Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pendekatan berbasis masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan akhir

Perawatan Paliatif berusaha untuk memberikan yang terbaik dari praktik klinis untuk
tujuan kenyamanan serta kualitas hidup bagi individu dan keluarga yang hidup dengan
penyakit lanjut. Untuk mencapai tujuan itu, telah menjadi fokus khusus dalam bidang
kedokteran dan keperawatan. Perawatan kesehatan seringkali sangat penting dalam
kehidupan orang yang akan meninggal. Namun, kematian pada dasarnya bersifat pribadi.
Hidup dengan penyakit tidak berarti seluruh spektrum dari kegiatan sehari-hari yang biasa
termasuk tugas dasar perawatan diri dan pengasuhan keluarga, hingga pengalaman
eksistensial atau spiritual yang ditimbulkan oleh kematian dan kesedihan. Dalam merawat
mereka yang penyakitnya telah berkembang melampaui kesembuhan atau kontrol yang
substansial, dokter bijaksana untuk mengingat peran bawahan, meskipun penting, yang
perawatan kesehatan dimainkan dalam kehidupan orang-orang yang sakit. Dalam perawatan
paliatif, keutamaan dan prioritas diberikan sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan pribadi orang-
orang.

a. Sifat Pribadi dari Penyakit dan Kematian

Perawatan paliatif berusaha untuk memberikan yang terbaik dari praktek klinis untuk
mencapai kenyamanan dan kualitas hidup bagi individu dan keluarga yang hidup dengan
penyakit yang berat . Kebanyakan upaya untuk meningkatkan akhir dari kualitas hidup
seseorang perawat berfokus pada peningkatkan kualitas hidup pasien yang sakit parah dan
keluarganya, memberikan pendidikan bagi keluarga untuk ikut serta dalam pengobatan
penyakit, pengasuhan, penyelenggraan kematian, dan tidak larut dalam kesedihan.Dalam
perawatan paliatif, perioritas utama yang dilakukan adalah meingkatkan nilai-nilai pribadi
sesorang pasien yang sakit serta fokus memberikan perawatan terapeutik pada pasien dan
keluarganya. Meskipun keluarga merupakan hubungan darah yang diperoleh dari hasil
perkawinan, tetapi saat ini telah banyak keluarga kontemporer yaitu keluarga dengan
hubungan pertemanan dan persahabatan. Jika seseorang tiba-tiba lumpuh dan belum
menikah atau tinggal sendirian mungkin awalnya dianggap tidak memiliki keluarga tetapi ia
memiliki keluarga kontemporer yang didefinisikan oleh ikatan persahabatan dan cinta abadi.
Komunitas ada dalam lingkungan, tempat kerja, dan situs ibadah, serta dalam asosiasi yang
dibentuk oleh kepentingan umum dan kegiatan seperti sekolah, klub sosial dan layanan, dan
rekreasi, hal inilah yang mampu membentuk hubungan keluarga kontemporer atau keluarga
tidak sedarah.
Komunitas tertentu dapat berbagi cerita hidup dalam melalui pengalaman-pengalaman
yang sulit sekaligus berbagi pengalmana tentang hidup dalam masyarakat. Meskipun perawat
merupakan komponen penting dari respon masyarakat tetapi perawat tidak dapat memenuhi
seluruh kebutuhan individu dan keluarga, kekhawatiran, dan tantangan. Oleh karena itu,
penting untuk mengembangkan program-program peningkatan kualitas yang mencakup aspek
baik nonmedis dan medis dalam konteks masyarakat luas. Komunitas yang kompak akan
menawarkan kerjasama dan menerima tanggung jawab- dan kewajiban yang berdasarkan
kepentingan bersama, selain itu perilaku orang-orang di komunitas mencerminkan rasa
memiliki dan bersama-sama menghadapi kehidupan yang dijalani.

Budaya mengacu pada atribut yang secara kolektif mencirikan sebuah komunitasnilai-
nilai yang dikanini, sikap, asumsi, sejarah, harapan, ketakutan, dan interaksi sosial. Nilai-nilai
budaya, sikap, harapan, dan cara berinteraksi ditanamkan secara individual pada awal masa
kanak-kanak yang diajarkan di rumah, di sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat.
pergeseran spontan dalam budaya cenderung terjadi secara perlahan-lahan. Perubahan dalam
sikap dan pola perilaku dapat terjadi pada tiap generasi dengan adanya berita nasional seperti
kematian seorang tokoh yang dihormat atau selebriti yang terkenal, membawa media dan
perhatian publik terhadap isu-isu dan memberikan kontribusi untuk pergeseran harapan
budaya.

b. Paradigma peningkatan akihir dari kualitas

Pendekatan seluruh masyarakat terhadap peningkatan kualitas akhir pengalaman hidup


mengalir dari kerangka kerja konseptual yang mendukung penelitian dan program evaluasi
dan memberikan kontribusi untuk dialog dan aksi masyarakat. Stewart dan coworkers
mengembangkan sebuah model konseptual yang mengidentifikasi konsep dari end of life
yaitu perawatan klinis dan pasien dan perawatan kesehatan keluarga terkait pengalaman
kunci. Tujuan dari model Stewart adalah untuk mengintegrasikan kualitas hidup dan kualitas
indikator kesehatan.

Intervensi seluruh masyarakat dapat mempengaruhi pengalaman individu dan keluarga


secara c tidak langsung tapi nyata, dengan menciptakan suasana yang lebih mendukung
masyarakat dan kehidupan masyarakat dalam hal penyakit, sekarat, pengasuhan, dan
kesedihan. Kerangka peningkatan kualitas berbasis masyarakat ini menekankan nilai-nilai
dan harapan (termasuk harapan dan ketakutan) dan menilai tingkat kesesuaian antara nilai-
nilai atau harapan dan hasil yang berpengalaman atau diamati. Nilai-nilai budaya masyarakat
kuat dan sulit untuk berubah.

Atribut lain dari budaya yang lunak dan jika ditargetkan secara khusus, dapat
menyebabkan massa kritis, atau titik kritis, dan mengubah budaya. Dengan memperkuat
nilai-nilai yang berlaku, mengoreksi kesalahpahaman, dan memperhatikan interaksi yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai yang telah ada dapat mempertahankan budaya yang telah ada.
Upaya peningkatan kualitas berbasis masyarakat beroperasi pada uji-asumsi.

Pada kehidupan masyarakan ditemukan bahwa individu tidak cukup mempersiapkan


untuk pengalaman akhir hidup mereka. Banyak dari mereka memiliki kesalahpahaman yang
dapat mempengaruhi perawatan dan meningkatkan perbedaan antara apa yang kita harapkan
dan apa yang terjadi. Pilihan yang telah diambil individu sering tidak konsisten dengan apa
yang kita nilai, keinginan, dan berharap untuk memberikan atau menerima.

Peningkatan kualitas difokuskan pada :

 pelayanan formal dan perawatan yang didokumentasikan sesuai dengan standar yang
diakui untuk praktek profesional
 Pola umum dari praktek profesional dan interaksi sosial informal yang berada selaras
dengan nilai-nilai yang berlaku dan harapan dan akibatnya berkontribusi untuk hasil
yang tidak diinginkan.

Untuk membantu pasien, dokter dan perawat menilai ketidaknyamanan fisik dengan Task
Force yang berisi skala nyeri dalam format bookmark. Nyeri kini dipantau sebagai tanda
penting pada pusat kesehatan. Hal yang harus dilakukan perawat yaitu melakukan penilaian
nyeri dan manajemen dan serta mengevaluasi dari memonitor dan manajemen nyeri yang
telah dilakukan.

c. Pendekatan Melalui Budaya

Meskipun krisis nasional mengelilingi cara orang dirawat dan cara mereka mati, penuaan
dan kematian terjadi pada satu orang dan satu keluarga pada suatu waktu. Penyedia
perawatan paliatif dapat bertindak secara klinis dan budaya. Dalam mengambil perawatan
terbaik yang mungkin dari setiap pasien dan keluarga, dokter dapat berkontribusi untuk
kesehatan komunitas mereka. Dengan melakukan hal itu, mereka dapat berkontribusi pada
pematangan budaya dan menegaskan perjanjian sosial untuk saling memelihara satu sama
lain hingga akhir kehidupan.

Membangun pengetahuan tentang perawatan kesehatan sebagai suatu sistem, Qual Manage
Health Care 19975 (3) -12 Bertindak Secara Klinis, Berpikir Nilai-nilai budaya yang
Afirmatif secara Kultural mengenai pengalaman dan perawatan di akhir kehidupan
merupakan hal yang lazim dan menambah upaya berbasis masyarakat untuk meningkatkan
kualitas kehidupan akhir. Sayangnya, ada juga kesalahpahaman dan harapan yang rendah
tentang penyakit, pengasuhan, kematian, dan kesedihan. Orang mengantisipasi penderitaan
dan berharap hal itu dapat dihindari atau ditekan. Jarang periode penurunan terkait usia yang
dianggap sebagai masa hidup yang berpotensi berharga. Dokter perawatan paliatif secara
empiris tahu bahwa masa-masa sulit ini juga tak terhindarkan dan bisa menjadi peristiwa
yang sangat bermakna dalam sejarah pasien dan keluarga mereka. Di bawah kondisi
perawatan komprehensif, manajemen gejala yang efektif dan dukungan sosial dan keluarga
yang cukup, orang memiliki kesempatan untuk meninjau hidup mereka bersama dan
hubungan mereka, dan mereka memiliki kesempatan untuk mengatakan dan melakukan hal-
hal yang paling penting bagi mereka. Status sosial perawat dan dokter dan keahlian mereka
dalam pengalaman anti-kematian.

2.2 Home Care

1. Defenisi Home Care

Pelayanan kesehatan rumah adalah komponen dari rentang pelayanan kesehatan


yang komprehensif yang di dalamnya terdapat pelayanan kesehatan untuk indiidu dan
keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan meningkatkan, memelihara atau
memulihkan kesehatan atau meningkatkan kemandirian, menimalkan akibat dari
ketidakmampuan dan penyakit terminal (Warhola, 1980).

Pelayanan kesehatan rumah merupakan kunjungan rumah dan bagian integral dari
pelayanan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga,
dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang
mereka hadapi (Sherwen, 1991).Menurut ANA (1992) pelayanan kesehatan rumah adalah
perpaduan perawat kesehatan masyarakat dan ketrampilan tekhnis yang terpilih dari
perawat spesialis yang terdiri dari kumpulan perawat komunitas, seperti perawat
gerontologi, perawat psikiatri, perawat ibu dan anak, perawat kesehatan masyarakat, dan
perawat medikal – bedah.

Dari beberapa definisi di atas komponen utama pada pelayanan kesehatan rumah
adalah pasien, keluarga, pemberi pelayanan kesehatan yang diberikan secara profesional
(multidisiplin), direncanakan, dikoordinasikan bertujuan membantu pasien kembali ketingkat
kesehatan optimum dan mandiri yang dilaksanakan di rumah beradasarkan kontrak dan
merupakan kelanjutan dari pelayanan keperawatan pada tiap tingkat fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Tujuan Home Care

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga

b. Tujuan khusus

 Terpenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secara mandiri

 Meningkatan kemandirian keluarga dalam pemeliharan kesehatan

 Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan dirumah

3. Prinsip Home Care

Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu
diperhatikan beberapa prinsip dalam melakuakan pelayanan home care. Prinsip – prinsip
tersebut diantaranya :

1. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat

2. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter, bidan, perawat,
ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lain).

3. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.

4. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif dan
rehabilitaif.

5. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen.

6. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.

7. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.

8. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di home care.

4. Bentuk- bentuk layanan Home Care

a. Berdasarkan fokus masalah kesehatan

Berdasarkan jenis masalah kesehatan yang dialami oleh pasien, pelayanan keperawatan di
rumah (home care) di bagi tiga kategori yaitu :

 Layanan perawatan pasien sakit

Keperawatan pasien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak
dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu di
rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan keperawatan untuk meningkatkan
kesehatannya dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu di rawat di rumah sakit.

 Layanan berbasis promotif dan preventif

Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi dan
prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu bagaimana merawat
bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan
lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta tentag diet mereka.

 Pelayanan atau asuhan spesialistik

Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada penyakit-penyakit


terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, stroke, hipertensi,
masalah-masalah kejiwaan dan asuhan pada anak.

b. Berdasarkan institusi penyelenggara

Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care (HC), antara
lain :

 Institusi Pemerintah

Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan
adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun
lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh
pemerintah). Pasien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke
bawah. Di Amerika hal ini dilakukan oleh Visiting Nurse (VN)

 Institusi Sosial

Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan tidak
memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan
penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan
rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan Tuhan.

 Institusi Swasta

Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik mandiri
baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima
imbalan jasa baiksecara langsung dari pasien maupun pembayaran melalui pihak ke
tiga(asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidakberorientasi “not
for profit service”

 Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)

Merupakan perawatan lanjutan pada pasien yang telah dirawat dirumah sakit, karena masih
memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah.

c. Berdasarkan pemberi layanan

Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu :

 Tenaga informal

Tenaga informal adalah anggota keluarga atau teman yang memberikan layanan
kepada pasien tanpa dibayar. Diperkirakan 75% lanjut usia di Amerika dirawat oleh jenis
tenaga ini (Allender & Spradley, 2001)

 Tenaga formal

Tenaga formal adalah perawat yang harus bekerja bersama keluarga untuk
menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan semua aspek kehidupan
keluarga. Oleh karena itu perawat di masyarakat dituntut untuk mampu berfikir kritis dan
menguasai ketrampilan klinik dan harus seorang RN. Dengan demikian diharapkan perawat
dapat memberikan layanan sesuai dengan standard yang telah ditetapkan.

5. Aspek Legal dan Etik dalam Home Care

Seorang perawat dikatakan legal dalam menjalankan praktik home care apabila
telah memiliki lisensi dan surat ijin praktik perawat ( SIPP). Isu legal yang paling
kontroversial dalam praktik perawatan di rumah antara lain mencakup hal-hal sebagai
berikut:

1. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik yang


tinggi, seperti pemberian pengobatan dan transfusi darah melalui IV di rumah.

2. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada pasien seperti


pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota
keluarga karena kesalahan informasi dari perawat.

3. Pelaksanaan peraturan Medicare atau peraturan pemerintah lainnya


tentang perawatan di rumah. Karena biaya yang sangat terpisah dan terbatas
untuk perawatan di rumah, maka perawat yang memberi perawatan di
rumah harus menentukan apakah pelayanan akan diberikan jika ada resiko
penggantian biaya yang tidak adekuat. Seringkali, tunjangan dari Medicare
telah habis masa berlakunya sedangkan pasien membutuhkan perawatan
yang terus-menerus tetapi tidak ingin atau tidak mampu membayar
biayanya.

a. Aspek etik dalam home care

1. Kode etik menurut ANA (1985) menyebutkan bahwa perawat menjaga


hak pasien terhadap privasi dengan bijaksana melindungi informasi yang
bersifat rahasia.

2. Kode etik keperawatan indonesia ( PPNI, 2000) yaitu perawat wajib


merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanyakecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai ketentuan hokum yang berlaku (Muhamad
Mu’in,2015).

Didalam praktik harus memperhatikan dimensi politi, etika dan isu-isu


seperti akses ke layanan atau alokasi sumber daya, menajement kasus menjadi
semakin pragmatis, serta berbagai tanggapan dari masyarakat terhadap praktik
mandiri (Kristin Bjornsdottir, 2009).

b. Perizinan home care

Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat :

1. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana


yang sesuai dengan hukum.

2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.

3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan


mandiri.

4. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan


meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.

1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah

3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah


4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat

6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas

7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan


Perkesmas

8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal


perawat.

9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan


10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta

Perizinan home care diatur dalam Kep. Menkes no 148 tahun 210 tentang izin dan
penyelenggaraan parktik perawat.dan permenkes 17/ 2013. Perizinan diatur SSI peraturan
yang ditetapkan pemerintah pusat maupun daerah (Fatchulloh, 2015). Perizinan yang
menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan rumah dan praktik yang
dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non profesional diatur sesuai dengan peraturan
yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

 Persyaratan perizinan
1. Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte notaris
tentang yayasan di badan kesehatan.

2. Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumah


kepada Dinas Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:

a. Rekomendasi dari organisasi profesi


b. Surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai SIP
c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik
d. Izin lingkungan
e. Izin usaha
f. Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur, ruang
manajemen pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana
komunikasi, dan sarana transportasi

g. Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan


sertifikasi pelayanan kesehatan rumah.
3. Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
4. Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran pelayanan
kesehatan, praktik perorangan dan/atau berkelompok

5. Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada sarana


pelayanan kesehatan harus memiliki SI

6.Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah ( Home Care )

a) Manajer kasus : mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan fungsi :

 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga


 Menyusun rencana pelayanan
 Mengkoordinir akifitas tim
 Memantau kualitas pelayanan
b) Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan dengan fungsi :

 Melakukan pengkajian komprehensif


 Menyusun rencana keperawatan
 Melakukan tindakan keperawatan
 Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
 Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif
 Melibatkan keluarga dalam pelayanan
 Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
 Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
 Mendikumentasikan asuhan keperawatan.

2.3 International Models of Excellence

1. Perawatan Paliatif di Kanada

Orang-orang Kanada sangat menghargai sistem perawatan kesehatan yang didanai


publik dan percaya bahwa perawatan akhir kehidupan yang berkualitas adalah keharusan.
Memang, perawatan di akhir hayat konsisten dengan nilai-nilai yang menghasilkan
penciptaan sistem perawatan kesehatan nasional.

Namun, sistem perawatan paliatif akhir hidup dan rumah sakit saat ini di Kanada telah
digambarkan sebagai tambal sulam dari layanan yang tidak memadai dan tidak tersedia
secara merata. Akses ke layanan dipengaruhi oleh penyakit yang diderita orang Kanada,
apakah mereka tinggal di kota atau daerah pedesaan, provinsi tempat mereka tinggal, sifat
rencana asuransi kesehatan mereka, dan kekayaan pribadi mereka. Hanya 5% hingga 10%
dari 220.000 orang Kanada yang meninggal setiap tahun menerima perawatan paliatif
terintegrasi dan interdisipliner.3 Perkiraan biaya kematian di Kanada diperkirakan sekitar S3
miliar per tahun, tanpa indikator kinerja yang menunjukkan bahwa sumber daya disetujui
secara tepat dialokasikan .

Laporan federal baru-baru ini menyerukan tindakan federal untuk mengatasi akses ke
layanan perawatan paliatif, terutama di rumah. Meningkatnya perhatian pada perawatan di
akhir hayat dan pengakuan bahwa layanan merupakan tantangan yang tidak adil bagi mereka
yang bertanggung jawab atas pemberian layanan kesehatan untuk mengembangkan inisiatif
dan untuk menangani model perawatan untuk pemberian perawatan paliatif . Untuk
memberikan konteks ke Kanada, ikhtisar Sistem Perawatan Kesehatan Kanada disediakan.
Tanggung jawab tanggung jawab pemerintah federal dan provinsi serta otoritas kesehatan
regional dijelaskan, karena ketiga tingkat pemerintahan ini bertanggung jawab atas
pemberian perawatan kesehatan. Dampak dari Asosiasi Perawatan Paliatif Hospis Kanada
(CHPCA), khususnya Model berbasis konsensus untuk membimbing Perawatan Hospice
Pallia, disajikan. Faktor-faktor kunci yang mempengaruhi pengembangan program dibahas:
gerakan perawatan akhir kehidupan; pergeseran ke perawatan berbasis masyarakat;
kebutuhan unik pedesaan Kanada; faktor budaya; dan perawatan kesehatan primer.
Tantangan dan arah pengembangan model praktik terbaik dianalisis. Pro gram di Edmonton
dan Calgary dibahas sebagai contoh program berbasis komunitas regional yang terintegrasi.

Tanggung jawab untuk Perawatan Paliatif

-Pemerintah Federal

Di Kanada didanai publik dan dapat diakses secara universal. Canada Health Act
adalah undang-undang federal yang memfasilitasi akses masuk akal ke layanan kesehatan
tanpa hambatan keuangan atau hambatan lainnya melalui lima prinsip utama administrasi
publik, kelengkapan, universalitas, portabilitas, dan aksesibilitas. Sementara Undang-
Undang Dasar Kanada (1982) mendefinisikan perawatan kesehatan sebagai tanggung jawab
provinsi daripada tanggung jawab federal, dalam praktiknya, tanggung jawab untuk
perawatan kesehatan dibagi antara pemerintah federal dan provinsi. Pemerintah federal dapat
memengaruhi perawatan kesehatan melalui legislasi dan kontrol sumber daya keuangan.
Pemerintah federal juga dapat berdampak pada bidang perawatan kesehatan melalui
peraturan, komisi, dan kegiatan berbagai departemennya. Sebagai contoh, Kesehatan &
Kesejahteraan Kanada telah memprakarsai beberapa laporan kunci dan pertemuan yang telah
meningkatkan diskusi nasional tentang masalah perawatan kesehatan dan perawatan akhir
hidup (Tabel 66-1). Semua laporan menyerukan inisiatif nasional untuk meningkatkan akses
ke perawatan paliatif yang terkait layanan, dengan penekanan khusus pada layanan
perawatan paliatif di rumah. Ini penting untuk pengembangan perawatan paliatif di Kanada
karena Undang-Undang Kesehatan Kanada secara umum dipandang sebagai penghalang
untuk perawatan paliatif berbasis masyarakat. Prinsip "kelengkapan," sebagaimana
didefinisikan dalam Undang-Undang, mencakup hanya perawatan kesehatan yang disediakan
di Kanada. rumah sakit, atau oleh petugas kesehatan dalam situasi apa pun.

Dengan demikian, setiap provinsi memutuskan layanan tambahan mana, jika ada,
yang akan didanai. Hasilnya adalah bahwa cakupan perawatan di rumah bervariasi antara
provinsi dan di dalam wilayah suatu provinsi. Untuk mengatasi ketidaksetaraan ini, Komisi
Masa Depan Perawatan Kesehatan di Kanada secara khusus mengidentifikasi masalah ini dan
mengusulkan agar pembayaran transfer perawatan rumah yang baru harus digunakan untuk
mendukung perluasan Undang-Undang Kesehatan Kanada untuk memasukkan layanan
perawatan di rumah yang secara medis diperlukan, termasuk rumah paliatif. layanan
perawatan untuk mendukung orang dalam 6 bulan terakhir kehidupan mereka. Pada tahun
2001, pemerintah federal membentuk Paliatif dan Perawatan Seumur Hidup Secrétariate
Kesehatan Kanada sebagai pengakuan atas perlunya rencana aksi nasional untuk memastikan
bahwa semua warga Kanada memiliki akses ke perawatan akhir kehidupan yang berkualitas.
Lima kelompok kerja nasional telah dibentuk untuk bekerja pada prioritas yang diidentifikasi
dalam Lokakarya Perencanaan Tindakan Nasional: Praktik Terbaik dan Kualitas; Informasi
dan Pendidikan Publik; Pendidikan Penyedia Perawatan; Penelitian; dan Pengawasan.

Contoh peningkatan kualitas perawatan adalah inisiatif kelompok kerja Praktik


Terbaik dengan Dewan Kanada untuk Akreditasi Layanan Kesehatan (CCHSA) untuk
memasukkan perawatan paliatif dan akhir kehidupan ke dalam penilaian kualitas yang diakui
dan proses perbaikan di Kanada. Mereka berencana untuk mengembangkan seperangkat
standar nasionaldan untuk memasukkannya ke dalam standar layanan kesehatan CCHSA
yang ada. Selain itu, ada rencana untuk mengembangkan program akreditasi nasional untuk
organisasi rumah sakit mandiri dan program berbasis sukarelawan, yang saat ini tidak
memiliki metode akreditasi nasional. Pengembangan dan integrasi standar perawatan paliatif
nasional ke dalam proses akreditasi CCHSA akan menantang perawatan kesehatan untuk
memastikan bahwa mereka telah memasukkan layanan perawatan paliatif rumah sakit ke
dalam layanan perawatan kesehatan umum. penyedia untuk Sekretariat berpengaruh dalam
pengembangan Tunjangan Pengasuhan Asuransi Ketenagakerjaan, yang diluncurkan pada
Januari 2004, untuk memastikan bahwa warga Kanada tidak harus memilih antara
mempertahankan pekerjaan dan merawat keluarga mereka. Warga Kanada yang harus absen
dari pekerjaan untuk merawat anggota keluarga yang sakit parah akan memenuhi syarat untuk
menerima hingga 6 minggu tunjangan Perawatan Welas Asih.

