PENYUSUN:
PEMBIMBING:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
deskriptif global untuk perilaku seseorang yang dapat diamati secara objektif
2015).
sosial. Secara umum gangguan jiwa yang dialami seorang individu dapat
gangguan jiwa terdiri dari faktor biologis, faktor psikologis dan faktor sosial
jiwa di dunia pada 2001 adalah 450 juta jiwa. Di Indonesia gangguan mental
emosional (depresi & ansietas) mencapai 11,6% dari jumlah total penduduk
1
mencapai 0,46% dari jumlah total penduduk atau sekitar 1.065.000 orang
(Yanuar, 2012).
hubungan kelebihan berat badan dan obesitas. Penelitian yang lebih baru
tinggi yaitu sekitar 30%, dan beberapa studi yang secara khusus menyelidiki
yang lebih tinggi dari gangguan ini pada individu yang obesitas. Penelitian
narsis) PD, tingkat yang lebih tinggi dari cluster A, B, dan C PD pada individu
yang sangat gemuk, dan kemungkinan yang lebih tinggi dari PD penghindaran
dan antisosial pada wanita yang sangat gemuk (Mather dkk, 2008).
Pada penelitian ini ingin melihat hubungan antara indeks massa tubuh
Kecamatan Soropia.
2
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Konawe?
C. Tujuan Penelitian
Konawe.
D. Manfaat Penelitian
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesehatan Jiwa
tentang Kesehatan Jiwa bahwa kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang
individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga
4
c. Puas dengan kehidupannya sehari-hari
sebelumnya bahwa gangguan mental atau jiwa dapat disebabkan oleh aspek
kapasitasnya maka akan menimbulkan stres yang berlebihan, dan jika tidak
5
ditangani dengan tepat maka kondisinya akan menjadi lebih buruk dan berakhir
Tes ini dipakai sangat luas di dunia dan telah banyak digunakan dalam
dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
(Ludong, 2015) :
tidak fleksibel dan sangat sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup
6
sehingga mengakibatkan gangguan fungsi yang bermakna atau penderitaan
subyektif.
Menonjol dan sindrom 24 klinis untuk orang dewasa yang menjalani penilaian
menilai gangguan baik Axis I dan Axis II, tes psikologi ini membantu dokter
dan skala klinis, dan 5 skala yang digunakan untuk memverifikasi bagaimana
skema, penggunaan skor tingkat dasar, dan kedalaman interpretatif. Hal ini
7
confident (narcissistic), tidak sesuai (antisosial), tegas (sadis), teliti
2015).
Ada 90 item baru dan 85 yang tetap sama menjaga 175 total item dari
8
4. Sindrom Parah
Untuk skala klinis dan kepribadian utama, skor Base Rate dihitung dari
bagaimana seseorang merespon pertanyaan pada tes. Skor dari 75-84 diambil
mental. Skor 85 dan lebih tinggi menunjukkan gigih, klinis perhatian atau
a. Schizoid
Pola perpasif dari pelepasan diri dari hubungan sosial dan ekspresi
Gelaja :
b. Avoidant
9
Gejala :
c. Depressive
d. Dependent
Kebutuhan yang pervasif dan eksesif untuk diurusi orang lain yang
Gejala :
orang lain
10
e. Histrionic
Gejala :
f. Narcissistic
Gejala :
g. Antisocial
orang lain.
Gejala :
11
2) Kurang memiliki rasa penyesalan
h. Sadistic
Istilah sadisme berasal dari marquis de sade seorang penulis pada abad
i. Compulsive
Gejala :
2) Bersifat kikir
j. Negativistic
12
negativistik, menentang, tidak patuh, dan bermusuhan terhadap figur
akan datang .
k. Masochistic
kejam baik secara fisik maupun psikis. Perlakuan kejam bisa dilakukan
a. Schizotypal
Pola defisit sosial dan interpersonal yang ditandai oleh perasaan tidak
dekat dan ditandai oleh adanya distorsi kognitif atau perseptual dan
Gejala :
13
1) Pola bicara yang aneh
b. Borderline
Gejala :
3) Perilaku impulsif
c. Paranoid
Gejala :
5) Bersikap kasar
3. Sindrom Klinis
a. Anxiety
14
disertai dengan perasaan yang tidak berdaya serta tidak menentu yang
tegang
b. Somatoform
merasa bahwa ada sesuatu yang salah dengan keadaan dirinya sehingga
15
menyebabkan timbulnya pikiran-pikiran yang negatif dan keyakinan
c. Bipolar: Manic
Pada pola standar, masing masing kutub emosi secara bergantian tampil
masa tertentu. Episoda mania ditandai oleh emosi yang gembira, banyak
minggu sampai 4-5 bulan, rata-rata sekitar empat bulan. Episoda depresi
16
menjadi terbatas, daya konsentrasi menurun, harga diri dan rasa percaya
diri menurun, merasa bersalah dan tidak berguna, masa depan suram,
sukar tidur, nafsu makan (dan berat badan) menurun, ada gagasan atau
upaya bunuh diri. Episoda depresi berlangsung lebih lama, tetapi jarang
sampai lebih dari satu tahun, rata-rata sekitar enam bulan (Sudiran dan
Saraswati, 2017).
d. Dysthymia
dari pada depresi berat maupun bipolar I. Distimia ditandai oleh mood
gejala hipomania yang tidak cukup untuk diagnosis episoda mania dan
e. Alcohol Dependence
mata merah, terjadi perubahan alam perasaan, mudah marah. Ciri utama
17
seorang pecandu alkohol yaitu seorang peminum terlihat lebih cerewet
f. Post-Traumatic Stress
a. Thought Disorder
berpikir dan bicara atau perilaku yang tidak biasa (dikenal sebagai gejala
untuk berinteraksi dengan orang lain dan menarik diri dari aktivitas
18
menurut berbagai kriteria. Yang utama adalah diferensiasi dalam gaya
b. Major Depression
berlangsung dalam jangka bulanan atau satu tahun atau bahkan lebih.
sebelumnya. Paling tidak satu dari ciri-ciri tersebut harus melibatkan (1)
mood yang depresi, atau (2) kehilangan minat atau kesenangan dalam
tidur atau nafsu makan, kehilangan energi, perasaan tidak berarti, pikiran
untuk bunuh diri dan sulit berkonsentrasi (Sudira dan Saraswati, 2012).
c. Delusional Disorder
tapi tetap teguh dipertahankan di dalam pikiran terlepas dari adanya bukti
19
gejala mereka bertambah parah dan tertundanya pengobatan (Sudira dan
Saraswati, 2012).
1. Definisi
2010).
20
1) Metode Langsung
a) Penilaian Klinis
tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat
gizi. Selain itu, tidak mahal dan dapat dilakukan oleh petugas
b) Pengukuran Antropometri
21
badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar
Sjarif, 2014).
22
timbangan bayi. Berat badan anak sebaiknya diukur
2014).
23
Sjarif, 2014). Tinggi badan merupakan ukuran
2012).
24
Untuk bayi atau balita yang belum dapat berdiri
25
dan dengan pakaian minimal agar pemeriksa dapat
Sjarif, 2014) :
IMT = BB/(TB)2
Keterangan :
26
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
27
kepala kepala yang kecil pada umumnya sebagai variasi
(Soetjiningsih, 2012).
28
lengan atas tanpa menekan jaringan, dan hanya untuk
c) Pemeriksaan Biokimia
29
serta menginterpretasikan hasil pemeriksaan (Hendarto dan
Sjarif, 2014).
dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Beberapa cara yang dapat
dilakukan yaitu :
2012).
30
perkiraan porsi yang dikonsumsi, serta perlu adanya
2012).
Sjarif, 2014).
31
sedemikian rupa. Sangat akurat namun cukup mahal dan
32
BAB III
METODE PENELITIAN
umum.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
33
BAB IV
1. Kondisi Geografis
sebagai berikut:
34
2. Kondisi Demografis dan Kependudukan
Luas wilayah Kecamatan Soropia adalah 6.273 Ha atau 0,92 persen dari
Soropia adalah Desa Atowatu dengan luas 1.600 Ha atau 26% persen dari
adalah Bajo Indah dan Leppe dengan persentase 1,37% dan 0,81% dari luas
3. Mata Pencaharian
Selatan antara 450 dan 140 lintang Selatan, membujur dari Barat ke Timur
1. ISPA
2. Hipertensi
35
3. Tukak Lambung
5. Demam Rematik
7. Influenza
8. Diare
9. Karies Gigi
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
sebanyak 82 orang.
