Anda di halaman 1dari 13

MODUL PERKULIAHAN

Organisasi & Manajemen


Perusahaan Industri

Pengambilan Keputusan

Fakultas Program Studi Pertemuan Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik W161700016 Anggy Fitria Sari, STP., MT.
Industri
04
Abstract Kompetensi
Konsep proses dan alat bantu Mampu memahami proses dan alat bantu
pengambilan keputusan pengambilan keputusan
Pengambilan Keputusan

Seorang pimpinan atau manajer yang efektif adalah pimpinan atau manajer yang mampu membuat
kebijakan dan mengambil keputusan yang relevan. Nawawi (1993: 55-56) mengatakan bahwa
organisasi hanya akan berfungsi jika para pemimpin memiliki kemampuan mengambil keputusan dan
memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota organisasi sesuai dengan bidang tugas dan
tanggung jawab. Keputusan merupakan pilihan diantara dua atau lebih alternative, dimana setisp
orang disemua tingkatan dan di semua bidang organisasi membuat keputusan. Misalnya, para
m,anajer tingkat puncak mengambil keputusan mengenai sasaran organisasi mereka, dimana
menempatkan fasilitas pabrikasi, pasar baru mana yangf akan dimasuki, dan barang atau jasa apa
yang akan ditawarkan. Pengambilan keputusan merupakan proses menyeluruh memilih disejumlah
alternative. Menurut Siagian (dalam Asnawir, 2006: 203), pengambilan keputusan merupakan suatu
pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Menurut Salusu (2004),
pengambilan keputusan adalah suatu proses memilih alternatif cara bertindak dengan metode yang
sesuai dengan situasi. Sedangkan Jannis & Mann (1977) menyebutkan bahwa pengambilan
keputusan merupakan pemecahan masalah dan terhindar dari faktor situasional. Dapat diartikan
bahwa pengambilan keputusan adalah memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap paling
tepat dari beberapa alternative yang dirumuskan. Keputusan itu harus bersifat fleksibel, analitis dan
mungkin untuk dilaksanakan dengan dorongan sarana prasarana dan sumber daya yang tersedia
(berupa manusia dan material).

JENIS MASALAH DAN KEPUTUSAN


1. Masalah yang terstuktur dan keputusan yang terprogram
Keputusan terprogram, Sebuah keputusan berulang yang dapat ditangani dengan pendekatan
rutin. Dan berikut jenis-jenis keputusan terprogram:
1. Kebijakan, pedoman umum untuk membuat keputusan tentang permasalahan terstruktur
2. Prosedur, serangkaian langkah-langkah yang saling terkait yang dapat digunakan manajer
untuk merespon untuk masalah terstruktur
3. Aturan, sebuah pernyataan eksplisit yang membatasi apa yang seorang manajer atau
karyawan dapat atau tidak dapat dilakukan.
2. Masalah yang tidak tersusun dan keputusan yang tidak terprogram
Permasalahan yang tidak terstuktur adalah masalah yang baru atau tidak biasa serta informasi
mengenai masalah semacam itu tidak jelas atau tidak lengkap, misalnya pemilihan arsitek untuk

2020 Organisasi & Manajemen Perusahaan Industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar
2 Anggy Fitria Sari, STP., MT. http://www.mercubuana.ac.id
merancang sebuah pabrik di Beijing merupakan salah satu masalah yang bruruk strukturnya.
Apabila masalah itu buruk strukturnya, para manajer harus mengandalkan pembuatan keputusan
yang tidak terprogram supaya menyususn solusi yang unik.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Menurut Teerry faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan, yaitu:
a. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang emosional maupun yang rasional perlu
diperhitungkan dlam pengambilan keputusan.
b. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan setiap keputusan jangan
berorientasi pada kepentingan pribadi, teteapi harus lebih mementingkan kepentingan.
c. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah alternatif-alternatif tandingan.
d. Pengambilan keputusan merupakan tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
e. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama
f. Dierlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
g. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
h. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari segi kegiatan mata rantai berikutnya.
i. Prinsip-prinsip Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

Prinsip-prinsip dari pengambilan keputusan menurut Piet Saher Tian adalah sebagai berikut (Piet
Saher Tian, 1994)
a. Dapat di bedakan dengan jelas antara pengambilan keputusan dengan pemecahan masalah;
b. Pengambilan keputusan harus selalu dilihat dalam kaitannya dengan tujuan-tujuan yang hendak
di capai;
c. Sebab pengambilan keputusan sering mengandung faktor mereka maka selalu diperlukan data
penunjang dan analisa yang konprehensif dalam mengambil suatu keputusan.
d. Pimpinan tidak haya mau mengambil keputusan, tetapi juga bertanggung jawab atas segala
tindakan keputusan itu.

Dasar dalam Pengambilan Keputusan George R. Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam
pengambilan keputusan, yaitu: intuisi, pengalaman, fakta, wewenang, dan rasional.
a. Intuisi.
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan yang berdasarkan
perasaan yang sifatnya subyektif. Dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi ini, meski
waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan yang

2020 Organisasi & Manajemen Perusahaan Industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar
3 Anggy Fitria Sari, STP., MT. http://www.mercubuana.ac.id
dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-dasar pertimbangan
lainnya. Apakah Intuisiitu sendiri dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Apakah Intuisi Itu

Ada 8 kondisi dimana orang paling mungkin menggunakan intuisi didalam pengambilan keputusan,
yaitu :
1) bila ada ketakpastian dalam tingkat yang tinggi,
2) bila hanya sedikit preseden untuk diikuti,
3) bila variabel-variabel kurang dapat diramalkan secara ilmiah,
4) bila ‘fakta’ terbatas,
5) bila fakta tidak menunjukkan dengan jelas jalan utnuk dituruti,
6) bila data analitis kurang berguna,
7) bila ada beberapa penyelesaian alternatif untuk dipilih dengan argumen yang baik, dan
8) bila waktu terbatas dan ada tekanan untuk segera diambil keputusan yang tepat.
b. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis,
karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat memperkirakan keadaan
sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang akan
dihasilkan.

2020 Organisasi & Manajemen Perusahaan Industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar
4 Anggy Fitria Sari, STP., MT. http://www.mercubuana.ac.id
c. Wewenang.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap
bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah
kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan
memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan
praktek diktatorial dan sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga
dapat menimbulkan kekaburan.
d. Fakta.
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan yang
sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat
lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang
dada.
e. Rasional.
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif,
logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala
tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan yang
ideal. Asumsi – asumsi rasionalitas bahwa pengambilan keputusan (gambar 2) :
a) Apakah sangat rasional, sepenuhnya obyektif, dan logis
b) Apakah masalah didefinisikan dengan hati-hati dan mengidentifikasi semua alternative yang
layak
c) Memiliki tujuan yang jelas dan spesifik
d) Akan memilih alternative-alternatif yang memaksimalkan hasil dalam kepentingan organisasi
daripada kepentingan pribadi mereka.

Gambar 2. Asumsi Rasionalitas

2020 Organisasi & Manajemen Perusahaan Industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar
5 Anggy Fitria Sari, STP., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Para individu mengambil keputusan dengan merancang bangun model-model yang disederhanakan
yang menyuling ciri-ciri hakiki dari masalah tanpa menangkap semua kerumitannya. Bila berhadapan
pada masalah yang kompleks, kebanyakan orang menanggapi dengan mengurangi masalah pada
level aman masalah itu dapat dipahami. Ini disebabkan karena kemampuan manusia mengolah
informasi terbatas, membuatnya tidak mungkin mengasimilasi dan memahami semua informasi
yang perlu untuk optimisasi. Dengan demikian, mereka mencari pemecahan yang memuaskan.

GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Selain model rasionalitas keputusan, pendekatan lain yang digunakan untuk perilaku pengambilan
keputusan dilakukan dengan berpusat pada gaya yang digunakan pimpinan dalam memilih alternatif
pemecahan masalah. Contoh dari gaya keputusan yang merupakan representatif pimpinan dalam
melakukan identifikasi adalah:
1. Karismatik (antusias, menarik, banyak bicara, dominan): Richard Bronson dari Virgin Atlantic atau
Herb Kelleher, pendiri Southwest Airlines;
2. Pemikir (kekuatan otak, pintar, logis, akademis): Michael Dell dari Dell Computer aim Bill Gates
dari Microsoft;
3. Skeptis (banyak permintaan, mengganggu, tidak menyenangkan, suka melawan): Steve Case dari
AOL-Time Warner atau Tom Siebel dari pengembang perangkat Siebel Systems;
4. Pengikut (tanggung jawab, berhati-hati, mengikuti tren, tawar-Menawar)Peter Coors dari Coors
Brewery atau Carly Fiorina dari Hewlett Packard; dan
5. Pengendali (logis, tidak emosional, bijaksana, cermat, akurat, analitis): Mantan CEO Ford Jacques
Nasser atau Martha Stewart dari Omnimedia). Bebreapa gaya ini merefleksikan sejumlah dimensi
psikologi termasuk bagaimana pembuat keputusan merasakan apa yang terjadi di sekitar mereka
dan bagaimana mereka memproses informasi