-Pemerintah Provinsi

Provinsi telah mulai mengakui perawatan paliatif sebagai bagian dari layanan
perawatan kesehatan dasar. Beberapa, seperti Manitoba dan British Columbia, mengakui
perawatan paliatif sebagai layanan perawatan kesehatan inti. Yang lainnya, seperti
Saskatchewan dan Alberta, telah mengembangkan pedoman provinsi untuk layanan. British
Columbia telah mengembangkan strategi provinsi untuk perawatan akhir hidup. Quebec
telah mulai mengintegrasikan perawatan paliatif ke dalam pusat komunitas lokal yang ada
yang dikenal sebagai CLSC, mendukung perawatan di rumah dengan saluran telepon khusus
dan dokter, perawat, dan apoteker yang dapat dipanggil.10 Hambatan untuk mengakses obat-
obatan di rumah sedang ditangani oleh beberapa provinsi . Sebagai contoh, beberapa
provinsi sekarang akan menanggung biaya pengobatan paliatif seperti opioid dan obat
pencahar untuk orang yang ditunjuk sebagai paliatif oleh dokter mereka (British Columbia
juga menyediakan cakupan peralatan seperti tempat tidur dan persediaan rumah sakit).
Dokter Kanada memiliki akses yang memadai ke berbagai analgesik untuk penatalaksanaan
nyeri dan tidak harus menghadapi hambatan regulasi yang dihadapi oleh penyedia layanan
kesehatan di banyak negara lain. Ada peningkatan pengakuan akan perlunya penggantian
yang memadai bagi dokter keluarga untuk memberikan kunjungan rumah, menghabiskan
waktu yang diperlukan dengan pasien dan keluarga, bekerja dengan anggota tim, dan
menyediakan cakupan 24 jam.12-14 Namun, hanya sedikit provinsi yang memiliki ditujukan
kode paliatif untuk perawatan remunerasi dokter.

2. Paliatif Care di Australia dan Selandia Baru

Keperawatan perawatan paliatif di Australia dan Selandia Baru berbagi banyak fitur
keperawatan perawatan paliatif seperti yang dipraktikkan di tempat lain di dunia. Kesamaan
antara keperawatan perawatan paliatif Australasia dan keperawatan perawatan paliatif di
negara-negara lain terbukti dalam kontribusi Australasia untuk jurnal-jurnal seperti
International Journal of Paliative Nursing dan dalam adopsi teks-teks keperawatan paliatif
Australia oleh penerbit internasional. profil perawatan paliatif di Australia dan Selandia Baru
dan untuk memberikan wawasan tentang beberapa inovasi utama dalam perawatan di mana
perawat memberikan peran utama Dalam mengembangkan edisi kedua ini, kami telah
mempertahankan dan memperbarui bagian-bagian bab ini yang memberikan tinjauan umum
tentang perawatan paliatif di Australia dan Selandia Baru. Bahan ini diperoleh dari perawat
praktik di Australia dan Selandia Baru untuk edisi pertama dan sebagian besar telah
diperbarui di sini dari sumber situs web dan bahan yang diterbitkan. Dalam edisi ini, kami
telah mengalihkan fokus khusus kami ke keharusan untuk meningkatkan akses ke perawatan
paliatif di seluruh populasi. Lebih khusus lagi, perawat telah mengambil peran utama dalam
inovasi yang ditampilkan di sini seperti pengembangan model perawatan untuk populasi non-
kanker dan dalam penyediaan dukungan setelah jam kerja. Bab ini diakhiri dengan
pandangan sekilas pada langkah-langkah yang diambil perawat rawat inap Australia terhadap
peran praktik lanjut.

3. Paliatif Care di Kerajaan Amerika

Sekarang sudah 38 tahun sejak St. Christopher's Hospice di Sydenham, pinggiran kota
London Tenggara, membuka pintu bagi para pasien. St. Christopher's sudah lama hamil.
Cicely Saunders telah memikirkan, berdoa untuk, bepergian (pada dasarnya, apa yang kita
sebut "jaringan"), dan umumnya mengorganisasi rumah sakitnya selama 20 tahun
sebelumnya. Jumlah upaya organisasi yang Saunders dan pendukungnya masukkan ke dalam
proyek yang dia sebut "pengembaraan spiritual"! berarti itu tidak mungkin gagal, namun
mereka tidak pernah yakin itu akan sepenuhnya berhasil. Bangunan itu sendiri, struktur
beton dan kaca yang besar dan arsitekturnya sangat banyak pada masanya, menyatakan
pernyataan berani yang hanya bisa diabaikan oleh sedikit orang. Di sini ada sesuatu yang
baru, sesuatu yang tidak mau pergi. Namun Cicely Saunders dan para perintis masa awal itu
tidak membayangkan bahwa konsep hospice - sebuah filosofi perawatan yang akan
mencakup semua pasien yang sakit parah dan keluarga mereka - akan mengarah pada gerakan
yang direplikasi di seluruh dunia dalam ratusan pengaturan dan budaya, dan ke bentuk obat
baru yang akan berubah selamanya bagaimana sistem perawatan disampaikan: perawatan
paliatif.

Pengaruh Cicely Saunders dan Rumah Sakit St. Christopher's on

Nursing Sejak awal, kebutuhan untuk menerbitkan dan menyebarkan prinsip-prinsip


baru dari perawatan orang yang sekarat diakui. Cicely Saunders memiliki artikel tentang
eutanasia yang diterbitkan pada Oktober 1959 di jurnal keperawatan yang paling banyak
dibaca di Inggris, Nursing Times. Ini adalah yang pertama dari serangkaian mani enam
artikel, yang pengaruhnya telah beragam, pada perawatan yang sekarat. Mereka berisi nasihat
tentang "haruskah seorang pasien tahu?; Kontrol rasa sakit; tekanan mental dalam sekarat;
dan prinsip-prinsip dan asuhan keperawatan yang sekarat Tidak mengherankan bahwa
mereka masih dapat dibeli dalam bentuk cetak ulang hari ini, karena mengandung banyak
prinsip dasar perawatan paliatif.5 Banyak perawat mengetahui tentang rumah sakit dengan
membaca artikel-artikel ini. Studi (kemudian akan dibagi menjadi empat dewan nasional)
dibentuk untuk mengawasi jumlah program pascasarjana untuk perawat di Inggris yang

sedang berkembang. Mengakui kebutuhan untuk merumuskan kursus dalam


"Perawatan Pasien yang Sekarat dan Keluarga mereka" pada tahun 1974- kursus pertama
secara tepat dijalankan di St. Christopher's. Kursus ini, sekarang dijalankan oleh sejumlah
perguruan tinggi keperawatan tetap sepopuler sebelumnya, mengandung seperti halnya
sintesis subjek yang dikenal sebagai ENB 931 setelahnya Sebagai nomor katalog lama, ini
tetap menjadi kursus batu ujian bagi setiap calon pelamar untuk spesialisasi tersebut.

4. Perawatan Paliatif di Eropa

Perawatan paliatif dimulai dari pemahaman bahwa setiap pasien memiliki kisah,
hubungan, dan budaya masing-masing dan layak dihargai sebagai individu. Ini menyiratkan
bahwa perawatan paliatif harus berorientasi pada pasien, dibimbing oleh kebutuhan pasien,
dengan mempertimbangkan nilai-nilai dan preferensi-nya, dan bahwa masalah etika
dipertimbangkan dengan variasi budaya dalam kebutuhan dan nilai-nilai Pada tahun 2002,
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization)

Definisi WHO menyatakan bahwa perawatan paliatif adalah "suatu pendekatan yang
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka yang menghadapi masalah yang
terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan pengurangan
penderitaan melalui identifikasi awal dan penilaian sempurna serta perawatan rasa sakit dan
masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual. " Aspek-aspek ini secara khusus ditekankan
dalam dokumen yang baru-baru ini dirilis tentang perawatan paliatif dari Dewan Eropa,
Komite Menteri: "Rekomendasi REC (2003) 24 dari Komit tee para Menteri kepada Negara-
negara Anggota tentang Organisasi Perawatan Pasiatif."

Perawatan paliatif harus ditawarkan di semua tingkatan dalam sistem perawatan


kesehatan dan dapat dianggap sebagai bagian integral dari semua layanan medis.Namun,
berdasarkan hal di atas, menjadi jelas bahwa perawatan paliatif memiliki karakteristik khusus
sendiri yang tidak sepenuhnya tercakup oleh sistem perawatan kesehatan utama Dengan
demikian, munculnya perawatan paliatif sebagai spesialisasi medis berkembang pesat, dan
pengobatan paliatif telah een diakui di beberapa negara sebagai spesialisasi.

Anda mungkin juga menyukai