PERAWATAN PALIATIF”
DISUSUN OLEH :
Kelvin Onasis
1914201113
5B
DOSEN PEMBIMBING :
S1 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tugas makalah tentang “Pengkajian Fisik dan Psikologis, Tinjauan Agama Tentang
Perawatan Paliatif” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II yang diampu oleh Ibu
Ns. Helmanis Suci, M.Kep.
Makalah ini dibuat berdasarkan dari beberapa sumber yang telah memberikan materi
tersebut. Makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya maka dari itu
penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan dari pembaca agar makalah ini lebih
sempurna dan memperbaiki tugas penulis berikutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan menambah pengetahuan baik bagi penyusun maupun pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI PERAWATAN PALIATIF
B. MASALAH KEPERAWATAN PADA PASIEN PALIATIF
C. FAKTOR FAKTOR YANG PERLU DIKAJI DALAM PERAWATAN
PALIATIF
D. PENGKAJIAN FISIK DAN PSIKOLOGIS DALAM PERAWATAN PALIATIF
E. PERAN SPIRITUAL DALAM PALIATIF CARE
F. TINJAUAN MENURUT AJARAN AGAMA
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga
dalam mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah, dan
menghilangkan penderitaan.Perawatan paliatif mencangkup seluruh rangkaian penyakit
termasuk fisik, intelektual, emosional, sosial, dan kebutuhan spiritual serta untuk
memfasilitasi otonomi pasien, mengakses informasi, dan pilihan (National Consensus
Project for Quality Palliative Care, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari perawatan paliatif?
2. Apa masalah keperawatan pada pasien paliatif?
3. Apa saja faktor-faktor yang perlu dikaji dalam perawatan paliatif?
4. Bagaimana pengkajian fisik dan psikologis dalam perawatan paliatif.
5. Peran spiritual dalam paliatif care
6. Tinjauan agama tentang perawatann paliatif
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana
pengkajian fisik dan psikologis serta tinjauan agama tentang perawatan paliatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga
dalam mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah, dan
menghilangkan penderitaan.Perawatan paliatif mencangkup seluruh rangkaian penyakit
termasuk fisik, intelektual, emosional, sosial, dan kebutuhan spiritual serta untuk
memfasilitasi otonomi pasien, mengakses informasi, dan pilihan (National Consensus
Project for Quality Palliative Care, 2013). Pada perawatan paliatif ini kematian tidak
dianggap sebagai sesuatu yang harus dihindari teteapi kematian merupakan suatu hal
yang dihadapi sebagai bagian dari siklus kehidupan normal setiap yang bernyawa
(Nurwijaya dkk, 2010).
1. Masalah fisik
Masalah fisik yang sering muncul yang merupakan keluhan dari pasien paliatif yaitu
nyeri. Nyeri merupakan pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan
yang muncul akibat rusaknya jaringan aktual yang terjadi secaa tiba-tiba dari
intensitas hingga berta yang dapat diantisipasi dan di prediksi. Masalah nyeri dapat
ditegakkan apabila data subjektif dan objektif dari pasien memenuhi minimal tiga
kriteria (NANDA, 2015).
2. Masalah Psikologi
Masalah psikologi yang paling sering dialami pasien paliatif adalah kecemasan.
Disebabkan diagnosa penyakit yang membuat pasien takut sehingga menyebabkan
kecemasan bagi pasien maupun keluarga. Kecemasan sendiri adalah keadaan suasana
hati yang ditandai oleh efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah dimana
seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan dimasa
yang akan datang dengan perasaan khawatir.
3. Masalah sosial
Masalah pada aspek sosial dapat terjadi karena adanya ketidaknormalan kondisi
hubungan sosial pasien dengan orang yang ada disekitar pasien baik itu keluarga
maupun rekan kerja. Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh
seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam, atau
suatu keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali
tidak mampu berinteraksi dengan orang lai disekitarnya, pasien mungkin merasa
ditolak, tidak terima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain.
4. Masalah Spiritual
Menurut carpenito (2006) salah satu masalah yang sering muncul pada pasien paliatif
adalah distress spiritual. Distress spiritual dapat terjadi karena diagnosa penyakit
kronis, nyeri, gejala fisik, isolasi dalam menjalani pengobatan serta ketidakmampuan
pasien dalam melakukan ritual keagamaan yang mana biasanya dapat dilakukan
secara mandiri.
5. Problem Oksigenisasi
Respirasi irreguler, cepat atau lambat, pernafasan cheyne stokes, sirkulasi perifer
menurun, hypoksia, akumulasi secret, dan nadi irreguler.
6. Problem Eliminasi
8. Problem Suhu
Ekstermitas dingin, kedinginan sehingga harus memakai selimut atau sesuatu yang
menghangatkan.
9. Problem sensori
Penglihatan menjadi kabur, refleks berkedip hilang saat mendekati kematian,
menyebabkan kekeringan pada kornea, pendengaran menurun, kemampuan
berkonsentrasi menjad menurun, pendengaran berkurang, sensasi menurun.
Ambang nyeri menurun, pengobatan nyeri dilakukan secara intravena, klien harus
selalu didampingi untuk menurunkan kecemasan dan meningkatkan kenyamanan.
Seringkali tirah baring lama menimbulkan masalah pada kulit sehingga pasien
terminal memerlukan perubahan posisi yang sering.
Pada kondisi terminal atau menjelang ajal klien dihadapkan pada berbagai
masalah pada fisik. Gejala fisik yang ditunjukan antara lain perubahan pada
penglihatan, pendengaran, nutrisi, cairan, eliminasi, kulit, tanda-tanda vital,mobilisasi,
nyeri. Perawat harus mampu mengenali perubahan fisik yang terjadi pada klien,klien
mungkin mengalami berbagai gejala selama berbulan-bulan sebelum terjadi kematian.
Perawat harus respek terhadap perubahan fisik yang terjadi pada klien terminal karena
hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan dan penurunan kemampuan klien dalam
pemeliharaan diri.
2. Faktor Psikologis
3. Faktor Sosial
4. Faktor Spiritual
Perawat harus mengkaji bagaimana keyakinan klien akan proses kematian,
bagaimana sikap pasien menghadapi saat-saat terakhirnya. Apakah semakin
mendekatkan diri pada Tuhan ataukah semakin berontak akan keadaannya. Perawat
juga harus mengetahui disaat-saat seperti ini apakah pasien mengharapkan kehadiran
tokoh agama untuk menemani disaat-saat terakhirnya. Konsep dan prinsip etika,
norma, budaya. Dalam pengkajian Pasien Terminal nilai, sikap, keyakinan, dan
kebiasaan adalah aspek cultural atau budaya yang mempengaruhi reaksi klien
menjelang ajal. Latar belakang budaya mempengaruhi individu dan keluarga
mengekspresikan berduka dan menghadapi kematian atau menjelang ajal. Perawat
tidak boleh menyamaratakan setiap kondisi pasien terminal berdasarkan etika, norma,
dan budaya, sehingga reaksi menghakimi harus dihindari. Keyakinan spiritual
mencakup praktek ibadah, ritual harus diberi dukungan. Perawat harus mampu
memberikan ketenangan melalui keyakinan-keyakinan spiritual. Perawat harus
sensitive terhadap kebutuhan ritual pasien yang akan menghadapi kematian, sehingga
kebutuhan spiritual klien menjelang kematian dapat terpenuhi.
3) Riwayat Psikososial
a) Persepsi Klien Terhadap Masalah
Apakah pasien mengatakan bahwa penyakitnya ini merupakan
masalah yang mengkhawatirkan, ekspresi wajah terlihat lemah dan
badannya terlihat lemas.
B. Pengkajian Psikologis
Reaksi Proses Psikologis Hal-hal yang biasa dijumpai
Shock (kaget, goncangan Merasa bersalah, marah dan Rasa takut, hilang akal,
batin) tidak berdaya frustasi, rasa sedih, susah
acting out.
Mengucilkan diri Merasa cacat dan tidak Khawatir menginfeksi orang
berguna, menutupi diri lain, murung.
Membuka status secara Ingin tahu reaksi orang lain, Penolakan, stress dan
terbatas pengalihan stress, ingin dicintai konfrontasi
Mencari orang lain Berbagi rasa, pengenalan, Ketergantungan, campur
kepercayaan dan penguatan tangan, tidak percaya pada
dukungan sosial pemegang rahasianya.
Status khusus Perubahan keterasingan Ketergantungan diktomi kita
menjadi manfaat khsuus dan & mereka, over
istimewa identification
Perilaku mementingkan Komitmen dan kesatuan Pemadaman, reaksi dan
orang lain kelompok, kepuasan memberi kompensasi yang berlebihan
dan berbagi
Penerimaan Integrasi status orang lain Apatis, sulit berubah
dengan identitas diri,
keseimbangan antara orang lain
dengan diri
Respon Psikologis (penerimaan diri) terhadap Penyakit ada lima tahap reaksi emosi
seseorang terhadap penyakit, yaitu :
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan,
banyak agama memliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksud untuk
menjelaskan makna hidup dan/ menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta.
Seperti dalam agam-agama ibrahim lainnya (Yahudi dan Kristen), Islam mengakui
hak seseorang untuk hidup dan mati, namun hak tersebut merupakan anugerah Allah
kepada manusia. Hanya Allah yang dapat menentukan kapan seseorang lahir dan
kapan dia mati (QS 22: 66 ;2: 243). Eutanasia dalam ajaran islam disebut qalt ar-
rahmah atau taisir almaut (eutanasia), yaitu suatu tindakan memudahkan kematian
seseorang dengan sengaja tanpa merasakan sakit, karena kasih sayang, dengan tujuan
meringankan pendderitaan si sakit, baik dengan cara positif maupun negatif. Pada
konferensi pertama tentang kedokteran Islam di Kuwait tahun 1981, dinyatakan
bahwa tidak ada suatu alasan yang membenarkan dilakukannya eutanasia ataupun
pembunuhhan berdasarkan belas kasihan (mercy killing) dalam alasan apapun juga.
Eutanasia positif
Yang dimaksud taisir almaut alfa’al (eutanasia positif) ialah tindakan yang
dilakukan oleh dokter dengan mempergunakan instrumen (alat). Memudahkan
proses kematian secara aktif (eutanasia positif) adalah tidak diperkenankan
oleh syara’. Sebab dalam tindakan ini seorang dokter melakukan suatu
tindakan aktif dengan tujuan membunuh si sakit dan mempercepat
kematiannya melalui pemberian obat secara overdosis dan ini termasuk
pembunuhan yang haram hukumnya, bahkan termasuk dosa besar yang
membinasakan. Meskipun tindakan tersebut dilakukan karna rasa kasihan
kepada sisakit itu termasuk pembunuhan. Karna bagaimanapun si dokter
tidaklah lebih pengasih dan penyayang dari pada yang maha menciptakannya.
Karena itu serahkanlah kepada Allah , karena dialah yang memberi kehidupan
kepada manusia dan yang mencabutnya apabila telah tiba ajal yang telah
ditetapkannya.
Eutanasia negatif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga
dalam mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah, dan
menghilangkan penderitaan.
B. Saran
Perawat harus mampu mengenali perubahan fisik, psikologis, dan sosial yang terjadi
pada klien, klien mungkin mengalami berbagai gejala selama berbulan-bulan sebelum
terjadi kematian. Perawat harus respek terhadap perubahan fisik yang terjadi pada klien
terminal karena hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan dan penurunan kemampuan
klien dalam pemeliharaan diri.
DAFTAR PUSTAKA