LITERATUR REVIEW
STASE KEBUTUHAN DASAR PROFESI
Ruang : Seruni
Oleh :
A. Latar Belakang
Dalam hirarki kebutuhan manusia, kesehatan spiritual tampak untuk pemenuhan yang
mengandung arti dari kebutuhan melebihi tingkat aktualisasi diri. Kesehatan spiritual
berkaitan erat dengan dimensi lain dan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan
dimensi lain (fisiologis, psikologis, sosiologis, kultural). Masing-masing individu memiliki
definisi yang berbeda mengenai spiritual, hal ini dipengaruhi oleh budaya, perkembangan,
pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri tentang hidup. Spiritual menghubungkan
antara intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri), interpersonal (hubungan antara diri
sendiri dan orang lain), dan transpersonal (hubungan antara diri sendiri dengan
tuhan/kekuatan gaib). Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia
dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi serta spiritual
juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan
sistem kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi
(Junaedi, 2017)
Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia semakin meningkat, termasuk penyakit
kanker. Data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018 menunjukkan jumlah
penderita kanker semakin meningkat dibanding tahun sebelumnya. Kanker payudara
merupakan urutan pertama kanker pada perempuan di dunia (incidence rate 40 per 100.000
perempuan), kasus baru yang ditemukan 30,5% dengan jumlah kematian 21,5% per tahun
dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia. Insiden kanker payudara di Indonesia
adalah sebesar 26 per 100.000 penduduk. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
memiliki prevalensi tertinggi untuk penyakit kanker payudara yaitu sebesar 2,4%, diikuti
Kalimantan Timur 1,0%, dan Sumatera Barat 0,9%. Karakteristik pasien kanker payudara di
Indonesia berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebesar 2,2 per 1000 penduduk dan
laki-laki sebesar 0,6 per 1000 penduduk. Dari data Sistim Informasi Rumah Sakit (SIRS) di
Indonesia tahun 2010 diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien
kanker baik rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS Indonesia (28,7%). Kanker
payudara juga menjadi penyebab kematian kanker terbanyak di Indonesia (Kemenkes, 2015
dalam Marfianti, 2021).
Penurunan kualitas hidup penderita kanker menurut Clinch dan Schipper dapat
dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik, kemampuan fungsional,kesejahteraan keluarga,
kesejahteraan emosi, spiritual yang dimana kesejahteraan spiritual juga berpengaruh
terhadap kualitas hidup seorang penderita kanker, fungsi sosial yang diberikan berupa
dukungan sosial, kepuasan pada layanan terapi, orientasi masa depan, seksualitas dan fungsi
okupasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi 2012 dimensi yang
mempengaruhi pembentukan kualitas hidup penderita kanker adalah dimensi psikologis
yang meliputi spiritualitas, dukungan sosial dan kesejahteraan. Kesejahteraan spiritual
merupakan bagian dari aspek spiritual (Despitasari et al., 2020).
Spiritualitas dapat mempengaruhi kualitas hidup pada pasien dengan kanke. Kualitas
hidup yang baik disebabkan karena individu memiliki penanganan religius koping yang
positif seperti menganggap Tuhan sebagai sumber kekuatannya sedangkan penanganan
religious koping yang negatif seperti mempertanyakan Tuhan dapat mempengaruhi kualitas
hidup yang lebih buruk. Spiritualitas yang positif dapat dijadikan sebagai mekanisme koping
positif untuk beradapatasi terhadap diagnosis dan pengobatan kanker. Spiritualitas menjadi
sangat penting ketika individu mengalami situasi yang mengancam nyawa oleh sebab itu
percaya kepada Tuhan dapat mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh penyakit kanker
(Puspitaningrum et al., 2018).
Setiap orang dalam hidupnya pasti akan menghadapi yang namanya masalah, Sikap
seseorang dalam menghadapi masalah sangat ditentukan oleh keyakinan mereka masing-
masing. Keyakinan yang dimiliki setiap orang selalu dikaitkan dengan kepercayaan atau
agama. Spiritual, keyakinan dan agama merupakan hal yang berbeda namun seringkali
diartikan sama. Penting sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara spiritual,
keyakinan dan agama guna menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi
pendekatan perawat dengan pasien. Pasien yang sedang dirawat dirumah sakit membutuhkan
asuhan keperawatan yang holistik dimana perawat dituntut untuk mampu memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif bukan hanya pada masalah secara fisik namun
juga spiritualnya. Peran perawat adalah bagaimana perawat mampu mendorong klien untuk
meningkatkan spiritualitasnya dalam berbagai kondisi, Sehingga klien mampu menghadapi,
menerima dan mempersiapkan diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada diri
individu tersebut (Junaedi, 2017).
Pemenuhan kebutuhan spiritual menjadi aspek penting dalam proses kesembuhan
klien. Aspek tersebut merupakan tugas perawat untuk memenuhi dengan melihat kebutuhan
spiritual yang tepat bagi klien. Perawat dituntut mampu tidak mengenyampingkan
kebutuhan spiritual dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam diskusi
pertemuan rumah sakit atau manajemen rumah sakit. Bahwa aspek spiritualitas perawat
dapat memenuhi kebutuhan spititualitas terhadap pasien yang dirawat inap. Adanya strategi
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam penerapan aspeks kebutuhan
spiritual pasien. Pemenuhan kebutuhan spiritual menjadi aspek penting dalam proses
kesembuhan klien. Aspek tersebut merupakan tugas perawat untuk memenuhi dengan
melihat kebutuhan spiritual yang tepat bagi klien (Husaeni & Haris, 2020).
C. Tujuan
Tujuan dari menelaah jurnal disini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi zikir
terhadap kebutuhan spiritual pasien kanker.
D. Manfaat
Untuk upaya yang dapat dilakukan oleh perawat pada pasien kanker yang beragama
islam dalam pemenuhan kebutuhan spiritual.
BAB II
TELAAH JURNAL
Kanker adalah salah satu penyakit kronis yang tumbuh dan dianggap sebagai salah
satu penyakit kronis terpenting di Iran di beberapa tahun terakhir (Borji et al. 2017;
Khoshnood et al. 2018) yang menyebabkan efek samping bagi pasien (Borji 2017).
Seberapa besar masalah tersebut?
Setiap tahun, lebih dari 7 juta orang di dunia meninggal karena kanker, dan di 2010
(Ayatollahi et al. 2013) diprediksi jumlah kasus baru akan meningkat dari 10 juta
orang menjadi 15 juta orang. Saat ini, kanker adalah salah satu kesehatan utama
masalah di Iran dan di seluruh dunia penyebab utama kematian ketiga dan terbesar
kedua kelompok penyakit kronis dan tidak menular (Asadi et al. 2018; Safaeian et
al. 2017).
Dampak masalah jika tidak diatasi?
Masalah dan komplikasi pasien kanker adalah perubahan kesehatan (Hughes et al.
2018; Motaghi dkk. 2017), harapan hidup, mental (Lloyd et al. 2018) dan kesehatan
spiritual (Chaar et al. 2018) sehingga pasien kanker memiliki kualitas hidup yang
lebih rendah (Hughes et al. 2018) dan lebih banyak masalah seperti stres,
kecemasan, dan depresi (Bronner et al. 2018). Lainnya masalah yang berhubungan
dengan pasien tersebut dapat kesehatan spiritualnya sehingga penyakitnya dapat
berkurang kesehatan spiritual pasien tersebut (Ahmadi et al. 2018). Penyakit dengan
menyebabkan masalah bagi seseorang akan mengubah harapan hidupnya dan
mempengaruhi kesehatan mentalnya (Hoseini et al. 2017).
Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan antara masalah yang
ada/kenyataan dengan harapan/target?
Tidak dijelaskan dalam jurnal penelitian
Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh
peneliti ?
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif didasarkan pada data deskriptif
UNTUK DESAIN EKSPERIMEN :
Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan efektifitas suatu
intervensi ?
Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji
statistic dengan stratifikasi atau uji multivariate?
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker di lakukan pada tahun 2017 di
Yasuj Iran
Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi sampel?
Maka jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 37 pasien pada kelompok
eksperimen dan 39 pasien pada kelompok kontrol.
Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi
target?
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random
sampling.
Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus apa
yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel?
Angket (Kuisioner)
Kuisioner demografi
Kuisioner kesehatan umum
Peneliti
ANALISIS DATA
Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?
Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang megikuti penelitian, baik
yang drop out, loss follow up atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang
drop out dianggap hasil intervensi yang gagal.
On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti penelitian sampai
selesai saja, sedangkan sampel drop out diannggap tidak mengikuti penelitian dan
tidak diikutkan dalam analisis.
Program atau software statistic apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis
data?
HASIL PENELITIAN
Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang mengikuti
penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up?
Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah
hipotesis penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara
statistic )? Apakah hasil penelitian juga bermakna secara klinis?
Hasil analisis penelitian ini setelah diberikan intervensi, skor kesehatan mental
spiritual pasien mengalami peningkatan dari 60,51 menjadi 41,72 dengan P value
0,000.
DISKUSI
Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang ditemukan dalam
penelitian berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun hasil penelitian tidak sesuai
dengan hipotesis, namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti mampu
menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.
Peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang
ditemukan dalam penelitian berdasarkan teori terkini
Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian-
penelitian terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan adanya
relevansi?
Peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang
ditemukan dalam penelitian berdasarkan teori terkini
Menurut peneliti bahwa ada perbedaan peningkatan skor kesehatan mental spiritual
pada pasien kanker yang diberikan penekanan psikoterapi religius do’a dengan
pasien yang tidak diberikan penekanan psikoterapi religius do’a. Pemberian
penekanan psikoterapi religius do’a terbukti mengurangi stres pada pasien kanker
Nilai kepentingan yang didapatkan adalah bahwa metode psikoterapi religius (do’a)
dapat diaplikasikan oleh perawat dalam merawat pasien kanker untuk mencegas
stres
Ya, hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanak praktik keperawatan di tinjau dari
aspek fasilitas, sumber daya manusia, pembiayaan, dan aspek legal
Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?
Ya, penelitian mungkin dapat direplikasi pada setting praktik klinik lainnya
Kanker payudara adalah penyakit yang tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan
sel tidak normal/terus-menerus pada payudara dan tidak terkendali yang dapat merusak
jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut
metastasis.
Kanker menjadi penyebab kematian 8,2 juta jiwa di dunia pada tahun 2012 (Kemenkes RI,
2015). Menurut WHO (Word Health Organization) lebih dari 70% kematian yang terjadi di
negara miskin dan berkembang disebabkan oleh kanker.3 Kanker dengan persentase kasus
baru tertinggi (setelah dikontrol dengan umur) terdapat pada kanker payudara yaitu sebesar
43,3%. Kanker payudara ini merupakan penyebab kematian tertinggi akibat kanker. Pada
perempuan kanker payudara menyebabkan kematian sebesar 12,9% (Kemenkes RI, 2015).
Kanker payudara dapat menimbulkan masalah psikologis. Jika masalah tersebut muncul
akan menyebabkan depresi dan distes spiritual, ditandai dengan kemarahan, kecemasan serta
tidak mempunyai harapan hidup.
Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti ?
Terdapat Pengaruh terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) terhadap kosep
diri pasien kanker payudara setelah mastektomi.
Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable perancu
pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji statistic dengan
stratifikasi atau uji multivariate?
Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan perlakuan pada
responden (responden tidak menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi yang diuji
cobakan?
Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan blinding saat mengukur
outcome? Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak mengetahui kedalam
kelompok mana sampel dimasukkan (eksperiment atau control). Hal ini menunjukkan upaya
peneliti meningkatkan validitas informasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien kanker payudara dengan mastektomi
yang sedang dalam rawat jalan di RS M. Djamil Padang pada Februari - Desember 2017.
Pasien kanker payudara yang telah dilakukan mastektomi dengan kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah bersedia menjadi subjek penelitian, sadar, tidak mengalami gangguan
pendengaran atau gangguan kognitif, mengalami gangguan konsep diri dan belum pernah
melakukan terapi SEFT. Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian adalah responden
yang mengalami gangguan kesadaran akibat proses penyakit,
Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi target?
Dalam penelitian ini teknik memilih sampel yang digunakan adalah non–probability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi. Purposive sampling yaitu
mengambil sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi sampel dari populasi tertentu yang
paling mudah dijangkau atau didapatkan.
Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus apa yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel?
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 responden dengan teknik consecutive sampling
yaitu peneliti menunggu di RS M. Djamil Padang kemudian peneliti mengkaji pasien
apakah masuk dalam kriteria retriksi atau tidak, pasien yang masuk kriteria retriksi dijadikan
responden penelitian dan peneliti mencari sesuai dengan jumlah sampel yang telah
ditentukan.
Wawancara.
Screening awal
Instrumen konsep diri.
Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang digunakan? Apakah peneliti
menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang digunakan
untuk menguji validitas dan rehabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya?
Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan
khusus untuk observer atau yang melakukan pengukuran?
Peneliti.
ANALISIS DATA
Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?
Uji Chi-Square..
Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat atau on
treatment analysis?
Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang megikuti penelitian, baik yang
drop out, loss follow up atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang drop out
dianggap hasil intervensi yang gagal.
On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti penelitian sampai selesai
saja, sedangkan sampel drop out diannggap tidak mengikuti penelitian dan tidak diikutkan
dalam analisis.
Program atau software statistik apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis data?
HASIL PENELITIAN
Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang mengikuti
penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up?
Responden yang mengikuti intervensi namun kurang dari 3 hari dianggap dropped out..
Pada penelitian eksperiment apakah variabel perancu (counfounding variable) dalam data
base line tersebar seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang apa dilakukan
peneliti untuk membuat penelitian bebas dari pengaruh variabel perancu?
Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah hipotesis
penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara statistik)? Apakah hasil
penelitian juga bermakna secara klinis?
Sebelum terapi SEFT, sebagian besar responden memiliki konsep diri negatif sebesar 87,9%
dan hanya 12,1% yang memiliki konsep diri positif. Setelah dilakukan terapi SEFT terjadi
peningkatan konsep diri, yaitu responden dengan konsep diri positif sebanyak 10 orang
(30,3%) dan masih memiliki konsep diri negatif sebanyak 23 orang (69,7%). Terdapat
peningkatan konsep diri pada pasien kanker payudara dengan mastektomi setelah diberi
terapi SEFT dengan nilai p = 0,05.
DISKUSI
Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian
berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis,
namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan rasional secara
ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.
Peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang ditemukan
dalam penelitian berdasarkan teori terkini.
Menurut asumsi peneliti bahwa terapi SEFT mampu meningkatkan konsep diri pada pasien
kanker payudara dengan mastektomi. Pada SEFT digunakan stimulasi berupa ketukan
ringan atau tapping pada titik accupoint dimana akan terjadi penurunan hormon kortisol
pada sinaps sel-sel saraf sehingga menimbulkan sensasi relax serta menurunkan gejala
psikologis yaitu depresi. Teknik ini menggabungkan sistem energi tubuh dan terapi spiritual
yang digunakan sebagai satu teknik terapi untuk mengatasi masalah emosional dan fisik,
yaitu dengan mengetuk titik-titik saraf (meridian tubuh). Spiritual dalam SEFT adalah doa
yang dipanjatkan oleh responden diawal dan diakhir sesi terapi,.
Nilai kepentingan yang didapatkan adalah bahwa terapi Spiritual Emotional Freedom
Technique (SEFT) dapat diaplikasikan oleh perawat dalam merawat pasien dengan kanker
payudara pasca mastektomi untuk meningkatkan konsep diri.
Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti ? Apakah hasil penelitian dapat
diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, pembiayaan,
sumber daya manusia, dan aspek legal?
Ya, hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari aspek
fasilitas, pembiayaan, sumber daya manusia, dan aspek legal.
Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?
Ya, penelitian mungkin dapat direplikasi pada setting praktik klinik lainnya.
Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah kelemahan ini
tidak menurunkan validitas hasil penelitian?
Peneliti tidak menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitiannya dalam jurnal penelitian.
JUDUL JURNAL III
Kanker adalah penyakit yang tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak
normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta
dapat menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis.
Kanker menjadi penyebab kematian 8,2 juta jiwa di dunia pada tahun 2012 (Kemenkes RI,
2015). Menurut WHO (Word Health Organization) lebih dari 70% kematian yang terjadi di
negara miskin dan berkembang disebabkan oleh kanker.3 Kanker dengan persentase kasus
baru tertinggi (setelah dikontrol dengan umur) terdapat pada kanker payudara yaitu sebesar
43,3%. Kanker payudara ini merupakan penyebab kematian tertinggi akibat kanker. Pada
perempuan kanker payudara menyebabkan kematian sebesar 12,9% (Kemenkes RI, 2015).
Kanker dapat menimbulkan masalah psikologis. Jika masalah tersebut muncul akan
menyebabkan depresi dan distes spiritual, ditandai dengan kemarahan, kecemasan serta
tidak mempunyai harapan hidup.
Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti ?
Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable perancu
pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji statistic dengan
stratifikasi atau uji multivariate?
Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan perlakuan pada
responden (responden tidak menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi yang diuji
cobakan?
Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan blinding saat mengukur
outcome? Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak mengetahui kedalam
kelompok mana sampel dimasukkan ( eksperiment atau control . Hal ini menunjukkan
upaya peneliti meningkatkan validitas informasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker serviks di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi target?
Dalam penelitian ini teknik memilih sampel yang digunakan adalah non–probability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi. Purposive sampling yaitu
mengambil sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi sampel dari populasi tertentu yang
paling mudah dijangkau atau didapatkan.
Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus apa yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel?
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 responden dengan teknik consecutive sampling
yaitu peneliti menunggu di RSUD Dr. Moewardi, kemudian peneliti mengkaji pasien
apakah masuk dalam kriteria retriksi atau tidak, pasien yang masuk kriteria retriksi dijadikan
responden penelitian dan peneliti mencari sesuai dengan jumlah sampel yang telah
ditentukan.
Wawancara.
Screening awal
Skala depresi (Beck Depression Index).
Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang digunakan? Apakah peneliti
menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika dilakukan apa metode yang digunakan
untuk menguji validitas dan rehabilitas alat ukur dan bagaimana hasilnya?
Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan
khusus untuk observer atau yang melakukan pengukuran?
Peneliti.
ANALISIS DATA
Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?
Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat atau on
treatment analysis?
Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang megikuti penelitian, baik yang
drop out, loss follow up atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang drop out
dianggap hasil intervensi yang gagal.
On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti penelitian sampai selesai
saja, sedangkan sampel drop out diannggap tidak mengikuti penelitian dan tidak diikutkan
dalam analisis.
Program atau software statistik apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis data?
HASIL PENELITIAN
Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang mengikuti
penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up?
Pada penelitian eksperiment apakah variabel perancu (counfounding variable) dalam data
base line tersebar seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang apa dilakukan
peneliti untuk membuat penelitian bebas dari pengaruh variabel perancu?
Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah hipotesis
penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara statistik)? Apakah hasil
penelitian juga bermakna secara klinis?
Pada penelitian ini terdapat pengaruh terapi SEFT terhadap penurunan tingkat depresi pada
pasien kanker serviks. Hasil penelitian menunjukkan penurunan skor depresi dari 28
(depresi sedang) menjadi 20 (depresi klinis) setelah dilakukan SEFT dan perubahan skor
depresi secara statistik bermakna (p = 0,000).
DISKUSI
Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang ditemukan dalam penelitian
berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis,
namun suatu penelitian tetap berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan rasional secara
ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.
Peneliti membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang ditemukan
dalam penelitian berdasarkan teori terkini.
Menurut asumsi peneliti bahwa terapi SEFT memiliki pengaruh terhadap penurunan tingkat
depresi pada pasien kanker serviks. Pada SEFT digunakan stimulasi berupa ketukan ringan
atau tapping pada titik accupoint dimana akan terjadi penurunan hormon kortisol pada
sinaps sel-sel saraf dapat menimbulkan sensasi relax serta menurunkan gejala psikologis
yaitu depresi.
Nilai kepentingan yang didapatkan adalah bahwa terapi Spiritual Emotional Freedom
Technique (SEFT) dapat diaplikasikan oleh perawat dalam merawat pasien dengan kanker
serviks untuk menurunkan tingkat depresi yang dialami.
Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti ? Apakah hasil penelitian dapat
diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari aspek fasilitas, pembiayaan,
sumber daya manusia, dan aspek legal?
Ya, hasil penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari aspek
fasilitas, pembiayaan, sumber daya manusia, dan aspek legal.
Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?
Ya, penelitian mungkin dapat direplikasi pada setting praktik klinik lainnya.
Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah kelemahan ini
tidak menurunkan validitas hasil penelitian?
Peneliti tidak menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitiannya dalam jurnal penelitian.
B. Esktraksi Data dan Critical Appraisal (Setiap Jurnal)
NO Penelitian Sampel (karakteristik, Desain/Seleksi Intervensi Hasil temuan/Kesimpulan Level Penelitian Komentar reviewer
(Peneliti & ukuran, setting) responden peneliti (kekuatan dan
Waktu) keterbatasan penelitian)
1 The Effect of Sampel pada penelitian ini Peneliti Psikoterapi Pada penelitian ini (IIa) Kekuatan :
Religious berjumlah 76 pasien menggunakan religius (do’a). didapatkan hasil bahwa Evidence based yang
Psychotherap kanker dengan pembagian metode semi terjadi peningkatan skor didapatkan dari Penelitian ini dengan judul,
y Emphasizing dua kelompok yaitu eksperimental kesehatan mental spiritual penelitian eksperimen latar belakang, tujuan,
the sebanyak 37 pasien pada dengan pasien pada pasien kanker yang dengan kelompok metode penelitian, hasil
Importance of kelompok eksperimen dan secara acak telah diberikan intervensi kontrol tanpa penelitian lengkap dan
Prayers on 39 pasien pada kelompok dibagi menjadi psikoterapi spiritual randomisasi terdapat susunan pelatihan.
Mental Health kontrol. dua kelompok (do’a). Dengan Hasil (Rekomendasi B)
and Pain in eksperimen dan analisis penelitian ini (Q1)
Cancer kontrol. setelah diberikan Kelemahan :
Patients intervensi, skor kesehatan Tidak ada SOP yang
mental spiritual pasien disertakan saat melakukan
Owrang mengalami peningkatan intervensi
Eilami, dari 60,51 menjadi 41,72
Moslem dengan P value 0,000.
Moslemirad,
Ebrahim
Naimi, Amin
Babuei, Karim
Rezaei.
(2018)
2 The Effect of Populasi dalam penelitian Desain Pada SEFT Sebelum terapi SEFT, (IIa) Kekuatan :
Spiritual ini adalah semua pasien penelitiannya digunakan sebagian besar responden Quasi eksperimen Penelitian ini merupakan
Emotional kanker payudara dengan yaitu one group stimulasi berupa memiliki konsep diri negatif eksperimental-semu
Freedom mastektomi yang sedang pre-test and ketukan ringan sebesar 87,9% (29 dimana intervensi yang
dalam rawat jalan di RS responden) dan hanya
Technique post-test atau tapping pada dijabarkan cukup detail.
M. Djamil Padang pada 12,1% (4 responden) yang
(SEFT) on the Februari-Desember 2017. dengan seleksi titik accupoint memiliki konsep diri positif. (Rekomendasi B)
Self Concept Sampel penelitian ini yaitu responden serta mengandung Setelah dilakukan terapi (Sinta 2)
of Breast pasien kanker payudara menggunakan unsur doa dimana SEFT terjadi peningkatan Kelemahan :
Cancer yang telah dilakukan Consecoutive seseorang konsep diri, yaitu responden Belum terdapat SOP yang
Patients with mastektomi yang bersedia bergantung hanya dengan konsep diri positif disertakan dalam
Sampling.
Mastectomy pada sang sebanyak 10 orang (30,3%) penelitian. Sebaiknya
menjadi subjek penelitian,
dan masih memiliki konsep
Esi Afriyanti, sadar, tidak mengalami pencipta. diri negatif sebanyak 23 kategori usia dan
Bunga gangguan pendengaran orang (69,7%). Terdapat pemukiman dapat
Permata atau gangguan kognitif, peningkatan konsep diri dipertimbangkan untuk
Wenni mengalami gangguan pada pasien kanker dijadikan faktor perancu.
(2018) payudara dengan
konsep diri dan belum
mastektomi setelah diberi
pernah melakukan terapi terapi SEFT dengan nilai p
SEFT. = 0,05.
3 Pengaruh Populasi penelitian adalah Desain Pada SEFT Peneliti menyimpulkan (IIa) Kekuatan :
Terapi pasien kanker serviks yang penelitiannya digunakan bahwa terdapat pengaruh Quasi eksperimen penelitian ini merupakan
Spiritual menjalani perawatan di yaitu pre and stimulasi berupa terapi SEFT terhadap penelitian eksperimen
Emotional RSUD DR. Moewardi post-test ketukan ringan penurunan tingkat depresi semu, level penelitian
Freedom Surakarta. without control atau tapping pada pada pasien kanker serviks. moderate clinical certainly
Technique Sampel penelitian ini group dengan titik accupoint Hasil penelitian (rekomendasi B)
(SEFT) adalah pasien kanker di seleksi serta mengandung menunjukkan penurunan (Sinta 4)
Terhadap RSUD DR Moewardi responden unsur doa dimana skor depresi dari 28 (depresi Kelemahan :
Penurunan Surakarta yang menjalani menggunakan seseorang sedang) menjadi 20 (depresi Tidak adanya SOP yang
Tingkat kemoterapi lebih dari 2 Consecoutive bergantung hanya klinis) setelah dilakukan disertakan dalam
Depresi pada kali dan mengalami Sampling. pada sang SEFT dan perubahan skor penelitian. Sebaiknya
Pasien Kanker depresi ringan hingga pencipta. depresi secara statistik frekuensi dilakukannya
Serviks sedang. bermakna (p = 0,000). intervensi dijelaskan lebih
Sugi Wijayati, mendetail.
Suci Abrelia
Fitriyanti,
Arwani
(2019)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penurunan kualitas hidup penderita kanker menurut Clinch dan Schipper dapat
dipengaruhi oleh faktor kondisi fisik, kemampuan fungsional, kesejahteraan keluarga,
kesejahteraan emosi, spiritual yang dimana kesejahteraan spiritual juga berpengaruh
terhadap kualitas hidup seorang penderita kanker, fungsi sosial yang diberikan berupa
dukungan sosial, kepuasan pada layanan terapi, orientasi masa depan, seksualitas dan fungsi
okupasi.
Dalam hirarki kebutuhan manusia, kesehatan spiritual tampak untuk pemenuhan yang
mengandung arti dari kebutuhan melebihi tingkat aktualisasi diri. Kesehatan spiritual
berkaitan erat dengan dimensi lain dan dapat dicapai jika terjadi keseimbangan dengan
dimensi lain (fisiologis, psikologis, sosiologis, kultural). Masing-masing individu memiliki
definisi yang berbeda mengenai spiritual, hal ini dipengaruhi oleh budaya, perkembangan,
pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri tentang hidup. Spiritual menghubungkan
antara intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri), interpersonal (hubungan antara diri
sendiri dan orang lain), dan transpersonal (hubungan antara diri sendiri dengan
tuhan/kekuatan gaib).
Pemenuhan kebutuhan spiritual menjadi aspek penting dalam proses kesembuhan
klien. Aspek tersebut merupakan tugas perawat untuk memenuhi dengan melihat kebutuhan
spiritual yang tepat bagi klien.
B. Saran
Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan bagi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan khususnya dalam aspek spritualitas memberikan intervensi terbaru
terkait terapi zikir dan do’a bagi klien paliatif khususnya klien dengan karsinoma. Bagi
perawat dapat menerapkan beberapa intervensi yang menunjang distress spiritual pada klien
dengan karsinoma dan mengaplikasikan ke dalam asuhan keperawatan.