Anda di halaman 1dari 45

BUKU BAHAN AJAR KELAS

XI
GEOGRAFI

MENGENAL
BENCANA ALAM
DAN MITIGASINYA
OKKI LAVIO ANANTA
180721639144

KOMPETISI DASAR 3.7


BUKU BAHAN AJAR

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkah dan rahmat Nya, sehingga penyusunan buku bahan
ajar dengan judul “Mengenal Bencana Alam dan Mitigasinya” dapat
terselesaikan. Kita tinggal di negara yang rentan akan ancaman
terjadinya berbagai macam bencana alam, maka sangat diperlukan
pengetahuan ataupun pemahaman dari kita mengenai bencana dan
mitigasinya.
m i t i g a s i n y a .
Indonesia merupakan wilayah yang rawan akan bencana. Hal tersebut
di latar belakangi suatu realitas bahwa Indonesia dikelilingi oleh tiga
lempeng tektonik aktif, deretan gunungapi aktif bagian dari ring of fire
yang dapat gempa bumi, gunung meletus dan tsunami. selain itu letak
geografis yang dilewati garis khatulistiwa dan kondisi hidrologi dari
indonesia juga sangat berpengaruh terhadap bencana seperti angin
puting beliung, banjir dan tanah longsor
Menghadapi bencana dibutuhkan sikap, pemikiran dan perilaku tangguh
sehingga dibutuhkan sebuah proses internalisasi antara pengetahuan
dan pengalaman sehingga diharapkan timbul kesadaran tidak hanya
pada sikap tetapi juga pemikiran dan perilaku. Kesiapsiagaan menjadi
elemen penting sebagai bentuk tangguh menghadapi potensi bencana
yang perlu ditumbuhkan sedari dini mulai dari jenjang pendidikan dasar
hingga menengah.
oleh karena itu, sebagai upaya untuk mengurangi resiko bencana pada
siswa , maka sekolah sebagai wadah pendidikan perlu memberikan
pengetahuan untuk mengedukasi maupun melatih anak dalam hal
k e s i a p s i menghadapi
kesiapsiagaan a g a a n bencana.
m e n g h a d a p i b e n c a n a .
melalui buku bahan ajar ini, kami ingin memperkenalkan pengetahuan
kebencanaan kepada siswa, serta menjadi panduan siswa untuk
membentuk ketangguhan terhadap bencana.

salam tangguh,

Okki Lavio Ananta


i
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB Ii
PENDAHULUAN

1
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara geografs, indonesia terletak di rangkaian lempeng tektonik: Australasia, Pasifk,
Eurasia dan Filipina yang membuat Indonesia menjadi rentan terhadap perubahan
geologis. indonesia juga dilalui jalur gunung api pasifik (Ring Of Fire). Selain itu, terdapat
5.590 daerah aliran sungai (DAS) yang terletak antara Sabang dan Merauke berkontribusi
membantu membentuk Indonesia. Karena posisi geografis dan lokasinya yang berada di
salah satu daerah bencana paling aktif di dunia, maka wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia merupakan daerah rawan Bencana. Setidaknya ada 12 ancaman bencana yang
dikelompokkan dalam bencana geologi (gempabumi, tsunami, gunungapi, gerakan tanah
atau tanah longsor), bencana hidrometeorologi (banjir, banjir bandang, kekeringan,cuaca
ekstrim, gelombang ekstrim, kebakaran hutan dan lahan),

Dari pertimbangan risiko bencana dan luasnya paparan, maka diperlukan upaya terpadu,
sinkron dan sinergis antar Kementerian/Lembaga, masyarakat dan dunia usaha untuk
mencegah risiko bencana, menguatkan kemampuan lembaga dan masyarakat, mengurangi
dampak bencana, menyiapsiagakan masyarakat, memastikan sistem peringatan dini, serta
menguatkan kemampuan tanggap darurat dan pemulihan.

Terkait dengan upaya untuk melindungi warga negaranya terhadap bencana,


Pemerintah Indonesiatelah memberlakukan UU No. 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana. UU tersebut secara jelas menyatakan bahwa setiap
orang berhak mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan keterampilan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik dalam situasi tidak terjadi
bencana maupun situasi terdapat potensi bencana. Melalui pendidikan diharapkan
agar upaya pengurangan risiko bencanadapat mencapai sasaran yang lebih luas
dan dapat diperkenalkan secara lebih dini kepada seluruh peserta didik, dengan
mengintegrasikan pendidikan pengurangan risiko bencana ke dalam kurikulum
sekolah maupun ke dalam kegiatan ekstrakurikuler

2
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari buku bahan ajar “Mengenal Bencana Alam dan Mitigasinya Untuk Meningkatkan
Kesiapsiagaan” adalah untuk melaksanakan proses pembelajaran kebencanaan
melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakulikuler bagi mahasiswa. Melalui proses
pembelajaran tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, kapasitas
dan keterampilan kepada siswa agar mampu membangun kesadaran dirinya
dan masyarakat terhadap bahaya dan mengurangi risiko dari suatu bencana.
Dalam buku bahan ajar “Mengenal Bencana Alam dan Mitigasinya Untuk Meningkatkan
Kesiapsiagaan” ini akan membahas cakupan bencana alam yang terjadi di Indonesia
beserta mitigasinya seperti gempa bumi, tsunami, gunung api, banjir, gerakan tanah
atau longsor, dan kebakaran hutan atau lahan.
Melalui pembelajaran kebencanaan ini diharapkan agar upaya pengurangan risiko
bencana dapat mencapai sasaran yang lebih luas dan dapat diperkenalkan secara lebih
dini kepada seluruh siswa, dengan mengintegrasikan pendidikan pengurangan
risiko bencana ke dalam kurikulum sekolah maupun ke dalam kegiatan ekstrakurikuler.

1.3 Gambaran Umum


1.3.1 Definisi Bencana Alam
Menurut Undang Undang No.24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis
Bencana alam menurut Undang Undang No.24 tahun 2007 merupakan bencana
yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor.
1.3.2 Definisi Mitigasi Bencana
Menurut Undang Undang No.24 tahun 2007 mitigasi bencana adalah serangkaian
upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
1.3.3 Definisi Kesiapsiagaan
menurut Undang Undang No.24 tahun 2007 Kesiapsiagaan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian
serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

3
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB Ii
GEMPA BUMI

4
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB II
GEMPA BUMI
2.1 Apa Itu Gempa Bumi?
Gempabumi (earthquake) adalah peristiwa
bergetar atau bergoncangnya bumi karena
pergerakan/pergeseran lapisan batuan
pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat
pergerakan lempeng-lempeng tektonik.
Gempabumi yang disebabkan oleh aktivitas
pergerakan lempeng tektonik disebut
gempabumi tektonik. Namun selain itu,
gempabumi bisa saja terjadi akibat aktifitas
gunung berapi yang disebut sebagai
gempabumi vulkanik. GEMPA
BUMi
Berbeda dengan letusan gunung api dan bencana alam lain yang
didahului dengan tanda-tanda atau gejala-gejala yang muncul sebelum
kejadian, gempabumi selalu datang secara mendadak dan mengejutkan
sehingga menimbulkan kepanikan umum yang luar biasa karena sama
sekali tidak terduga sehingga tidak ada seorang pun yang sempat
mempersiapkan diri.
gempabumi dapat mengakibatkan hancurnya bangunan-bangunan karenagoncangan tanah.
Jatuhnya korban jiwa biasanya terjadi karena tertimpa reruntuhan bangunan, terkena longsor,
dan kebakaran. Jika sumber gempabumi berada di dasar lautan maka bisa membangkitkan
gelombang tsunami yang tidak saja menghantam pesisir pantai di sekitar sumber gempa
tetapi juga mencapai beberapa km ke daratan

2.2 Mitigasi Gempa Bumi


Bencana gempabumi memang selalu datang tiba-tiba dan sering menimbulkan kerusakan.
Tak bisa dicegah dan dihindari. Yang mungkin bisa kita lakukan adalah mengantisipasi atau
mempersiapkan kedatangannya sehingga bisa memperkecil resiko kerusakan. Mitigasi adalah
persiapan keamanan diri menghadapi bencana pada saat sebelum, sesudah, dan setelah
kejadian.
2.2.1 Sebelum Gempa Bumi
Pertama yang harus dilakukan adalah mengenali daerah yang kita tinggali termasuk kepada
tingkat kerawanan gempabumi bumi seperti apa (ringan, sedang, rawan, sangat rawan).
Kemudian memastikan bahwa struktur dan letak rumah kita dapat terhindar dari bahaya yang
disebabkan gempabumi (longsor, liquefaction, dan lain-lain).

5
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

Untuk rumah tinggal perlu dilakukan persiapan rutin, di antaranya adalah perabotan (lemari,
kabinet) diatur menempel pada dinding dengan cara dipaku atau diikat untuk menghindari
jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi, menyimpan bahan yang mudah terbakar
pada tempat yang tidak mudah pecah, agar terhindar dari kebakaran, selalu mematikan air,
gas, dan listrik apabila sedang tidak digunakan. Perhatikan juga letak pintu, lift, serta tangga
darurat, apabila terjadi gempabumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung. .
Biasanya penyebab kecelakaan yang paling banyak pada saat gempabumi bumi adalah akibat
kejatuhan material. Oleh karenanya perlu diatur benda yang berat sedapat mungkin berada
pada bagian bawah. Cek juga kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat
gempabumi terjadi seperti lampu lampu dan kipas angin.
Tak ada salahnya mulai belajar melakukan pertolongan darurat medis dan kecelakaan.
Siapkan juga daftar nomor telpon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

2.2.2 Saat Gempa Bumi


Walaupun terjadi gempabumi bumi dan situasi buruk hendaklah masing-masing kita tetap
tenang, hati-hati, dan jangan panik. Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka
waktu itu, kita harus mengupayakan keselamatan diri kita dan keluarga kita. Berlindunglah di
tempat yang paling aman. Tetap waspada, hindari reruntuhan dan retakan bangunan. Jika
sempat, berlari ke luar rumah. atau gedung apabila masih dapat dilakukan melalui tangga
darurat.
Jika berada dalam bangunan lindungi kepala dan badan kita dari reruntuhan bangunan.
Kemudian mencari tempat yang paling aman dari reruntuhan goncangan seperti di bawah
meja, di sudut ruangan yang kuat, bersandar pada dinding sebelah dalam atau di bawah
kusen. Jika kita tidak memiliki meja, lindungi kepala kita dengan bantal, tas, buku, atau
benda-benda aman terdekat kita.

BERLINDUNG
LINDUNGI JANGAN
DI BAWAH
MEJA KEPALA PANIK

6
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

Apabila berada di sekolah atau pusat keramaian seperti mall, bioskop, apartemen, hotel, dan
lainnya, jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari
penunjuk arah jalur evakuasi maupun petunjuk langsung dari guru,pegawai atau satpam.
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi, Jika kita merasakan getaran gempabumi
saat berada di dalam lift dan kita terjebak di dalam, hubungi manajer gedung dengan
menggunakan interphone jika tersedia.
Akan tetapi apabila berada di luar bangunan atau area terbuka, hindari bangunan yang ada di
sekitar kita seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat kita berpijak, hindari apabila
terjadi rekahan tanah. Lindungi kepala kita dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah
perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-
papan reklame. Lindungi kepala kita dengan menggunakan tangan, tas, atau apapun yang
kita bawa.
Jika kita sedang mengendarai mobil segera keluar, turun, dan menjauh dari mobil. Hindari jika
terjadi rekahan tanah atau kebakaran. Untuk penduduk atau wisatawan yang sedang berada di
pantai, jauhi pantai menuju ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari terjadinya tsunami.
Sedangkan di daerah pegunungan, apabila terjadi gempabumi hindari daerah tebing yang
mungkin terjadi longsoran.

iKUTiLAH HiNDARiLAH HiNDARiLAH


ARAHAN OBJEK LOKASI
ATAU YANG BERESiKO YANG BERESiKO
PETUNJUK MEMBAHAYAKAN MEMBAHAYAKAN

2.2.3 Setelah Gempa Bumi


Apabila berada di dalam bangunan, segera keluar dengan tertib. Jangan menggunakan tangga
berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apakah ada yang terluka, lakukan pertolongan
medis sementara.Telepon atau mintakan pertolongan apabila terjadi luka parah pada kita atau
sekitar kita. Lakukan evakuasi korban secepat mungkin.
Periksa lingkungan sekitar kita bila terjadi kebakaran, kebocoran gas, arus pendek, aliran dan
pipa air serta hal-hal yang dapat membahayakan lainnya. Jangan masuk ke dalam atau
mendekati bangunan yang sudah rusak terkena gempa karena kemungkinan sewaktu-waktu
dapat runtuh akibat gempabumi susulan kecuali sudah mendapat rekomendasi dari tim ahli
gempabumi dan bangunan sipil. Menyimak informasi mengenai gempabumi susulan dari media
cetak maupun media elektronik

7
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

untuk evakuasi, tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh


pemerintah daerah. Pengungsian perlu dilakukan jika besarnya dampak kerusakan
yang diakibatkan gempabumi. ketika hendak mengungsi bawalah barang-barang
secukupnya.
saat gempabumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah
kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai
dengan informasi yang benar. Kita dapat memperoleh informasi yang benar dari
pihak BMKG, BPBD, polisi, atau petugas pemerintah daerah setempat. Jangan
bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.

JANGAN
CARi
PANIK iNFORMASi
IKUTI IMBAUAN
TETAP PEMERINTAH
YANG BENAR
TENANG

8
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB IiI
TANAH LONGSOR

9
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB III
TANAH LONGSOR
3.1 Apa Itu Tanah Longsor?
Umumnya masyarakat menyebut gerakan
tanah sama dengan longsor. Gerakan
Tanah mencakup semua jenis/proses
perpindahan (pergerakan) massa tanah
dan/atau batuan menuruni lereng, akibat
kestabilan tanah atau batuan penyusun
lereng tersebut terganggu. Longsor adalah
proses perpindahan massa tanah/batuan
pada lereng melalui bidang gelincir
lengkung atau lurus.Dengan demikian,
longsor merupakan salah satu jenis gerakan TANAH
LONGSOR
tanah. Bencana ini dipengaruhi oleh kondisi
morfologi (terutama kemiringan lereng),
kondisi batuan atau tanah penyusun lereng,
dan kondisi hidrologi lereng. Namun, longsor
tidak akan terjadi tanpa adanya proses pemicu
Pemicu longsor, yakni penggunduluan hutan diatas lereng peningkatan kandungan air
dalam lereng, getaran akibat gempa bumi atau ledakan, penggalian, serta getaran alat
atau kendaraan berat pada lereng. Pemicu lainnya adalah Pemanfaatan lahan pada
lereng yang tidak tepat seperti pembebanan lereng yang berlebihan oleh rumah atau
bangunan & pohon yang terlalu lebat dan pemotongan atau pengerukan lereng tanpa
perhitungan
Bencana longsor biasanya terjadi begitu cepat sehingga menyebabkan terbatasnya waktu
untuk melakukan evakuasi mandiri. Material longsor menimbun apa saja yang berada di
jalur longsoran.

3.2 Mitigasi Tanah Longsor


Pemahaman atas prosedur evakuasi yang benar mesti dimiliki masyarakat sebagai bagian
dari kesiapsiagaan. Berikut adalah tindakan mitigasi sebelum terjadinya tanah longsor, saat
terjadinya bencana tanah longsor dan setelah terjadi tanah longsor .

3.2.1 Sebelum Tanah Longsor


Hindari daerah rawan bencana, tidak mendirikan bangunan permanen di daerah tebing dan
tanah yang tidak stabil (tanah gerak) seperti pembangunan pemukiman dan fasilitas utama
lainnya, Waspada ketika terjadi curah hujan yang tinggi. perlunya dilakukan penutupan
rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat ke dalam tanah.

10
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

dengan melakukan penghijauan lereng yang gundul. menanam tanaman yang memiliki
sistem perakaran yang dalam dan jarak tanam yang tepat (khusus untuk lereng curam,
dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya tanaman tidak terlalu
rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang lebih pendek dan ringan untuk
mennghindari pembebanan lereng yang berlebihan).
daerah yang memiliki resiko terjadinya bencana tanah longsor perlu mempersiapkan
sirine untuk memberitahu lingkungan masyarakat bila terdapat kemungkinan
terjadinya longsor. namun, untuk keadaan wilayah yang memiliki resiko terjadi
bencana tanah longsor, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat
akan memasang alat Early Warning system (EWS). EWS terdebut akan
berbunyi memberikan peringatan kepada masyarakat jika ketika hujan turun dengan
sangat lebat dan adanya gerakan pada tanah. selain itu BPBD memberikan sosialisasi
kepada masyarakat mengenai fungsi alat EWS tersebut serta resiko dan bagaimana
mitigasi yang harus dilakukan masyarakat untuk mengurangi maupun mengindari
resiko yang bisa terjadi dari bencana tanah longsor.
Ketika musim hujan tiba, upayakan adanya penjagaan secara bergantian di lingkungan
masyarakat seperti bersama tetangga atau anggota keluarga untuk mengecek apakah
terdapat tanda tanda sebelum terjadinya bencana tanah longsor seperti munculnya
rekahan pada lereng dan keruhnya mata air dan berjaga untuk mengingatkan
masyarakat jika sewaktu waktu suara sirine dari EWS berbunyi karena
Kebanyakan longsor terjadi pada malam hari saat orang-orang terlelap.

