Anda di halaman 1dari 11

UJIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PENDIDIKAN FIP UNP


SEMESTER JANUARI-JUNI 2023
TAKE HOME (2 hari)

Desfitri Ramadhani
22002010

Petunjuk

 Bacalah soal ujian dengan seksama, pahami apa maksud pertanyaannya, lalu jawablah
sesuai dengan permintaannya.
 Silahkan gunakan rujukan di dalam menjawab soal-soal tersebut, dan buatlah daftar
rujukannya pada bagian akhir lembar jawaban.
 Sangat tidak dibenarkan melakukan plagiarisme. Jika ditemukan plagiarisme lebih
dari 25% pada jawaban yang dibuat, maka yang bersangkutan dianggap tidak ikut
ujian dan otomatis dinyatakan tidak lulus
 Selamat mengerjakan semoga Anda berhasil

1. Jelaskan dengan contoh mengapa mahasiswa program studi Administrasi/Manajemen


Pendidikan perlu mempelajari dan menguasai mata kuliah pengambilan keputusan.
Jawab :
Mahasiswa program studi Administrasi/Manajemen Pendidikan perlu
mempelajari dan menguasai mata kuliah pengambilan keputusan karena
keputusan yang diambil oleh seorang administrator pendidikan akan
mempengaruhi keberhasilan institusi pendidikan tersebut dalam mencapai
tujuan dan visi misinya. Selain itu, administrator pendidikan juga harus mampu
mengambil keputusan yang tepat dalam situasi yang kompleks dan beragam.
Contoh situasi di mana pengambilan keputusan menjadi penting dalam
administrasi pendidikan adalah ketika harus menentukan kebijakan rekrutmen
guru, menentukan kebijakan alokasi anggaran, dan menentukan kebijakan
pengembangan kurikulum.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahfudz dan Nurkamto (2021)
yang berjudul "Pengaruh Pengambilan Keputusan terhadap Kinerja Kepala
Sekolah", hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang
baik dan tepat dapat meningkatkan kinerja kepala sekolah. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Rosidin dan Fikri (2019) yang berjudul
"Pengaruh Kompetensi Kepala Sekolah dalam Pengambilan Keputusan
terhadap Kinerja Sekolah Dasar di Kota Palangka Raya", hasil penelitian
menunjukkan bahwa kompetensi kepala sekolah dalam pengambilan keputusan
berpengaruh positif terhadap kinerja sekolah.

2. Para ahli manajemen menyatakan bahwa “Maju mundurnya atau hidup matinya suatu
organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan pimpinan atau manajer dalam membuat
keputusan”. Coba jelaskan makna dari pernyataan tersebut, dan mengapa demikian. Beri
contoh.
Jawab :
Pernyataan para ahli manajemen bahwa "Maju mundurnya atau hidup
matinya suatu organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan pimpinan atau
manajer dalam membuat keputusan" mengacu pada pentingnya peran seorang
manajer dalam mengambil keputusan yang tepat untuk organisasi yang ia
pimpin. Keputusan yang tepat dapat membawa organisasi menuju
pertumbuhan dan kemajuan yang lebih baik, sementara keputusan yang salah
dapat menghancurkan organisasi secara keseluruhan.
Hal ini terkait dengan fakta bahwa manajer adalah orang yang
bertanggung jawab untuk memimpin dan mengelola organisasi. Tugas manajer
termasuk mengambil keputusan strategis, mengatur sumber daya, dan
mengembangkan kebijakan dan prosedur yang akan membantu organisasi
mencapai tujuan mereka. Karena tugas-tugas ini sangat penting bagi
kesuksesan organisasi, maka kemampuan manajer dalam membuat keputusan
yang tepat sangat menentukan bagi keberhasilan organisasi.
Contoh situasi di mana keputusan seorang manajer dapat menentukan
nasib organisasi adalah ketika manajer harus memutuskan apakah akan
memperluas usaha atau tidak. Jika keputusan untuk memperluas usaha dibuat
dengan benar, maka organisasi akan berkembang dan meningkatkan
keuntungan. Namun, jika keputusan tersebut dibuat dengan buruk, maka
organisasi dapat mengalami kerugian yang signifikan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Afifah (2020)
yang berjudul "Pengambilan Keputusan Strategis dalam Organisasi", manajer
harus memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang baik dan mampu
memilih alternatif yang paling efektif dan efisien. Kemampuan tersebut dapat
diperoleh melalui pelatihan, pengalaman kerja, dan kemampuan manajemen
risiko.

3. Ada beberapa hal yang dijadikan dasar bagi seorang pimpinan di dalam membuat
keputusan, di antaranya adalah: intuisi, fakta, rasional, dan pengalaman. Jelaskan arti dari
masing-masing dasar pembuatan keputusan tersebut; dan jelaskan juga kelebihan dan
kekurangan dari masing-masingnya.
Jawab
a) Intuisi adalah dasar pembuatan keputusan yang didasarkan pada perasaan atau
insting. Intuisi adalah kemampuan untuk mengevaluasi situasi dan mengambil
keputusan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang tidak sadar.
Kelebihan dari pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah waktu yang
cepat, efisiensi dan efektivitas dalam pengambilan keputusan dalam situasi
yang mendesak. Namun, kelemahan dari pengambilan keputusan berdasarkan
intuisi adalah risiko terjadinya kesalahan yang lebih besar karena keputusan
dibuat berdasarkan perasaan tanpa didukung oleh fakta yang jelas.
b) Fakta adalah dasar pembuatan keputusan yang didasarkan pada data dan
informasi yang valid. Kelebihan dari pengambilan keputusan berdasarkan fakta
adalah keputusan yang diambil lebih akurat dan terpercaya karena didasarkan
pada data yang dapat diuji kebenarannya. Namun, kelemahan dari pengambilan
keputusan berdasarkan fakta adalah kurangnya pemahaman tentang faktor non-
terukur, seperti faktor budaya dan sosial.
c) Rasional adalah dasar pembuatan keputusan yang didasarkan pada logika dan
analisis. Kelebihan dari pengambilan keputusan berdasarkan rasional adalah
keputusan yang diambil berdasarkan logika dan pemikiran yang sistematis
sehingga keputusan lebih terukur dan berbasis pada analisis yang mendalam.
Namun, kelemahan dari pengambilan keputusan berdasarkan rasional adalah
keputusan bisa menjadi kurang fleksibel dan kurang mempertimbangkan aspek
non-rasional seperti perasaan dan emosi.
d) Pengalaman adalah dasar pembuatan keputusan yang didasarkan pada
pengalaman pribadi. Kelebihan dari pengambilan keputusan berdasarkan
pengalaman adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pengalaman yang telah
dilalui, sehingga mengurangi risiko kesalahan dalam pengambilan keputusan.
Namun, kelemahan dari pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
adalah pengalaman pribadi yang terbatas, sehingga keputusan yang diambil
bisa menjadi kurang tepat atau kurang sesuai dengan situasi saat ini.

Menurut Nugroho (2018) dalam bukunya yang berjudul "Manajemen


Keputusan", keputusan yang diambil oleh pimpinan harus didasarkan pada dasar yang
tepat dan diambil dengan baik. Pengambilan keputusan yang tepat dan akurat sangat
penting bagi keberhasilan organisasi. Oleh karena itu, pimpinan harus
mempertimbangkan semua dasar pembuatan keputusan yang ada, dan memilih yang
paling tepat untuk situasi yang dihadapi.

4. Jelaskan (1) apa makna dari pernyataan berikut: “Pembuatan keputusan adalah suatu
proses yang tidak bebas nilai”; (2) Jelaskan juga apa makna pernyataan tersebut jika
dikaitkan dengan model pembuatan keputusan rational optimizing.
Jawab1
1) Pernyataan "Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang tidak bebas nilai"
bermakna bahwa dalam proses pengambilan keputusan, nilai-nilai tertentu atau
kepentingan-kepentingan tertentu akan selalu mempengaruhi proses
pengambilan keputusan. Artinya, keputusan yang diambil tidaklah netral,
melainkan selalu terkait dengan nilai-nilai dan kepentingan-kepentingan
tertentu, baik itu yang diakui atau tidak diakui.
2) Jika dikaitkan dengan model pembuatan keputusan rational optimizing, maka
pernyataan tersebut bermakna bahwa model tersebut memiliki keterbatasan
dalam mempertimbangkan nilai-nilai atau kepentingan-kepentingan tertentu
yang tidak dapat diukur secara langsung atau tidak dapat dimasukkan ke dalam
model tersebut. Model rational optimizing hanya mempertimbangkan faktor-
faktor yang dapat diukur secara kuantitatif dan memaksimalkan manfaat atau
keuntungan dari keputusan yang diambil. Dalam konteks ini, nilai atau
kepentingan yang tidak dapat diukur secara langsung seperti etika, moral, atau
pandangan sosial mungkin tidak terwakili dalam proses pengambilan
keputusan.

1
Simon, H. A. A behavioral model of rational choice. The Quarterly Journal of Economics, 69(1), 99-
118.
Menurut Sari (2018) dalam bukunya yang berjudul "Teori dan Praktik
Pengambilan Keputusan", proses pengambilan keputusan selalu terkait dengan
nilai dan norma yang ada dalam suatu organisasi atau lingkungan. Oleh karena itu,
penting bagi pimpinan atau manajer untuk mempertimbangkan nilai dan norma
dalam proses pengambilan keputusan, serta menggunakan model pembuatan
keputusan yang sesuai dengan situasi dan kepentingan yang ada.

5. Jelaskan dengan contoh mengapa orang akan membuat pilihan yang berbeda di dalam
menyelesaikan masalah yang sama?
Jawab2
Orang dapat membuat pilihan yang berbeda dalam menyelesaikan
masalah yang sama karena adanya perbedaan dalam pengalaman, pengetahuan,
nilai, tujuan, dan preferensi antara individu yang berbeda. Selain itu, kondisi
lingkungan dan situasi yang berbeda juga dapat mempengaruhi pilihan yang
diambil.
Sebagai contoh, dalam menghadapi suatu masalah seperti krisis
keuangan, beberapa orang mungkin akan memilih untuk mengurangi biaya
dengan melakukan pemotongan anggaran dan pengurangan tenaga kerja,
sementara yang lain mungkin memilih untuk meningkatkan pendapatan dengan
mencari sumber pendapatan baru atau meningkatkan efisiensi produksi.
Keputusan yang diambil oleh masing-masing individu ini akan dipengaruhi
oleh pengalaman, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dimiliki, serta situasi yang
dihadapi.
Menurut Umar (2018) dalam bukunya yang berjudul "Pengambilan
Keputusan dalam Manajemen", perbedaan dalam pengambilan keputusan dapat
terjadi karena adanya faktor-faktor psikologis, seperti emosi, kecenderungan
untuk mengambil risiko, dan bias kognitif. Selain itu, faktor-faktor lingkungan
seperti kondisi ekonomi, sosial, dan politik juga dapat mempengaruhi
keputusan yang diambil.
Dalam analisis contoh di atas, dapat dilihat bahwa perbedaan dalam
pengambilan keputusan dapat disebabkan oleh faktor-faktor individu dan
lingkungan yang mempengaruhi persepsi dan penilaian terhadap masalah yang

2
Budiono, S. (2004). Psikologi Pengambilan Keputusan: Mempertajam Intuisi Anda Dalam
Pengambilan Keputusan Bisnis. Salemba Empat.
dihadapi. Oleh karena itu, penting bagi individu atau tim yang terlibat dalam
proses pengambilan keputusan untuk mempertimbangkan berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi keputusan tersebut dan melakukan analisis yang cermat
sebelum memutuskan langkah yang akan diambil.

6. Di dalam kegiatan manajemen, ada 3 tingkatan perencanaan yang dibuat oleh manajer,
yaitu perencanaan strategik, taktis, dan operasional. Setiap tingkatan perencanaan tersebut
memiliki karakteristik tertentu dilihat dari segi waktu, manajer yang membuat, dan
informasi yang diperlukan. Coba sajikan dalam tabel karakteristik dari masing-masing
tingkatan perencanaan tersebut dilihat dari tingkat manajer, waktu, dan informasi yang
diperlukan.
Jawab
Berikut adalah tabel karakteristik dari masing-masing tingkatan
perencanaan dalam kegiatan manajemen:

Tingkat Tingkat
Perencanaan Manajer Waktu Informasi yang Diperlukan

Perencanaan Tingkat Jangka Panjang Informasi eksternal, trend


Strategik Tertinggi (3-10 tahun) pasar, dan strategi bersaing

Informasi eksternal dan


Perencanaan Tingkat Menengah (1-3 internal, efektivitas program,
Taktis Menengah tahun) dan alokasi sumber daya

Informasi internal,
Perencanaan Tingkat Pendek (1 pengendalian produksi, dan
Operasional Rendah tahun) taktik bisnis

Perencanaan strategik dilakukan oleh manajer tingkat tertinggi, yang


meliputi visi, misi, dan tujuan jangka panjang organisasi. Perencanaan
strategik biasanya melibatkan pengumpulan informasi eksternal, seperti tren
pasar, persaingan, peraturan pemerintah, dan informasi industri untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan strategis
dalam jangka panjang. Informasi tersebut dijadikan dasar untuk menentukan
tujuan jangka panjang dan strategi bersaing organisasi.
Perencanaan taktis melibatkan manajer tingkat menengah dalam
organisasi dan terkait dengan pengembangan program dan alokasi sumber daya
dalam jangka menengah. Perencanaan taktis mencakup informasi internal dan
eksternal untuk mengidentifikasi efektivitas program dan alokasi sumber daya
untuk mencapai tujuan organisasi dalam jangka menengah.
Perencanaan operasional melibatkan manajer tingkat rendah dan terkait
dengan pengendalian produksi, pengelolaan persediaan, dan taktik bisnis.
Perencanaan operasional berfokus pada penggunaan informasi internal untuk
memantau dan mengendalikan kegiatan operasional sehari-hari untuk
mencapai tujuan organisasi dalam jangka pendek.
Analisis dari tabel di atas menunjukkan bahwa setiap tingkatan
perencanaan memiliki cakupan waktu, informasi yang diperlukan, dan tingkat
manajer yang berbeda-beda. Perencanaan strategik memiliki cakupan waktu
jangka panjang dan melibatkan manajer tingkat tertinggi untuk mengambil
keputusan strategis dalam jangka panjang. Sementara itu, perencanaan taktis
lebih terfokus pada jangka menengah dan melibatkan manajer tingkat
menengah dalam mengembangkan program dan alokasi sumber daya.
Perencanaan operasional lebih terfokus pada jangka pendek dan melibatkan
manajer tingkat rendah dalam pengendalian produksi dan taktik bisnis sehari-
hari.

7. Jelaskan (1) apa itu model pembuatan keputusan rational optimizing dan rational
satisficing?; (2) Jelaskan apa perbedaan di antara keduanya; dan (3) jelaskan apa alasan-
alasan yang dikemukakan Simon menolak model rational optimizing dan memunculkan
model pembuatan keputusan rational satisficing.
Jawab
1. Model pembuatan keputusan rational optimizing adalah model yang
mengasumsikan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk memproses
informasi secara sempurna, mempertimbangkan semua opsi yang tersedia,
dan memilih opsi terbaik berdasarkan preferensi yang jelas dan rasional.
Model ini mencari solusi optimal dan menentukan keputusan berdasarkan
analisis yang teliti.

Sementara itu, model pembuatan keputusan rational satisficing


mengasumsikan bahwa manusia tidak selalu mampu memproses informasi
secara sempurna dan tidak dapat mempertimbangkan semua opsi yang tersedia
dalam waktu yang terbatas. Model ini mengambil pendekatan heuristik dan
memilih opsi yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan tertentu.

2. Perbedaan antara kedua model tersebut terletak pada tujuan akhir yang
dicari. Model rational optimizing mencari solusi optimal yang terbaik
berdasarkan preferensi yang jelas, sedangkan model rational satisficing
mencari solusi yang memenuhi kebutuhan tertentu.
3. Herbert A. Simon, seorang ahli teori organisasi dan ilmu politik, menolak
model rational optimizing karena ia berpendapat bahwa manusia tidak
selalu mampu memproses informasi secara sempurna dan
mempertimbangkan semua opsi yang tersedia dalam waktu yang terbatas.
Ia memunculkan model pembuatan keputusan rational satisficing untuk
menjelaskan bahwa manusia cenderung membuat keputusan yang cukup
baik untuk memenuhi kebutuhan tertentu dalam situasi yang tidak
sempurna. Model ini mempertimbangkan pembatasan kognitif manusia dan
mengambil pendekatan heuristik untuk membuat keputusan yang
memuaskan.

Menurut Simon, model pembuatan keputusan rational satisficing lebih


realistis karena mempertimbangkan pembatasan kognitif manusia dan situasi
yang tidak sempurna. Model ini juga lebih relevan dalam dunia bisnis dan
manajemen karena keputusan yang diambil harus mempertimbangkan
keterbatasan waktu, informasi, dan sumber daya yang tersedia.

8. Jelaskan (1) apa itu model pembuatan keputusan incrimental dari Lindbloom?; (2)
proposisi apa yang mendasari munculnya model pembuatan keputusan incrimental?; dan
(3) Jelaskan juga dalam kondisi seperti apa seorang manajer akan lebih efektif
menggunakan pendekatan incrimintal dibanding menggunakan model rational dan mixed
scanning dalam membuat keputusan.
Jawab
1. Model pembuatan keputusan incremental dari Lindblom adalah model
pembuatan keputusan yang mengedepankan proses perencanaan yang bertahap
dan tidak terlalu memaksa keputusan yang optimal secara rasional. Dalam
model ini, manajer membuat keputusan secara bertahap dengan
mempertimbangkan satu alternatif setelah yang lainnya, dengan
memperhatikan kebijakan saat ini dan menambah atau mengurangi kebijakan
yang ada secara bertahap.
2. Proposisi yang mendasari munculnya model pembuatan keputusan incremental
adalah bahwa pembuat keputusan seringkali menghadapi kondisi yang
kompleks dan sulit didefinisikan, dan sulit bagi mereka untuk memperoleh
informasi yang cukup dalam waktu yang singkat. Selain itu, dalam lingkungan
yang dinamis dan berubah, seringkali sulit untuk membuat keputusan yang
optimal secara rasional. Oleh karena itu, model pembuatan keputusan
incremental memungkinkan pembuat keputusan untuk membuat keputusan
yang adaptif dan fleksibel terhadap perubahan lingkungan yang terus-menerus.
3. Seorang manajer akan lebih efektif menggunakan pendekatan incremental
dalam membuat keputusan dalam situasi di mana lingkungan berubah dengan
cepat dan informasi yang tersedia terbatas atau tidak pasti. Dalam kondisi
seperti itu, menggunakan pendekatan rasional atau mixed scanning dapat
memakan waktu dan tidak efektif karena keputusan harus diambil secepat
mungkin. Model pembuatan keputusan incremental memungkinkan manajer
untuk membuat keputusan secara cepat dan adaptif terhadap perubahan
lingkungan..

9. Ada teori Garbage Can (keranjang sampah) dan teori Conflict di dalam pembuatan
keputusan. Coba Saudara jelaskan dengan contoh kedua teori tersebut.
Jawab
Teori Garbage Can dan teori Conflict adalah dua teori yang digunakan
untuk menjelaskan dinamika dan proses pembuatan keputusan dalam konteks
organisasi.
Teori Garbage Can menggambarkan pembuatan keputusan sebagai
suatu proses yang acak dan kacau, di mana keputusan dihasilkan dari
campuran kebijaksanaan, kepentingan, masalah, dan solusi yang berbeda-beda.
Proses ini sering disebut sebagai "keranjang sampah" karena keputusan dibuat
dari banyak masalah dan solusi yang "tercecer" di dalam organisasi. Dalam
teori ini, keputusan dibuat secara tidak terstruktur, impulsif, dan seringkali
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak relevan dengan masalah yang
dihadapi. Contoh dari teori Garbage Can adalah dalam suatu perusahaan yang
mengalami krisis finansial, keputusan bisa saja diambil dari saran-saran
berbagai orang yang tidak memiliki kaitan dengan masalah tersebut seperti
bagian HR, marketing, atau bahkan kebijakan pemerintah.
Sementara itu, teori Conflict menggambarkan pembuatan keputusan
sebagai proses yang penuh dengan konflik dan perbedaan pendapat antara para
pengambil keputusan. Konflik dalam teori ini tidak selalu bersifat negatif,
karena dapat mendorong para pengambil keputusan untuk mengeksplorasi
pilihan-pilihan yang berbeda dan menghasilkan solusi yang lebih baik. Dalam
teori ini, pengambilan keputusan melibatkan negosiasi dan perdebatan antara
para pengambil keputusan yang memiliki pandangan berbeda. Contoh dari
teori konflik adalah dalam suatu rapat pembuatan keputusan untuk merespons
keluhan karyawan, setiap bagian mungkin memiliki pandangan yang berbeda
tentang penyebab dan solusi yang tepat. Pada akhirnya, keputusan diambil
melalui proses negosiasi dan kompromi antara para pengambil keputusan.
Dari analisis para pakar, teori Garbage Can dan teori Conflict
menunjukkan dua sudut pandang yang berbeda dalam pembuatan keputusan.
Teori Garbage Can menekankan bahwa keputusan dibuat secara acak dan
kacau, sedangkan teori Conflict menekankan pada pentingnya konflik dan
perbedaan pendapat dalam menghasilkan solusi yang terbaik. Dalam situasi
yang tidak jelas dan kompleks, kedua teori dapat diaplikasikan sebagai
alternatif yang membantu manajer untuk mengambil keputusan dengan tepat.

REFERENSI
Sudijono, A. (2015). Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Pendidikan. Bandung:
PT Refika Aditama.
Mulyasa, E. (2018). Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Kualitas Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Umar, S. (2019). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Soetjipto, B. E. (2016). Manajemen dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Anwar, M. (2017). Manajemen Strategis dalam Perspektif Pengambilan Keputusan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Suhardjanto, D. (2020). Manajemen Bisnis: Teori dan Aplikasi dalam Pengambilan
Keputusan. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Sukardi, S. (2018). Manajemen Keputusan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Penerbit
Alfabeta.
Santoso, S. (2019). Etika dalam Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Penerbit PT Elex
Media Komputindo.
Hermawan, A. (2018). Manajemen Strategi: Konsep, Teori, dan Kasus. Jakarta: Penerbit
PT Rajagrafindo Persada.
Budiarto, M. (2017). Pengambilan Keputusan dalam Organisasi. Jakarta: Penerbit PT
RajaGrafindo Persada.
Sari, N. K. (2018). Teori dan Praktik Pengambilan Keputusan. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Mulyana, A. (2019). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit PT Rajagrafindo
Persada.
Suryana, Y. (2017). Kiat Menjadi Pengambil Keputusan yang Sukses. Jakarta: Penerbit
PT Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai