Anda di halaman 1dari 14

Modul

PENGENDALIAN
HIPERTENSI

Oleh :
Ns. Idrawati Bahar, S.Kep., M.Kep
Ns. Lola Felnanda Amri, S.Kep, M.Kep
Ns. Suhaimi, S.Kep, M.Kep

POLTEKKES KEMENKES PADANG


Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Atas rahmat dan karunia Allah SWT, penulis telah dapat menyusun
modul “Pengendalian Hipertensi”. Modul ini disusun dalam rangka pelaksanaan
Tridarma Perguruan Tinggi Dosen Poltekkes Kemenkes Padang. Modul ini
memandu penderita Hipetensi dalam pengendalian dan keterkontrolan tekanan
darah pada penderita hipertensi Modul dilengkapi dengan gambar untuk
memudahkan dalam aplikasinya.

Modul ini diharapkan dapat bermanfaat oleh semua penderita


Hipetensi dalam pengendalian dan keterkontrolan tekanan darah penderita
hipertensi.
Tak ada gading yang tak retak, segala yang baik dari tulisan ini datangnya
dari Allah SWT, yang kurang baik datangnya dari penulis. Untuk
keterbatasan modul ini mohon dimaklumi

Tim Penulis

Modul Pengendalian Hipertensi iii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I
Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 3

C. Manfaat 3

BAB II
Pengendalian Hipertensi 4

A. Pengertian Hipertensi 4

B. Faktor Penyebab Hipertensi 4

C. Gejala Hipertensi 6

D. Akibat dan Dampak Hipertensi 7

E. Cara Pengendalian Hipertensi8

BAB III
Penutup 11
Daftar Pustaka

Modul Pengendalian Hipertensi iv


BAB I
PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala , dimana tekanan darah tinggi
didalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap penyakit
kardiovaskuler seperti jantung, stroke, gagal jantung dan kerusakan ginjal (
sutanto 2010)

Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada umur


sama dengan atau lebihdari 18 tahun , sebesar 25,8% terdiagnosis, 63, 2% tidak
terdiagnosis (Riskesdas 2013). Disumatera Barat prevalensi hipertensi
mencapai 13,3%. MELIPUTI Bukittingi 43,4%, Kota Padang 32,6%, Kota Solok
27,8%, Kabupaten Padang Padang 23,2% (Rikesdas 2013)

Pencegahan terhadap hipertensi merupakan usaha yang baik untuk menurunkan


faktor resiko penyakit jantung dan hipertensi, mempertahankan tekanan darah
yang normal merupakan penunjang kesehatan utama pada penderita hipetensi.
Pengunaan obat hipetensi tidfak akan berperan efektif bila tidak diikuti pola
hidup sehat. Pola hidup sehat yang bermanfaat bagi penederita hipertensi
adalah pola hidup aktif, memelihara berat badan ideal. Gizi seimbang dengan
mengurangi asuopan garam serta menghentikan kebiasaan merokok
(Yahya2011).
Pengendalian faktor resiko dapat dilakukan dengan cara menurunkan
kelebihan berat badan, mengurangi asupan garam, menciptakan keadan

Modul Pengendalian Hipertensi v


rileks, olah raga teratur, berhenti merokok, dan mengurangi konsumsi alkohol
(Depkes 2006).

Meningkatnya kejadian hipetensi tidak lepas dari kurangnya kesadaran


masyarakat terhadap faktor penyebab hipertensi sepeti, merokok, keturunan,
umur, mengkonsumsi gatram dan alkohol berlebihan, kolesterol, stres, kurang
olah raga (Wibomo 2013)

Penelitan Vendyik, VP (2012) terdapat hubungan antara aktivitas fisik denga


tekanan darah. Hasil penelitian Andria KM (2013) menunjukkan prilaku olah raga
menujukkan hubungan bermakna pada penderita hipertensi . Dan menunjukkan
hubungan bermakna antara prlaku sters dengan hipertensi.

Menurut Mustaida (2000), terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan


penderita hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah. Peningkatan
pengetahuan penderita hipertensi tentang penyakit akan mengarah pada
kemajuan berfikir tentang perilaku kesehatan yang lebih baik sehingga
berpengaruh terhadap terkontrolnya tekanan darah.

Penelitian Mardiyati (2009), menunjukkan bahwa penderita hipertensi


mempunyai sikap yang buruk dalam menjalani diet hipertensi hal tersebut
disebabkan oleh faktor pengetahuan penderita hipertensi. Sikap merupakan
suatu tindakan aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi dari perilaku.
Menurut Notoatmodjo (2007: 145), perilaku seseorang adalah penyebab utama
menimbulkan masalah kesehatan,tetapi juga merupakan kunci utama
pemecahan. Perilaku merupakan faktor kedua terjadi perubahan derajat
kesehatan masyarakat.

Modul Pengendalian Hipertensi vi


Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem
kesehatan nasional,; Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya keluaraga sehat. Hasil
wawancara dengan penanggung jawab program perkesmas didapatkan belum
adanya modul yang digunakan perawat dalam melaksanakan kunjungan
rumah pada keluarga resiko yang salah satunya keluarga dengan pasien
hipertensi.

Berdasarkan hal ini peneliti tertarik melakukan pengembangan modul


edukasi terhadaap pengetahuan, dan sikap keterkontrolan tekanan daraah
pada pasien hipertensi.

A. TUJUAN
Untuk mendapatkan Model Edukasi Pengendalian Hipertensi terhadap
tekanan darah pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo
Padang Tahun 2017

B. Manfaat
Modul ini diharapkan dapat digunakan oleh perawat perkesmas dan pasien
hipertensi dalam meningkatkan upaya pengendalian hipertensi dalam
pengobatan dan penurunan angka kejadian hipertensi

Modul Pengendalian Hipertensi vii


BAB II

PENGENDALIAN HIPERTENSI

B. FAKTOR PENYEBAB HIPERTENSI

Modul Pengendalian Hipertensi viii


Modul Pengendalian Hipertensi ix
D. AKIBAT DAN DAMPAK HIPERTENSI (KOMPLIKASI)

Modul Pengendalian Hipertensi x


E. CARA PENGENDALIAN HIPERTENSI

Modul Pengendalian Hipertensi xi


Modul Pengendalian Hipertensi xii
Modul Pengendalian Hipertensi xiii
BAB III
PENUTUP

Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala , dimana tekanan darah tinggi
didalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap penyakit
kardiovaskuler seperti jantung, stroke, gagal jantung dan kerusakan ginjal.
Pencegahan terhadap hipertensi merupakan usaha yang baik untuk menurunkan
faktor resiko penyakit jantung dan hipertensi, mempertahankan tekanan darah
yang normal merupakan penunjang kesehatan utama pada penderita hipetensi.
Pengunaan obat hipetensi tidfak akan berperan efektif bila tidak diikuti pola
hidup sehat. Pola hidup sehat yang bermanfaat bagi penederita hipertensi adalah
pola hidup aktif, memelihara berat badan ideal. Gizi seimbang dengan mengurangi
asuopan garam serta menghentikan kebiasaan merokok.
Pengendalian faktor resiko dapat dilakukan dengan cara menurunkan kelebihan
berat badan, mengurangi asupan garam, menciptakan keadan rileks, olah raga
teratur, berhenti merokok, dan mengurangi konsumsi alkohol
DAFTAR PUSTAKA
A. Azis Alimul H. (2007). Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba
Medika

Arikunto, S., 2006, Prosedur Peneli an Suatu Pendekatan Prak k, Cetakan


Ke gabelas, Jakarta, PT Rineka Cipta.

Depkes RI, 2006, Buku Pengukuran Keberhasilan Pela han Depkes RI, Jakarta.

Dinkes Prop Sumbar, (2014). Rikesdas Sumbar.

Fagan, S.C., & Hess, D.C., (2008). Stroke. In: DiPiro, J.T., Talbert, L., Yee, G.C., Matzke, G.R.,
Wells, B.G., and Posey, L.M., Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Ed.
6 th, United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Herawani, Suhila U, Sumia , Resnaya Y, 2001, Pendidikan Kesehatan dalam


Keperawatan, Jakarta. EGC.

Ignatavicius, D.D. & Workman, M.L.. (2006) Medical surgical nursing ; cri cal thinking for
collabora ve care; fi h edi on, volume 2, Elsevier Saunders, Westline
Industrial Drive, St. Louis, Missouri.

Jones, S. P., Leathley, M. J., McAdam, J. J., & Watkins, C. L. (2007). Physiological monitoring
in acute stroke: a literature review. Journal of Advanced Nursing, 60 (6),
577–594.

Junaidi, Iskandar, (2011). Stroke Waspadai Ancamannya Yogyakarta:C.V ANDI OFFSET

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, (2014). Laporan Hasil Riset KesehatanDasar


Indonesia (Riskesdas) 2013.

LeMone, P & Burke, M.K. (2008). Medical-surgical nursing: Cri cal thinking in client care.
St.Louis: Cummings Publishing Company Inc.

Misbach, J., Airiza, A., Lyna, S., Jofizal, J., Salim, H., Silvia, L., Al, R. & Enny, M., 2007.
Pandangan Umum mengenai Stroke. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Notoatmodjo, S., 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip dasar, Jakarta.


Cetakan Kedua, PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai