Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Keputusan

Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang
dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif. Pengambilan keputusan
merupakan fungsi utama dari seorang wirausahawan dalam mengelola bisnisnya. Kegiatan
pengambilan keputusan ini sering menjadi kegelisahan tersendiri bagi seorang wirausaha, hal ini
disebabkan keputusan yang dibuat akan mengikat seluruh komponen dalam perusahaan untuk
melaksanakan hasil keputusan tersebut.

2.2. Pembuatan Keputusan

a. George R. Terry

Pengambilan keputusan adalah pemilihan dua alternatif atau lebih untuk dicari
keputusan yang lebih baik

b. Sondang P. Siagian

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu


masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data-data, penentuan yang matang
dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan
merupakan suatu tindakan yang paling tepat.

c. Azhar Kasim

Pengambilan keputusan adalah kegiatan-kegiatan yang meliputi perumusan


masalah, penambahan/pembahasan alternatif dan penilaian kegiatan serta pemilihan
sebagai penyelesaian masalah

Jadi dapat disimpulkan bahwa membuat keputusan adalah suatu proses memilih alternatif
tertentu dari beberapa alternatif yang ada.

Tiga alasan yang menjadi dasar mengapa perlu mempelajari pengambilan keputusan, yaitu:

a. Karier pembuat atau pengambil keputusan meningkat

Seseorang yang telah lama bekerja dalam pekerjaan yang sama cenderung untuk
melakukan pekerjaan secara cepat dan benar. Besar kemungkinan ia akan
dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi dalam organisasi tesebut.

b. Efisiensi kerja manajer meningkat

Seiring berjalannya waktu, manajer akan terus berusaha meningkatkan kemampuan


mereka dalam membuat keputusan secara efisien, karena biasanya penentuan
keputusan memerlukan banyak waktu dan cukup menyita aktivitas

c. Produktivitas perusahaan meningkat

Hasil sebuah keputusan sering kali membuahkan kerja yang semakin baik.

Pengambilan keputusan dalam lingkungan ketidakpastian dan ketidaktepatan untuk masalah


dunia nyata adalah sebuah tugas yang rumit (Avrachenkov & Sanchez, 2002). Seseorang
mengambil suatu keputusan tidak hanya memerhitungkan aspek rasional dan kepastian saja
namun ada unsur ketidakpastian. Hal ini dibahas dalam prospek teori oleh Kahneman dan
Tversky. Dalam pengambilan keputusan ada istilah untung dan rugi. Ketika seseorang
dihadapkan dengan kerugian yang pasti dan kerugian yang tidak pasti ia akan cenderung untuk
memilih kerugian yang tidak pasti dengan harapan masih ada kemungkinan baginya untuk
mendapatkan keuntungan dan menanggulangi kemungkinan rugi. Berbanding terbalik apabila
dihadapkan dengan kepastian akan keuntungan dan ketidakpastian akan keuntungan seseorang
akan cenderung memilih kepastian keuntungan. Pada pengambilan keputusan terhadap suatu
ketidakpastian cenderung akan menimbukan risiko-risiko. Kahneman dan Tvesky kemudian
membagi menjadi 3 tipe pengambil risiko yaitu: 1) Risk aversion, merupakan individu yang
tidak menyukai risiko. Individu ini sangat mengutamakan keamanan. Ia lebih suka memilih
keuntungan tanpa risiko; 2) Risk neutral merupakan individu yang bersedia untuk menerima
risiko namun kurang berani mengambil risiko tinggi. Ia cenderung mengambil risiko yang
sedang yang tidak terlalu merugikannya; dan 3) Risk seeking merupakan individu yang
menyukai risiko. Ia berani mengambil risiko yang besar. Kahneman & Tvesky kemudian
mengembangkan teorinya menjadi teori prospek kumulatif terkait dengan pengambilan risiko.
Hal ini berlaku untuk ketidakpastian yang menghasilkan kesimpulan, yaitu: keengganan
mengambil risiko untuk sebuah keuntungan, mencari risiko untuk keuntungan, memilih risiko
untuk keuntungan dan keengganan mengambil risiko untuk kemungkinan yang rendah.

