tingkah Laku
• F92 Gangguan Campuran Tingkah Laku dam Emosi
• F93 Gangguan Emosional dengan Onset Khas pada Masa Kanak
• F94 Gangguan Fungsi Soisal dengan Onset Khas pada Masa Kanak dan Remaja
• F95 Gangguan TIC
• F98 Gangguan Periaku dan Emosional Lainnya
• F99 Gangguan Mental YTT
F94. GANGGUAN FUNGSI SOSIAL
dengan Onset Khas pada Masa Kanak dan Remaja

94.0 MUTISME SELEKTIF

Gangguanberbicara dalam situasi tertentu saja.(menolak untuk berbicara di beberapa situasi


sosial, sangat pemalu, menghindar, ketakutan berlebihan dan menunjukkan perilaku menentang
pada beberapa situasi tertentu)

94.1 GANGGUAN KELEKATAN REAKTIF MASA KANAK

Tidakdapatmembangunikatanyangsehatdenganorangtua,pengasuh,atauanggotakeluargalainnya.

94.2 GANGGUAN KELEKATAN TIDAK TERKENDALI MASA KANAK


Menunjukkankelekatanselektifyangkabur(diffuseness)selama5tahunpertamakehidupan.
Sulitmembinahubunganakrabdansalingpercayadengankelompoktemansebaya
F95. Gangguan Tic
Gerakan motorik di bawah kendali,
cepat, berulang, mendadak, tidak
berirama, tidak bertujuan nyata.

F95.0 GANGGUAN TIC SEMENTARA


• Memenuhi kriteria umum diagnosis tic,
namun <12 bulan
• Sering pada anak usia 4-5 tahun, hilang
timbul beberapa bulan berupa kedipan
mata, muka menyeringai, atau kejutan
kepala.

F95.1 GANGGUAN TIC MOTORIK ATAU VOKAL KRONIK


Motoric Verbal
Kedipan mata, kejutan leher, Berdehem, suara menggonggong,
pengangkatan pundak dan wajah menghirup, berdesis
yang menyeringai
Memukul diri sendiri, meloncat Echolalia, koprolalia, palilalia
*Berlangsung selama >1 tahun
F95.2 GANGGUAN CAMPURAN TIC MOTORIK DAN VOKAL
MULTIPLE
(Sindrom de la Tourette)
• Tic motorik multipel dan 1 atau beberapa tic vokal, tidak harus timbul
serentak tapi riwayatnya hilang timbul.
• Onset masa kanak atau remaja (sering memburuk pada usia remaja dan
menetap sampai dewasa)
• Tic motoric mendahului tic vocal
• Tic vokal multipel, vokalisasi berulang, seperti berdehem, menggumam,
koprolalia.
• Kadang diikuti gerakan ekopraksia, kopropraksia
• Dapat ditekan dengan kemauan untuk jangka waktu singkat
• Bertambah parah karena stres dan berhenti saat tidur.
GANGGUAN PERILAKU DAN EMOSIONAL
dengan Onset Biasanya pada Masa Kanak dan
Remaja
F98.0 ENEURESIS NON-ORGANIK
• Gangguan buang air kecil tanpa kehendak pada siang/malam hari, tidak sesuai usia mental
• Tidak lazim didiagnosa terhadap anak dibawah 5 tahun atau dengan usia mental < 4 tahun.

F98.1 ENKOPRESIS NON-ORGANIK


• Gangguan buang air besar karena pengeluaran tinja secara tak layak:
o Toilet training yang kurang adekuat atau kurang responsive
o Gangguan pskilogis penyesuaian diri untuk buang air besar di tempat yang
layak/kebiasaan
o Retensi fisiologis, nyeri
• Mungkin disertai ulah mengoleskan tinja pada tubuh sendiri atau pada lingkungan sekitar dan
yang agak jarang, mencongkel dubur dengan jari atau masturbasi anal.
F98.2 GANGGUAN MAKAN MASA BAYI DAN KANAK
• Dianggap gangguan bila :
• Mutu makan abnormal
• Berat badan tidak bertambah
• Berat badan menurun dalam minimal sebulan

F98.3 PIKA MASA BAYI DAN KANAK


• Terus menerus makan zat yang tidak bergizi (tanah, serpihan cat, pasir dsb)
• Dapat timbul sebagai salah satu gejala pskiatrik yang luas (autism)atau
perilaku pskiopatologis yang tunggal, dan retardasi mental.

F98.4 GANGGUAN GERAKAN STEREOTIPIK


• Gerakan volunteer, berulang, stereotipik, non-fungsional (sering bersifat
rithmik), bukan bagian kondisi pskiatrik atau neurologis yang dikenal.

F98.5 GAGAP (stuttering/stammering)


• Sering ditemukan pada fase transisi pada usia dini anak, namun berkelanjutan
pada usia dewasa.

F98.6 BERBICARA CEPAT DAN TERSENDAT (cluttering)


Gangguan tingkah laku
Ketidakmampuan melawan dorongan/ impuls yang dapat membahayakan
dirinya sendiri atau orang lain.

3 kategori perilaku:
• 1. Intermittent explosive disorder : impuls agresif berupa penyerangan atau
perusakan benda.
• 2. Kleptomania: impuls mencuri benda, benda yang dicuri bukan untuk
penggunaan personal atau yang bernilai.
• 3. Piromania : muncul dorongan kuat untuk sengaja menyulut api untuk
meredakan ketegangan.

Biasanya berhubungan dengan:


• Gangguan psikiatri lain: ADHD, depresi, gangguan belajar.
• Faktor psikososial: didikan yang kasar dan suka menghukum, perselisihan
dalam keluarga, supervisi orang tua yang kurang, kemampuan sosial yang
kurang, dan tingkat sosioekonomi yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai