Anda di halaman 1dari 1

Nama : Yuspita Sari

NIM : P07220421049 TONSILOFARINGITIS


Prodi Profesi Ners Samarinda
WOC DENGUE HEMORRHAGIC
FEVER (DHF)
KOMPLIKASI

MANIFESTASI KLINIS a. Perdarahan massif


ETIOLOGI a. Demam dengue : Merupakan penyakit demam dan
Dengue Hemorrhagic Fever akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau b. Dengue Shock
(DHF) menular melalui gigitan lebih manifestasi klinis sebagai berikut: Syndrome (DSS)
Virus dengue, termasuk genus Flavivirus,
nyamuk Aedes aegypti. DHF 1) Nyeri kepala atau sindrom syok
keluarga flaviridae. Terdapat 4 serotipe virus
merupakan penyakit berbasis vektor 2) Nyeri retro-orbital dengue (SSD)
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4.
yang menjadi penyebab kematian 3) Myalgia atau arthralgia
Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan
utama di banyak negara tropis. 4) Ruam kulit
DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu
Penyakit DHF 10 11 bersifat endemis, 5) Manifestasi perdarahan seperti petekie atau
serotipe akan menimbulkan antibody terhadap
sering menyerang masyarakat dalam uji bending positif
serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody
bentuk wabah dan disertai dengan 6) Leukopenia
yang terbentuk terhadap serotype lain sangat KLASIFIKASI
angka kematian yang cukup tinggi, 7) Pemeriksaan serologi dengue positif atau
kurang, sehingga tidak dapat memberikan a. Derajat I yaitu demam
khususnya pada mereka yang berusia ditemukan DD/DBD yang sudah di
perlindungan yang memadai terhadap serotipe disertai gejala klinik
dibawah 15 tahun. konfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama
khas dan satu-satunya
b. Demam berdarah dengue : Berdasarkan kriteria
manifestasi perdarahan
WHO 2016 diagnosis DHF ditegakkan bila
dalam uji tourniquet
PENATALAKSANAAN semua hal dibawah ini dipenuhi :
positif, trombositopenia,
a. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue Tanpa Syok 1) Demam atau riwayat demam akut antara 2-7
himokonsentrasi.
1) Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air sirup, susu untuk PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK hari, biasanya bersifat bifastik
mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam, muntah, dan diare. b. Derajat II yaitu seperti
2) Manifestasi perdarahan yang berupa :
2) Berikan parasetamol bila demam, jangan berikan asetosal atau ibuprofen karena derajat I, disertai dengan
a. Pemeriksaan darah lengkap rutin a) Uji tourniquet positif
dapat merangsang terjadinya perdarahan. perdarahan spontan pada
dilakukan untuk memeriksa kadar hemoglobin, b) Petekie, ekimosis, atau purpura
3) Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang: kulit atau perdarahan di
c) Perdarahan mukosa (epistaksis,
a) Berikan hanya larutan isotonik seperti ringer laktat atau asetat. hematokrit, jumlah trombosit. Peningkatan nilai tempat lain.
b) Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium (hematokrit, perdarahan gusi), saluran cerna, tempat
hematokrit yang selalu dijumpai pada DHF c. Derajat III yaitu
trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam. bekas suntikan
merupakan indikator terjadinya perembesan ditemukannya kegagalan
c) Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan jumlah d) Hematemesis atau melena
plasma. sirkulasi, ditandai oleh
cairan secara bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya 3) Trombositopenia < 100.000 / uL
memerlukan waktu 24-48 jam sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah 1) Pada demam dengue terdapat Leukopenia nadi cepat dan lemah,
4) Kebocoran plasma yang ditandai dengan :
pemberian cairan. pada hari kedua atau hari ketiga. tekanan darah menurun
a) Peningkatan nilai hematokrit > 20% dari
4) Apabila terjadi perburukan klinis maka berikan tatalaksana sesuai dengan (20 mmHg atau kurang)
2) Pada demam berdarah terdapat nilai baku sesuai umur dan jenis kelamin
tatalaksana syok terkompensasi. atau hipotensi disertai
trombositopenia dan hemokonsentrasi. b) Penurunan nilai hematokrit > 20%
b. Penatalaksanaan Dengue Hemorrhagic Fever Dengan Syok dengan sianosis disekitar
1) Perlakukan sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit secara nasal. 3) Pada pemeriksaan kimia darah: setelah pemberian cairan yang adekuat
mulut, kulit dingin dan
2) Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti ringer laktat/asetan secepatnya. Hipoproteinemia, hipokloremia, SGPT, 5) Tanda kebocoran plasma seperti :
lembab dan anak tampak
3) Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB SGOT, ureum dan Ph darah mungkin hipoproteinemi, asites, efusi pleura
gelisah.
secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian koloid 10-20 ml/kg meningkat. c. Sindrom syok dengue : Seluruh kriteria DHF
d. Derajat IV yaitu syok
BB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam.
b. Uji Serologi = Uji HI (Hemaglutination diatas disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi
4) Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun berat, nadi tidak teraba
yaitu:
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi: berikan transfusi darah atau Inhibition Test) dan tekanan darah tidak
1) Penurunan kesadaran, gelisah
komponen. c. Uji hambatan hemaglutinasi teratur.
2) Nadi cepat, lemah
5) Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik, d. Uji netralisasi (Neutralisasi Test = NT 3) Hipotensi
tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10 ml/kgBB dalam 2-4 jam test)
dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis laboratorium. 4) Tekanan darah turun < 20 mmHg
e. Uji ELISA anti dengue 5) Perfusi perifer menurun
6) Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36- 48 jam. Perlu
diingat banyak kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu banyak dari f. Rontgen Thorax : pada foto thorax (pada 6) Kulit dingin lembab
pada pemberian yang terlalu sedikit

Anda mungkin juga menyukai