RUTiN
MELAKUKAN
MELAKUKAN MENGiKUTi
PENGECEKAN
PENGHiJAUAN SOSiALiSASi DAN
PENJAGAAN

3.2.2 Saat Tanah Longsor


Apabila mendengar suara gemuruh terjadinya longsoran Segera evakuasi untuk
menjauhi suara gemuruh atau arah datangnya longsoran. segera evakuasi ke arah
zona evakuasi yang telah ditentukan.
Bila melakukan evakuasi diri tidak memungkinkan, lingkarkan tubuh anda seperti
bola dengan kuat dan lindungi kepala Anda. Posisi ini akan memberikan
perlindungan terbaik untuk badan Anda.

11
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

3.2.3 Setelah Tanah Longsor


Jangan gegabah memutuskan kembali ke rumah. Cari tahu informasi akurat
mengenai kemungkinan longsor susulan.
Gunakanlah sepatu dan peralatan khusus jika ikut membantu evakuasi.
Pastikan kondisi tanah yang jadi pijakan cukup kuat.
Jika seseorang di sekitar tertimpa runtuhan bangunan, panggil orang lain untuk
membantu menyelamatkan. Jangan menyelamatkan seorang diri karena
berbahaya.
Warga masyarakat yang rumahnya rusak parah atau ringan dihimbau oleh
pemerintah daerah untuk mengungsi di tempat yang lebih aman seperti
di balai desa
Apabila hujan turun setelah longsor terjadi, segera jauhi lokasi longsor
untuk mengantisipasi terjadi longsor susulan

12
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB IV
ERUPSI GUNUNG API

13
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB IV
ERUPSi GUNUNG APi
4.1 Apa Itu Erupsi Gunung Api?
Erupsi atau letusan gunung berapi merupakan
peristiwa keluarnya magma ke permukaan
bumi. Proses keluarnya magma bisa dalam
bentuk yang berbeda-beda untuk tiap gunung
api. Erupsi yang terjadi bisa elusif atau ekplosif.
Pada erupsi elusif lava keluar secara perlahan
dan membentuk aliran lava, sedangkan pada
erupsi eksplosif lava keluar diikuti dengan
ledakan.
ERUPSI
Erupsi gunung berapi biasanya dimulai dengan GUNUNG
gempa-gempa kecil. Erupsi terjadi dengan disertai API
awan panas dan turunnya hujan abu. Setelah
aktivitas erupsi menurun masyarakat masih belum
aman sepenuhnya dari bahaya, abu yang turun
biasanya akan menumpuk dengan tebal dan dapat
mengganggu saluran pernapasan. Jika turun hujan
setelah erupsi selesai maka akan menimbulkan
bahaya lahar dingin, yang berupa material-material
seperti pasir dan bebatuan yang mengalir kencang
dari lereng gunung

hal yang perlu diketahui mengenai ancaman bahaya erupsi gunung api yaitu tingkat
status gunung api (level)

Aktivitas gunungapi, berdasarkan pengamatan hasil visual,


NORMAL kegempaan, dan gejala vulkanik lain, tidak memperlihatkan
(LEVEL 1)
adanya kelainan.

Peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secara


WASPADA visual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan
(LEVEL 2)
gejala vulkanik lain.

14
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visual atau


SiAGA pemeriksaan kawah, kegempaan dan metode lain saling
(LEVEL 3)
mendukung. Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan
cenderung diikuti letusan.

Tingkatan yang menunjukkan jelang letusan utama, letusan


AWAS awal mulai terjadi berupa abu atau asap. Berdasarkan
(LEVEL 4)
analisis data pengamatan, segera akan diikuti letusan
utama.

Institusi teknis terkait dengan kegunungapian adalah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG). Informasi terkait gunungapi dapat dilihat pada laman
berikut:http://www.vsi.esdm.go.id/

4.2 Mitigasi Erupsi Gunung Api


jika anda berada atau tingaal di kawasan yang memiliki ancaman erupsi gunungapi. Langkah-
langkah jika terjadi erupsi gunungapi sebagai berikut :

4.2.1 Sebelum Erupsi Gunung Api


Pantau informasi mengenai aktivitas gunung api melalu radio, media sosial, atau informasi
dari pihak berwenang setempat. juga perhatikan arahan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG) dan perkembangan aktivitas gunungapi. .
Persiapkan barang-barang yang dibutuhkan jika evakuasi diperlukan. Ingat, bawa barang
yang berharga dan mudah dibawa saja, seperti ijazah, surat tanah, perhiasan, atau buku
tabungan. Persiapkan juga Siapkan dukungan logistik, antara lain makanan siap saji,
lampu senter dan baterai cadangan, uang tunai yang cukup serta obat-obatan serta
Siapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengatasi debu vulkanik .
Mengetahui jalur evakuasi dan tempat evakuasi yang telah disiapkan oleh pihak
berwenang. dan bisa Pergi ke tempat evakuasi ketika sudah diperintahkan oleh pihak
berwenang.

PANTAU PAHAMi
SiAPKAN ARAH JALUR
iNFORMASi
AKTiViTAS
BARANG EVAKUASi DAN
YANG DiBUTUHKAN PATUHi iMBAUAN
GUNUNG APi
PETUGAS

15
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

4.2.2 Saat Erupsi Gunung Api


Patuhi perintah evakuasi dari pihak berwenang, tinggalkan tempat yang tak aman, segera
menuju ke titik kumpul, jangan bandel untuk tidak mengikuti petunjuk yang justru dapat
merugikan diri sendiri
Hindari arah angin yang searah dengan abu vulkanik agar tidak terkena hujan abu.
Hindari daerah lereng gunung, sungai, aliran lahar dan lembah yang dapat berisiko
terkena material dari gunung berapi.
Pakailah masker, pakaian tertutup, topi, kacamata pelindung. Jika kondisi mendesak
tak ada masker, pakai kain (basah) untuk menutupi mulut dan hidung agar terhindar
dari menghirup debu vulkanik.
Hindari menggunakan lensa kontak.
Tetap berlindung di tempat aman, jangan beraktivitas di luar dalam waktu lama.
Tetap dan pantau keluarga untuk tetap bersama saat evakuasi.