36
Tidak Ada Keluhan 4 4,9 %
Pekerjaan
Nelayan 58 70,7 %
IRT 21 25,6 %
Tidak Bekerja 3 3%
Pendidikan Terakhir
SD 47 57,3 %
SMP 17 20,7 %
SMA 12 14,6 %
Tidak Sekolah 5 6,1 %
Status Pernikahan
Menikah 72 87,8 %
Belum Menikah 10 12,2 %
Tekanan Darah
Normal 58 70,7 %
Hipertensi Gr I 21 25,6 %
Hipertensi Gr II 3 3,7 %
Indeks Masa Tubuh
Normal 58 70,7 %
Overweight 21 25,6 %
Obesitas 3 3,7 %
TOTAL 82 100%
Nyeri Ulu Hati sebanyak 26 orang (31,7%), Nyeri Lutut sebanyak 13 orang
orang (4,9%).
37
Menurut pekerjaan, responden terdiri dari 58 orang Nelayan (70,7%), 21
lulusan SMP (20,7%), 12 orang lulusan SMA (14,6%), dan Tidak Sekolah
dari 10 orang yang belum menikah (12,2%) dan 72 orang yang sudah
darah terdiri dari 58 orang dengan tekanan darah normal (87,8%), 21 orang
38
Kabupaten Konawe, Kota Kendari sebanyak 82 orang. Berdasarkan Tabel 2,
Tidak ada.
dengan kategori Kurang Menonjol tidak ada dan sebanyak 1 orang yang
39
(n)
Drug Dependence 82 100
Post-Traumatic Stress 82 100
Thought Disorder 82 100
Delusional Disorder 81 98,8
Bipolar Manic 77 93,9
Somatoform 76 92,7
Major Depression 75 91,5
Alcohol Dependence 67 81,7
Dysthymia 65 79,3
Anxiety 54 65,9
2. Analisis Bivariat
40
Tabel 7. Hubungan Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah terhadap Sindroma
Klinis MCMI-III
Tekanan Darah Sindrom Klinis MCMI-III
HT HT p-value
N Gr Gr Kurang (Chi
Normal Menonjol
(n) I II Menonjol Square)
(n) (n)
N Ow O N Ow O N Ow O
Anxiety
40 14 4 14 6 1 0 2 1 0,136
Somatoform
53 4 1 20 0 1 3 0 0 0,670
Bipolar: Manic
55 3 - 20 1 - 2 1 - 0,133
Dysthymia
48 10 - 15 6 - 2 1 - 0,471
Alcohol Dependence
58 21 3 46 11 1 18 2 1 3 0 0 0,694
Drug Dependence
58 - - 21 - - 3 - - -
Post-Traumatic Stress
58 - - 21 - - 3 - - -
Thought Disorder
38 20 24 - - - - - - -
Major Depression
54 3 1 18 2 1 3 0 0 0,836
Delusional Disorder
57 - 1 21 - 0 3 - 0 0,811
41
3;0;0), drug dependence (58;-;-, 21;-;-, 3;-;-),, post-traumatic stress (58;-;-,
C. Pembahasan
1. Hubungan IMT dan Sindrom Klinis MCMI-III
Tidak ada studi empiris yang mempelajari hubungan spesifik antara
42
terpapar kekurangan gizi awal kehidupan. Para peneliti melaporkan bahwa
para partisipan yang sebelumnya kurang gizi memiliki skor lebih tinggi
malnutrisi terbatas pada tahun pertama kehidupan dengan nutrisi yang baik
kemudian masih terkait dengan representasi yang signifikan dari skor sifat
dilaporkan lebih tinggi dari kontrol yang sehat (Rucklidge dan Mulder,
2015).
menarik antara anemia pada usia 3 tahun, perkembangan kognitif pada usia
dan anemia pada usia 3 tahun dikaitkan dengan IQ (IQ) rendah pada usia 11
tahun. Dengan kata lain, IQ kinerja buruk memediasi hubungan antara gizi
buruk pada usia 3 tahun dan fitur kepribadian pada usia 23 tahun. Temuan
43
ini diadakan untuk peserta pria dan wanita. Para peneliti berspekulasi bahwa
pada usia 3 tahun juga memperkirakan agresi pada usia 8 dan lebih banyak
Mulder, 2015).
Para peneliti yang sama ini mengambil sampel dari 1800 anak-anak dan
dengan 355 anak kontrol yang cocok. (tidak menerima pengayaan). Anak-
yang lebih rendah untuk perilaku skizotipal dan antisosial pada 17 tahun dan
44
studi korelasional yang dilakukan di Bangladesh pada 212 anak-anak yang
kekurangan gizi bersama 108 anak-anak yang diberi gizi lebih baik
ketakutan dan kurang bergaul dibandingkan dengan mereka yang cukup gizi
kandidat operasi bariatrik cukup tinggi yaitu sekitar 30%, dan beberapa
studi yang secara khusus menyelidiki hubungan antara berat badan dan PD
lebih tinggi dari cluster A, B, dan C PD pada individu yang sangat gemuk,
pada wanita yang sangat gemuk (tetapi tidak pada pria atau sampel
pada usia 22. Penelitian di bidang PD dengan berat badan kurang telah lama
45
tidak ada penelitian yang meneliti perbedaan PD antara individu dengan
dapat mengarah pada gaya hidup yang lebih menetap dan selanjutnya
atau obesitas pada populasi ini karena hubungan impulsif yang diketahui
arah yang lain (misalnya, Kelebihan berat badan dan obesitas menyebabkan
avoidant. Atau, hubungan dua arah mungkin ada di mana berat badan dan
pada wanita, dan hubungan ini mungkin juga memiliki penjelasan kausal
46
yang menjadi ciri PD skizoid dapat menyebabkan kesempatan untuk makan
kelebihan berat badan dan obesitas, prevalensi yang telah meningkat tajam
selama beberapa dekade terakhir. Di antara pasien obesitas yang tidak sehat
ASPD dibandingkan dengan kontrol komunitas yang sesuai usia dan jenis
sifat antisosial yang dilaporkan baik oleh responden atau oleh ibu mereka
47
studi longitudinal 20 tahun di Swiss, yang awalnya dipastikan terjadi pada
prediksi kelebihan berat badan dengan antisosialitas. Oleh karena itu, ada
karena ejekan atau bullying terkait berat badan, dapat memprediksi atau
A.S. dan di antara budaya barat lainnya, norma-norma sosial dan tekanan
perempuan. Anak perempuan usia sekolah dan remaja yang kelebihan berat
badan atau obesitas, melaporkan bahwa mereka lebih sering diejek terkait
berat badannya oleh anggota keluarga, atau oleh teman sebaya dan anggota
anak laki-laki dengan BMI serupa. Namun ejekan terkait berat badan
yang rendah, harga diri yang rendah, gejala depresi, dan bunuh diri, dengan
derajat yang hampir sama, di antara remaja dari kedua jenis kelamin.
atau bullying yang berhubungan dengan berat badan pada prediksi atau
48
berat badan atau obesitas dari kedua jenis kelamin. Peningkatan paritas
BAB V
SIMPULAN
49
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara IMT terhadap sindrom klinis MCMI-III dengan p-
value masing-masing p-value masing-masing yaitu anxiety (0,136),
somatoform (0,670), bipolar: manic (0,133), dysthymia (0,471), alcohol
dependence (0,694), major depression (0,836) dan delusional disorder (0,811).
Selain itu, terdapat karakteristik yang tidak dapat dianalisis dikarenakan
responden tidak memiliki sindrom klinis MCMI III (normal) yaitu sindrom
drug dependence, post-traumatic disorder dan thought disorder.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut
diharapkan agar dapat meningkatkan program pemeriksaan kesehatan yang
turun langsung di masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan memperbarui data penyakit yang ada di desa tersebut.
