Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME

KEPERAWATAN BENCANA

Disusun Oleh :
ITA TRIATUN SOLIKHAH
16142014282048

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 7B

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2019
MITIGASI & TANGGAP DARURAT BENCANA dengan sumber Pak ARIONO
POERWANTO

A. Definisi Bencana
Definisi bencana itu sendiri menurut undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut :
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.
Bencana dapat terjadi melalui suatu proses yang panjang atau situasi tertentu
dalam waktu yang sangat cepat tanpa adanya tanda-tanda
B. Jenis Bencana
1. Bencana Geologi (letusan gunung api, gempa, tsunami, gerakan tanah dll)
2. Bencana Hidro-meteorologi (hujan es, badai / puting beliung, banjir, kekeringan dll)
3. Bencana Biologi (penyakit, hama, virus dll)
4. Bencana Teknologi (radiasi, transgenik, gas meledak dll)
5. Bencana Lingkungan (penanaman sawit, erosi, exploitasi berlebihan, kebakaran
hutan dll)
6. Bencana Sosial (tawuran, terorisme)
C. Proses Yang Mempengaruhi Bencana Alam
a. Proses Endogen
Proses Endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi
menjadi tidak rata. Akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit, atau
pegunungan.
Dampak positif tenaga endogen :
1) Kawasan tangkap air hujan
2) Sumber bahan tambang dan sumber daya mineral
3) Pusat tenaga listrik
4) Tempat habitat berbagai jenis flora dan fauna
5) Tempat pariwisata dan laboratorium alam
Dampak negatif tenaga endogen :
1) Letusan gunung api
2) Gempa bumi merupakan bencana yang dahsyat
3) Tenaga endogen menghasilkan lereng-lereng yang curam sehingga tingkat erosi
dan longsor lahan tinggi.
b. Proses Eksogen
Proses eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga eksogen yaitu air,
angin, ataupun gletser akan mengikis permukaan bumi serta membawa materi yang
lapuk, lalu menumpknya, sehingga membentuk permukaan yang baru. Pada proses
pembenukan muka bumi melalui tenaga eksogen, dapat dilakukan dengan beberapa
cara berikut:
1) Sedementasi
Sedimentasi adalah proses pembentukan muka bumi memalui pengendapan
materi- materi sedimen. Materi sedimen berasal dari pelapukan batuan, pelapukan
sisa- sisa mahkluk hidup, maupun pasir. Tenaga yang membawa materi sedimen
ini adalah air, angin, maupun gletser. Sedimentasi oleh tenaga air, terjadi di
sungai dan laut. Dalam prosesnya, air membawa materi sedimen lalu
mengendapkannya. Dalam proses pengendapan ini lah tercipta daerah baru.
Seperti pembentukan danau tapal kuda. Terbentuknya danau ini akibat
pengendapan materi yang terjadi di satu sisi sungai, yang menyebabkan sungai
menjadi terputus dan membentuk danau tapal kuda. Selain itu, materi sedimen
yang terbawa oleh angin, dan terendap, akan menjadi bukit pasir. Bukit pasir
banyak ditemukan di sekitar pantai maupun gurun.
2) Erosi
Erosi adalah proses pengikisan yang terjadi di permukaan bumi (baca: Macam-
macam Erosi Berdasarkan Penyebabnya). Air, angin, maupun gletser memiliki
kekuatan untuk mengikis permukaan bumi. Hasil pengikisan itulah yang menjadi
materi sedimen.
D. MITIGASI
Mitigasi adalah suatu upaya memperkecil jatuhnya korban manusia dan atau kerugian
harta benda sebagai akibat bencana (Purbawinata, 2002)
Tujuan Mitigasi adalah untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari
suatu bencana, bisa dilaksanakan sebelum, pada saat atau setelah kejadian bencana guna
mengantisipasi adanya bencana dikemudian hari
Sebelum terjadi bencana :
1. Penyususnan peraturan
2. Pemenataan kawasan bencana
3. Pemantauan bahaya geologi
4. Peringatan dini
5. Sosialisasi
6. Diklat
Saat terjadi bencana :
1. Informasi kejadian bencana (pelaporan)
2. Evakuasi
Setelah bencana :
1. Rehabilitas: mengembalikan suasana dari fisik maupun mental
2. Rekontruksi: pembangunan kembali gedung-gedung yg telah runtuh
3. Kajian bencana: pelatihan terkait datangnya bencana kembali
4. Dokumentasi
Perlunya mitigasi :
1. Korban nyawa, harta benda, dan sar pras
2. Kerusakan lingkungan
3. Aktivitas sosial terganggu
4. Penanggulangan > pencegahan (rp)
Hakekat Pengelolaan Mitigasi Bencana Alam :
1. Merupakan salah wujud dalam upaya melindungi masyarakat terhadap ancaman
bahaya bencana alam.
2. Merupakan tangung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat, dan
juga dunia usaha, yang didasarkan pada sikap waspada masyarakat.
3. Dititik beratkan pada upaya untuk memperkecil korban manusia dan kerugian
harta benda sebagai dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
4. Merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan untuk mengurangi /
memperkecil penderitaan masyarakat akibat bencana alam.
Azas Pengelolaan Mitigasi Bencana Alam :
1. Azas kemanusiaan
2. Azas kemandirian: mampu menanggulangi dari diri sendiri
3. Azas kegotongroyongan: mampu bersama-sama saling membantu
4. Azas kesukarelaaan.
5. Azas kewilayahan.
Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat sebagai pelaku kegiatan
Sebelum terjadinya Bencana :
1. Secara bergotong royong melakukan kegiatan perbaikan selokan / aliran
drainage, khususnya pada saat menghadapi musim penghujan tiba.
2. Melakukan pengawasan terhadap penggundulan / pemotongan hutan, sehingga
dapat diterapkan tebang pilih.
3. Menghindari pemotongan lereng, dan apabila diperlukan perhatikan teknologi
yang memungkinkan.
4. Perhatikan kolam-kolam yang ada dan pembuangan airnya, apakah tidak
menimbulkan konsentrasi kejenuhan air di satu titik.
5. Inventarisasi daerah rawan bencana dan daerah evakuasi;
6. Menghindari pembuatan pemukiman dan prasarana umum didaerah dekat lereng
yang terjal, sungai;
7. Aktif mengikuti sosialisasi / penyuluhan tentang bencana alam.
8. Satgasos aktif memberikan penjelasan tentang pengelolaan bencana alam.
9. Mengakifkan sistim informasi dan peringatan dini tradional seperti kentongan dll
Pada saat terjadi bencana :
1. Perhatikan curah hujan dan lama hujan yang turun;
2. Apabila terjadi rekahan segera tutup dengan tanah liat yang dipadatkan dan
alihkan aliran /saluran air yang melewati / memotong rekahan tersebut;
3. Segera kosongkan rumah dengan batas radius 30 meter dari batas rekahan;
4. Selalu waspada dan memantau gejala-gejala terjadinya bencana alam gerakan
tanah dengan peralatan seadanya, khususnya pada musim penghujan;
5. Segera laporkan apabila menemukan tanda-tanda akan terjadinya gerakan tanah
ke aparat desa terdekat;
6. Segera melakukan tindakan darurat pengungsian apabila terlihat tanda-tanda akan
terjadinya gerakan tanah;
7. Apabila tidak sempat mengungsi, segera berlindung didaerah yang aman atau
dapat melindungi diri (kolong tempat tidur, meja dll) apabila terjadi bencana
alam gerakan tanah;
8. Bentuk posisi melingkar dan membelakangi datangnya longsoran
9. Segara laporkan ke perangkat desa terdekat apabila melihat kejadian bencana;
10. Segera mencari pertolongan darurat apabila terjadi bencana alam;
11. Carikan tempat perlindungan yang aman untuk korban bencana
Setelah terjadi bencana :
1. Melakukan kegiatan pembersihan lokasi bencana
2. Melokalisir tempat kejadian bencana terhadap ancaman tindak kriminal
3. Ikut aktif melakukan kegiatan rehabilitasi
4. Membuat / membantu pembuatan dokumentasi daerah bencana
Sasaran penanggulangan bencana :
1. Anak-anak
2. Ibu-ibu
3. Tokoh adat
4. Tokoh agama
5. Remaja
6. Tokoh Masyarakat
7. Masyarakat umum
Persiapan menghadapi bencana :
1. Latih anggota keluarga untuk menyelamatkan diri pada saat terjadinya bencana
2. Ketahui dan kenali tombol-tombol utama untuk mematikan listrik, gas dan air.
3. Latih anggota keluarga bagaimana dan kapan mematikan listrik, air dan gas,
tungku atau kompor dengan cara yang benar dan aman, untuk menghindari
kebakaran dan sambungan pendek.
4. Letakkan anak kunci pada lubang kunci masing-masing
5. Tempatkan orang tua dan anggota keluarga yang cacat fisik di kamar yang dekat
pintu keluar
6. Siapkan alat peringatan gempa yang sederhana untuk keluarga agar dapat
membangunkan anggota keluarga dan menyelamatkan diri (misalnya beberapa
kaleng kosong diisi kerikil atau kelereng). Letakkan di pinggir lemari, sehingga
akan jatuh berisik bila terjadi gempa besar.
Yang perlu diperhatikan mengetahui gejala bagaimana gempa itu akan terjadi, lalu
waspada terhadap bencana yang sudah diketahui dari gejala, selanjutnya melakukan
tindakan pencegahan untuk bencana itu sendiri.
Sesungguhnya alam ini tidak akan merusak segala yang dimiliki manusia ketika
manusia mau bersahabat dengannya. Namun ketika manusia berbuat kerusakan terhadap
alam, maka alampun akan membalas kerusakan itu dengan belasan bencana yg lebih
merusakkan.

Anda mungkin juga menyukai