DAN PALIATIF
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PALIATIF
DENGAN PENYAKIT GAGAL HEPAR
Disusun oleh:
SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga penyusunan Makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata
kuliah “Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif ” dengan judul “Makalah Asuhan Keperawatan Pada
Penyakit Gagal Hepar”.
Terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal Dan Paliatif
yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Kritis. Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami ini,
di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit hati adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakit-penyakit
dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur dan fungsi dari
hati. Efek-efek jangka panjang tergantung dari kehadiran tipe penyakit hatinya. Contohnya,
hepatitis kronis dapat menjurus ke: Gagal hati, Penyakit-penyakit pada bagian lain tubuh,
seperti kerusakan ginjal atau jumlah darah yang rendah, Sirosis hati. Efek-efek jangka
panjang lainnya dapat termasuk: Encephalopathy adalah memburuknya fungsi otak yang
dapat berlanjut ke koma, Gastrointestinal bleeding (perdarahan gastrointestinal). Ini termasuk
perdarahan esophageal varices, yang merupakan pembesaran vena yang abnormal di
esophagus dan/atau didalam perut, Kanker hati, Peptic ulcers, yang mengikis lapisan
perut/lambung.
Gagal hati akut (ALF) adalah kondisi umum di mana kerusakan cepat fungsi hati pada
koagulopati dan perubahan dalam status mental dari individu yang sebelumnya sehat. Gagal
hati akut sering mempengaruhi orang-orang muda dan membawa kematian sangat tinggi.
Kegagalan hati akut Istilah ini digunakan untuk menggambarkan perkembangan koagulopati,
biasanya dengan rasio normalisasi internasional (INR) lebih besar dari 1,5, dan setiap tingkat
perubahan mental (ensefalopati) pada pasien tanpa sirosis hati dan dengan penyakit kurang
dari 26 minggu durasi.
Gagal hati akut adalah istilah yang luas yang mencakup baik kegagalan hati fulminan
(FHF) dan kegagalan hati subfulminant (atau akhir-onset kegagalan hati). Kegagalan hati
fulminan umumnya digunakan untuk menggambarkan perkembangan ensefalopati dalam
waktu 8 minggu dari timbulnya gejala pada pasien dengan hati yang sebelumnya sehat.
Kegagalan hati Subfulminant dicadangkan untuk pasien dengan penyakit hati sampai 26
minggu sebelum pengembangan ensefalopati hati.
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu bagaimana asuhan keperawatan paliatif pada
penyakit gagal hepar?
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan paliatif pada penyakit gagal hepar
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan makalah ini yaitu:
a. Menjelaskan konsep gagal hepar
b. Menjelaskan asuhan keperawatan paliatif pada penyakit gagal hepar
C. Manfaat
Setelah kegiatan pembelajaran di harapkan peseta mampu:
1. Dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam pengenbangan mata ajaran keperawatan
paliatif
2. Praktisi dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam memberikan asuhan keperawatan
paliatif pada pasien
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada makalah ini terdiri dari empat bab yaitu bab I terdiri dari latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan, bab II terdiri dari
telaah pustaka, bab III terdiri dari pembahasan dan bab IV penutup terdiri dari
kesimpulan dan penutup.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Penyakit hepar adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakit dan
infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan, struktur dan fungsi dari hati. Kegagalan hati
adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan, kemunduran fungsi hati yang sangat berat.
Gagal hati, atau secara medis disebut sirosis hati, merupakan kondisi kerusakan hati yang
bersifat progresif. Sel-sel hepatosit di hati yang berfungsi untuk menetralkan racun,
membentuk protein dan zat pembekuan darah, serta pengatur metabolisme hormon
mengalami kerusakan dan berubah menjadi jaringan parut. Kondisi ini menyebabkan hati
tidak bisa lagi berfungsi optimal sebagaimana mestinya.
Jaringan parut di hati menyebabkan hati mengeras, sehingga darah tidak bisa mengalir
masuk ke dalam hati. Kondisi ini menyebabkan aliran darah di seluruh tubuh pun ikut
terganggu.
Penyakit liver adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakit- penyakit
dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur dan fungsi dari
hati.
Gagal hati akut terjadi ketika hati dengan cepat kehilangan kemampuan untuk berfungsi.
Biasanya gagal hati berkembang secara perlahan-lahan selama bertahun-tahun. Tetapi pada
kasus gagal hati akut, dapat berkembang dalam hitungan hari.
Gagal hati akut dapat menyebabkan banyak komplikasi, termasuk perdarahan yang
berlebihan dan peningkatan tekanan di otak. Istilah lain untuk gagal hati akut adalah
fulminant hepatic failure.
Gagal hati akut adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan rawat inap. Beberapa
penyebab gagal hati akut dapat diatasi dengan pengobatan. Namun dalam situasi lain,
transplantasi hati mungkin satu-satunya obat untuk gagal hati akut.
B. Etiologi
Gagal hepar dapat disebabkan oleh kerusakan-kerusakan bawaan sejak lahir atau
kelainan-kelainan hati yang hadir pada kelahiran, kelainan-kelainan metabolisme atau
kerusakan dalam proses dasar tubuh, suatu kondisi yang bervariasi termasuk infeksi virus,
serangan bakteri, dan perubahan kimia atau fisik didalam tubuh. Penyebab yang paling
umum dari kerusakan hati adalah kurang gizi (malnutrition), terutama yang terjadi dengan
kecanduan alkohol atau keracunan oleh racun, obat-obat terentu yang merupakan racun bagi
hati, Trauma atau luka. Jika hati menjadi radang atau terinfeksi, maka kemampuannya untuk
melaksanakan fungsi-fungsi ini jadi melemah. Pemicu terjadinya gagal hati ini bisa jadi
diakibatkan oleh virus hepatitis, perlemakan hati (fatty liver) atau akibat konsumsi alkohol
yang berlebihan. Sebagian besar hati harus terlebih dahulu mengalami kerusakan sebelum
terjadinya kegagalan hati.
C. Patofisiologi
Pada keadaan normal hati berfungsi menyaring semua sari makanan dan membuang
racun yang terkandungnya dan kemudian dibuang ke saluran pembuangan dalam tubuh. Hati
juga berfungsi mengubah zat gizi untuk dijadikan energy, hormon, dan pembekuan darah
serta kekebalan tubuh.
Fungsi lain dari hati yakni menyimpan vitamin, mineral dan zat gula mengatur lemak
dalam tubuh. Jika hati tidak mampu bekerja sebagaimana mestinya, itulah yang di sebut
sebagai gagal hati.
1. Anatomi
Hati adalah organ terbesar dan terpenting di dalam tubuh. Hati adalah organ intestinal
terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau lebih 25% berat badan orang dewasa dan
merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi sangat kompleks yang menempati
sebagian besar kuadran kanan atas abdomen. Batas atas hati berada sejajar dengan ruangan
interkostal V kanan dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII
kiri. Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat celah transversal sepanjang
3 cm dari sistem porta hepatis. Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus
oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang
berukuran kira-kira 2 kali lobus kiri. Hati terbagi 6 segmen dengan fungsi yang berbeda.
Pada dasarnya, garis cantlie yang terdapat mulai dari vena cava sampai kandung empedu
telah membagi hati menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan adanya daerah dengan
vaskularisasi relatif sedikitf kadang-kadang dijadikan batas reseksi. tidur.
2. Fisiologi
Hati adalah suatu organ penting terletak di kwadran kanan atas abdomen. Dia bertanggung
jawab untuk:
Fungsi metabolik hati:
1. Metabolisme glukosa
Setelah makan glukosa diambil dari darah vena porta oleh hati dan diubah menjadi
glikogen yang disimpan dalam hepatosit. Selanjutnya glikogen diubah kembali
menjadi glukosa dan jika diperlukan dilepaskan ke dalam aliran darah untuk
mempertahankan kadar glukosa yang normal. Glukosa tambahan dapat disintesis
oleh hati lewat proses yang dinamakan glukoneogenesis. Untuk proses ini hati
menggunakan asam-asam amino hasil pemecahan protein atau laktat yang
diproduksi oleh otot yang bekerja.
2. Konversi amonia
Penggunaan asam-asam amino untuk glukoneogenesis akan membentuk amonia
sebagai hasil sampingan. Hati mengubah amonia yang dihasilkan oleh proses
metabolik ini menjadi ureum. Amonia yang diproduksi oleh bakteri dalam
intestinum juga akan dikeluarkan dari dalam darah portal untuk sintesis ureum.
Dengan cara ini hati mengubah amonia yang merupakan toksin berbahaya menjadi
ureum yaitu senyawa yang dapat diekskresikan ke dalam urin.
3. Metabolisme protein
Organ ini mensintesis hampir seluruh plasma protein termasuk albumin, faktor-
faktor pembekuan darah protein transport 8 yang spesifik dan sebagian besar
lipoprotein plasma. Vitamin K diperlukan hati untuk mensintesis protombin dan
sebagian faktor pembekuan lainnya. Asam-asam amino berfungsi sebagai unsur
pembangun bagi sintesis protein.
4. Metabolisme lemak
Asam-asam lemak dapat dipecah untuk memproduksi energi dan benda keton.
Benda keton merupakan senyawa-senyawa kecil yang dapat masuk ke dalam aliran
darah dan menjadi sumber energi bagi otot serta jaringan tubuh lainnya. Pemecahan
asam lemak menjadi bahan keton terutama terjadi ketika ketersediaan glukosa
untuk metabolisme sangat terbatas seperti pada kelaparan atau diabetes yang tidak
terkontrol.
5. Penyimpanan vitamin dan zat besi
6. Metabolisme obat
Metabolisme umumnya menghilangkan aktivitas obat tersebut meskipun pada
sebagian kasus, aktivasi obat dapat terjadi. Salah satu lintasan penting untuk
metabolisme obat meliputi konjugasi (pengikatan) obat tersebut dengan sejumlah
senyawa, untuk membentuk substansi yang lebih larut. Hasil konjugasi tersebut
dapat diekskresikan ke dalam feses atau urin seperti ekskresi bilirubin.
7. Pembentukan empedu
Empedu dibentuk oleh hepatosit dan dikumpulkan dalam kanalikulus serta saluran
empedu. Fungsi empedu adalah ekskretorik seperti ekskresi bilirubin dan sebagai
pembantu proses pencernaan melalui emulsifikasi lemak oleh garam-garam
empedu.
8. Ekskresi bilirubin
Bilirubin adalah pigmen yang berasal dari pemecahan hemoglobin oleh sel-sel pada
sistem retikuloendotelial yang mencakup sel-sel kupfer dari hati. Hepatosit
mengeluarkan bilirubin dari dalam darah dan melalui reaksi kimia mengubahnya
lewat konjugasi menjadi asam glukuronat yang membuat bilirubin lebih dapat larut
didalam larutan yang encer. Bilirubin terkonjugasi diekskresikan oleh hepatosit ke
dalam kanalikulus empedu didekatnya dan akhirnya dibawa dalam empedu ke
duodenum.
a. Aplastic anemia, suatu keadaan dimana sumsum tulang (bone marrow) tidak dapat membuat sel-
sel darah
b. Ascites, terkumpulnya cairan didalam abdomen
c. Edema atau bengkak dibawah kulit
d. Encephalopathy, kelainan yang mempengaruhi fungsi-fungsi otak
e. Hati yang membesar dan perih (sakit)
f. Limpa membesar
g. Perubahan dalam status mental atau tingkat kesadaran
h. Rentan terhadap perdarahan
b. Penatalaksanaan
1. Perawatan setingkat ICU yang potensial meliputi pengawasan dan perawatan ICP, hemodinamik, dan
alat bantu ventilator, anti-koagulopati, pengawasan dan penanganan secara agresif terhadap infeksi
tetesan D10 untuk hipoglikemia dll
2. Penatalaksanaan penyebab spesifik (N-asetilsistein untuk asetaminofen, kortikosteroid terhadap
hepatitis aotoimun, terapi khelasi terhadap penyakit wilson dll
3. Pengobatan bergantung pada penyebab dan gambaran klinis tertentu
4. Makanan di awasi dengan ketat
5. Intake protein di pantau dengan seksama karena terlalu banyak protein akan menyebabkan kelainan
fungsi otak dan terlalu sedikit bisa menyebabkan penurunan berat badan.
6. Intake garam dibatasi untuk mengatasi pengumpulan cairan di perut
7. Alkohol harus di hindari dapat memperburuk kerusakan hati.
8. Transplantasi hepar jika prognosisnya buruk
c. Pengkajian
a. Data Subjektif
1. Keluhan: anoreksia, mual, muntah, nyeri abdomen
2. Kulit, selaput lender, sclera: kekuning-kuningan, gatal, urine berawrna kuning tua dan berbuih.
3 Kebiasaan: merokok, minum alcohol, obat-obatan terlarang,
b. Data Objektif
1. Tanda Vital : tekanan darah menunjukkan tekanan darah ortostatik
2. Status cairan dan elektrolit : deficit volume, pendarahan, dehidrasi akibat retensi natrium dan air.
3. Abdomen : gerakan peristalsis (auskultasi), distensi abdomen, nyeri tekan, pembesaran hepar dan
limpa, asites, dilatasi vena pada abdomen (kaput medusa).
d. Diagnosa keperawatan
1. Defisit nutrisi b.d ketidak mampuan mengabsorbsi nutrisi (D.0019)
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. (D.0056)
4. Resiko perdarahan b.d gangguan fungsi hati (D.0012)
f. Intervensi
Berikut ini diuraikan recana asuhan keperawatan pada klien dengan gagal hati (Hepar),
meliputi diagnosis keperawatan, tindakan keperawatan, dan kriteria keberhasilan tindakan
(riteria evaluasi).
1. Defisit nutrisi b.d ketidak mampuan mengabsorbsi nutrisi (D.0019)
Intervensi
- Pantau status nutrisi
- Indentifikasi kebutuhan kaloro dan jenis nutrisi
- Monitor asupan makanan
- Berikan makanan tinggi kalori (rendah protein dan garam sesuai keadaan pasien)
- Makanan rendah serat, tanpa bumbu, tidak pedas
Rasional
a. Diet sesuai dapat membentuk regenerasi sel-sel hepar.
b. rendah serat untuk mencegah iritasi pada varises
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
(D.0056)
Intervensi
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dana tau aktif
- Monitor tingkat toleransi aktivitas
- Periksa kontraindikasi latihan
- Beri oksigen sesuai indikasi.
Rasional
a. Meningkatkan kekakuan/stamina dan memampukan pasien menjadi lebih akti! tanpa
kelelahan yang berarti.
b. Toleransi sangat bergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi, keseimbangan
cairan dan reaksi terhadap aturan terapeutik.
c. Adanya hifoksia menurunkan keseediaan O2 untuk ambilan seluler dan memperberat
keletihan.
4. Resiko perdarahan b.d gangguan fungsi hati (D.0012)
Intervensi
- monitor tanda dan gejala pendarahan
- Monitor tanda tanda vital ortostatik
- pertahankan bed rest selama pendarahan
Rasional:
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gagal hati adalah hati tidak mampu bekerja sebagaimana mestinya. Hati tidak dapat bekerja
sebagaimana fungsinya sehingga hati paling umum terjadi suatu kerusakan fungsi atau kerusakan
hati adalah kurangnya gizi (malnutrition), maka kemampuannya untuk melaksanakan fungsi-
fungsi ini jadi melemah.
1. Kerusakan-kerusakan bawaan sejak lahir atau kelainankelainan hati yang hadir pada kelahiran
Gunakan analgesik sesuai panduan penatalaksanaan nyeri dari WHO : “ anak tangga
analgesik “
Muntah –Mual
–Terapi : metoclopamide
Lemah
–Penyebab : anemia
Perawatan yang mengintegrasikan aspek psikologis dan spiritual, sosial, budaya dari pasien
dan keluarganya, termasuk dukungan saat berkabung.
Memberi sistim dukungan untuk mengusahakan pasien sedapat mungkin tetap aktif sampai
kematiannya.
Memberi sistim dukungan untuk menolong keluarga pasien melalui masa sakit pasien, dan
sewaktu masa perkabungan