Anda di halaman 1dari 31

PENANGANAN BENCANA

PADA PASIEN GANGGUAN


JIWA
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6 :

1. ASIH SRI RAHAYU NIM 201811007

2. IRNA APRILIA GITA SYABILA NIM 201811016

3. MELINDA RAMADHANTYNIM 201811020

4. SITI NUR MANAH NIM 201811030

5. ZAINUL ARIFIN NIM 201811033

6. DILLA APRILIA NIM 201811035


APA ITU BENCANA ALAM ?
Definisi bencana menurut undang-undang republik indonesia no. 24
tahun 2007 dalam buku materi pembelajaran manajemen gawat darurat
dan bencana (2019) tentang penanggulangan bencana yang
mengatakan bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis
KLASIFIKASI BENCANA ALAM
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

a) Bencana alam geologis bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam
bumi (gaya endogen). Termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan
gunung berapi, dan tsunami.

b) Bencana alam klimatologis bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang
disebabkan oleh faktor angina dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai,
banjir bandang, angina putting beliung, kekeringan, dan kebakaran alam hutan (bukan oleh
manusia).

c) Bencana alam ekstra – terrestrial bencana alam ekstra-terestrial adalah bencana alam yang
terjadi diluar angkasa, contohnya hantaman meteor. Bila hantaman benda-benda langit
mengenai permukaan bumi makan akan timbul bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.
MACAM-MACAM BENCANA ALAM DI SEKITAR KITA

a) Banjir

b) Kebakaran hutan

c) Gempa bumi

d) Tsunami

e) Gunung meletus

f) Angin putting beliung

g) Tanah longsor

h) Pemanasan global

i) Kekeringan

j) Dll
APA ITU BANJIR ?
Menurut (simajuntak, 2014) banjir merupakan fenomena alam yang
biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh alirasn sungai
dan saat ini sepertinya sudah menjadi langganan bagi beberapa daerah
dan kota besar di indonesia ketika musim penghujan tiba. Banjir pada
hakikatnya hanyalah salah satu output dari pengelolan DAS yang
tidak tepat. Banjir bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu curah
hujan yang sangat tinggi, karakteristik DAS, penyempitan saluran
drainas dan perubahan penggunaan lahan
JENIS JENIS BANJIR
• Banjir kilat
Banjir kilat adalah banjir yang terjadi hanya dalam waktu delapan jam setelah hujan lebat mulai turun.
Biasanya jenis banjir ini sering dihubungkan dengan banyaknya awan kumulus, kilat dan petir yang keras,
badai tropis atau cuaca dingin.Umumnya banjir kilat diakibatkan oleh meluapnya air hujan yang sangat deras.
Namun, selain hal tersebut juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti: bendungan yang gagal menahan
debit air yang meningkat, es yang tiba-tiba meleleh, dan berbagai perubahan besar dibagian hulu sungai.

• Banjir luapan
Sungai banjir luapan sungai adalah banjir yang terjadi dengan proses yang cukup lama, walaupun terkadang
proses tersebut tidak diperhatikan, sehingga datangnya banjir terasa mendadak dan mengejutkan. Banjir tipe
ini biasanya bertipe musiman atau tahunan, dan mampu berlangsung sangat lama. Penyebab utamanya adalah
kelongsoran di daerah yang biasanya mampu menahan kelebihan debit air.
• Banjir pantai
Banjir pantai biasanya dikaitkan dengan terjadinya badai tropis. Banjir yang membawa bencana dari luapan air
hujan sering bertambah parah karena badai yangdipicu angin kencangdisepanjangpantai. Halini mengakibatkan air
garam akan membanjiri daratan karena dampak perpaduan gelombang pasang.
• Banjir lahan dingin

Salah satu dari macam-macam banjir adalah banjir lahar dingin. Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi ketika
erupsi gunung berapi. Erupsi ini kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir ke
daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan pendangkalan sungai, sehingga air sungai
akan mudah meluap dan dapat meluber ke pemukiman warga
• Banjir bandang

Banjir bandang ( flash flood ) adakah penggenangan akibat limpasan keluar alur sungai karena debit sungai
yang membesar tiba-tiba melampaui kapasitas aliran, terjadi dengan cepat melanda daeraah-daerah rendah
permukaan bumi, di lembah sungai-sungai dan cekungan-cekungan dan biasanya membawa material sampah
(debris) dalam alirannya. Banjir bandang bisa berlangsung cepat (biasanya kurag dari enam jam) dan
mempunyai tinggi permukaan gelombang banjir berkisar 3 hingga 6 meter dengan membawa material sampah
hasil dari sapuannya di sepanjang lajurnya (mulyanto, 2012). Apabila dihubungkan dengan klasifikasi banjir
menurut (paripurno, 2013), banjir bandang dapat dikategorikan sebagai jenis banjir tipe kilat. Karena dapat
terjadi dengan waktu yang singkat dan juga disertai membawa material- material sampah atau debris.
FAKTOR PEMICU faktor perbuatan manusia adalah segala
BANJIR tindakan manusia yang mencoba mengubah
kondisi alamiah dari topografi yang sudah
• CURAH HUJAN alami tanpa perencanaan jangka panjang,
sehingga siklus alami yang terjadi di alam
• PENGARUH FISIOGRAFI SUNGAI
mencari cara untuk menstablikan
• EROSI DAN SEDIMENTASI keadaannya, melalui cara yang akan
• PENGARUHI AIR PASANG dianggap manusia sebagai bencana.
Berikut ini merupakan faktor banjir yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia:
1. Perubahan Kondisi DAS
2. Defisiensi Kapasitas Aliran Sungai
3. Penumpukan Sampah
4. Minimnya Drainase Lahan
5. Kerusakan Bangunan Pengendali Aliran
Banjir
DAMPAK BANJIR DAN TANDA TANDA BANJIR
Dampak :

1. Pencemaran lingkungan

2. Kondisi kesehatan masyarakat

3. Sosial ekonomi masyarakat

4. Rusaknya fasilitas umum

Tanda tanda :

5. Air sungai yang dari semula jernih menjadi keruh secara tiba-tiba

6. Terdapat banyak ranting pepohonan atau sampah yang mengalir di sungai

7. Hujan yang terus menerus

8. Air sungai meluap


TINDAKAN SEBELUM,KETIKA DAN SESUDAH
TERJADINYA BANJIR
• Sebelum banjir : • Ketika banjir:

1. Mengetahui istilah yang biasa digunakan saat 1. Segera menyelamatkan diri ke tempat yang aman.
terjadinya banjir, seperti siaga I sampai siaga IV 2. Segera padamkan listrik dan gas dirumah
2. Mengetahui tingkat kerentanan tempat tinggal yang 3. Jika memungkinkan ajaklah anggota keluarga atau
dihuni sebagai zona rawan banjir kerabat atau orang di sekitar anda untuk
3. Mengetahui cara-cara untuk melindungi rumah dari menyelamatkan diri
banjir, diantaranya dengan membuat tempat 4. Selamatkan barang-barang berharga sehingga tidak
penyimpanan barang-barang berharga dengan aman rusak atau hilang terbawa banjir
4. Melakukan persiapan untuk mengevakuasi diri dan 5. Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa
keluarga. Selain itu juga memahami rute evakuasi menjadi dasar untuk tindakan selanjutnya.
dan daerah yang lebih tinggi.
6. Bersiaplah untuk kemungkinan mengungsi
LANJUTAN
TINDAKAN SETELAH TERJADI BANJIR MENURUT BNBP

1. Hindari air akibat banjir karena di khawatirkan adanya kontaminasi zat-zat berbahaya.

2. Waspada dan selalu berhati-hati dengan intalasi listrik yang ada disekitar rumah

3. Membersihkan rumah setelah banjir

4. Mencegah tersebarkan penyakit di daerah banjir air untuk minum dan memasak di saat dan
sesudah terjadinya banjir, penting untuk memperhatikan kebersihan air yang digunakan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

