Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
SYOK HIPOVOLEMIK

NAMA :
MEICE TRESIA SIDABARIBA
KELAS :
A2/7
NIM : 1814201061

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN


INDONESIA MANADO 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan
tuntunannya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan kemampuan saya.dan apabila
ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini saya mohon maaf dan jika ada
kritikan dan saran yang dapat membangun agar makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN :
A. DEFINISI …………………………………………………………
B. ETIOLOGI…………………………………………………………
C. TANDA DAN GEJALA…………………………………………..
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG…………………………………
E. PATOFISIOLOGI …………………………………………………
F. PENATALAKSAAN ……………………………………………..
G. KOMPLIKASI ……………………………………………………
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN :
A. PENGKAJIAN ……………………………………………………
B.DIAGNOSA KEPERAWATAN …………………………………..
BAB III PENUTUP :
A. KESIMPULAN……………………………………………………
B. SARAN……………………………………………………………
DARTAR PUSTAKA ……………………………………………….
BAB 1
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Syok hipovolemik mengacu pada suatu kondisi di mana darah, plasma,
atau kehilangan cairan yang menyebabkan penurunan sirkulasi darah dan cardiac
output. Hal ini menyebabkan kegagalan multiorgan karena perfusi jaringan yang
tidak adekuat (Hammond and Zimmermann, 2017).Syok hipovolemik adalah
hilangnya volume dapat menurunkan preload yang menyebabkan penurunan curah
jantung, tekanan darah serta gangguan perfusi jaringan (Ramdani B., 2016). Syok
hipovolemik terjadi karena volume intravaskuler berkurang akibat perdarahan,
kehilangan cairan akibat diare, luka bakar, muntah, dan third space loss, sehingga
menyebabkan pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel tidak adekuat (Leksana, 2015).
Syok hipovolemik merupakan keadaan berkurangnya perfusi organ dan
oksigenasi jaringan yang disebabkan gangguang kehilangan akut dari darah (syok
hemorragic) atau cairan tubuh yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan.
Penyebab terjadinya syok hipovolemik diantaranya adalah diare, luka bakar,
muntah, dan trauma maupun perdarahan karena obstetri (Ganesha, 2016).
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa syok
hipovolemik dapat terjadi karena berkurangna volume intravaskuler yang dapat
menyebabkan gangguan hemodinamik dan tidak adekuatnya hantaran oksigen ke
seluruh tubuh dan gangguan pada perfusi jaringan tubuh.

B. ETIOLOGI
- Pendarahan
- Pendarahan yang terlihat (pendarahan dari luka dan hematemesis dari tukak
lambung)
- Pendarahan yang tidak terlihat (seperti pendarahan pada tukak
duodenium,cidera limpa)
- Kehilangan plasma :
- Luka bakar luas
- Deskuamasi kulit
- Sindrom dumping
- Kehilangan cairan ektraseluler :
- Muntah
- Dehidrasi
- Diare
- Dibetes insipidus
C. TANDA DAN GEJALA
Gambaran klinis pada syok hipovolemik meliputi sebagai berikut (Ramdani, 2016):
 Takipnea, menyebabkan alkalosis respiratorik, kompensasi untuk
 asidosis metabolik ; pernapasan tanpa bantuan
 Takikardia, denyut perifer rendah atau tidak ada, tekanan nadi sempit,
 pengisian ulang kapiler lambat, hipotensi
 Kulit dingin, pucat, kehitam-hitaman, sianotik, terdapat bercak, diaforetik
 terutama pada ekstemitas
 Perubahan pada tingkat kesadaran (biasanya somnolen sampai sopor)
 Oligouria

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) pemeriksaan penunjang yangdilakukan pada pasien
dengan syok hipovolemik adalah sebagai berikut:
a. Kultur darah
b. Kimia Serum seperti elektrolit, BUN dan kreatinin
c. DPL dan profil koagulasi
d. AGD (Analisa Gas Darah) dan Oksimetri nadi
e. Pemeriksaan curah jantung
f. Laktat Serum
g. Urinalisis dengan berat jenis, osmoralitas, dan elektrolit urin
h. EKG
i. Tes fungsi ginjal dan hati

E. PATOFISIOLOGI
Syok hipovolemik atau status syok akibat dari kehilangan volume cairan sirkulasi dapat
di akibatkan oleh berbagai komdis yang secara bermakna menguras volume darah
normal,plasma,atau air. Patolgi dasar ,tanpa memperhatikan tipe kehilangan cairan yang
pasti,dihubungkan dengan deficit volume atau tekanan sirkulasi actual.penurunan volume cairan
sirkulasi menurunkan aliran balik vena,yang mengurangi curah jantung dan karenannya
menurunkan tekanan darah.penurunan curah jantung disebabkan oleh penurunan volume preload
walaupun terdapat kompensasi peninggian resistensi vaskuler,vasokonstriksi dan takikradia.
(Dewi,Rismala 2013)
Kegagalan sirkulasi menyebabkan hantaran oksigen (DO) ke jaringan berkurang diikuti
dengan penurunan tekanan oksigen parsial (pO).pada saat terjadi penurnan pO sampai pada titik
kritis,maka fosforilasi oksidatif yang bergantung pada oksigen akan menggeser metabolism,ari
aerob menjadi anaerob,sehingga kadar laktat darah meningkat dan menyebabkan terjadinya
asidosis laktat. Hantaran oksigen dipengaruhi oleh kandungan oksegen darah arteri (CaO) dan
curah jantung.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Kimia serum seperti eletrolit ,BUN oksumetri nadi
- DPL dan profil koagulasi
- AGD (analisa gas darah ) dan ksimetri nadi
- Pemeriksaan curah jantung
- Laktat serum
- Urinalisi dengan berat jenis, osmoralitas, dan elektrolit urin
- EKG

G. PENATALAKSANAAN
Pengkajian yang menyeluruh terhadap masalah pasien yang muncul dapat
mengungkapkan faktor resiko terjadinya syok hipovolemik. Pasien yang
mengalami kehilangan darah yang signifikan karena perdarahan lambung atau
ruptur hati atau limfa akibat trauma membutuhkan penggantian volume sirkulasi
darah secara cepat untuk mencegah akibat hipovolemia. Baik pasien yang amat
muda dan lansia yang beresiko tinggi mengalami hipovolemia yang mungkin
disebabkan oleh dehidrasi berat atau penyakit medis lainnya dibandingkan akibat
trauma.
Penatalaksanaan syok hipovolemik diantara lain yaitu :
 Pastikan jalan napas pasien dan sirkulasi dipertahankan. Berikan ventilator
tambahan sesuai kebutuhan.
 Perbaiki volume darah sirkulasi dengan pengganti cairan dan darah cepat
sesuai ketentuan untuk mengoptimalkan preload jantung,mempernaiki
hipotensi, dan mempertahankan perfusi jaringan.
 Pertahankan surveilens keperawatan terus menerus terhadap pasien total –
tekanan darah, denyut jantung,pernapasan suhu, dan warna.
 Tinggikan kaki sedikit untuk memperbaiki sirkulasi serebral lebih baik
dan mendorong aliran darah vena kembali ke jantung (posisi ini
kontraindikasi pada pasien cedar kepala).
H. KOMPLIKASI
1. Kegagalan multi organ akibat penurunan alidarn darah dan hipoksia jaringan yang
berkepanjangan.
2. Sindrom distress pernapasan desawa akibat destruksi pertemuan alveolus kapiler
karena hopoksia
3. DIC (koagulasi intravascular diseminati) akibat hipoksia dan kematian jaringan
yang luas sehingga terjadi berlebihan jenjang koagulasi.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOVOLEMIK

A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian primer
a) Airway
Penilaian kepatenan jalan napas,meliputi pemeriksaan mengenai adanya obstruksi
jalan napas,adanya benda asing.
b) Breathing
Penilaian frekuensi jalan napas ,apakah ada penggunaan otot bantu pernapasan
retraksi dinding dada, adanya sesak napas, palpasi pengembangan paru, kaji
adanya ronchi suara napas seperti roncho,wheezing, dan kaji adanya trauma pada
dada.
c) Circulacion
Pada pengkajian sirkulasi dilakukan pengkajian tentang volume darah dan cardiac
output serta adanya perdarahan.
d) Disability
Nilai tingkat kesadaran ,GCS, serta ukuran dan reaksi pupil.gejala syok seperti
kelemahan,penglihatan kabur,dan kebingungan.
e) Exprosure
Dilakukan yaitu menentukan apakah pasien mengalami cedera tertentu.

