Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS MASYARAKAT


Disusun guna memenuhi tugas uji SKU poin 9

Disusun Oleh:
SHOHMA MIFDAH MASYA

KELOMPOK 1

UKK GERAKAN PRAMUKA

GUGUS DEPAN 04.001-04.002

UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

TAHUN 2023
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dan menambah wawasan mengenai penanggulangan bencana dengan judul "Manajemen
Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat”

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kita miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik sekalipun yang bersifat membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Pekalongan, 27 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................................................... I

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ II

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 1
C. TUJUAN MAKALAH................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2

A. BENCANA ................................................................................................................... 2
B. MANAJEMEN BENCANA BERBASIS MASYARAKAT ......................................... 5

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11

A. SIMPULAN .................................................................................................................. 11
B. SARAN ......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor
alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Manajemen bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap
darurat, dan rehabilitasi.
Melihat kenyataan saat ini, berbagai bencana yang dilatarbelakangi kondisi
geografis, geologis, hidrologis, dan demografis mendorong Indonesia untuk membangun
visi untuk membangun ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana. Wilayah
Indonesia merupakan gugusan kepulauan terbesar di dunia. Wilayah yang juga terletak di
antara benua Asia dan Australia dan Lautan Hindia dan Pasifik ini memiliki 17.508 pulau.
Meskipun tersimpan kekayaan alam dan keindahan pulau-pulau yang luar biasa,
bangsa Indonesia perlu menyadari bahwa wilayah nusantara ini memiliki 129 gunung api
aktif, atau dikenal dengan ring of fire, serta terletak berada pada pertemuan tiga lempeng
tektonik aktif dunia?Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Ring of fire dan berada
di pertemuan tiga lempeng tektonik menempatkan negara kepulauan ini berpotensi
terhadap ancaman bencana alam
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud bencana?
2. Bagaimana manajemen bencana berbasis masyarakat?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi bencana
2. Untuk mengetahui manajemen bencana berbasis masyarakat

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bencana

Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pasal


1 menyebutkan bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Bencana (Disaster) adalah kerusakan yang serius akibat fenomena alam luar biasa dan/atau
disebabkan oleh ulah manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerugian material
dan kerusakan lingkungan yang dampaknya melampaui kemampuan masyarakat setempat
untuk mengatasinya dan membutuhkan bantuan dari luar.1

Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bencana


merupakan suatu kejadian yang merusak yang ditimbulkan oleh alam, non alam atau
manusia sehingga mengakibatkan gangguan yang merugikan pada manusia dan alam bahkan
memakan korban jiwa, material, finansial dan mengganggu akses-akses kehidupan.

1. Bencana Alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor (Undang-Undang No 24 Tahun
2007).
a. Gempa Bumi
Gempa Bumi merupakan pelepasan energi secara tiba-tiba yang
menimbulkan getaran partikel yang menyebar kesegala arah akibat proses
subduksi. gempa bumi merupakan getaran siesmik yang disebabkan oleh

1
Qoidah, N. 2020. Gambaran Manajemen Bencana Berbasis Masyarakat dalam Upaya Mitigasi Bencana di Lereng
Gunung Merapi. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

