Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Dari hasil studi kasus ini untuk tahap pengkajian tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus. Pengertian lanjut usia adalah penduduk yang berusia
60 tahun ke atas. Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilang nya secara
perlahan, suatu jaringan untuk mempertahankan struktur dan fungsi normal nya, sehingga
tidak dapat memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua adalah proses yang pasti
terjadi pada setiap orang, terjadi terus menerus secara alamiah, dimulai sejak lahir dan
dialami oleh makhluk hidup (Dariah, 2015).
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif
yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri manusia, tidak hanya
perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial dan seksuas (Azizah dan Lilik M,
2011).
Berdasarkan hasil kasus yang didapatkan oma P pada proses pengkajian didapati
keadaan umum pasien klien mengatakan sudah menjanda 5 tahun. Semenjak kepergian
suaminya klien sudah tidak menjalankan profesinya lagi. Klien juga mengatakan
semenjak kepergian suaminya dia menjadi malas makan sehingga klien terlihat kurus
dengan IMT: 16,5 = BB Kurang dan BBI: 55% = BB kurus. Tahun 2016 klien merasa
sakit perut yang hebat sehingga dibawa ke RS dan di diagnosa menderita kanker servik
stadium 2 dan DM. Sejak itu klien menjadi pemarah dan sering mengurung diri, saat ini
jarang menjalankan sholat karena menurutnya Tuhan tidak adil dan tidak sayang pada
dirinya dan sehingga buat apa beribadah lagi kepada-Nya. Klien mengatakan sejak muda
hidupnya teratur tapi kenapa Tuhan memberikan penyakit ini padanya. Klien mengatakan
kecewa dengan Tuhan.
Juga menurut Azizah dan Lilik M (2011), perubahan psikososial pada lansia yang
pertama ada kesepian yang terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal
terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit fisik
berat. Yang kedua ada duka cita karena meninggalnya pasangan hidup teman dekat. Hal
tersebut dapat memicu terjadi nya gangguan fisik dan kesehatan. Yang terakhir ada
depresi yaitu duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong.
Berdasarkan kasus, oma P juga mengalami keluhan seperti yang dijelaskan, yaitu
setelah sepeninggalan suaminya, klien mengalami penurunan kesehatan seperti
terdiagnosanya penyakit kanker serviks dan klien menjadi malas makann yang
mengakibatkan berat badannya menurun. Dan juga klien mengalami gangguan
psikososial atau depresi seperti mudah marah marah dan sering menyendiri.
Pada proses pengkajian yang didapatkan pada kasus oma P mendukung teori
menurut Dariah (2015) dan teori menurut Azizah dan Lilik M (2011).
B. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosa : Hambatan Religiositas berhubungn dengn krisis akhir
kehidupan
Sedangkan dari hasil pengumpulan data yang dilakukan kepada oma P ditemukan tiga
diagnosa yaitu :
1. Keputusasaan berhubungan dengan kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
akibat penyakit terminal.
2. Isolasi sosial berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber daya personal.
3. Nutrisi: Ketidakseimbangan, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor psikologis.

C. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan disesuaikan dengan diagnosa keperawatan yang ada untuk
mengatasi masalah klien, pada teori klien menyebutkan tujuan dan intervensi
keperawatan berdasarkan NIC-NOC 2018. Pada kasus oma P intervensi juga disesuaikan
dengan masalah klien, agar mempermudah penyelesaian masalah klien.

D. Implementasi Keperawatan
Pelaksaan intervensi keperawatan pada kasus dilakukan berdasarkan intervensi yang
sudah ditentukan dengan melihat kondisi klien dengan menyesuaikan fasilitas yang
tersedia. Pelaksaan tindakan keperawatan dan kolaborasi diupayakan secara maksimal
untuk setiap perencanaan yang disusun dengan mendahulukan tindakan yang dianggap
prioritas masalah.

E. Evaluasi
Dari tindakan evaluasi yang dilakukan ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan
praktek nyata, karena evaluasi merupakan hasil akhir dari asuhan keperawatan dengan
mengidentifikasi sejauh mana tujuan rencana keperawatan tercapai atau tidak selama
pasien dirawat. Pada saat evaluasi yang dilakukan adalah mengevaluasi selama tindakan
asuhan keperawatan berlangsung atau selama pasien dirawat.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan manusia untuk menghadapi penyimpangan
sosial, kultural, ansietas, ketakutan, kematian dan sekarat, keterasingan sosial serta
filosofi kehidupan. Spiritualitas sebagai sumber internal dalam diri manusia, menjadi
sangat penting dalam membangun filosofi hidup, memberikan makna dalam diri
sendiri, orang lain, kelompok dan tuhan. Beberapa indikator kebutuhan spiritual
terkait hubungan nya dengan diri sendiri (kozier,2012).
Macam macam karakteristik spiritual yaitu hubungan dengan diri sendiri,
hubungan dengan alam, hubungan dengan orang lain dan hubungan dengan
ketuhanan. Faktor penting yang mempengaruhi spiritualitas adalah keluarga, latar
belakang etnik, budaya, pengalaman hidup sebelumnya, krisis dan perubahan,
terpisah dari ikatan spiritual, isu moral terkait dengan terapi, yang terakhir ada asuhan
keperawatan yang kurang sesuai.

B. Saran
Semoga dengan memahami kasus spiritual pada lansia ini, kita bisa menerapkan dan
membagi ilmu dalam menyelesaikan masalah dan gangguan ketidaknyamanan ini
dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai