Anda di halaman 1dari 34

Asuhan keperawatan lansia

dengan Demensia
Tujuan Pembelajaran
• Mahasiswa akan dapat menjelaskan
perubahan kognitif pada lansia
• Mahasiswa akan dapat menjelaskan demensia
• Mahasiswa akan dapat menjelaskan
pengenalan dini demensia
• Mahasiswa akan dapat menjelaskan latihan
kognitif pada lansia
Perubahan kognitif pada lansia
• Proses penuaan menyebabkan kemunduran
kemampuan otak, antara lain :
 Daya ingat (memori), kemunduran dalam
penamaan (naming) dan recall
 Intelegensia dasar, penurunan kemampuan otak
bagian kanan (pemecahan masalah, konsentrasi)
Demensia
• Demensia adalah penurunan kemampuan mental
yang biasanya berkembang secara perlahan,
dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian
dan kemampuan untuk memusatkan perhatian,
dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.
• Pada usia muda, demensia bisa terjadi secara
mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-zat
racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan
hancurnya sel-sel otak.
Epidemiologi
• Berdasarkan beberapa hasil penelitian, diperoleh data bahwa
demensia sering terjadi pada usia lanjut yang telah berumur di
atas 60 tahun. Sampai saat ini diperkirakan sekitar 500.000
penderita demensia di indonesia.

Menurut data Asia Pasifik tahun 2006, jumlah orang yang


menderita demensia di wilayah Asia Pasifik pada 2025
diperkirakan meningkat lebih dari dua kali lipat dan peningkatan
ini akan lebih cepat dibandingkan dengan yang terjadi di negara-
negara barat. Sementara di dunia, pada tahun 2040 jumlah
penderita demensia diperkirakan menjadi sekitar 80 juta orang.
Tanda dan Gejala
• Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
• Pelupa
• Sering mengulang kata-kata
• Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan
• Cepat marah dan sulit di atur.
• Kehilangan daya ingat
• kesulitan belajar dan mengingat informasi baru
• kurang konsentrasi
• kurang kebersihan diri
• Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
• Mudah terangsang
• Tremor
• Kurang koordinasi gerakan.
Pembagian tingkatan kognitif
• Kondisi normal  kondisi kognitif pada lanjut
usia yang terjadi dengan adanya penambahan
usia dan bersifat wajar. Contoh: keluhan
mudah-lupa secara subyektif, tidak ada
gangguan kognitif ataupun demensia
• Kondisi pre-demensia  kondisi gangguan
kognitif pada lanjut usia dengan ciri mudah
lupa yang makin nyata dan dikenali (diketahui
dan diakui) oleh orang dekatnya. Mudah lupa
subyektif dan obyektif serta ditemukan
performa kognitif yang rendah tetapi belum
ada tanda-tanda demensia
• Kondisi Demensia  kondisi gangguan
kognitif pada lanjut usia dengan berbagai jenis
gangguan seperti mudah lupa yang konsisten,
disorientasi terutama dalam hal waktu,
gangguan pada kemampuan pendapat dan
pemecahan masalah, gangguan dalam
hubungan dengan masyarakat, gangguan
dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual
serta gangguan dalam pemeliharaan diri
Pengkajian Demensia
• Melalui teknik observasi dan wawancara
dengan klien dan keluarga
Observasi :
• Kurang konsentrasi
• Kurang kebersihan diri
• Disorientasi
• Tremor
• Kurang koordinasi gerak dan aktifitas terbatas
• Sering mengulang kata
Pengkajian Demensia
• Wawancara :
• Tanyakan kepada lansia hari, tanggal, dan bulan
sekarang
• Tanyakan kepada lansia “dimana kita sekarang?”
• Tanyakan usia lansia
• Tanyakan hari kemerdekaan Indonesia
• Tanyakan nama presiden Indonesia sekarang
• Tanyakan aktifitas dari bangun sampai saat ini
• Minta klien hitung mundur dari 20 - 1
Diagnosa Keperawatan
• Gangguan Proses Pikir
• Kerusakan komunikasi verbal
• Resiko Cedera : Jatuh
• Sindrom Stres Relokasi
• Kurang Perawatan Diri
• Perubahan pola tidur
• Perubahan persepsi sensori
Rencana Intervensi
• Diagnosa kep : Gangguan proses pikir
• Tujuan kep :
• Lansia mampu mengenal/berorientasi terhadap
orang,waktu dan tempat
• Lansia mampu melakukan aktifitas sehari-hari
secara optimal
Tindakan keperawatan
• Beri kesempatan bagi pasien untuk mengenal barang milik
pribadinya misalnya tempat tidur, lemari, pakaian dll.
• Beri kesempatan kepada pasien untuk mengenal waktu
dengan menggunakan jam besar, kalender yang
mempunyai lembar perhari dengan tulisan besar.
• Beri kesempatan kepada pasien untuk menyebutkan
namanya dan anggota keluarga terdekat
• Beri kesempatan kepada klien untuk mengenal dimana dia
berada.
• Berikan pujian jika pasien bila pasien dapat menjawab
dengan benar.
• Observasi kemampuan pasien untuk melakukan aktifitas
sehari-hari
• Beri kesempatan kepada pasien untuk memilih aktifitas
yang dapat dilakukannya.
• Bantu pasien untuk melakukan kegiatan yang telah
dipilihnya
• Beri pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya.
• Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan
kegiatannya.
• Bersama pasien membuat jadwal kegiatan sehari-hari.
Tindakan keperawatan keluarga
• Tujuan Keperawatan :
• Keluarga mampu mengorientasikan pasien
terhadap waktu, orang dan tempat
• Menyediakan saran yang dibutuhkan pasien untuk
melakukan orientasi realitas
• Membantu pasien dalam melakukan aktiftas
sehari-hari.
• Diskusikan dengan keluarga cara-cara mengorientasikan
waktu, orang dan tempat pada pasien
• Anjurkan keluarga untuk menyediakan jam besar,
kalender dengan tulisan besar
• Diskusikan dengan keluarga kemampuan yang pernah
dimiliki pasien
• Bantu keluarga memilih kemampuan yang dilakukan
pasien saat ini.
• Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan pujian
terhadap kemampuan terhadap kemampauan yang
masih dimiliki oleh pasien
• Anjurkan keluarga untuk memantu lansia melakukan
kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
• Anjurkan keluarga untuk memantau kegiatan sehari-
hari pasien sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.
• Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian
terhadap kemampuan yang masih dimiliki pasien
• Anjurkan keluarga untuk membantu pasien
melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki
• Anjurkan keluarga memberikan pujian jika pasien
melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan
yang sudah dibuat.
Rencana intervensi
• Diagnosa Kep : Resiko cidera : jatuh
• Tujuan keperawatan :
• Lansia terhindar dari cedera
• Lansia mampu mengontrol aktifitas yang dapat
mencegah cedera.
Tindakan Keperawatan
• Jelaskan faktor-faktor risiko yang dapa
menimbulkan cedera dengan bahasa yang
sederhana
• Ajarkan cara-cara untuk mencegah cedera: bila
jatuh jangan panik tetapi berteriak minta tolong
• Berikan pujian terhadap kemampuan pasien
menyebutkan cara-cara mencegah cedera
• Berikan lingkungan yang aman
Rencana tindakan keluarga
• Tujuan keperawatan :
• Keluarga mampu mengidentifikasi faktor-faktor
yang dapat menyebabkan cedera pada pasien
• Keluarga mampu menyediakan lingkungan yang
aman untuk mencegah cedera
• Diskusikan dengan keluarga faktor-faktor yang dapat
menyebabkan cedera pada pasien
• Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang
aman seperti: lantai rumah tidak licin, jauhkan benda-
benda tajam dari jangkauan pasien, berikan penerangan
yang cukup, lampu tetap menyala di siang hari, beri alat
pegangan dan awasi jika pasien merokok, tutup steker
dan alat listrik lainnya dengan plester, hindarkan alat-
alat listrik lainnya dari jangkauan klien, sediakan tempat
tidur yang rendah
• Menganjurkan keluarga agar selalu menemani pasien di
rumah serta memantau aktivitas harian yang dilakukan
Evaluasi
• Gangguan proses pikir: bingung
Kemampuan pasien:
• Mampu menyebutkan hari, tanggal dan tahun sekarang dengan benar
• Mampu menyebutkan nama orang yang dikenal
• Mampu menyebutkan tempat dimana pasien berada saat ini
• Mampu melakukan kegiatan harian sesuai jadual
• Mampu mengungkapkan perasaannya setelah melakukan kegiatan

Kemampuan keluarga
• Mampu membantu pasien mengenal waktu temapt dan orang
• Menyediakan kalender yang mempunyai lembaran perhari dengan tulisan besar dan
jam besar
• Membantu pasien melaksanakan kegiatan harian sesuai jadual yang telah dibuat
• Memberikan pujian setiap kali pasien mampu melaksanakan kegiatan harian
• Risiko cedera
Kemampuan pasien:
• Menyebutkan dengan bahasa sederhana faktor-faktor yang
menimbulkan cedera
• Menggunakan cara yang tepat untuk mencegah cedera
• Mengontrol aktivitas sesuai kemampuan
Kemampuan keluarga:
• Keluarga dapat mengungkapkan faktor-faktor yang dapat
menimbulkan cedera pada pasien
• Menyediakan pengaman di dalam rumah
• Menjauhkan alat-alat listrik dari jangkauan pasien
• Selalu menemani pasien di rumah
• Memantau kegiatan harian yang dilakukan pasien
Terapi Kognitif
• Adalah suatu bentuk psikoterapi yang terstruktur,
yang bertujuan meredakan tanda gejala penyakit
dan membantu pasien agar dapat mempelajari cara-
cara yang lebih efektif untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan yang menyebabkan penderitaan
mereka.bagian penting yang bersifat terapetis dalam
terapi kognitif berorientasi pada masalah yang
diarahkan untuk memperbaiki masalah-masalah
yang bersifat psikologis skaligus situasional yang
mungkin ikut menambah penderitaan pasien
Terapi Kognitif
• Stimulasi fungsi kognitif :
• Memori
• Perhatian (atensi)
• Bahasa
• Visual-spasial
• Fungsi eksekutif
Memori
• Bagian otak ini berfungsi untuk menjalankan peran kognitif yang
penting; membaca, pemahaman, serta berhitung.
• Untuk menjaga daya ingat tetap baik, harus dilatih 
mendengarkan lagu yang belum dikenal, lalu coba hafalkan liriknya.
• Melakukan latihan di atas meningkatkan level acetylcholine, zat
kimia yang membantu membangun otak, dan meningkatkan
kemampuan memori.
• Melakukan kegiatan yang berbeda sehari-hari. Misal, menggunakan
jam tangan di lengan yang berbeda dari yang biasa di gunakan.
Rajin mencoba rute lain saat akan beraktifitas.
• Membantu membentuk asosiasi baru terhadap hubungan saraf
pada otak.
Atensi
• Perhatian adalah hal yang diperlukan untuk menyelesaikan
banyak hal. Perhatian yang fokus akan membantu menjaga
konsentrasi meski ada banyak suara yang mengganggu.
• Untuk melatih atensi, coba ubah rute beraktifitas dan merubah
tata letak kamar. Kedua hal ini akan memaksa otak untuk
“bangun” dari kebiasaan yang sudah ada dan membuatnya
berpikir dan mencari perhatian lagi.
• Semakin bertambah usia kita, kapasitas perhatian pun akan
berkurang dan makin sulit untuk menyelesaikan sesuatu dengan
efisien, apalagi melakukan beberapa hal bersamaan.
• Coba lakukan latihan melakukan beberapa hal bersamaan, misal,
senam sambil bernyanyi. Atau melakukan hitungan matematika.
Bahasa
• Aktivitas berlatih secara rutin berbahasa akan
menantang kemampuan untuk mengenali,
mengingat, dan memahami kata-kata. Hal ini
juga melatih kemampuan untuk keluwesan
berbahasa, kemampuan tata bahasa, serta
memperkaya diksi.
• Rajin membaca berita yang biasanya jarang
dibaca. Menjawab kuis teka-teki silang juga
bisa membantu.
Visual - spasial
• Kita hidup dalam dunia yang tiga dimensi.
Menganalisa informasi visual adalah hal yang
penting untuk bisa berinteraksi dengan lingkungan.
• Untuk melatih fungsi kognitif ini, coba masuki
ruangan, lihat 5 benda kecil berbeda serta
berjauhan dan ingat-ingat lokasi mereka. Lanjutkan
aktivitas lansia seperti biasa, 2 jam kemudian, coba
sebutkan kembali barang apa saja yang lansia ingat
dan lokasi-lokasinya.
Fungsi Eksekutor
• Secara tak sadar, lansia menggunakan kemampuan logika
dan pemahaman setiap hari untuk membuat keputusan,
membangun hipotesan, dan mempertimbangkan
konsekuensi dari tindakan yang kita lakukan sehari-hari.
• Aktivitas yang mengharuskan lansia membuat strategi atau
memperhitungkan langkah yang tepat atau mencapai solusi
dengan waktu sesingkat-singkatnya adalah aktivitas yang
menyenangkan.
• Untuk melakukan tindakan ini, lansia cukup memperbanyak
aktivitas sosial atau bermain games yang menantang
strategi, seperti melakukan permainan TAK
Strategi latihan kognitif
• Teknik relaksasi
• Latihan kemampuan sosial
• Perubahan perilaku  konsekuensi positif dan
negatif
• Life review therapy

Anda mungkin juga menyukai