2
pecahnya atau bergesernya bebatuan di suatu tempat dalam kerak bumi. Getaran
tersebut merambat melalui tanah dalam bentuk gelombang getaran sehinga
manusia yang berada di permukaan bumi merasa getaran yang akhirnya disebut
gempa bumi. Secara umum terdapat dua teori proses terjadinya gempa bumi yakni
teori mengenai pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis.
b. Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan
“tsu” berarti lautan, “nami” berarti gelombang ombak. Tsunami adalah
serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran
di dasar laut akibat gempa bumi (Perka BNPB No 8 Tahun 2011). Tsunami adalah
gelombang air laut yang membawa material baik berupa sisa-sisa bangunan,
tumbuhan dan material lainnya menghempas segala sesuatu yang berdiri di
dataran pantai dengan kekuatan yang dasyat. Bangunan-bangunan yang memiliki
dimensi lebar dinding sejajar dengan garis pantai atau tegak lurus dengan arah
datangnya gelombang akan mendapat tekanan yang paling kuat sehingga akan
mengalami kerusakan yang paling parah. Gelombang air ini juga akan menggerus
fondasi dan menyeret apapun yang berdiri lepas dipermukaan dataran pantai dan
dibawa ke laut (Permendagri No 33 Tahun 2006).
c. Gunung Meletus
Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi.
Material yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut
terpancung. Gunung api diklasifikasikan ke dalam empat sumber erupsi, yaitu
erupsi pusat, erupsi samping, erupsi celah dan erupsi eksentrik (BNPB, 2016).
1) Erupsi pusat merupakan erupsi keluar melalui kawah utama.
2) Erupsi samping merupakan erupsi keluar dari lereng tubuhnya.
3) Erupsi celah merupakan erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat
memanjang sampai beberapa kilometer.
4) Erupsi eksentrik merupakan erupsi samping tetapi magma yang keluar
bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung
dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.

3
Indonesia juga memiliki beberapa tipe erupsi gunungapi yang didasarkan
pada tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya
letusan serta tinggi tiang asap, maka erupsi gunungapi dibagi menjadi beberapa
tipe erupsi. Aktivitas gunungapi yang ada di Indonesia adalah tipe erupsi Hawai,
Stromboli, Vulkano, Plini dan Ultra Plini.
d. Banjir
Banjir merupakan salah satu fenomena alam yang biasa terjadi di suatu
kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir definisi
banjir adalah hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan
kawasan tersebut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air
yang mengalir di permukaan Bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan,
dan tingkat peresapan air ke dalam tanah. Secara alamiah, banjir adalah proses
alam yang biasa dan merupakan bagian penting dari mekanisme pembentukan
dataran di Bumi kita ini. Perlu kita sadari, selain akibat curah hujan, banjir
melibatkan air, udara dan bumi. Ketiga hal itu hadir di alam ini dengan mengikuti
hukum- hukum alam tertentu yang selalu dipatuhinya. Seperti: air mengalir dari
atas ke bawah,apabila air ditampung di suatu tempat dan tempat itu penuh
sedangkan, air yang terus menerus dimasukkan maka air akan meluap, dan
sebagainya.
e. Tanah Longsor
Bencana gerakan tanah atau dikenal sebagai tanah longsor merupakan
fenomena alam yang dikontrol oleh kondisi geologi, curah hujan dan pemanfaatan
lahan pada lereng. Dalam beberapa tahun terakhir, intensitas terjadinya bencana
gerakan tanah di Indonesia semakin meningkat, dengan sebaran wilayah bencana
semakin luas. Hal ini disebabkan oleh makin meningkatnya pemanfaatan lahan
yang tidak berwawasan lingkungan pada daerah rentan gerakan tanah, serta
intensitas hujan yang tinggi dengan durasi yang panjang, ataupun akibat
meningkatnya frekuensi kejadian gempa bumi (BNPB, 2016).
2. Bencana Non Alam

4
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
3. Bencana Sosial
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan terror.

B. Manajemen Bencana Berbasis Masyarakat


Manajemen penanggulangan bencana dapat didefinisikan sebagai segala upaya atau
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,
tanggap darurat dan pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada tahapan
sebelum, saat dan setelah bencana. Manajemen penanggulangan bencana merupakan suatu
proses yang dinamis, yang dikembangkan dari fungsi manajemen klasik yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pembagian tugas, pengendalian dan pengawasan dalam
penanggulangan bencana. Proses tersebut juga melibatkan berbagai macam organisasi yang
harus bekerjasama untuk melakukan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat
dan pemulihan akibat bencana.
Peristiwa bencana bisa terjadi di luar kemampuan adaptasi masyarakat dengan
sumber dayanya. Berkenaan dengan hal tersebut, jika di suatu komunitas terdapat bahaya
maka perlu dipahami potensi risiko yang mungkin muncul, yaitu besarnya kerugian atau
kemungkinan hilangnya (jiwa, korban, kerusakan dan kerugian ekonomi). Siklus
penanggulangan bencana perlu dilakukan secara utuh. Walaupun pencegahan sudah
dilakukan, peluang adanya kejadian tetap ada, untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya
mitigasi, yaitu upaya-upaya untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
Pelibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana ini juga disebut sebagai
penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Penanggulangan bencana berbasis
masyarakat adalah upaya yang dilakukan oleh anggota masyarakat secara terorganisir baik
sebelum, saat dan sesudah bencana dengan menggunakan sumber daya yang mereka miliki
semaksimal mungkin untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan memulihkan diri dari
dampak bencana. Pemerintah memang memiliki kewenangan dalam mengeluarkan regulasi

5
terkait dengan penanggulangan bencana. Di sisi lain, peran masyarakat sebagai ujung
tombak dalam penanggulangan bencana juga tidak kelah penting.2
Beberapa alasan pentingnya penanggulangan bencana berbasis masyarakat
1. Penanggulangan bencana adalah tanggungjawab semua pihak, bukan pemerintah saja.
2. Setiap orang berhak untuk mendapatkan perlindungan atas martabat, keselamatan dan
keamanan dari bencana.
3. Masyarakat adalah pihak pertama yang langsung berhadapan dengan ancaman dan
bencana. Karena itu kesiapan masyarakat menentukan besar kecilnya dampak bencana
di masyarakat.
4. Masyarakat yang terkena bencana adalah pelaku aktif untuk membangun kembali
kehidupannya.
5. Masyarakat meskipun terkena bencana mempunyai kemampuan yang bisa dipakai dan
dibangun untuk pemulihan melalui keterlibatan aktif.
6. Masyarakat adalah pelaku penting untuk mengurangi kerentanan dengan meningkatkan
kemampuan diri dalam menangani bencana.
7. Masyarakat yang menghadapi bencana adalah korban yang harus siap menghadapi
kondisi akibat bencana.

1. Pencegahan
Pencegahan yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk
menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pencegahan bencana antara lain:
a. Membuat Pos Peringatan Bencana.
Salah satu upaya yang keudian dapat diupayakan adalah dengan mendirikan pos
peringatan bencana, pos inilah yang nantinya menentukan warga masyarakat bisa
kembali menempati tempat tinggalnya atau tidak.
b. Membiasakan Hidup Tertib dan Disiplin
Perlu pola hidup tertib, yaitu dengan menegakkan peraturan-peraturan yang
berhubungan dengan pelestarian lingkungan hidup. Asal masyarakat menaatinya,

2
https://kemensos.go.id
6
berarti setidaknya kita telah berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan. Masyarakat
juga harus disiplin.
c. Memberikan Pendidikan tentang Lingkungan Hidup
Faktor ini telah dipertegas dalam Konferensi Dunia tentang Langkah Pengurangan
Bencana Alam, yang diselenggarakan 23-27 Mei 1994 di Yokohama, Jepang. Forum
ini, pada masa itu merupakan forum terbesar tentang bencana alam yang pernah
diselenggarakan sepanjang sejarah. Tercatat lebih dari 5.000 peserta hadir yang berasal
dari 148 negara.

d. Memperkirakan Resiko Bencana

Pembuatan profil desa, penilaian ancaman, penilaian kemampuan dan keterampilan,


penilaian resiko, penggambaran peta ancaman.

2. Mitigasi
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana. Hal yang perlu dipersiapkan, diperhatikan dan dilakukan bersama-
sama oleh pemerintahan, swasta maupun masyarakat dalam mitigasi bencana, antara
lain:
a. Kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan kebencanaan atau mendukung usaha
preventif kebencanaan seperti kebijakan tataguna tanah agar tidak membangun di
lokasi yang rawan bencana;
b. Kelembagaan pemerintah yang menangani kebencanaan, yang kegiatannya mulai dari
identifikasi daerah rawan bencana, penghitungan perkiraan dampak yang ditimbulkan
oleh bencana, perencanaan penanggulangan bencana, hingga penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan yang sifatnya preventif kebencanaan;
c. Indentifikasi lembaga-lembaga yang muncul dari inisiatif masyarakat yang sifatnya
menangani kebencanaan, agar dapat terwujud koordinasi kerja yang baik;
d. Pelaksanaan program atau tindakan ril dari pemerintah yang merupakan pelaksanaan
dari kebijakan yang ada, yang bersifat preventif kebencanaan;
e. Meningkatkan pengetahuan pada masyarakat tentang ciri-ciri alam setempat yang
memberikan indikasi akan adanya ancaman bencana.

7
3. Kesiapsiagaan
1. Pengukuran Awal
Proses yang dinamis antara masyarakat dan lembaga yang ada untuk :
a) Melakukan pengukuran awal terhadap Risiko Bencana (bahaya dan kerentanan)
b) Membuat sumber data yang fokus pada bahaya potensial yang mungkin memberikan
pengaruh
c) Mengantisipasi kebutuhan yang muncul dan sumber daya yang tersedia
2. Perencanaan
a) Memperjelas tujuan dan arah aktivitas kesiapsiagaan
b) Mengidentifikasi tugas-tugas maupun tanggungjawab secara lebih spesifik baik oleh
masyarakat ataupun lembaga dalam situasi darurat
c) Melibatkan organisasi yang ada di masyarakat (grassroots), LSM, pemerintahan local
maupun nasional, lembaga donor yang memiliki komitmen jangka panjang di area
yang rentan tersebut
3. Rencana Institusional
Koordinasi baik secara vertikal maupun horizontal antara masyarakat dan lembaga yang
akan menghindarkan pembentukan struktur kelembagaan yang baru dalam kesiapsiagaan
menghadapi bencana, melainkan saling bekerjasama dalam mengembangkan jaringan
dan sistem.
a) Mengukur kekuatan dari komunitas dan struktur yang tersedia.
b) Mencerminkan tangungjawab terhadap keahlian yang ada.
c) Memperjelas tugas dan tanggungjawab secara lugas dan sesuai.
4. Sistem Informasi
Mengkoordinasikan peralatan yang dapat mengumpulkan sekaligus menyebarkan
peringatan awal mengenai bencana dan hasil pengukuran terhadap kerentanan yang ada
baik di dalam lembaga maupun antar organisasi yang terlibat kepada masyarakat luas.
5. Pusat Sumber Daya
Melakukan antisipasi terhadap bantuan dan pemulihan yang dibutuhkan secara terbuka
dan menggunakan pengaturan yang spesifik. Perjanjian atau pencatatan tertulis
sebaiknya dilakukan untuk memastikan barang dan jasa yang dibutuhkan memang
tersedia, termasuk :

8
a) Dana bantuan bencana
b) Perencanaan dana bencana
c) Mekanisme kordinasi peralatan yang ada
d) Penyimpanan
6. Sistem Peringatan
Harus dikembangkan sebuah cara yang efektif dalam menyampaikan peringatan kepada
masyarakat luas meskipun tidak tersedia sistem komunikasi yang memadai. Sebagai
pelengkap, masyarakat internasional juga harus diberikan peringatan mengenai bahaya
yang akan terjadi yang memungkinkan masuknya bantuan secara internasional.
7. Mekanisme Respon
Respon yang akan muncul terhadap terjadinya bencana akan sangat banyak dan datang
dari daerah yang luas cakupannya sehingga harus dipertimbangkan serta disesuaikan
dengan rencana kesiapsiagaan. Perlu juga dikomunikasikan kepada masyarakat yang
akan terlibat dalam koordinasi dan berpartisipasi pada saat muncul bahaya.
8. Pelatihan dan Pendidikan Terhadap Masyarakat
Dari berbagai jenis program pengetahuan mengenai bencana, mereka yang terkena
ancaman bencana seharusnya mempelajari dan mengetahui hal-hal apa saja yang
diharapkan dan apa yang harus dilakukan pada saat bencana tiba. Sebaiknya fasilitator
program pelatihan dan pendidikan sistem peringatan ini juga mempelajari kebiasaan
serta permasalahan yang ada di masyarakat setempat serta kemungkinan munculnya
perbedaan/pertentangan yang terjadi dalam penerapan rencana.
9. Praktek
Kegiatan mempraktikkan hal-hal yang sudah dipersiapkan dalam rencana kesiapsiagaan
dalam menghadapi bencana dibutuhkan untuk menekankan kembali instruksi-instruksi
yang tercakup dalam program, mengidentifikasi kesenjangan yang mungkin muncul
dalam rencana kesiapsiagaan tersebut. Selain itu, agar didapatkan informasi tambahan
yang berhubungan dengan perbaikan rencana tersebut.
4. Tanggap Darurat
Tanggap Darurat adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan segera sesudah
kejadian bencana oleh lembaga pemerintah atau non pemerintah.

9
1. Tindakan langsung saat bencana :
a) Bunyikan tanda bahaya
b) Minta bantuan
c) Keputusan untuk mengungsi dari yang berwenang
2. Tanggap darurat saat bencana
a) Penanganan korban
b) Mengamankan keadaan di lokasi bencana
c) Membuat laporan kondisi sarana
d) Mendirikan pos-pos bantuan kemanusiaan
e) Penanganan jenazah
3. Tindakan pengungsian
a) Persiapan dapur umum
b) Persiapan obat-obatan
c) Putuskan aliran listrik
d) Mempersiapkan lokasi pengungsian
e) Mempersiapkan kendaraan
5. Pemulihan Paska Bencana
Ruang lingkup Pelaksanaan pemulihan diantaranya yaitu
a. Perbaikan Lingkungan Daerah Bencana
b. Perbaikan Sarana dan Prasarana Umum
c. Pemberian Bantuan Perbaikan Rumah Masyarakat
d. Pemulihan Sosial Psikologis
e. Pelayanan Kesehatan
f. Rekonsiliasi dan Resolusi Konflik
g. Pemulihan Sosial Ekonomi Budaya
h. Pemulihan Keamanan dan Ketertiban
i. Pemulihan Fungsi Pemerintah
j. Pemulihan Fungsi Pelayanan Publik

10
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Manajemen penanggulangan bencana adalah segala upaya atau kegiatan yang


dilaksanakan dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat
dan pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada tahapan sebelum, saat
dan setelah bencana. Manajemen penanggulangan bencana merupakan suatu proses
yang dinamis, yang dikembangkan dari fungsi manajemen klasik yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pembagian tugas, pengendalian dan pengawasan dalam
penanggulangan bencana.

Pelibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana ini juga disebut sebagai


penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Penanggulangan bencana berbasis
masyarakat adalah upaya yang dilakukan oleh anggota masyarakat secara terorganisir
baik sebelum, saat dan sesudah bencana dengan menggunakan sumber daya yang
mereka miliki semaksimal mungkin untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan
memulihkan diri dari dampak bencana. Pemerintah memang memiliki kewenangan
dalam mengeluarkan regulasi terkait dengan penanggulangan bencana

B. Saran
Kami Menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik serta saran yang membangun sangat kami harapkan
guna menambah kesempurnaan kita dalam menambah wawasan serta dalam
menambah ilmu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. Manajemen Penanggulangan Bencana Pelatihan Penanggulangan Bencana Banjir, Pusat


Pendididkan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi, Bandung, 2017.

Ilmi, R.N. 2020. Manajemen Resiko Bencana Berbasis Masyarakat oleh Palang Merah Indonesia
di Desa Sirakem Kecamatan Kalibening Banjarnegara. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.

Kadir, A., Usman, A., & Salahuddin. (2020). Pola Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat
pada Dinas Sosial Kabupaten Bima. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan, 6(1), 108-127

Purnama, S.G., Manajemen Bencana, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Program Studi
Kesehatan Masyarakat, Denpasar, 2017.

Qoidah, N. 2020. Gambaran Manajemen Bencana Berbasis Masyarakat dalam Upaya Mitigasi
Bencana di Lereng Gunung Merapi. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

https://bnpb.go.id

https://kemensos.go.id

12

Anda mungkin juga menyukai