5. Gunakan air bersih untuk mencuci piring, mencuci baju, jangan menggunakan air yang telah
tercemar.
PENGERTIAN TRAUMA
Trauma pada korban bencana alam tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Agar korban bencana dapat
terus melanjutkan kehidupannya secara normal, maka diperlukan terapi trauma/pemulihan trauma
(trauma healing). Trauma healing adalah salah satu kebutuhan utama bagi korban bencana. Dengan
terapi trauma healing diharapkan korban bisa benar-benar sembuh dari traumanya dan dapat
menjalani kehidupannya sebagaimana sebelum bencana terjadi. Trauma healing sangat diperlukan
di indonesia yang merupakan negara rawan bencana alam, mulai dari banjir, tanah longsor, gempa
dan lain sebagainya. Bencana alam tersebut banyak menimbulkan kerugian dan kesedihan pada
korbannya. Bahkan tak jarang pula korban bencana alam mengalami trauma berat akibat bencana.
Ketakutan terhadap bencana adalah reaksi yang sangat umum dialami oleh korban bencana.
Terkadang korban bencana mengalami pengulangan ingatan mengena bencana tersebut yang
kemudian dapat berkembang lebih serius menjadi rasa hilangnya emosi, atau bahkan mengalami
insomnia, dan waspada berlebihan.
MODEL KONSELING TRAUMA
Hamdani bakran adz dzaky menyatakan secara umum bahwa “counseling” dalam bahasa inggris dikaitkan
dengan kata “counsel” yang diartikan sebagai: nasehat (to obtain cousel), anjuran (to give counsel),
pembicaraan (to take counsel). Dengan demikian maka konseling diartikan sebagai pemberian nasehat,
anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran. Sedangkan menurut soli abimanyu & M. Thayeb manrihu
menyatakan bahwa secara terminologi (istilah) dijumpai dalam banyak literatur bimbingan dan konseling di
antaranya adalah : pertama, C. Patterson (1959) menyatakan bahwa konseling adalah proses yang melibatkan
hubungan antar pribadi, antara seorang terapis dengan satu atau lebih klien, dengan menggunakan metode-
metode psikologis atas dasar pengetahuan sitematik tentang kepribadian manusia dalam upaya menyehatkan
mental klien. Kedua, edwin C. Lewis (1970) menyatakan konseling adalah suatu proses dimana orang yang
bermasalah(klien) dibantu secara pribadi untuk merasa dan berprilaku yang lebih memuaskan melalui
interaksi-interaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan perilaku-perilaku yang memungkinkan
berhubungan dengan lebih efektif dengan dirinya dan lingkungannya.
TUJUAN KONSELING TRAUMATIK
(1) Berpikir realistis, bahwa trauma adalah bagian dari kehidupan,

(2) Memperoleh pemahaman tentang peristiwa dan situasi yang menimbulkan trauma,
(3) Memahami dan menerima perasaan yang berhubungan dengan trauma, dan

(4) Belajar ketrampilan baru mengatasi trauma.Dalam konseling traumatic ada empat ketrampilan yang harus
dimiliki konselor, yaitu :

a. Pandangan yang realistis,

b. Orientasi yang holistic,


c. Fleksibelitas, dan

d. Keseimbangan antara empati dan ketegasan.

Oleh karena itu, maka layanan konseling dapat menjadi media dalam pemulihan trauma, karena layanan konseling
itu adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli profesional
(konselor) kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapinya. Begitu pula konseling traumatik adalah upaya konselor untuk membantu klien yang trauma
melalui proses hubungan pribadi sehingga klien dapat memahami diri sehubungan dengan masalah trauma yang
dialaminya dan berusaha mengatasinya sejauh mungkin. Pemulihan melalui kaunseling traumatik
Simtom-simtom stres pasca trauma (post-traumatic stress disorder / PTSD dikelompokkan dalam 3
kategori utama. Diagnostic dapat ditegakkan jika simtom- simtomdalam tiap kategori berlangsung
selama lebih dari satu bulan.