2.3. Macam-Macam Pengambilan Keputusan

Menurut H.A. Simon, keputusan yang dibuat oleh manajer dalam mengambil berbagai
keputusan dihadapkan pada dua tipe pada situasi yang berbeda, yaitu:

a. Keputusan yang terprogram

Dibuat untuk mengatasi hal-hal yang bersifat rutin yang terjadi berulang-ulang pada
pekerjaan yang sama, digunakan untuk mengatasi masalah yang mempunyai
sebabakibat secara jelas dalam suatu organisasi
b Keputusan yang tidak terprogram
.

Tidak akan diprogramkan jika sifatnya baru dan tidak berstruktur, unik dan
kompleks. Oleh karena itu tidak ada prosedur tertentu secara pasti yang dapat
digunakan untukmengatasi masalah-masalah yang timbul, karena masalah tersebut
tidak muncul dengan cara yang sama dengan sebelumnya

Sedangkan Menurut Mc. Farland, ia mengklasifikasikan macam-macam keputusan


menjadi Keputusan Dasar dan Keputusan Rutin.

a. Keputusan Dasar

Merupakan keputusan unit, investasi dalam jumlah besar, keputusan yang satu kali
menyangkut komitmen jangka panjang dan relatif permanen.

b Keputusan Rutin
.

Merupakan keputusan-keputusan setiap hari, bersifatrepetitive (berulang-ulang) dan


mempunyai sedikit dampak terhadap organisasi secara keseluruhan.
2.4. Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan

a. Faktor Orang

Perlu diperhatikan dan dipertimbangkan orang-orang yang akan merasakan masalah,

sebagai akibat dari adanya keputusan

b. Faktor Psikologis

Perlu memperhatikan dan mempertimbangkan faktor psikologis yang terasa maupun


yang tidak terasa seperti emosional, pikiran, perasaan, kekecewaan, maupun kejiwaan
lainnya

c. Faktor Fisik

Perlu ditransfer ke arah tindakan fisik

d. Faktor Sasaran

Harus memperhatikan dan mendorong arah usaha atau bisnis dalam rangka pencapaian
sasaran yang sudah ditetapkan oleh seorang wirausahawan

e. Faktor Waktu

Waktu efektif dan efisien harus cukup menganalisis data-data dan permasalahan

f. Faktor Pelaksanaan

Merupakan tindaklanjut (follow-up) dari setiap keputusan yang diambil


Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Pengambilan Keputusan Mahasiswa Berwirausaha

Faktor internal mahasiswa memiliki usaha mandiri didasarkan atas berani mengambil
risiko, locus of control, motivasi memiliki pendapatan sendiri, kebutuhan akan kebebasan, dan
ide kreatif. Faktor eksternal yang mendorong mahasiswa memiliki usaha mandiri adalah:
pengaruh role model, dukungan keluarga dan teman, kesempatan, kepuasan menjalani hidup,
dan pendidikan.

Keputusan mahasiswa memiliki usaha mandiri didasarkan oleh intuisi, pengalaman,


fakta yang terjadi di lapangan, wewenang, dan rasional. Beberapa faktor utama yang dapat
membangkitkan minat wirausaha pada mahasiswa dapat dikelompokkan menjadi empat faktor,
yaitu: (1) pribadi (internal), (2) Universitas, (3) Eksternal, (4)Informasi.

Faktor Sosio-demografi (jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan pengalaman


kewirausahaan) tidak berpengaruh pada niat kewirausahaan. Faktor kontekstual (dukungan
akademis, dukungan sosial, dan dukungan lingkungan bisnis) memengaruhi niat
kewirausahaan.

Faktor penghambat terbesar dalam berwirausaha adalah kegagalan usaha, dan faktor
pendukung terbesar mahasiswa berwirausaha adalah orang tua. Wijaya, Nurhadi, dan Kuncoro
(dalam Zahra dkk, 2019) dalam penelitiannya mengatakan peran yang bermakna dari self-
efficacy dalam mendorong minat mahasiswa berwirausaha atau semakin tinggi selfefficacy
mahasiswa, maka semakin tinggi intensi berwirausaha mahasiswa.

Faktorfaktor yang mendukung proses pengambilan keputusan dalam menentukan karier


antara lain:

1) memahami diri sendiri,


2) memiliki disiplin yang tinggi,

3) memiliki kepercayaan diri,

4) komitmen untuk berwirausaha,

5) didukung oleh keluarga dan memiliki riwayat keluarga sebagai pengusaha,

6) jaringan bisnis yang luas,

7) kemampuan dalam menyediakan barang,

8) kemampuan dalam memahami pasar,

9) kemampuan manajerial,

10) kemampuan untuk mempromosikan,

11) kemampuan untuk berinovasi, serta

12) kemampuan untuk mengelola keuangan.

Sedangkan faktor penghambat meliputi:

1) kurangnya pengetahuan tentang kewirausahaan,

2) kurangnya kemampuan untuk menentukan pemasok, serta

3) kurangnya kemampuan pengadaan modal.


2.5. Proses Pengambilan Keputusan

a. Mengidentifikasi atau mengenali masalah yang dihadapi

b. Mencari alternatif pemecahan bagi masalah yang dihadapi

c. Memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk memecahkan masalah

d. Melaksanakan alternatif tersebut

e. Mengevaluasi apakah alternatif yang dilaksanakan berhasil sesuai dengan yang


diharapkan

2.6. Kepribadian dan Kecakapan Pengambil Keputusan

Erich Form membedakan 5 tipe pengambil keputusan dikaitkan dengan macam


keputusannya:

a. Tipe Ketergantungan

Tidak mempunyai pendirian yang tegas. Ketidak-tegasan bisa jadi disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain ia kurang menguasai permasalahan dan tidak
mempunyai pengalaman dalam memutuskan suatu persoalan

b. Tipe Eksploitatif
Mengeksploitasi orang lain atau bawahan untuk kepentingan diri sendiri.

c. Tipe Tabungan

Mempunyai kecenderungan mengumpulkan ide-ide untuk kepentingan diri sendiri


guna memperkuat posisinya dan wibawanya dalam organisasi.

d. Tipe Pemasaran

Sengaja ingin menjual idenya pada pihak lain atau sengaja ingin memamerkan
ideide kepada bawahannya agar ia dipuji pihak lain atau sekedar ingin
memperlihatkan wibawanya sebagai pemimpin

e. Tipe Produktif

Benar-benar memiliki kemampuan dalam pengetahuan, keterampilan, dan


pandangan jauh ke depan.

2.7.Teknik & Dasar Pengambilan Keputusan

1. Proses Pengambilan Keputusan

a. Teknik Brain Storming

Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreativitas maksimal dari kelompok


dengan memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-ide mereka,
tanpa rasa takut dan penuh tanggung jawab.

Prosedur penerapan teknik Brain Storming meliputi empat tahap atau aturan dasar,
yaitu:
- Tidak boleh memberikan kritik terhadap ide-ide yang disampaikan oleh anggota
kelompok

- Bebas mengemukakan ide (pendapat), makin radikal suatu ide maka semakin baik

- Makin besar jumlah ide-ide yang diperoleh, makin besar kemungkinan


memperoleh penyelesaian yang baik

- Diharapkan adanya kombinasi dan perbaikan ide

Tiga kritik terhadap teknik ini, yaitu:

- Hanya ditetapkan pada masalah-masalah sederhana

- Sangat memakan waktu dan biaya

- Hanya menghasilkan ide-ide dangkal

b. Teknik Teori Probabilitas

Menunjukkan besarnya kemungkinan terjadinya suatu kejadian. Dengan bantuan


perangkat ini, wirausahawan dapat memperkirakan nilai yang diharapkan untuk
tiaptiap alternatif yang dipilih. Dalam bentuk rumus:

c. Teknik Pohon Keputusan

Pohon keputusan juga sangat berguna bagi suatu tim yang mengadakan analisis
masalah untuk dipecahkan bersama-sama dalam tim, karena masalah yang dihadapinya
dan pemecahannya saling berkaitan. Oleh karena itu, tanpa bantuan anggota tim
lainnya masalah yang begitu kompleks tidak akan dipecahkan dengan baik dan benar.

Definisi konsep untuk pohon keputusan menurut berbagai ahli, sebagai berikut:

- Azhar Kasim

Model grafik yang menggambarkan urutan-urutan suatu keputusan serta


peristiwa-peristiwa yang terdiri dari situasi keputusan yang berangkai

- Susan Welch dan John C. Coner

Suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk
merinci masalah-masalah yang dihadapinya ke dalam komponen-komponen,
kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi
masingmasing alternatif

Kesimpulan:

Merupakan alat bantu manajemen dalam membuat keputusan untuk masalah-masalah


yang kompleks, berangkai dan memerlukan serangkaian pemecahan masalah yang
berurutan dalam suatu teamwork yang baik

2. Dasar Pengambilan Keputusan

Menurut George R. Terry yang disarikan dari Ibnu Syamsi, dasar pengambilan
keputusan dibedakan 5 (lima) macam, yaitu:
a. Berdasarkan Intuisi

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan perasaan seseorang yang mempunyai


tendensi subjektif.

b. Berdasarkan Rasional

Lebih banyak menggunakan daya pikir yang bisa diterima oleh akal sehat.

c. Berdasarkan Fakta

Berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup merupakan keputusan
yang solid, sehat dan akurat.

d. Berdasarkan Pengalaman

Pengalaman dapat dijadikan pijakan atau dasar dalam pengambilan keputusan dengan
cara mengingat-ingat apakah masalah yang sama atau hampir sama pernah terjadi masa
sebelumnya, dengan melacak arsip-arsip atau dokumen-dokumen yang tersimpan.

e. Berdasarkan Otoritas/Wewenang

Merupakan hak untuk melakukan suatu perintah agar tujuan dapat tercapai. Biasanya
keputusan dibuat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

- Undang-undang

- Peraturan-peraturan

- Hak milik

- Status
3. Macam-Macam Keputusan

Macam-macam keputusan menurut bidangnya dalam usaha/bisnis antara lain:

a. Keputusan Produksi

- Luasnya perusahaan

- Susunan (lay out) perusahaan

- Lokasi perusahaan

- Metode-metode produksi

- Pembayaran gaji/upah

- Riset pemasaran dan teknik

- Praktek pembelian dan penjualan

- Penetapan Harga Pokok Produksi

- Inspeksi supervisi

- Jumlah inventaris

b Keputusan Penjualan
.
- Lokasi kantor-kantor penjualan

- Riset pemasaran (market research)

- Saluran-saluran pemasaran

- Jenis dan luas reklame

- Metode bidang penjualan

- Penggunaan merk dagang

- Pengepakan produk

- Penetapan Harga Pokok Penjualan

- Promosi dan distribusi

c. Keputusan Permodalan

- Struktur modal

- Usaha modal baru

- Syarat-syarat kredit

- Rencana permodalan kembali

- Likuiditas

- Pembayaran deviden
- Jumlah tenaga kerja dan jam kerja

- Prosedur kantor

- Peleburan usaha atau bisnis

d Keputusan Kepegawaian
.

- Sumber-sumber tenaga kerja

- Teknik seleksi dan wawancara (recruitment)

- Analisis pekerjaan dan evaluasi

- Jenis latihan dan pendidikan

- Keselamatan kerja dan kesejahteraan

- Hubungan perusahaan dengan eksternal group

- Perundingan dengan karyawan

- Absensi para karyawan

- Rencana purna bakti karyawan (pensiun, pesangon, PHK, dsb)

2.8. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Analisis Swot

Pengambilan keputusan dapat dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT, wirausaha


dapat mengetahui:

1. Apa saja Strenghts ( kekuatan / kelebihan ) yang dimiliki guna mendukung


pemecahanmasalah?

2. Apakah Weaknesses ( kelemahan / kekurangan ) yang membatasi / menghambat


kemampuan dalam pemecahan masalah?

3. Apa, kapan dan dimana Opportunities (Peluang/kesempatan) dapat dilaksanakan?

4. Apa saja Threats (Ancaman/kendala) yang dapat


membahayakan / mempengaruhi penyelesaian masalah?

Berdasarkan analisis SWOT tersebut, lalu kita susun daftar yang berisi semua kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman, langkah selanjutnya yaitu

1. Manfaatkan Opportunities seluas-luasnya

2. Waspada dan berhati-hatilah pada Threats

3. Tempuhlah segala upaya untuk mengatasi Weaknesses

4. Bina/tingkatkan

DAFTAR PUSTAKA
Alimudin, A. (2015). Strategi pengembangan minat wirausaha melalui proses pembelajaran. E-
Jurnal Manajemen Kinerja, 1(1), 1-13.

Alimudin, A., & Falani, A. Z. (2017). Strategic Decision Making Based on Information Systems
for Improving the Competitiveness of Small and Medium Enterprises in the Trade Sector of
Tourism and Commerce City.

Ismawati (dalam Zahra dkk, 2019) menyebutkan tiga faktor yang memengaruhi wirausaha
yaitu minat bisnis, dorongan keluarga/ teman, dan modal usaha.

Anda mungkin juga menyukai