Anda di halaman 1dari 30

SISTEM

PENANGGULANGAN
BENCANA ALAM DI
INDONESIA
DISASTER
MANAGEMENT II

Kelompok :
1. ABDUSSALAM
2. AFIF MUHAMMAD
3. KHAIRUL
HIDAYAT
4. PUJI ASTUTI
5. UCI DANI
6. VIVI OKTAVIANI
DEFINISI

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi


aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan
gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas
manusia. Karena ketidak berdayaan manusia, akibat
kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga
menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan
struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan
sebagai bencana yang diakibatkan
oleh gejala alam. Sebenarnya gejala
alam merupakan gejala yang sangat
alamiah dan biasa terjadi pada bumi.
Namun, hanya ketika gejala alam
tersebut melanda manusia (nyawa)
dan segala produk budidayanya
(kepemilikan, harta dan benda), kita
baru dapat menyebutnya sebagai
bencana.
Klasifikasi Bencana
Alam

Bencana
Bencana
alam
Alam
Bencana ekstra
Geologis
Alam terestrial
Klimatolo
gis

Gempa Bumi Terjadi di luar


Banjir
Gunung Meletus angkasa
Badai
Tsunami Meteor
Angin putting
Beliung
Kekeringan
Tahapan Tahapan Penanggulangan
Bencana Alam

1. Tahap Pencegahan dan


Mitigasi
2. Tahap Kesiapsiagaan
3. Tahap Tanggap Darurat
4. Tahap Rehabilitasi dan
Rekonstruksi
SISTEM PENANANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA

Sepanjang 2018, Badan Meteorologi,


Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
mencatat peristiwa gempa bumi
sebanyak 11.577 kali. Dari jumlah itu,
sebanyak 23 gempa di antaranya
berdaya rusak cukup parah .

Penanggulangan bencana gempa di


Indonesia saat ini menuntut pengelolaan
yang lebih sistemik dan terpadu.
Artinya, tidak hanya terkait dengan
mitigasi risiko, tetapi juga focus
manajemen bencana (disaster
management).
Sistem Penanggulangan bencana
Indonesia
BNP
B

Indonesia saat ini disebut belum memiliki standar mitigasi bencana


layaknya di Jepang, Australia atau Amerika Serikat. Padahal, bencana
seperti gempa tektonik, erupsi gunung api, longsor hingga angin puting
beliung sering terjadi di dalam negeri.

Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan


Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Bernardus Wisnu Widjaja dalam
diskusi di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin
(5/3/2018). "Sistem peringatan dini hingga budaya mitigasi belum
menjangkau seluruh elemen masyarakat bahkan di lingkungan aparat
pemerintahan sendiri," kata Wisnu.
NEXT

Akibatnya, jumlah korban jiwa dan material dalam beberapa


kasus bencana yang terjadi di tanah air masih cukup tinggi.
Selama Januari-Februari 2018 saja terjadi 513 kali bencana.
Dari 513 kali bencana itu, 182 kejadian adalah puting beliung,
157 banjir, 137 longsor, 15 kebakaran hutan dan lahan. Lalu 10
banjir dan longsor, 7 gelombang pasang dan abrasi, 3 gempa
bumi merusak dan 2 kali erupsi gunung api.

Dampak yang timbul akibat bencana tersebut, 72 orang


meninggal dunia dan hilang, 116 orang luka-luka dan lebih dari
393 ribu mengungsi. Tak hanya itu, sebanyak 12.104 rumah
rusak meliputi 1.566 rusak berat, 3.141 rumah rusak sedang
dan 7.397 rusak ringan, 127 unit fasilitas pendidikan rusak,
123 fasilitas ibadah dan 13 fasilitas kesehatan. "Kerusakan dan
kerugiannya mencapai puluhan triliun rupiah. Bayangkan baru
tingkat kerusakan dan korban jiwa selama dua bulan," kata
Wisnu.
PENANGGULANGAN BENCANA ALAM DI INDONESIA

Gempa Gunung
Banjir Bumi Tsunami Meletus

Angin
Puting
Tanah
Beliung / Kekering
Longsor
Angin an
Ribut
BANJIR
Cara Mengantisipasi Banjir
 Membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air
sehingga menyebabkan terjadinya banjir.
 Mengeruk sungai-sungai dari endapan-endapan untuk menambah daya
tampung air.
 Membangun rute-rute drainase alternatif (kanal-kanal sungai baru, sistem-
sistem pipa) sehingga dapat mencegah beban yang berlebihan terhadap sungai .
 Tidak mendirikan bangunan pada wilayah (area) yang menjadi daerah lokasi
penyerapan air.
 Tidak menebangi pohon-pohon di hutan
 Membuat tembok-tembok penahan dan tanggul-tanggul di sepanjang sungai,
tembok-tembok laut di sepanjang pantai-pantai dapat menjaga tingkat
ketinggian air agar tidak masuk ke dalam daratan.
NEXT
 Membersihkan sarana dan prsarana yang kotor Karena banjir
 Memebrikan pertolongan medis bagi yang memerlukan
 Memberikan bantuan obat obatan,makanan serta bantuan lainnya
 Memperbaiki sarana dan prasaranan yang rusak akibat banjir
 Mengerahkan tim penyelamat, beserta bahan dan peralatan mendukung, seperti
perahu karet,tambang, pelampung, dan obat obatan
 Memantau keadaan banjir dan menyebarkan informasi nya kepada masyarakat
 Membawa korban ke tempat penampungan yang aman
GEMPA BUMI
Sebelum terjadi gempa
Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan
darurat di mana pun kita berada. Ingat gempa dapat terjadi
sewaktu-waktu.
Meletakkan barang-barang yang berat di tempat yang stabil dan
tidak tergantung.
Matikan segera lampu, kompor minyak atau gas serta listrik agar
terhindar dari bahaya kebakaran.
 Saat terjadi gempa
Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak, jangan panik dan segeralah
keluar dari bangunan. Secepatnya mencari perlindungan di bawah meja atau
di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang mungkin mengakibatkan luka
seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung yang mungkin akan
jatuh menimpa.
Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah tempat yang bebas dari
bangunan-bangunan, pohon atau dinding. Jangan memasuki bangunan
meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak mustahil runtuhan
bangunan masih dapat terjadi.
Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut berdesak-desakan mencari
jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik mempunyai keinginan yang
sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan runtuhan.
Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya mencari
perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar
bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika
gempa terjadi, dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan kendaraan kamu
dan tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah mobil kamu.
Jangan berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika
gempa sudah berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang
atau jembatan yang membentang, sebelum dipastikan kondisinya
aman.
Setelah terjadi gempa
Tetap menggunakan alas kaki untuk menghindari pecahan-pecahan kaca atau
bahan-bahan yang merusak kaki.
Periksalah apakah kamu mendapat luka yang memerlukan perawatan segera.
Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau
gas usahakan segera menutup sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api
dan merokok.
Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.
Dengarkan informasi melalui televisi, radio, telepon yang biasanya disiarkan oleh
pemerintah, bila hal ini memungkinkan.
Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa susulan. Dan
berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih parah
TSUNAMI
Sebelum terjadi Tsunami
 Memasang peralatan system peringatan dini di wilayah wilayah laut yang
berpotensi tsunami
 Melakukan pemetaan tingkat kerawanan bencana Tsunami dan
mensosialisasikan nya kepada masyarakat
 Menentukan jalur jalur dan tempat evakuasi bagi penduduk yang tinggal di
wilayah wilayah rawan Tsunami
 Menahan dan memelihara hutan khususnya hutan mangrove untuk menahan
laju nya ombak
Saat terjadi Tsunami
Memeberikan tanda peringatan dan informasi untuk memandu
penduduk untuk mecapai tempat yang aman
Mengerahkan tium penyelamat beserta peralatan mendukung
untuk membantu penduduk mencapain tingkat evakuasi
Memantau perkembangan keadaan untuk menentukan langkah
langkah selanjutnya
Jika kamu sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera
berlari sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika
memungkinkan, berlarilah menuju bukit yang terdekat.
NEXT
Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang
sudah ditentukan.
Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2,
carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete
building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang
paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan
kamu bebas dan tidak membawa apa-apa.
Setelah terjadi Tsunami
Mencari korban untuk di evakuasi ke tempat yang aman
Memberikan pertolongan pada korban bencana
Menyiapkan tenda tenda darurat untuk menampung korban
bencana
Memberikan bantuan makanan dan obat obatan
Mengidentifikasi kerusakan yang terjadi
Memperbaiki sarana dan prasarana yang telah terjadi kerusakan
GUNUNG MELETUS
Sebelum terjadi letusan
Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung Api
aktif
Pembuatan dan penyediaan peta kawasan rawan bencana dan peta
zona resiko bahaya gunung api yang didukung dengan peta geologi
gunung api
Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan
gunung api
Melakukan pembimbingan dan pemerian informasi gunung api
Melakukan peningkatan sumber daya manusia dan pendukungnya
seperti peningkatan sarana dan prasarana nya .
Saat letusan terjadi
Membentuk tim gerak cepat
Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung
oleh penambahan peralatan yang lebih memadai
Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan menurut alur dan
frekuensi pelaporan sesuai dengan kebutuhan
Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai
dengan prosedur
Setelah terjadi letusan
Menginventarisir data mencakup sebaran dan volume hasil
letusan
Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya
Memberikan saran penanggulangan bahaya
Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang
Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak
Menurunkan status kegiatan bila keadaan mulai menurun
ANGIN PUTING BELIUNG
/ ANGIN RIBUT

Cara Aman Terhindar Angin Puting Beliung


 Mengenali dengan betul tempat anda tinggal
 Lakukan penghijauan
 Buat hunian anda permanen dan kuat
 Buat tempat perlindungan di bawah
TANAH LONGSOR

Sebelum terjadi bencana


 Melarang pembangunan rumah di lokasi yang rawan terjadi longsor, terutama
pada lereng dan kaki bukit
 Memperkuat kestabilan tanah dengan pohon pohon yang akarnya dapat
mengikat tanah secara kuat
 Pembangunan tembok tembok penahan untuk memperkuat lereng pada lokasi
rawan longsor
 Memebrikan penyuluhan pada masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor
tentang cara menghindari bahaya longsor
Pasca bencana longsor
 Mengarahkan tim dan masyarakat untuk bersama sama memberikan
pertolongan jikalau ada warga yang masih bias diselamatkan
 Mengumpulkan informasi dari warga tentang lokasi rumah yang terkena longsor,
jumlah rumahnya dan jumlah anggota keluarga nya
 Mengumpulkan informasi tentang jumlah warga yang terkena longsor
 Melakukan pencarian dan penggalian terhadap warga dan rumah terhadap
timbunan longsor
 Memberikan pertolongan medis bagi warga yang masih hidup dan terkena
longsor
 Melakukan perbaikan infrastruktur
 Membangun kembali rumah warga yang terkena longsor
 Merelokasi warga pada lokasi baru yang lebih aman dari longsor
KEKERINGAN

Beberapa cara untuk mengantisipasi kekeringan, diantaranya:


membuat waduk (dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di
musim kemarau. Selain itu waduk dapat mencegah terjadinya
banjir pada musim hujan,
membuat hujan buatan untuk daerah-daerah yang sangat kering,
reboisasi atau penghijauan kembali daerah-daerah yang sudah
gundul agar tanah lebih mudah menyerap air pada musim
penghujan dan sebagai penyimpanan cadangan air pada musim
kemarau,
penentuan teknologi penceghan kekeringan (pembuatan embung,
penyesuaian pola tanam dan teknologi budidaya tanaman dll) dan
system pengaliran air irigasi yang disesuaikan dengan hasil

Anda mungkin juga menyukai