Anda di halaman 1dari 1

Nama : Lisa Widiya Indra Wati

NIM : P07220421023
HIPERBILIRUBIN
Definisi
Klasifikasi
Hiperbilirubinemia adalah suatu
1. Ikterus prehepatik: Disebabkan oleh produksi bilirubin keadaan dimana menguningnya
yang berlebihan  sklera, kulit atau jaringan lain
2. Ikterus hepatic: Disebabkan karena adanya kerusakan akibat perlekatan bilirubuin dalam
sel parenkim hati tubuh atau akumulasi bilirubin
3. Ikterus kolestatik: Disebabkan oleh bendungan dalam dalam darah lebih dari 5mg/ml
saluran empedu  dalam 24 jam, yang menandakan
4. Ikterus neonatus fisiologi: Terjadi pada 2-4 hari setelah terjadinya gangguan fungsional
bayi baru lahir  dari liper, sistem biliary, atau
5. Ikterus neonatus patologis: Terjadi karena factor sistem hematologi.
penyakit atau infeksi.

Manifestasi
Klinis Etiologi

1. Kulit berwarna kuning sampe jingga.


2. Pasien tampak lemah. 1. Gangguan konjugasi bilirubin.
3. Nafsu makan berkurang. 2. Rusaknya sel-sel hepar, obstruksi hepar.
4. Reflek hisap kurang. 3. Pembentukan bilirubin yang berlebihan. 
5. Urine pekat. 4. Keracunan obat (hemolysis kimia : salsilat, kortiko
6. Perut buncit. steroid, kloramfenikol). 
7. Pembesaran lien dan hati. 5. Bayi dari ibu diabetes, jaundice ASI.
8. Gangguan neurologik. 6. Penyakit hemolitik yaitu meningkatnya kecepatan
9. Feses seperti dempul. pemecahan sel darah merah atau disebut juga icterus
10. Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl. hemolitik.
11. Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit 7. Bayi imatur, hipoksia, BBLR dan kelainan sistem saraf
dan membran mukosa. pusat akibat trauma atau infeksi.
12. Jaundice yang tampak 24 jam pertama 8. Gangguan fungsi hati (infeksi) yang disebabkan oleh
disebabkan penyakit hemolitik pada bayi beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat
baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetk langsung merusak sel hati dan sel darah merah.
13. atau infeksi.

Derajat
Penatalaksanaan Kremer

1. Fototerapi : dilakukan apabila telah ditegakkan


hiperbilirubin patologis dan berfungsi untuk
menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja dan
urine dengan oksidasi foto.
2. Transfusi tukar : apabila sudah tidak dapat ditangani
dengan fototerapi atau kadar bilirubin indirek lebih dari
20 mg/dl.
3. Mempercepat proses konjugasi, misalnya pemberian
fenobarbital. Fenobarbital dapat bekerja sebagai
perangsang enzim sehingga konjugasi dapat dipercepat.
4. Memberikan substrat yang kurang untuk transportasi
atau konjugasi. Contohnya ialah pemberian albumin
untuk meningkatkan bilirubion bebas.
5. Menyusui bayi dengan ASI.
6. Terapi sinar matahari (ultraviolet ringan) yaitu dari jam
7-9 pagi.

Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan bilirubin serum :
Ikterus fisiologis pada bayi cukup bulan, kadar bilirubin yang mencapai puncak 10-12 mg/dl. Sedangkan pada bayi
prematur, dengan kadar bilirubin yang mencapai puncak 15 mg/dl.
2. Ultrasound untuk mengevaluasi anatomi cabang kantong empedu.
3. Radioisotope scan dapat digunakan untuk membantu membedakan hepatitis dari atresia biliary.
4. Bilirubin total :
Kadar direk (terkonjugasi) bermakna jika melebihi 1,0-1,5 mg/dl, yang mungkin dihubungkan dengan sepsis. Kadar
indirek (tidak terkonjugasi) tidak boleh melebihi peningkatan 5 mg/dl dalam 24 jam, atau tidak boleh lebih dari 20
mg/dl pada bayi cukup bulan atau 15 mg/dl pada bayi praterm (tergantung pada berat badan).
5. Hitung darah lengkap :
Hemoglobin (Hb) mungkin rendah (kurang dari 14 g/dl) karena hemolisis. Hematokrit (Ht) mungkin meningkat
(lebih besar dari 65%) pada polisitemia, penurunan (kurang dari 45%) dengan hemolisis dan anemia berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai