Anda di halaman 1dari 7

PANDANGAN DARI AGAMA,SOSIAL,DAN BUDAYA DALAM PERAWATAN PALIATIF CA MAMAE

1. Pandangan agama terhadap perawatan paliatif penyakit

Unsur religi atau spiritual merupakan salah satu komponen budaya yang terkait dengan kehidupan
pasien kanker payudara. Penekanan umum spiritualitas pada hubungan dengan Tuhan, diri sendiri
dan orang lain secara signifikan dapat mempengaruhi bagaimana orang belajar untuk hidup dengan
kanker. Terutama dalam budaya di mana agama terus memainkan peran yang dominan dalam
pembentukan identitas dan nilai-nilai utama dari budaya-budaya. Ahmad & Abdullah (2011) dalam
penelitianya kualitatifnya memunculkan dua kelompok tema dari data yang mendalam, menyoroti
bahwa pengalaman wanita dengan kanker payudara lebih dari penyakit fisik, tetapi perjalanan
pembelajaran ditandai dengan (1) penyakit sebagai kebangkitan dan (2) perdamaian dan kekuatan
melalui menyerah pada kehendak Allah. Penelitian lain oleh Schreiber & Edward (2015) juga
memunculkan tema utama bahwa pengalaman religi dari wanita dengan kanker payudara diyakini
sebagai: (1) kepercayaan dalam rencana Allah dan tujuan dan (2) melihat hidup melalui mata Tuhan.
Setelah pengobatan, religiusitas dan spiritualitas memainkan peran utama dalam hidup pasien
kanker payudara dan care givernya, yaitu: (1) memberikan panduan global, (2) membimbing upaya
pengelolaan penyakit dan (3) memfasilitasi pemulihan. Mereka menggambarkan keterhubungan
spiritual dengan Tuhan dan orang lain dalam jaringan sosial mereka

pandangan perawatan paliatif spiritual

Sebelum memulai perawatan spiritual yang efektif , profesional harus Mengetahui dan memahami
tingkat kesadaran pasien yang melibatkan Pemeriksaan keyakinan pribadi dan nilai-nilai,
dikombinasikan dengan sikap Positif terhadap kesehatan rohani.Sebuah kesadaran tentang
prasangka dan Penyimpangan diri akan memastikan bahwa klien ditangani secara sensitif, nilai-Nilai
dan kepercayaan tidak dibebankan kepada orang lain, terutama tentang Spiritual. Kesadaran diri
membantu mencegah pembentukan penilaian atau Mencoba untuk mengubah keyakinan sendiri
atau budaya

Membaca Kitab Suci merupakan salah satu bagian dari intervensi spiritual Yang dapat digunakan
untuk mengatasi penyakit-penyakit yang kronis. Belajar Alkitab dalam berbagai fasilitas perawatan
sangat penting karena dapat Menyediakan interaksi dan pembelajaran lebih lanjut mengenai iman
seseorang, Dapat menyediakan interaksi sosial dan dukungan, dan dapat mendatang

• Perawatan rohani adalah relevan dalam semua aspek perawatan pasien dan mungkin memberi
dukungan yang baik selama pengobatan seperti radioterapi, penyediaan makanan dan privasi serta
kesempatan untuk berdoa atau tertawa dan lain lain sesuai dengan keinginan pasien.

•Kebutuhan spiritual akan ditangani dengan menawarkan perawatan praktis dengan cara merespon
pasien sebagai individu yang terpadu yang mengalami hidup dan mati dalam setiap aspek
keberadaan mereka.
- Membantu pasien untuk berhadapan dengan masalah di masa lalunya, masalah di Masa
sekarang, dan masalah yang akan dihadapi di masa depan.Kemampuan untuk mendorong
harapan dan memberikan strategi untuk Mendukung atau mengembalikan harapan dalam
beberapa cara adalah yang paling Penting. Harapan merupakan perasaan optimis, hasrat dan
keinginan. R De Palo Menyatakan harapan adalah dasar dari aspek spiritual. Harapan yang
rendah dan Keputusasaan berpotensi menyebabkan masalah spiritual.

2. Pandangan social terhadap perawatan paliatif

Kehidupan sosial ekonomi merupakan unsur budaya yang berpengaruh dalam kehidupan pasien
kanker payudara. Memahami bagaimana diagnosis kanker mempengaruhi kesejahteraan ekonomi
pasien kanker dan keluarga mereka menjadi hal yang sangat penting. Kanker payudara adalah
penyakit mahal bagi pembayar perawatan kesehatan dan pasien. Pisu, et al (2010) mengemukakan
biaya out of pocket merupakan beban yang signifikan untuk survivor bahkan setelah pengobatan
awal. Beban ekonomi kanker juga termasuk biaya tidak langsung dan biaya psikososial. Biaya tidak
langsung, yaitu nilai waktu yang dihabiskan dengan penyakit, mewakili waktu yang tidak dapat
didedikasikan untuk kegiatan yang biasa dan dianggap sebagai hilangnya produktivitas untuk pasien
dan masyarakat. Menerima diagnosis kanker juga mempengaruhi keputusan untuk bekerja atau
pensiun, sehingga mengubah peluang ekonomi individu. Sedangkan biaya psikososial mengacu pada
hilangnya kualitas hidup terkait dengan memiliki kanker. Biaya tersebut terkait dengan: kecemasan,
depresi, beban kanker, perkawinan perselisihan, perubahan negatif dalam sosial dan hubungan
keluarga, dan ketidakpastian masa depan. Mengatasi hal tersebut perlu upaya dari organisasi
kesehatan yang dalam hal ini pemerintah untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien kanker
khususnya kanker payudara. Akinyemiju (2012), menjelaskan bahwa pengeluaran negara untuk
biaya kesehatan memiliki dampak yang sangat besar pada skrining dan pengobatan kanker serviks
dan kanker payudara. Hal ini menunjukkan bahwa terlepas dari faktor individu dan lingkungan,
investasi pemerintah dalam infrastruktur kesehatan memiliki potensi untuk secara signifikan
meningkatkan tingkat skrining kanker dalam suatu negara.

Sosial penderita kanker

Payudara tidak lepas dari pengaruh Berbagai faktor yang ada dilingkungan Sosialnya. Salah satunya
adalah sistem Kekerabatan atau kekeluargaan. Dukungan keluarga didefinisikan sebagai

Penelitiannya menyimpulkan keluarga Sebagai sumber yang paling penting dari Emosi dan dukungan
nyata bagi wanita Dengan kanker, sehingga perlu adanya identifikasi kebutuhan untuk Meningkatkan
dukungan informasi untuk Pasien dan keluarga dalam menghadapi Kanker. Tipe dukungan yang
dibutuhkan Penderita kanker payudara dari Keluarganya antara lain informasi yang Berkaitan
dengan perawatan dan Pengobatan, tangible, dan dukungan Emosional. Komunikasi dalam keluarga
juga Merupakan faktor yang dapat Meningkatkan kualitas hidup penderita Kanker payudara.
Komunikasi dan Dukungan sosial keluarga dianggap Memiliki efek langsung dan bufferingPada
kesejahteraan dan penyesuaian Emosional untuk pasien kanker.Hubungan sosial baik kuantitas dan
Kualitas mempengaruhi kesehatan Mental, perilaku kesehatan, kesehatan Fisik dan risiko kematian
dari penderita Kanker payudara (Sampoornam, 2015; Lim, 2013; Saragih, 2012). Penelitian lain yang
dilakukan oleh Kroenke, et al (2013) mengungkapkan Bahwa selain dukungan keluarga, ada
Hubungan antara jaringan sosial danMekanisme dukungan sosial terhadap Kualitas hidup penderita
kanker setelah

Dari teman, tetangga dan komunitas. mengungkapkan Ada tiga tema fokus yang berhubungan
Dengan mekanisme koping keluarga dan Survivor kanker payudara yaitu kuantitas Dan kualitas
hubungan, keterlibatan Dalam kelompok dan mempertahankan Hubungan sosial. Kuantitas
hubungan Sosial merupakan hubungan dalam Konteks keluarga. Sedangkan kualitas Hubungan
meliputi aspek positif dari Hubungan sosial , seperti dukungan Emosional yang diberikan oleh
anggota Keluarga yang signifikan dan aspek strain Sosial seperti tertekan karena diagnosis Kanker
payudara bagi wanita. Hubungan Sosial memiliki efek yang signifikan pada Kesehatan wanita dan
mempengaruhijalur perilaku, psikososial dan fisiologis.Kuantitas dan Kualitas hubungan sosial yang
sehat terbentuk sepanjang perjalanan hidup dan memiliki dampak kumulatif pada kesehatan
perempuan dengan kanker payudara dari waktu ke waktu sehingga membantu dalam prognosis
kanker payudara. Disisi lain, hubungan sosial juga memprovokasi sistem jaringan sosial yang
mendukung didalam dan di luar keluarga.Untuk mempertahankan kehidupan dan memenuhi
tuntutan sosial, selain menjalani pengobatan dan perawatan kanker payudara beberapa penderita
kanker masih tetap menjalankan aktivitasnya sebagai pekerja. Menurut Giardini (2012) dalam
penelitiannya mengemukakan bahwa budaya atau etnis terbukti berdampak terhadap keyakinan,
status sosial ekonomi dan persepsi dari penderita kanker dalam pengalamannya sebagai pekerja.
Sehingga perlunya dukungan keuangan, medis, psikologis dan sosial bagi penderita kanker

Pandangan sosial perawatan paliatif

Pemberian Dukungan Sosial melalui Kelompok Dukungan Paliatif (KDP). Kelompok dukungan Paliatif
merupakan kelompok dukungan yang memberikan informasi yang bermanfaat mengenai
kesehatankepada pasien dan keluarga pasien. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari yang sama dengan
hari di mana pasien melakukan pengobatan sesuai jadwal praktek onkolog. Ada tiga bentuk
dukungan sosial yang diberikan tim paliatif dalam Kelompok Dukungan Paliatif sebagai bentuk
layanan psikososial. Dukungan sosial yang ditemukan oleh peneliti dalam penelitian ini ada tiga yaitu
dukungan emosional, dukungan informatif, dan dukungan penghargaan. Dukungan sosial merupakan
bantuan yang diberikan oleh orang tertentu sehingga individu merasa diperhatikan, diterima,
dihormati, dan dicintai. Dukungan sosial yang ditemukan oleh peneliti dalam penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut; (a) Dukungan Emosional. Dukungan emosional berkaitan dengan
pemberian motivasi dan kepedulian yang diberikan oleh tim paliatif kepada pasien maupun keluarga
pasien sehingga pasien maupun keluarga pasien merasa diterima dan memiliki rasa aman dari
dampak yang ditimbulkan dari penyakitnya. Ketiga subjek tim paliatif memberikan dukungan
emosional seperti cuplikan pernyataan di bawah

ini:

Ada pasien baru, takut ketemu dengan dokter, karena rata-rata pasien kanker kan sebelunnya

sudah pernah berobat ke yang non medis seperti dukun, orang pintar, dan lain-lain, jadi kebanyakan
nggak percaya sama tangan dokter. Baru setelah collapse, sudah parah, mereka takut ngomongnya
sama dokter gimana, takut konsultasi sama onkolognya. Jadi kita lebih memotivasi sih supaya pasien
ini mau datang, mau cerita. Memberikan motivasi kalau cerita sama onkolognya, akan mendapat
penjelasan supaya tau tentang penyakitnya”. (Subjek 3)…..pasien cemas, apalagi kalau pasien baru,
dan pertama kali harus kemoterapi. Jadi kita damping terus. Ngasih semangat, kalau memang
kemoterapi ini salah satu usaha pengobatan yang bisa dilakukan. Kalau untuk pasien baru pokoknya
yang penting bisa ngasih semangat, ngingetin terus kalau harus datang untuk pengobatan se rutin
mungkin”. (Subjek 1)Hasil temuan di atas menunjukkan bahwa subjek penelitian memberikan
dukungan emosional baik kepada pasien maupun keluarga pasien. Berdasarkan hasil observasi,
subjek memberikan dukungan emosional ketika berada dalam kelompok dukungan paliatif. Tim
paliatif memberikan dukungan emosional dalam konseling kelompok maupun ketika pasien
menunggu panggilan untuk masuk ke ruangan dokter. Dukungan emosional yang ditunjukkan oleh
subjek dalam memberikan perawatan paliatif diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yusuf (dalam Chusairi, 2003) yang menyatakan bahwa dukungan moral kepada pasien dan keluarga
pasien akan membantu dalam penerimaan kenyataan dan tidak menimbulkan duka yang terlalu

mendalam.