2. Pengkajian sekunder.

a. Keadaan umum (GCS)


b. System pernapasan
Kaji pernapasan pasien ,otot bantuan napas,suara napas tambahan,kaji apakah
paseien mengalami dyspnea,takipnea,dan bradipnea.
c. System kardiovaskular
Nadi,sianosis dan nyeri pada dada.
d. System hematologi
e. System eliminasi
Kaji pengeluaran cairan, urine pada pasien dan turgor kulit.
f. System neurologis
Kaji klien mengalami nyeri kepala, mengalami crdera medulla spinalis.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung
2. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan sirkulasi darah ke perifer

 Intervensi keperawatan

1. penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung

- Intervensi utama : perawatan jantung

o Observasi
 mengidentifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
 mengidentifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung
 Minitor tekanan darah
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor keluhan nyeri dada
 Monitor EKG 12 sadapan
 Minitor nilai labotarium jantung
 Periksa tekanan darah dan frekuensi nadai sebelum dan sesudah
aktivitas.
o Terapeutik
 Posisikan semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau
posisi nyaman.
 Fasilitasi pasien dan kluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
 Berikan oksigen untuk mempertahankan satu rasi oksigen >94%

o Edukasi
 Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
 Anjurkan beraktivitas secara bertahap
o Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian anti aritma,jika perlu
 Kolaborasi Rujuk ke program rehabilitasi jantung
2. perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan sirkulasi darah ke perifer
- Intervensi utama : perawatan sirkulasi

o Observasi
 Monitor sirkulasi perifer (mis: nadi perifer,edema,warna suhu)
 Mengidentifikasi factor resiko gangguan sirkulasi
(mis: diabetes,peroko,hepertensi, dan kadar kolestrol).
 Monitor panas,kemeraha, nyeri, atau bengkak pada elsernitas.
o Terapeutik
 Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area perfusi
 Hindari pengukuran tekanan darah pada eksternitas dengan
keterbatasan perfusi
 Hindari pemasangan tornuquet pada area yang cedera
 Lakukan hidrasi
o Edukasi
 Anjurkan berhenti merokok
 Anjurkan berolaraga rutin
 Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah,antikoagulan,
dan penurun kolestrol, jika perlu
 Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik
dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan
perfusi yang menuju ke organ-organ vital tubuh, sehingga mengakibatkan disfungsi
organ dalam tubuh. Salah satunya adalah syok hipovolemik, syok hipovolemik.
Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akaibat berkurangnya volume plasma di
intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat (hemoragik). Perdarahan
akan menurunkan tekanan pengisian pembuluh darah rata-rata dan menurunkan aliran
darah balik ke jantung. Hal inilah yang menimbulkan penurunan curah jantung (heart
pulse rate). Ketika heart pulse rate turun, ketahanan vaskular sistemik akan berusaha
untuk meningkatkan tekanan sistemik guna menyediakan perfusi yang cukup bagi
jantung dan otak melebihi jaringan lain seperti otot, kulit dan khususnya traktus
gastrointestinal. Kebutuhan energi untuk pelaksanaan metabolisme di jantung dan
otak sangat tinggi tetapi kedua sel organ itu tidak mampu menyimpan cadangan
energi. Jika hal ini terus berlanjut maka satu persatu organ tubuh akan mati dan
berujung dapat menyebabkan kematian.

B. SARAN
Bagi korban yang terkena syok, utamanya syok yang bersifat hipovolemik
harus mendapatkan penangana secara langsung, Karena jika tidak dapat ditangani
secara cepat dan tepat, maka satu persatu organ mengalami disfungsi dan mati
sehingga berujung pada kematian.
DAFTAR PUSTAKA

Boughman dan diane, c.(2018) keperawatan medical bedah: buku saku dari brunner dan
suddart.jakarta:EGC
DEWI,E,dan Rahayu,S.(2016).kegawaddaruraatan syok hipovolemik.solo:FIK UMS
Hardisman.(2016).memahami patofisiologi dan askep klinis syok hipovolemik.jurnal kesehatan
andalas.2 (3). 1-5.
Ramdani,B syok hipovolemik 2016.http://www.pustakadokter.com.2016/11/12/syok
hipovolemik.diakses pada tanggal 1 desember 2018

Anda mungkin juga menyukai