1. Mengalami kembali kejadian traumatic (re-experiencing) individu kerap teringat pada kejadian
tersebut dan mengalami mimpi buruktentang hal itu.Penderitaan emosional yang mendalam
ditimbulkan oleh stimuli yang menyimbolkan kejadian tersebut, atau tanggal terjadinya
pengalaman tertentu.Pentingnya “mengalami kejadian kembali” tidak dapat diremehkan karena
kemungkinan merupakan penyebab simtom-simtom kategori lain.

2. Penghindaran stimuli yang diasosiasikan dengan kejadian terkait atau matirasa dalam
responsivitas (avoidance) orang yang bersangkutan berusaha menghindari untuk berfikir tentang
traumaatau menghadapi stimuli yang akan mengingatkan pada kejadian tersebut.

3. Simtom-simtom peningkatan ketegangan simtom-simtom ini mencakup sulit tidur atau


mempertahankannya, sulit berkonsentrasi, waspada berlebihan, dan respon terkejut yang
berlebihan.Berbagai studi laboratorium menegaskan simtom-simtom klinis ini dengan
mendokumentasikan meningkatnya reaktifitas fisiologis pada pasien penderita PTSD terhadap
pencitraan pertempuran dan respon-respon terkejut yang sangat tinggi
KRITERIA DAGNOSTIK BERDASARKAN DSM III (DIAGNOSTIK AND STATISTIC MANUAL
OF MENTAL DISORDER III)

Menurut (kaplan et,al., 2010) ada beberapa kriteria diagnstik berdasarkan DSM yaitu diantaranya:

1. Orang telah mengalami suatu peristiwa luar biasa bagi manusia umumnya dan yang amat menekan terhadap semua orang

2. Peristiwa traumatik itu secara menetap dialami dalam cara yang disebut di bawah ini: teringat kembali peristiwa itu secara
berulang dan sangat mengganggu.Mimpi yang berulang tentang peristiwa itu yang membebani pikiranperasaan atau
tindakan mendadak seolah peristiwa traumatik itu telah terjadi lagitekanan jiwa yang amat sangat karena terpaku pada satu
peristiwa yang melambangkan atau menyerupai aspek dari peristiwa traumatik itu, termasuk hari ulang tahun trauma
tersebut.

3. Pengelakan yang menetap terhadap rangsang yang terkait dengan trauma atau kelumpuhan yang bereaksi terhadap
situasi umum (yang tak ada sebelum trauma itu), yang ditunjuk sedikitnya 3 dari yang berikut :

upaya mengelak terhadap gagasan atau perasaan yang terkait dengan trauma itu

A) Upaya untuk mengelak dari kegiatan atau situasi yang menimbulkan ingatan terhadap trauma itu

B) Ketidakmampuan untuk mengingat kembali aspek yang penting dari trauma itu

C) Minat yang sangat berkurang terhadap kegiatan yang penting

D) Rasa terasing dari orang lain

E) Kurangnya afeksi
PENGERTIAN GANGGUAN JIWA
Gangguan jiwa atau gangguan mental menurut depkes RI (2010) adalah suatu perubahan pada
fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan
pada individu dan hambatan dalam melaksanakan peran social. Gangguan jiwa merupakan
psikologik atau pola perilaku yang ditunjukkan pada individu yang menyebabkan distress,
menurunkan kualitas kehidupan dan disfungsi. Hal tersebut mencerminkan disfungsi psikologis,
bukan sebagai akibat dari penyimpangan sosial maupun konflik dengan masyarakat (stuart, 2013).
APA ITU KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental menurut seorang ahli kesehatan merriam webster, merupakan suatu keadaan
emosional dan psikologis yang baik, dimana individu dapat memanfaatkan kemampuan kognisi
dan emosi, berfungsi dalam komunitasnya, dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Inti
dari kesehatan mental sendiri adalah lebih pada keberadaan dan pemeliharaan mental yang sehat.
Akan tetapi, dalam praktiknya seringkali kita temui bahwa tidak sedikit praktisi di bidang
kesehatan mental lebih banyak menekankan perhatiannya pada gangguan mental daripada
mengupayakan usaha-usaha mempertahankan kesehatan mental itu sendiri (kartika, 2012).
PERAWATAN KELOMPOK RENTAN PADA GANGGUAN MENTAL

• Pra bencana

a. Bantuan evakuasi: saat bencana terjadi, penyandang gangguan mental membutuhkan waktu yang lama untuk
mengevakuasi diri, supaya tidak terlambat dalam mengambil keputusan untuk melakukan evakuasi, maka informasi
persiapan evakuasi dan lainlain perlu diberitahukan kepada penyandang gangguan mental dan penolong evakuasi.

b. Mengikutsertakan dengan prb: partisipasi penyandang dalam pendidikan pengurangan resiko bencana (prb).

c. Memberikan penyandang gangguan mental terhadap materi ajar atau belajar prb

• Saat bencana

a. Melakukan evakuasi bagi penyandang gangguan mental untuk menjauh dari lokasi bencana

b. Mengevakuasi penyandang gangguan mental yang ditinggal oleh keluarganya saat terjadi bencana

c. Menampung dipengungsian

d. Membawa korban ke rumah sakit

e. Melakukan pendataan dan penilaian

f. Memberikan konseling
LANJUTAN
• PASCA BENCANA

a. KONSELING BAGI PENYANDANG DISABILITAS UNTUK MEMINIMALISIR TRAUMA

b. KEBUTUHAN RUMAH TANGGA: AIR MINUM, MAKANAN, SANITASI, AIR BERSIH DAN SABUN UNTUK MCK
(MANDI, CUCI, KAKUS/JAMBAN), ALATALAT UNTUK MEMASAK, PAKAIAN, SELIMUT DAN TEMPAT TIDUR,
DAN PERMUKIMAN SEMENTARA.

c. KEBUTUHAN KESEHATAN: KEBUTUHAN KESEHATAN UMUM SEPERTI PERLENGKAPAN MEDIS (OBAT-


OBATAN, PERBAN, DLL), TENAGA MEDIS, POS KESEHATAN DAN PERAWATAN KEJIWAAN.

d. KEMANAN WILAYAH: KEBUTUHAN KETENTRAMAN DAN STABILITAS SEPERTI KEAMANAN WILAYAH

e. KEBUTUHAN AIR: KEBUTUHAN SANITASI AIR DAN TEMPAT PENGELOLAAN LIMBAH DAN SAMPAH

f. SARANA DAN PRASARANA: KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA YANG MENDESAK SEPERTI AIR
BERSIH, MCK UNTUK UMUM, JALAN KE LOKASI BENCANA, ALAT KOMUNIKASI DALAM MASYARAKAT
DAN PIHAK LUAR, PENERANGAN ATAU LISTRIK, SEKOLAH SEMENTARA, ALAT ANGKUT/TRANSPORT,
GUDANG PENYIMPANAN PERSEDIAAN, TEMPAT PEMUKIMAN SEMENTARA, POS KESEHATAN ALAT DAN
BAHAN-BAHAN.
TINJAUAN KASUS
Enam bulan yang lalu telah terjadi bencana banjir bandang di kecamatan L dengan skala bencana
provinsi. Ny. P kehilangan anaknya dalam bencana tersebut. Selama 2 minggu terakhir ny. P
merasa sangat sedih dan sering menangis bila teringat anaknya, susah tidur hampir tiap hari,
menolak untuk beraktivitas sehari-hari, mempunyai pikiran untuk mati, tidak nafsu makan dan
mengalami penurunan BB secara drastis selama 1 bulan terakhir. Ny. P pernah mengalami
masalah yang mirip dengan yang dihadapinya sekarang sekitar 2 minggu setelah bencana akan
tetapi tidak separah ini dan dapat hilang dengan sendirinya.
PENANGANAN
1. Peran perawat pada pra-bencana:

a. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam penanggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya.

b. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintah, organisasi lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.

c. Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang meliputi
hal-hal berikut.

1) Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut).

2) Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota keluarga yang lain.

3) Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa persediaan makanan dan penggunaan air yang aman.

4) Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinaskebakaran, rumah sakit, dan ambulans.

5) Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau posko-posko bencana.

6) Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa seperti pakaian seperlunya, radio portable, senter beserta baterainya
dan lainnya.

7) Bersama tim dokter, menyiapkan kebutuhan rumah sakit lapangan dan tim ambulans.

8) Berdiskusi bersama tim dokter tentang penyakit yang timbul akibat bencana sehingga dapat mempersiapkan obat-obatan/alat kesehatan
yang sesuai.
LANJUTAN
2. Peran perawat dalam intra bencana:

a. Bertindak cepat.

b. Melakukan pertolongan pertama.

c. Menentukan status korban berdasarkan triase.

d. Merujuk pasien segera yang memerlukan fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.

e. Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti, dengan maksud
memberikan harapan yang besar pada para korban selamat.

f. Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan.

g. Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan (coordination and create leadership).

h. Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang terkait dapat mendiskusikan dan merancang master
plan of revitalizing (rencana induk revitalisasi), biasanya untuk jangka waktu 30 bulan pertama.
LANJUTAN
3. Peran perawat pada pasca bencana

• Perawat berkerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan bantuan kesehatan
kepada korban seperti pemeriksaan fisik, wound care secara menyeluruh dan merata
pada daerah terjadi bencana. Saat terjadi stres psikologis yang terjadi dapat terus berkembang
hingga terjadi post-traumatic stress disorder. ( PTSD ) yang merupakan sindrom dengan tiga
kriteria utama yaitu trauma pasti dapat dikenali, individu mengalami gejala ulang traumanya
melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa yang memacunya dan individu akan
menunjukkan gangguanf isik, perawat dapat berperan sebagai konseling. Tidak hanya itu perawat
bersama masyarakatdan profesi lain yang terkait bekerja sama dengan unsur lintas sektor
menangani masalah kesehatan masyarakat pasca-gawat darurat serta mempercepat fase
pemulihan menuju keadaan sehat dan aman. Selain itu perawat dapat melakukan pelatihan-
pelatihan keterampilan yang difasilitasi dan berkolaborasi dengan instansi ataupun LSM yang
bergerak dalam bidang itu. Sehingga diharapkan masyarakat di sekitar daerah bencana akan
mampu membangun kehidupannya kedepan lewat kemampuan yang dimilikinya
EDUKASI DAN KESIAPSIAGAAN PASIEN

Trauma healing dalam masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: secara individual juga
dapat dilakukan secara kelompok. Dalam banyak kasus pemulihan trauma justru lebih efektif
dilakukan secara kelompok. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk membantu pemulihan
dari trauma yang cepat dan mudah, yaitu secara individual: mengobrol, mendengarkan keluhan,
memotivasi individu untuk melakukan aktivitas. Pada keluarga memberikan dukungan yang dapat
menghibur anggota keluarga yang merasa kehilangan dalam konflik dan tsunami. Dan bagi
komunitas masyarakat dapat dilakukan debriefing setelah suatu kejadian bencana, mengembangkan
kelompok dukungan, atau mengembangkan kelompok mandiri (self- help group).
Debriefing adalah suatu pemberian informasi atau kegiatan pemberian petunjuk.Selain itu sering
menunjuk pada kegiatan kelompok untuk meminimalkan danpak trauma, dan dilakukan segera
setelah suatu peristiwa traumatis terjadi. Landasan pemikirannya adalah semakin cepat individu atau
kelompok membagikan pengalaman traumatisnya, semakin minimal ia menyimpan pengalaman
traumatisnya maka semakin kecil kemungkinan ia mengalami masalah psikologis akibat trauma.
Batasan kesegeraan debriefing tidak dapat ditetapkan secara kaku, tetapi dapat dilakukan dalam
jangka waktu sampai tiga hari antara 24-72 jam. Debriefing akan bermanfaat dilakukan pasca
bencana alam, kecelakaan, peristiwa pemboman atau peristiwa traumatis lainnya
PERSIAPAN DARURAT DALAM MENGHADAPI BENCANA PADA PASIEN YANG MENGALAMI
KESEHATAN MENTAL

Bila telah melalui beberapa upaya ternyata tidak membuat kondisi emosional pasien semakin
membaik, maka dibutuhkan evaluasi dan penanganan oleh tenaga kesehatan mental professional.
Penting untuk mempelajari dan mengidentifikasi tanda dan gejala gangguan mental sehingga dapat
melakukan rujukan

 Kasus gangguan mental yang telah diketahui sebelumnya

 Korban dengan gejala-gejala psikologis yang tidak memperlihatkan perubahan setelah 3minggu
dilakukan tindakan

 Korban yang mengalami disfungsi

 Korban yang berniat bunuh diri

 Kelompok resiko tinggi


KESIMPULAN
Berikut hasil dari makalah ini bahwa kelompok menyimpulkan populasi penduduk indonesia yang semakin
padat yang dengan sendirinya membutuhkan ruang yang memadai untuk kegiatan penunjang hidup yang
semakinmeningkat secara tidak langsung merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya banjir.Bencana
banjir merupakan kejadian alam yang dapat terjadi setiap saat dan seringmengakibatkan hilangnya nyawa,
kerugian harta, dan benda.

Konseling traumatik lebih banyak melibatkan banyaknya orang dalam membantu klien dan yang paling
banyak aktif adalah konselor, konselor berusaha mengarahkan, mensugesti, memberi saran, mencari
dukungan dari keluarga dan teman klien, menghubungi orang yang lebih ahli untuk referal, menghubungkan
klien dengan ahli lain untuk referal, melibatkan orang atau agen lain yang kompeten secara legal untuk
membantu klien, dan mengusulkan berbagai perubahan lingkungan untuk kesembuhan klien. Secara lebih
spesifik, tujuan konseling traumatik adalah : (1) berpikir realistis, bahwa trauma adalah bagian dari kehidupan,
(2) memperoleh pemahaman tentang peristiwa dan situasi yang menimbulkan trauma, (3)memahami dan
menerima perasaan yang berhubungan dengan trauma, dan (4) belajar ketrampilan baru mengatasi
trauma.Dalam konseling traumatic ada empat ketrampilan yang harus dimiliki konselor, yaitu : (1) pandangan
yang realistis, (2) orientasi yang holistic,(3) fleksibelitas, dan (4) keseimbangan antara empati dan ketegasan.
LANJUTAN

Peran perawat pada pasca bencana perawat berkerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan
bantuan kesehatan kepada korban seperti pemeriksaan fisik, wound care secara menyeluruh dan merata
pada daerah terjadi bencana. ( PTSD ) yang merupakan sindrom dengan tiga kriteria utama yaitu trauma pasti dapat
dikenali, individu mengalami gejala ulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa yang
memacunya dan individu akan menunjukkan gangguanf isik, perawat dapat berperan sebagai konseling. Pada
keluarga memberikan dukungan yang dapat menghibur anggota keluarga yang merasa kehilangan dalam konflik
dan tsunami.

Penting untuk mempelajari dan mengidentifikasi tanda dan gejala gangguan mental sehingga dapat melakukan rujukan:

 Kasus gangguan mental yang telah diketahui sebelumnya

 Korban dengan gejala-gejala psikologis yang tidak memperlihatkan perubahan setelah 3minggu dilakukan tindakan

 Korban yang mengalami disfungsi

 Korban yang berniat bunuh diri

 Kelompok resiko tinggi

Anda mungkin juga menyukai