4.2.3 Setelah Erupsi Gunung Api


Hindari tempat yang terkena hujan abu karena partikel-partikel dari abu tersebut
dapat merusak paru-paru.
Hindari aliran sungai saat baru selesai erupsi gunung berapi.
Saat kondisi telah aman, mulailah membersihkan atap rumah dari abu vulkanik
karena jika tertimbun di atap, dapat menjadi beban tambahan yang berisiko
merubuhkan rumah. Lakukan dengan hati-hati.
Saat kondisi telah aman, mulailah membersihkan atap rumah dari abu vulkanik
karena jika tertimbun di atap, dapat menjadi beban tambahan yang berisiko
merubuhkan rumah. Lakukan dengan hati-hati.

16
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB V
BANJIR

17
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB V
BANJiR
5.1 Apa Itu Banjir?
Banjir merupakan peristiwa ketika air
menggenangi suatu wilayah yang biasanya
tidak digenangi air dalam jangka waktu
tertentu. Banjir biasanya terjadi karena
curah hujan turun terus menerus dan
mengakibatkan meluapnya air sungai,
danau,laut atau drainase karena jumlah
air yang melebihi daya tampung media
penopang air dari curah hujan tadi.
Banjir adalah bencana yang paling sering dan
rutin melanda Indonesia. Penyebab utama BANJiR
bencana ini adalah curah hujan tinggi dan air
laut yang pasang. Penyebab lainnya adalah
permukaan tanah yang lebih rendah dari laut,
atau letak wilayah berada pada cekungan yang
dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air
keluar yang sempit.
Selain disebabkan faktor alam, yaitu curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi karena
ulah manusia. Contoh, berkurangnya kawasan resapan air karena alih fungsi lahan,
penggundulan hutan yang meningkatkan erosi dan mendangkalkan sungai, serta perilaku
tidak bertanggung jawab seperti membuang sampah di sungai dan mendirikan hunian di
bantaran sungai.

5.2 Mitigasi Banjir


Banjir adalah bencana yang tidak boleh disepelekan. Maka, kesiapsiagaan masyarakat,
khususnya di daerah rawan banjir, mesti dibangun. Pemahaman atas prosedur mitigasi
yang benar mesti dimiliki masyarakat sebagai bagian dari kesiapsiagaan. Berikut adalah
tindakan sebelum terjadinya banjir, saat bencana banjir dan setelah banjir berlalu.
5.2.1 Sebelum Banjir
Tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta di daerah banjir.
Membudayakan membuang sampah pada tempatnya.
Program penghijauan daerah hulu sungai yang rutin dilaksanakan
Membudayakan kerja bakti membersihkan saluran-saluran air.
Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari pemukiman laut.

18
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.
Mengetahui tingkat kerentanan tempat tinggal, apakah berada di zona rawan banjir.

5.2.2 Saat Banjir


Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda, maka simaklah informasi dari berbagai
media mengenai informasi banjir untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Apabila terjadi banjir, segeralah evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang. Cabut
alat-alat yang masih tersambung dengan listrik. Jangan menyentuh peralatan yang
bermuatan listrik apabila Anda berdiri di atas/dalam air.
Jika ada perintah evakuasi dan Anda harus meninggalkan rumah, jangan berjalan di arus
air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat mengakibatkan Anda jatuh.
Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak bergerak.
Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan tempat Anda berpijak.
Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan akan dilalui
oleh arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba tanpa peringatan.
Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik, abaikan mobil
dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal ini tidak dilakukan, Anda dan
mobil dapat tersapu arus banjir dengan cepat.
Jika memungkinkan pergilah ke tempat tempat berhimpun sementara atau menuju
ke ke penampungan/pengungsian (shelter) yang tersedia.

5.2.3 Setelah Banjir


Kembali ke rumah sesuai dengan perintah dari pihak yang berwenang.
Waspada dengan instalasi listrik, beresiko menyetrum
Dapatkan perawatan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat.
Bersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah dari sisa-sisa menggunakan antiseptik
untuk membunuh kuman penyakit. kotoran setelah banjir.
Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih jika Anda terkena air banjir.

19
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB VI
TSUNAMI

20
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB Vi
TSUNAMi
6.1 Apa Itu Tsunami?
stilah tsunami murni berasal dari kosakata
bahasa Jepang (Hiragana), yaitu Tsu yang
berarti gelombang dan Nami yang berarti
pelabuhan atau bandar, sehingga tsunami
dapat didefinisikan sebagai gelombang
pelabuhan. Pengertian lain bahwa tsunami
adalah gelombang besar yang terjadi ketika
bagian lantai samudera berubah akibat
letusan gunung berapi, longsoran bawah
laut, gempabumi bumi bawah laut. atau
jatuhnya meteor di laut TSUNAMi
Gelombang tsunami ketinggiannya bisa
mencapai puluhan bahkan ratusan meter.
Periode gelombang tsunami antara 10-60
menit dengan panjang gelombangnya
bisa mencapai 50-200 km.
Di tengah lautan, tinggi gelombang tsunami hanya sekitar 5 meter, namun ketika mencapai
pantai tinggi gelombangnya bisa sampai puluhan meter karena terjadi penumpukan
massa air. Tsunami akan merayap jauh masuk ke daratan dengan jangkauan 500 meter
dari garis pantai. Dengan kecepatan terendah tsunami masih sanggup menjebol
infrastruktur jalan, tiang listrik, jembatan, perumahan, perhotelan, dan gedung kontruksi
kuat
Institusi yang berwenang untuk memberikan peringatan bencana tsunami adalah

6.2 Mitigasi Tsunami


6.2.1 Sebelum Tsunami
Ketahui tanda-tanda sebelum tsunami terjadi, terutama setelah gempa bumi (intensitas
gempa bumi lama dan terasa kuat, air laut surut, bunyi gemuruh dari tengah lautan, banyak
ikan menggelepar di pantai yang airnya surut, dan tanda-tanda alam lain).
Memantau informasi dari berbagai media resmi mengenai potensi tsunami setelah
gempa bumi terjadi
Segera menjauhi pantai dan tidak perlu melihat datangnya tsunami atau menangkap
ikan yang terdampar di pantai karena air surut.

21
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

Cepat berlari ke tempat yang tinggi dan berdiam diri di sana untuk sementara waktu
setelah satu gempa bumi besar mengguncang.
Mengetahui tingkat kerawanan tempat tinggal akan bahaya tsunami dan jalur
evakuasi tercepat ke dataran yang lebih tinggi.

6.2.2 Saat Tsunami


Setelah gempa bumi berdampak pada rumah Anda, jangan berupaya untuk merapikan
kondisi rumah. Waspada gempa bumi susulan !
Tidak semua gempa bumi memicu tsunami.Jika mendengar sirine tanda bahaya
atau pengumuman dari pihak berwenang mengenai bahaya tsunami, Anda perlu
segera menyingkir dari daerah pantai. Perhatikan peringatan dan arahan dari pihak
berwenang dalam proses evakuasi.
Jika tidak terjadi gempa, namun terdengar suara gemuruh yang keras seperti
kereta api atau pesawat jet segara jauhi pantai, dan pergi ke tempat yang lebih
tinggi atau tempat evakuasi / shelter yang ditentukan.
Jika berada dalam perahu/kapal di tengah laut, dan mendengar kabar tsunami,
jangan mendekat ke pantai, tetapi arahkan perahu ke laut.
Jika Anda berada di rumah, usahakan untuk tetap tenang dan segera membimbing
keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
Jika telah sampai di daerah tinggi, bertahanlah disana karena gelombang tsunami
yang kedua dan ketiga biasanya lebih besar dari gelombang pertama serta
dengarkan informasi dari pihak yang berwenang melalui radio atau alat komunikasi
lainnya.
Jangan kembali sebelum keadaan dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
Tsunami tidak datang sekali, tetapi bisa sampai lima kali. Oleh karena itu, sebelum
ada pengumuman dari pihak berwenang bahwa kondisi telah aman, janganlah
meninggalkan tempat evakuasi karena seringkali gelombang yang datang
kemudian justru lebih tinggi dan berbahaya.

JAUHi DAERAH EVAKUASi TUNGGU


PANTAi KE DAERAH
YANG LEBiH
SAMPAi
ATAU DiNYATAKAN
PELABUHAN TiNGGi AMAN

22
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

6.2.3 Setelah Tsunami


Apabila Anda terluka, dapatkan perawatan kesehatan di pos kesehatan terdekat.
Hubungi anggota keluarga lain untuk pemberitahuan kabar
Hindari memasuki wilayah kerusakan kecuali setelah dinyatakan aman.
Tetap utamakan keselamatan Waspada dengan instalasi listrik bertegangan tinggi
dan pipa gas.
Mendengarkan radio dan televisi lokal yang memberitakan informasi dan
instruksi. Otoritas lokal akan menyediakan jalan keluar yang sesuai dengan
situasi terakhir.
Ajaklah sesama warga untuk melakukan kegiatan yang positif. Misalnya, mengubur
jenazah, mengumpulkan benda-benda yang dapat digunakan kembali, sembahyang
bersama, dan lain sebagainya. Tindakan ini akan dapat menolong kita untuk
segera bangkit dan membangun kembali kehidupan.

23
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB VII
PUTING BELIUNG

24
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB Vii
PUTiNG BELiUNG
7.1 Apa Itu Puting Beliung?
Angin puting beliung adalah angin kencang
yang datang secara tiba-tiba, mempunyai
pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral
dengan kecepatan 40-50 km/jam hingga
menyentuh permukaan bumi dan akan hilang
dalam waktu singkat (3-5 menit).
Bencana puting beliung sebagai akibat
dari peristiwa hidrometeorologis meningkat
intensitas kejadiannya pada masa peralihan
musim musim penghujan ke musim kemarau PUTiNG
aataupun
t a u sebaliknya.
p u n s e b a l i k n y a . BELiUNG
Jenis bencana ini menjadi bagian dari proses pertumbuhan
awan hujan cumulus nimbus yang terbentuk akibat pemanasan
intensif. Ancaman puting beliung sulit diprediksi karena merupakan
fenomena atmosfer skala lokal. Beberapa akibat bencana puting
beliung adalah kerusakan rumah dan pohon tumbang
“Daerah tumbuh (angin puting beliung) sering di darat, bila terjadi di laut namanya water
spout. Arah gerakannya tergantung gerakan awan cumulusnimbus. Dan proses
terjadinya hanya dari awan cumulusnimbus bukan pergerakan angin monsun.

7.2 Mitigasi Puting Beliung


7.2.1 Sebelum Puting Beliung
Perlu dilakukan sosialisasi mengenai puting beliung agar masyarakat memahami dan
mengenal puting beliung, baik definisi, gejala awal, karakteristik, bahaya dan mitigasinya.
Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah rapuh serta
tidak membiasakan memarkir kendaraan di bawah pohon besar.
Memperhatikan tanda-tanda terjadinya angin puting beliung, seperti udara terasa
panas, kemudian munculawan gelap yang berlangsung hingga sore hari.
Mengembangkan sikap sadar informasi cuaca dengan selalu mengikuti informasi
prakiraan cuaca atau proaktif menanyakan kondisi cuaca kepada instansi yang
berwenang yaitu BMKG

25
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

7.2.2 Saat Puting Beliung


Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin kencang
menerjang.
Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian karena proses
terjadinya puting beliung berlangsung sangat cepat.
jika saat terjadi puting beliung berada di rumah Bawa masuk barang-barang ke
dalam rumah, agar tidak terbawa angin, Tutup jendela dan pintu lalu kunci dan
Matikan semua aliran listrik dan peralatan elektronik.
Jika saat terjadi puting beliung kita berada didalam rumah semi permanen
atau rumah kayu, hingga bangunan bergoyang, segeralah keluar rumah untuk
mencari perlindungan di tempat lain karena bisa jadi rumah tersebut akan
roboh.
Hindari berlindung di bawah pohon besar, baliho,papan reklame dan jalur kabel listrik.
Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5 hingga 10 menit, sehingga jangan
terburuburu keluar dari tempat perlindungan yang aman jika angin kencang belum
b e n benar
benar a r - reda.
b e n a r r e d a .

7.2.3 Setelah Puting Beliung


Pastikan tidak ada anggota keluarga yang cedera.
Bila jatuh korban, segera berikan pertolongan darurat.
Laporkan segera kepada yang berwenang jika ada kerusakan yang berhubungan
dengan listrik, gas, dan kerusakan lainnya.

26
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB ViIi
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

27
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB ViIi
KEBAKARAN HUTAN & LAHAN
8.1 Apa Itu Kebakaran Hutan dan Lahan?
Kebakaran hutan dan lahan adalah suatu
keadaan di mana hutan dan lahan dilanda
api, sehingga mengakibatkan kerusakan
hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian
ekonomis dan atau nilai lingkungan.
Kebakaran hutan dan lahan seringkali
menyebabkan bencana asap yang dapat
mengganggu aktivitas dan kesehatan
mayarakat sekitar.
Penyebab terjadinya kebakaran hutan ada dua
macam yaitu faktor alam dan faktor ulah manusia.
Kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor
alam bisa berupa kekeringan, musim panas yang
KARHUTLA
berkepajangan, dan sambaran petir. Terjadinya
angin yang kencang juga bisa menyebabkan
kebakaran hutan. Apabila membuat dua batang
pohon bergesekan karena tertiup angin kencang
maka bisa menyulut api kecil yang menajadi besar.
Kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor ulah manusia yaitu pembakaran hutan secara
sengaja untuk membuka lahan baru, membuang sembarangan putung rokok, dan membakar
sampah di dekat hutan.
Anda perlu memperhatikan kualitas udara di wilayah yang terdampak karhutla atau informasi
konsentrasi partikulat (Pm10). Berikut keterangan mengenai indikator kualitas udara.

TiDAK
BAiK SEDANG
SEHAT
(0-50) (50-150)
(150-250)

SANGAT
TiDAK BERBAHAYA
SEHAT (350-450)
(250-350)

Informasi kualitas udara di beberapa tempat dapat diakses di laman berikut:


http://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasipartikulat-pm10.bmkg

28
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

8.2 Mitigasi Kebakaran Hutan dan Lahan


8.2.1 Sebelum Kebakaran Hutan dan Lahan
Memberikan peringatan. Masih banyak warga yang tinggal disekitar hutan yang masih
belum mempunyai pengetahuan yang memadai tentang hutan dan menyebabkan
kerusakan ekosistem yang fatal. Masih banyak warga yang membakar rumput saat
musim kemarau yang disertai angin kencang. Sehingga penyebaran api akan mudah
dan meluas. Sehingga memang perlu memberikan pemahaman kepada masyarakat di
ssekitar
e k i t ahutan
r h uuntuk
t a n tidak
u n t umembakar
k t i d a k rumput
m e m bdan
a k apuing
r r upuing
mput dan puing puing.
Melakukan aktivitas pembakaran minimal dengan jarak yang telah ditentukan
Seperti diketahui, Jarak minimal yang harus diperhatikan untuk melakukan
pembakaran terhadap sampah atau puing-puing adalah minimal 50 kaki dari
bangunan dan 500 kaki dari hutan. Hal tersebut harus bisa diterapkan oleh
warga yang ingin membakar rumput di area hutan.
Pastikan api sudah mati. Sebelum warga pergi meninggalkan tempat pembakaran,
sangat disarankan untuk membersihkan area tersebut dari bahan bahan yang
mudah terbakar
Hindari membakar ketika cuaca berangin. Angin kencang menjadi faktor utama
kebakaran hutan semakin meluas. Api akan semakin kencang dan besar dan tentu
ini sangat berbahaya.

8.2.2 Saat Kebakaran Hutan dan Lahan


Tinggal di dalam rumah. Tutup segala akses udara berasap yang bisa masuk
ke dalam rumah dan jaga udara dalam ruangan sebersih mungkin.
Nyalakan Air Conditioner (AC) atau filtrasi udara (air purifier). Jika tidak memiliki
AC atau filtrasi udara (air purifier) dan terlalu pengap untuk tinggal di dalam rumah,
carilah perlindungan di pusat atau tempat evakuasi.
Lindungi lubang pernafasan dengan masker/kain setiap kali beraktivitas di luar
ruangan. Gunakan masker N95 untuk perlindungan lebih baik. Cuci tangan dan
wajah sesudah beraktivitas di luar ruangan. Bila api terus menjalar, segera
laporkan kepada Posko Kebakaran atau pihak terkait.
Segera periksa ke dokter bila memiliki gangguan jantung atau paru-paru.
Cukupi asupan air putih, buah dan makanan bergizi.

29
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

8.2.3 Setelah Kebakaran Hutan dan Lahan


pastikan kondisi atau keadaan di luar sudah aman, tetap gunakan masker jika
hendak keluar untuk mengantisipasi terhirupnya partikel partikel abu yang bisa
mengganggu pernapasan
siram atau basahi sekeliling rumah dengan air, supaya udara di sekeliling rumah
untuk mnghambat partikel partikel abu bertebrbangan sehingga udara menjadi
lebih bersih

30
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB IX
LEMBAGA LEMBAGA
YANG BERPERAN DALAM
PENANGGULANGAN BENCANA

31
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB iX
LEMBAGA - LEMBAGA YANG
BERPERAN DALAM
PENANGGULANGAN
BENCANA
9.1 BNPB
adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non-
kementerian yang mempunyai tugas membantu
Presiden Republik Indonesia dalam melakukan
penanggulangan bencana sesuai dengan amanat
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.

9.2 BPBD
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
adalah lembaga pemerintah non-departemen yang
melaksanakan tugas penanggulangan bencana di
daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota
dengan berpedoman pada kebijakan yang
ditetapkan oleh Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana.

9.3 BASARNAS
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau
dikenal dengan BASARNAS, adalah Lembaga
Pemerintah Nonkementerian berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden
dalam melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pencarian dan pertolongan (Search And
Rescue/SAR) saat bencana.

32
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

9.4 PVMBG
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG) adalah salah satu unit di lingkungan Badan
Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral bertugas melaksanakan perumusan
kebijaksanaan, standardisasi, bimbingan teknis dan
evaluasi bidang vulkanologi dan mitigasi bencana
alam geologi.

9.5 PMI
Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah
organisasi perhimpunan nasional di Indonesia
yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan.
salah satu tujuannya adalah Meningkatkan
ketahanan masyarakat untuk mengurangi risiko
dan dampak bencana serta penyakit.

33
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB X
TAS SIAGA BENCANA

34
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB X
TAS SIAGA BENCANA
10.1 Apa Itu Tas Siaga Bencana?
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) mengenalkan Tas Siaga Bencana
(TSB) sebagai bentuk mitigasi untuk
meminimalisir kerugian akibat bencana
alam. Lalu apa itu Tas Siaga Bencana?
Memiliki sebuah Tas Siaga Bencana merupakan
sebuah keharusan bagi anda yang tinggal di
kawasan rawan bencana. Tas Siaga Bencana
adalah sebuah tas yang disiapkan sebelum
terjadinya bencana. Jadi sebelum terjadinya
bencana kita harus memiliki sebuah tas yang
diisi dengan barang penting dan keperluan
TAS
pribadi kita. Tas tersebut diletakkan pada tempat SiAGA
yang mudah diambil. Ketika gempa besar atau BENCANA
bencana lainnya terjadi terjadi, maka kita tinggal
mengambil Tas Siaga Bencana dan langsung
melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman.
Tas siaga bencana diperlukan setelah terjadi keadaan darurat, bersiaplah untuk kondisi
terburuk untuk bertahan setidaknya dalam kurun waktu selama 72 jam (3 hari pertama)
yang diperlukan dalam keadaan darurat.
Kebutuhan dasar minimum yang direkomendasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) RI untuk dimasukkan ke dalam tas siaga bencana yang pertama adalah
dokumen-dokumen penting seperti foto copy kartu keluarga, tanda pengenal (KTP, SIM,
paspor), polis asuransi, buku tabungan, dan surat/sertifikat berharga dengan ijazah
dimasukkan ke dalam plastik kedap air.
Berikutnya berisi perbekalan antara lain air minum kemasan, makanan siap saji, pakaian
ganti (baju lengan panjang, celana panjang, pakaian dalam), senter dan baterai cadangan,
dan kotak P3K. Kemudian ada perlengkapan lain seperti uang tunai, kertas dan pensil,
foto anggota keluarga, tas ransel, peluit untuk memberi sinyal bantuan, jas hujan plastik,
pisau lipat serba guna, tali nilon, peta, serta telepon seluler dengan pengisi daya (charger)
plus baterai cadangan/power bank.

35
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

10.2 Ilustrasi Tas Siaga Bencana?

36
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB Xi
APLiKASi APLiKASi SiAGA BENCANA

37
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

BAB Xi
APLiKASi APLiKASi SiAGA
BENCANA
iNARiSK PERSONAL
inaRISK Personal merupakan aplikasi yang berisikan
informasi tingkat bahaya suatu wilayah dan dilengkapi
dengan rekomendasi aksi untuk melakukan antisipasinya
secara partisipatif. Aplikasi ini disusun bersama antara
pemerintah dan pihak lain yang memiliki pengalaman
d a l a medukasi
dalam e d u kkebencanaan
a s i k e b e n cdiaIndonesia.
naan di Indonesia.

MAGMA
MAGMA Indonesia adalah aplikasi yang menyajikan
informasi dan rekomendasi secara quasi real-time
mengenai kebencanaan geologi di Indonesia termasuk
di antaranya Gunungapi, Gerakan Tanah, Gempa Bumi,
dan Tsunami.MAGMA Indonesia adalah terobosan baru
dalam rangka upaya mitigasi bencana geologi.

iNFO BMKG

Semua informasi mengenai Prakiraan Cuaca, Iklim,


Kualitas Udara, dan Gempabumi yang terjadi di
berbagai wilayah di Indonesia tercakup dalam aplikasi
Info BMKG

BUMI KITA
Bumi Kita adalah sebuah aplikasi seluler gratis yang
menyediakan informasi tentang bahaya di seluruh
Indonesia. Dengan fitur push notification bernama
"LAPORKAN BENCANA", pengguna dapat
melaporkan dan melacak semua bahaya di
Indonesia.

38
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
BUKU BAHAN AJAR

DAFTAR PUSTAKA
Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana. BNPB. 2007.
Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan Bencana Nasional. BNPB.
2017
Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana.BNPB.
2019
Buku gempabumi edisi populer.Puslitbang BMKG.2012
https://bnpb.go.id/berita/basisdata-38-lembaga-untuk-kesiapsiag
aan-nasional-pb (diakses pada 26 September 2020)
Modul 2 Pilar 2 - Manajemen Bencana Di Sekolah, Kemendikbud.
2015
http://www.pmi.or.id/tentang-kami/ (diakses pada 26 September
2020)
https://basarnas.go.id/tugas-dan-fungsi (diakses pada 26 Septe
mber 2020)
http://indonesiabaik.id/infografis/lebih-siap-hadapi-bencana-den
gan-tas-siaga-bencana-1 (diakses pada 27 September 2020)
https://magma.vsi.esdm.go.id/# (diakses pada 27 September
2020)
http://inarisk.bnpb.go.id/inariskapps (diakses pada 27 Septem
ber 2020)

39
MENGENAL BENCANA ALAM DAN MiTiGASiNYA
MENGENAL BENCANA
DAN MiTiGASiNYA

LiViNG
HARMONY
WiTH
RiSK

OKKi LAViO ANANTA


180721639144
Pendidikan Geografi K/AA

Anda mungkin juga menyukai