Latar belakang sosial berpengaruh terhadap perawatan paliatif dan memiliki makna penting pada
banyak aspek dari kehidupan individu. Keyakinan, perilaku, persepsi, emosi, bahasa, agama, struktur
keluarga, diet, pakaian, citra tubuh, konsep ruang dan waktu, dan sikap terhadap penyakit dan rasa
sakit menjadi beberapa aspek yang saling terkait dengan budaya. Memiliki terganggunya fungsi
tubuh dari penderitanya. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap citra tubuh dari
penderita kanker payudara. Helman (2007) menjelaskan bahwa citra tubuh dapat dibagi menjadi tiga
kelompok:

(1). Keyakinan tentang bentuk optimal dan ukuran tubuh, termasuk pakaian dan dekorasi
permukaan

(2). Keyakinan tentang struktur tubuh, dan

(3). Kyakinan tentang bagaimana fungsinya. Ketiganya dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan
dapat memiliki efek penting pada kesehatan individu.

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang berdampak terhadap kualitas kehidupan
penderitanya. Sejak divonis dengan diagnosa kanker payudara maka berbagai prosedur perawatan
dan pengobatan harus dijalani oleh penderita kanker payudara. Dampaknya, maka terjadi
penurunan kualitas hidup dari penderita kanker payudara. Faktor sosial budaya merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita kanker payudara. Witdiawati, et al
(2017) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pola adaptasi klien kanker payudara dalam
menjalani kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh faktor sosial budaya. Beberapa faktor universal
budaya yang mempengaruhi pola adaptasi tersebut yaitu hubungan sosial dan kekerabatan serta
ekonomi. Kedua faktor tersebut menjadi faktor terpenting dalam kehidupan mereka.

3. Pengaruh factor budaya terhadap perawatan paliatif pada penyakit ca mamae

Bahasa merupakan komponen penting dalam komunikasi dan informasi tentang kanker payudara.
Perbedaan dalam pemahaman bahasa menjadi kendala dalaberkomunikasi terutama bagi
profesional kesehatan dengan pasien. Selain bahasa, mengukur komunikasi non-verbal dan
perbedaan budaya ekspresi dan persepsi merupakan sumber lebih lanjut tentang kesulitan,
bahkanmengarah ke kesalahpahaman (Shahed, 2013). Dalam memberikan informasi tentang
penyakit kanker, keluarga atau kerabat merupakan bagian yang turut andil dalam berkomunikasi
dengan profesional kesehatan. Hal ini, menurut Shahed dapat menjadi konflik antar anggota
keluarga. Ketika kerabat dimediasi komunikasi, menciptakan kekhawatiran tentang apakah dan
bagaimana informasi itu diungkapkan kepada pasien. Keluarga dari latar belakang apapun mungkin
ingin menahan diagnosis kanker dari pasien karena mereka ingin pasien untuk mempertahankan
beberapa harapan dan melawan penyakitnya.

Pandangan budaya tentang perawatan paliatif

Pandangan Budaya Tentang Perawatan Paliatif tentu memiliki banyak budaya dalam masyarakatnya.
Terkadang budaya suatu etnis dengan etnis yang lain dapat berbeda jauh. Hal ini menyebabkan
suatu budaya yang positif, dapat dianggap budaya negative di etnis lainnya. Sehingga tidaklah
mengherankan jika permasalahan kesehatan di Indonesia begitu kompleksnya. Dalam kajian budaya
tentang perawatan paliatif bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi- tingginya,
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang berhubungan
dengan penyakit yang mengancam kehidupan. Budaya pada perawatan paliatif budaya
mempengaruhi kesehatan adalah pandangan suatu masyarakat terhadap tindakan yang mereka
lakukan ketika mereka mengalami sakit, ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan
kepercayaan yang ada dan tumbuhdalam masyarakat tersebut. Misalnya masyarakat yang sangat
mempercayai dukun yang memiliki kekuatan gaib sebagai penyembuh ketika mereka sakit.
Perawatan paliatif lebih berfokus pada dukungan dan motivasi ke penderita. Kemudian setiap
keluhan yang timbul ditangani dengan pemberian obat untuk mengurangi rasa sakit. Perawatan
paliatif ini bisa mengeksplorasi individu penderita dan keluarganya bagaimana memberikan
perhatian khusus terhadap penderita, penanggulangannya serta kesiapan untuk menghadapi
kematian.Perawatan paliatif dititikberatkan pada pengendalian gejala dan keluhan, serta bukan
terhadap penyakit utamanya karena penyakit utamanya tidak dapat disembuhkan. Dengan begitu
penderita terbebas dari penderitaan akibat keluhan dan bisa menjalani akhir hidupnya dengan
nyaman.Perawatan paliatif diperlukan karena Setiap orang berhak dirawat dan mati secara
bermartabat, menghilangkan nyeri: fisik, emosional, spiritual dan sosial adalah hak asasi manusia,
perawatan paliatif adalah kebutuhan mendesak seluruh dunia untuk orang yang hidup dengan
kanker stadium lanjut.Berbagai hal terkait pendekatan keperawatan paliatif yang perlu
mendapatkan perhatian diantaranya adalah:

1) Komunikasi antar tim,

2) Manajemen nyeri,

3) Bimbingan dan pertimbangan budaya dalam pengambilan keputusan, dan

4) Dukungan emosional dan spiritual bagi paisen dan keluarga.

Kebudayaan kesehatan masyarakat membentuk, mengatur, dan mempengaruhi tindakan atau


kegiatan individu-individu suatu kelompok dalam memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan baik
yang berupa upaya mencegah penyakit maupun menyembuhkan diri dari penyakit. Oleh karena itu
dalam memahami suatu masalah perilaku kesehatan harus dilihat dalam hubungannya dengan
kebudayaan, , dan kepribadian individu- individunya.

KESIMPULAN

Penderita kanker payudara sangat rentan memiliki masalah psikososial sehingga berpengaruh pula
Terhadap kualitas hidup pasien. Berdasarkan data pada kasus-kasus di atas, dapat diidentifikasi
tentang Model-model layanan psikososial yang diberikan kepada pasien kanker payudara sebagai
salah satu bentuk Perawatan paliatif. Layanan psikososial merujuk pada layanan perawatan dengan
pendekatan psikologis dan Sosial pada pasien dengan penyakit kronis. Layanan psikososial ini
menjadi bagian dalam perawatan paliatif Karena perawatan paliatif menggunakan pendekatan yang
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga Dalam menghadapi masalah. Perawatan paliatif
berfokus pada: a) Kualitas hidup pasien, b) pendekatan dengan Mempertimbangkan pengalaman
hidup di masa lalu dan situasi saat ini, c) perawatan terkait penyakit dari Pasien itu sendiri dan
pemenuhan dari aktivitas sehari-hari, d) menghormati hak dan pilihan pengobatan pasien Dan
keluarga pasien e) Penekanan pada komunikasi yang terbuka dan meluas kepada pasien, keluarga
pasien, Maupun tenaga professional. Model layanan psikososial yang dilakukan tim paliatif yaitu
berupa kegiata Atau aktivitas-aktivitas psikologis dan sosial seperti pemberian dukungan sosial
melalui Kelompok .ini menyimpulkan kajian Penelitian menunjukan bahwa faktor Sosial budaya
sangat mempengaruhi Kehidupan klien kanker payudara dari Mulai awal didiagnosa. Pengaruh
faktor Sosial budaya berbeda – beda dalam Dalam setiap fase perjalanan penyakit. Faktor sosial
budaya yang teridentifikasiDalam penelitian ini adalah unsur agama,Komunikasi, informasi,
dukungan sosial Dan keluarga, kondisi sosial ekonomi dan Pelayanan kesehatan.

SARAN

Berdasarkan hasil kajian dari beberapan , Sosial budaya merupaka Faktor yang sangat penting dalam
Kehidupan klien kanker payudara. HasilStudi literatur ini dapat dijadikan acuan Untuk meningkatkan
intervensi Keperawatan dengan mempertimbangkan Faktor sosial budaya agar penderita Kanker
payudara mendapatkan perawatan Secara komprehensif dalam upaya Meningkatkan kualitas hid

Anda mungkin juga menyukai