50
DAFTAR PUSTAKA
Goldstein RB, Dawson DA, Stinson FS, Ruan WJ, Chou SP, Pickering RP, Grant
BF. 2008. Antisocial Behavioral Syndromes and Body Mass Index Among
Adults in the United States: Results from the National Epidemiologic
Survey on Alcohol and Related Conditions. Compr Psychiatry. 49 (3) : 225
– 237
Hendarto, A., Sjarif, D.R. 2011. Antropometri Anak dan Remaja. Dalam Buku
Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. Editor Sjarif, D.R., Lestari,
E.D., Mexitalia, M., Nasar, S.S. Edisi satu. Ichtiar Baru Van Hoeve. Jakarta
Marevia MS, Mauliza, Husna CA. 2018. Perbedaan Masalah Psikososial Antara
Anak Obesitas dan Gizi Normal di SD Negeri 1 Banda Sakit Kota
Lhokseumawe. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh.
51
Mather AA, Cox BJ, Enns MW, Sareen J. 2008. Associations Between Body
Weight and Personality Disorder in a Nationally Representative Sample.
Psychosomatic Medicine. 70 : 1012 – 1019
Mitayani. Sartika, W. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Trans Info Media. Jakarta
Nurulina. 2013. Kontrol Diri pada Pecandu Alkohol. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rucklidge JJ, Mulder RT. 2015. Could Nutrition Help Behaviours Associated
with Personality Disorders? A Narrative Review. Personality and Mental
Health. 10 (3) : 1 - 9
Sudira, P.G., Saraswati, M.R. 2017. Buku Panduan Belajar - Ilmu Kedokteran
Jiwa. Denpasar: Udayana University Press.
Sudira, P.G., Saraswati, M.R. 2017. Buku Panduan Belajar - Ilmu Kedokteran
Jiwa. Denpasar: Udayana University Press.
Supariasa, B.B., Ibnu F. 2012. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
Supariasa, B.B., Ibnu F. 2012. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
Tarigan, T.J.E., Utami, Y. 2014. Penilaian Status Gizi. Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Editor Setiati, S., Idrus, A., Sudoyo, A.W., Simadibrata,
M., Setiyohadi, B., Syam, A.F. Jilid I Edisi VI. InternaPublishing. Jakarta
52
Yanuar, R. 2012. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gangguan
Jiwa di Desa Paringan Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo.
Surabaya: UNAIR.
53
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
Kegiatan Pembukaan Bakti Sosial di Balai Desa Bajo Indah, Kecamatan Soropia,
Kabupaten Konawe
54
Lampiran 2. Hasil Analisis Data Menggunakan Software SPSS 25
1. ANALISIS UNIVARIAT
a. Umur
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
b. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
c. Pekerjaan
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
55
d. Keluhan Utama
Keluhan Utama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
e. Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
f. Status Pernikahan
56
Status Pernikahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Tekanan Darah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
57
2. ANALISIS BIVARIAT
a. Jenis Kelamin terhadap Sindrom Klinis MCMI III
1) Jenis Kelamin – Anxietas
Crosstab
Kurang Total
Normal Menonjol
Menonjol
% within Sindroma
57.4% 68.2% 66.7% 61.0%
Klinis Anxiety
Perempua Count 23 7 2 32
n % within Jenis
71.9% 21.9% 6.2% 100.0%
Kelamin
% within Sindroma
42.6% 31.8% 33.3% 39.0%
Klinis Anxiety
Total Count 54 22 6 82
% within Jenis
65.9% 26.8% 7.3% 100.0%
Kelamin
% within Sindroma
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Klinis Anxiety
Chi-Square Tests
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,34.
58
2) Jenis Kelamin – Somatoform
Crosstab
Kurang Total
Normal Menonjol
Menonjol
% within Sindroma
63.2% 25.0% 50.0% 61.0%
Klinis Somatoform
Perempua Count 28 3 1 32
n % within Jenis
87.5% 9.4% 3.1% 100.0%
Kelamin
% within Sindroma
36.8% 75.0% 50.0% 39.0%
Klinis Somatoform
Total Count 76 4 2 82
% within Jenis
92.7% 4.9% 2.4% 100.0%
Kelamin
% within Sindroma
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Klinis Somatoform
Chi-Square Tests
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,78.
59
3) Jenis Kelamin – Bipolar: Manic
Crosstab
Perempua Count 27 5 32
n % within Jenis Kelamin 84.4% 15.6% 100.0%
Total Count 77 5 82
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,95.
b. Computed only for a 2x2 table
60
4) Jenis Kelamin – Dysthymia
Crosstab
Kurang Total
Normal
Menonjol
Perempuan Count 30 2 32
Total Count 65 17 82
Chi-Square Tests
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,63.
b. Computed only for a 2x2 table
61
5) Jenis Kelamin – Alcohol Dependence
Crosstab
Kurang Total
Normal Normal
Menonjol
Perempuan Count 31 1 0 32
Total Count 67 13 2 82
Chi-Square Tests
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,78.
62
6) Jenis Kelamin – Drug Dependence
Crosstab
Perempuan Count 32 32
Total Count 82 82
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 82
63
7) Jenis Kelamin – Post-Traumatic Stress
Crosstab
Normal
Perempuan Count 32 32
Total Count 82 82
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 82
64
Crosstab
Sind Klinis
Thought
Total
Disorder
Normal
Perempuan Count 32 32
Total Count 82 82
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 82
65
Kurang Menonjo
Normal
Menonjol l
Perempuan Count 30 1 1 32
Total Count 75 5 2 82
Chi-Square Tests
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,78.
Crosstab
66
Sind Klinis Delusional
Disorder Total
Normal Menonjol
Perempuan Count 31 1 32
Total Count 81 1 82
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,39.
b. Computed only for a 2x2 table
b. Tekanan Darah terhadap Sindrom Klinis MCMI III
1) Tekanan Darah – Anxietas
67
Crosstab
% within Sindroma
48.1% 31.8% 83.3% 46.3%
Klinis Anxiety
Hipertensi Gr Count 15 5 0 20
I % within Tekanan
75.0% 25.0% .0% 100.0%
Darah
% within Sindroma
27.8% 22.7% .0% 24.4%
Klinis Anxiety
Hipertensi Gr Count 13 10 1 24
II % within Tekanan
54.2% 41.7% 4.2% 100.0%
Darah
% within Sindroma
24.1% 45.5% 16.7% 29.3%
Klinis Anxiety
Total Count 54 22 6 82
% within Tekanan
65.9% 26.8% 7.3% 100.0%
Darah
% within Sindroma
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Klinis Anxiety
68
Chi-Square Tests
a. 3 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,46.
Crosstab
% within Sindroma
42.1% 100.0% 100.0% 46.3%
Klinis Somatoform
Hipertensi Gr Count 20 0 0 20
I % within Tekanan
100.0% .0% .0% 100.0%
Darah
% within Sindroma
26.3% .0% .0% 24.4%
Klinis Somatoform
Hipertensi Gr Count 24 0 0 24
II % within Tekanan
100.0% .0% .0% 100.0%
Darah
% within Sindroma
31.6% .0% .0% 29.3%
Klinis Somatoform
Total Count 76 4 2 82
69
% within Tekanan
92.7% 4.9% 2.4% 100.0%
Darah
% within Sindroma
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Klinis Somatoform
Chi-Square Tests
a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,49.
Crosstab
Hipertensi Gr I Count 19 1 20
Hipertensi Gr Count 22 2 24
II % within Tekanan Darah 91.7% 8.3% 100.0%
70
% within Sind Klinis
28.6% 40.0% 29.3%
Bipolar Manik
Total Count 77 5 82
Chi-Square Tests
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,22.
Crosstab
Kurang Total
Normal
Menonjol
Hipertensi Gr I Count 16 4 20
71
Hipertensi Gr II Count 19 5 24
Total Count 65 17 82
Chi-Square Tests
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,15.
Crosstab
Count 17 3 0 20
72
Hipertensi Gr % within Tekanan
85.0% 15.0% .0% 100.0%
I Darah
Hipertensi Gr Count 20 4 0 24
II % within Tekanan
83.3% 16.7% .0% 100.0%
Darah
Total Count 67 13 2 82
% within Tekanan
81.7% 15.9% 2.4% 100.0%
Darah
Chi-Square Tests
a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,49.
73
Crosstab
Sind Klinis
Drug
Total
Dependence
Normal
Hipertensi Gr I Count 20 20
Hipertensi Gr II Count 24 24
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 82
74
Crosstab
Sind Klinis
Post-Traumatic
Total
Stress
Normal
Hipertensi Gr I Count 20 20
Hipertensi Gr II Count 24 24
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 82
75
Crosstab
Sind Klinis
Thought
Total
Disorder
Normal
Hipertensi Gr I Count 20 20
Hipertensi Gr II Count 24 24
Total Count 82 82
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 82
76
Crosstab
Hipertensi Gr Count 19 1 0 20
I % within Tekanan
95.0% 5.0% .0% 100.0%
Darah
Hipertensi Gr Count 23 1 0 24
II % within Tekanan
95.8% 4.2% .0% 100.0%
Darah
Total Count 75 5 2 82
% within Tekanan
91.5% 6.1% 2.4% 100.0%
Darah
77
Chi-Square Tests
a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,49.
Crosstab
% within Tekanan
97.4% 2.6% 100.0%
Darah
Hipertensi Gr I Count 20 0 20
% within Tekanan
100.0% .0% 100.0%
Darah
Hipertensi Gr Count 24 0 24
II % within Tekanan
100.0% .0% 100.0%
Darah
Total Count 81 1 82
78
% within Tekanan
98.8% 1.2% 100.0%
Darah
Chi-Square Tests
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,24.
Cases
79
Indeks Massa Tubuh * Sind
82 100.0% 0 .0% 82 100.0%
Klinis Thought Disorder
Indeks Massa Tubuh * Sindroma Klinis Anxiety
Crosstab
Overweight Count 14 6 1 21
80
% within Sindroma Klinis Anxiety 25.9% 27.3% 16.7% 25.6%
Obesitas Count 0 2 1 3
Total Count 54 22 6 82
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 82
a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,22.
81
82
Indeks Massa Tubuh * Sindroma Klinis Somatoform
Crosstab
Overweight Count 20 0 1 21
Obesitas Count 3 0 0 3
Total Count 76 4 2 82
83
% of Total 92.7% 4.9% 2.4% 100.0%
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 82
a. 7 cells (77,8%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,07.
84
Indeks Massa Tubuh * Sind Klinis Bipolar Manik
Crosstab
85
Normal Kurang menonjol
Overweight Count 20 1 21
Obesitas Count 2 1 3
Total Count 77 5 82
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 82
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,18.
86
87
Indeks Massa Tubuh * Sind Klinis Dysthimia
Crosstab
Overweight Count 15 6 21
Obesitas Count 2 1 3
88
% within Sind Klinis Dysthimia 3.1% 5.9% 3.7%
Total Count 65 17 82
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 82
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,62.
89
Indeks Massa Tubuh * Sind Klinis Alcohol Dependence
Crosstab
90
% within Indeks Massa Tubuh 79.3% 19.0% 1.7% 100.0%
Overweight Count 18 2 1 21
Obesitas Count 3 0 0 3
Total Count 67 13 2 82
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 82
a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,07.
91
92
Indeks Massa Tubuh * Sind Klinis Drug Dependence
Crosstab
Normal Total
Overweight Count 21 21
Obesitas Count 3 3
93
% within Sind Klinis Drug
3.7% 3.7%
Dependence
Total Count 82 82
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 82
94
Indeks Massa Tubuh * Sind Klinis Post-Traumatic Stress
Crosstab
Normal Total
95
Indeks Massa Tubuh Normal Count 58 58
Overweight Count 21 21
Obesitas Count 3 3
Total Count 82 82
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 82
96
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 82
97
Indeks Massa Tubuh * Sind Klinis Thought Disorder
Crosstab
Sind Klinis
Thought Disorder
Normal Total
Overweight Count 21 21
Obesitas Count 3 3
Total Count 82 82
98
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .a
N of Valid Cases 82
99
Indeks Massa Tubuh * Sind Klinis Major Depression
Crosstab
100
% within Indeks Massa Tubuh 93.1% 5.2% 1.7% 100.0%
Overweight Count 18 2 1 21
Obesitas Count 3 0 0 3
Total Count 75 5 2 82
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 82
a. 7 cells (77,8%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,07.
101
102
Indeks Massa Tubuh * Sind Klinis Delusional Disorder
Crosstab
Overweight Count 21 0 21
Obesitas Count 3 0 3
103
% within Sind Klinis Delusional
3.7% .0% 3.7%
Disorder
Total Count 81 1 82
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 82
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,04.
104