Ada empat gaya seorang pimpinan dalam mengambil keputusan yaitu (gambar 3):
1. Gaya Direkti
Pengambilan keputusan dengan gaya direktif adalah pengambilan keputusan dengan melakukan
pengarahan atau pemberian instruksi. Pimpinan yang menggunakan gaya direktif dalam
mengambil keputusan mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorientasi pada
tugas dan masalah teknis. Keuntungan dari pengambilan keputusan ini antara lain cenderung
lebih logis, efisien, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Disamping
keuntungan tersebut pengambilan keputusan ini lebih berfokus pada fakta dan berusaha
menyelesaikan permasalahan dengan cepat, lebih berorientasi pada tindakan, cenderung

2020 Organisasi & Manajemen Perusahaan Industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar
6 Anggy Fitria Sari, STP., MT. http://www.mercubuana.ac.id
berfokus pada jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan yang
ditampilkan adalah gaya kepemimpinan otokratis.

Gambar 3. Gaya pengambilan keputusan


2. Gaya Analitik
Seorang pemimpin yang mengambil keputusan dengan gaya analitik adalah pengambilan
keputusan yang menggunakan dasar analisis terhadap beberapa fenomena yang terjadi.
Pimpinan yang mengambil keputusan dengan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi
untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Gaya analitik cenderung suka
menganalisis sesuatu dan mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada pembuat
keputusan direktif. Dalam pengambilan keputusan membutuhkan waktu yang lama dan mereka
juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis.
3. Gaya Konseptual
Seorang pemimpin yang mengambil keputusan dengan gaya konseptual adalah pengambilan
keputusan yang menggunakan dasar konsep atas fenomena yang terjadi. Pembuat keputusan
gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk bias pada orang yang kuat dan peduli pada
lingkungan sosial. Tokoh-tokoh masyarakat pada lingkungan sosial yang memiliki pandangan luas
selalu mempertimbangkan banyak pilihan dan banyak kemungkinan padamasa mendatang..
Sebelum membuat keputusan, pembuat keputusan ini terlebih dahulu membahas sesuatu
dengan orang sebanyak mungkin untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan
kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual
cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Dan lebih lebih berani
mengambil risiko...

2020 Organisasi & Manajemen Perusahaan Industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar
7 Anggy Fitria Sari, STP., MT. http://www.mercubuana.ac.id
4. Gaya Perilaku
Seorang pemimpin yang mengambil keputusan dengan gaya perilaku adalah pengambilan
keputusan yang menggunakan dasar analisis terhadap perilaku bawahan atau rekan kerja.
Pembuat keputusan gaya perilaku biasanya memiliki toleransi ambiguitas yang rendah. Pembuat
keputusan biasanya bekerja dengan baik bersama orang lain dalam suasana keterbukaan dan
saling bertukar pendapat. Mereka sangat terbuka terhadap masukan dan saran serta bersikap
sportif dan bersahabat, dan lebih menyukai informasi yang bersifat verbal daripada tulisan.
Pembuat keputusan ini menghadapi kesulitan untuk mengatakan “tidak” kepada orang lain dan
mereka tidak dapat membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan
membuat orang sedih.

BIAS DAN KEKELIRUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Ketika para pembuat keputusan cenderung berpikir bahwa mereka lebih tau apa yang mereka
lakukan atau menganut pandangan yang tidak realistis tentang diri dan kinerja mereka yang positif,
mereka menunjukan bias yang terlalu percaya diri. Bias kepuasan yang cepat menggambarkan
pembuat keputusan yang cenderungmenginginkan hasil yang cepat dan menghindari biaya yang
cepat. Hal lainyang menyebabkan kekeliruan dan bias atas pembuatan keputusan adalah: efek
berlabuh, bias persepsi yang selektif, bias konfirmasi, bias ketersediaan, bias perwakilan, bias
keacakan, kesalahan biaya yang ditanamkan, bias mandiri
Bias peninjauan. Hal ini semua dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Kekeliruan dan bias atas pembuatan keputusan biasa

2020 Organisasi & Manajemen Perusahaan Industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8 Anggy Fitria Sari, STP., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Langakah Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan terdiri dari rangkaian delapan langkah yang mencakup:

Gambar 5. Proses Pengambilan Keputusan

1. Mengenali suatu masalah


Proses pengambilan keputusan berawala dari adanya masalahatau lebih tepatnya adalah
kesenjangan antara keadaan nyata dengan keadaan yang dikehendaki. Di dunia nyata,
kebanyakan masalah tidak muncul dalam tanda neon yang berkedip-kedip bertuliskan “masalah”.
Keluhan-keluhan mengenai kemampuan dapat merupakan isyarat jelas, namun hanya sedikit
persoalan yang cukup jelas sperti itu. Dalam mengenali suatu masalah harus berhati-hati dalam
mencampur adukkan masalah dengan gejala masalah. Dalam mengidentifikasi masalsah bersifat
subyektif, dimana jika menurut A ini adalah sebuah masalah, namun belum tentu menurut B.
untuk itu perlu memahami 3 sifat maslah yaitu:
a. Anda harus sadar terhadap maslah
b. Berada dalam tekanan dalam bertindak
c. Mempunyai sumber daya untuk bertindak

2020 Organisasi & Manajemen Perusahaan Industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar
9 Anggy Fitria Sari, STP., MT. http://www.mercubuana.ac.id
2. Mengidentifikasi kriteria keputusan
Setelah mengidentifikasi masalah, haruslah melakukan identifikasi kriteria keputudan untuk
memecahkan masalah tersebut dimana menentukan apa yng relevan dalam mengambil
keputusan. Sebagai contoh dalam pemeblian computer, harus dinilai factor apa saja yang relevan
dalam mengambil keputusan, seperti:
a. Harga produk
b. Pembuatan dan model produk
c. Ciri-ciri baku
d. Peralatan tambahan
e. Layanan jaminian
f. Catatan perbaikan
g. Dukungan layanan purna jual.

3. Mengalokasikan berat kriteria


Kriteria yang diidentifikasikan pada langkah 2 tidak semuanya sama penting, oleh karenanya para
pengambil keputusan harus memberi bobot pada butir-butir kriteria untuk memberinya prioritas
yang tepat dalam keputusan itu. Hal ini dapat dilakukan dengan :
a. Menentukan bobot dengan setiap item (contoh range bobot 1-10)
b. Menempatkan item dalam urutan prioritas yang benar

Contoh:
Tabel 1. Bobot Kriteria
Kriteria Bobot
Harga produk 10
Pembuatan dan model produk 8
Dukungan layanan purna jual 7
Peralatan tambahan 5
Catatan perbaikan 4
Layanan jaminian 3
Ciri-ciri baku 1

2020 Organisasi & Manajemen Perusahaan Industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar
10 Anggy Fitria Sari, STP., MT. http://www.mercubuana.ac.id
4. Menyusun alternative
Selajutnya pengambil keputusan membuat daftar sejumlah alternative yang dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Hal ini dapat diperoleh dengan berbagai cara seperti poling ide dari
sekelompok pakar atau menggunakan teknik Delphi.

5. Menganalisa alternative
Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan masing-masing alternative
dengan cara membandingkannya dengan kriteria yang ditetapkan pada langkah 2 dan 3. Berikut
contoh pengambilan keputusan dalam pengambilan keputusan untuk memilih computer yang
akan dipilih:

Tabel 2. Analisis alternative yang dipilih

Kemudian kalikan antara contoh pada langkah 4 dan langkah 5, sehingga didapatkan tabel
berikut:

Tabel 3. Perkalian hasil analisis tabel 1 dan tabel 2

2020 Organisasi & Manajemen Perusahaan Industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar
11 Anggy Fitria Sari, STP., MT. http://www.mercubuana.ac.id
6. Memilih sebuah alternative
Telah ditentukan semua factor terkait dalam keputusan itu, memberi bobot, dan mengidentifikasi
serta menganalisis alternative – alternative yang bisa berhasil, semata-mata harus memilih
alternative yang menghasilkan angka paling tinggi dalam langkah 5. Berdasarkan tabel 3, dipilih
lah Toshiba QosmioG15 – AV501 dengan total nilai tertinggi yaitu 249.

7. Mengimplementasikan alternative terpilih


Implementasi mencakup penyampaian nkeputusan itu kepada orang-orang terpengaruh dan
mendapatkan komitmen mereka atas keputusan tersebut.

8. Mengevaluasi keefektifan keputusan


Langkah terakhir adalah menilai apakah masalah teratasi atau mencapai hasil yang dikehendaki?
Jika tidak tercapai, maka dilakukan analisis terhadap kesalahan yang menyebabkan hasil tidak
sesuai dengan apa yang dikehendaki.

Gambar 6. Rangkuman tentang pengambilan keputusan manejerial

2020 Organisasi & Manajemen Perusahaan Industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar
12 Anggy Fitria Sari, STP., MT. http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

Robbis, Stephen P., Coutler, Mary. 2007. Manajemen. Indeks.

Weihrich., H., Koontz. 2011. Management: A Global and Enterprenneurial Perspective. 13th editional.
McGraw Hill.

Muhdi, dkk. (2017). Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Menentukan Model Manajemen
Pendidikan Menengah. Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 2.

Raihan. (2016). Pengambilan Keputusan Dalam Kepemimpinan Manajemen Dakwahjurnal. Al-Bayan,


VOL. 22 NO. 34.

2020 Organisasi & Manajemen Perusahaan Industri Pusat Pengembangan Bahan Ajar
13 Anggy Fitria Sari, STP., MT. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai