Anda di halaman 1dari 27

Metode Keputusan Rasional dan Model

Teknik Analisis Keputusan Alternatif (


Deliberatif )

Ferry Setiawan, S.H.,MSP


Definisi
Memilih satu alternatif dari beberapa alternatif keputusan.
Alternatif yang paling baik merupakan alternatif yang
membrikan kontribusi paling besar untuk pencapaian
tujuan organisasi.
Tipe Keputusan:
1. Keputusan yang terprogram (programmed decision)
Adalah keputusan yang terstruktur atau yang muncul
berulang-ulang atau keduanya. Karena muncul
berulang-ulang, organisasi biasanya mempunyai aturan,
kebijakan, dan prosedur yang dipakai untuk memberi arahan
bagaimana keputusan tersebut dibuat.
2. Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed
decisions)
Adalah keputusan yang tidak terstruktur atau jarang muncul atau
keduanya. Karena tidak terstruktur dan jarang muncul, maka
tidak ada pedoman yang cukup terinci untuk menangani
masalah tersebut. Situasi semacam itu merupakan situasi luar
biasa dan karena itu diperlakukan secara khusus.
KEPASTIAN, RISIKO, DAN KETIDAKPASTIAN
Kondisi yang dihadapi oleh manajer
Jika informasi yang diperoleh manajemen cukup akuran dan
dapat dipercaya (reliable) dan konsekuensi keputusan
dapat diperkirakan dengan jelas, maka manajer
menghadapi kondisi kepastian. Konsep probabilitas sering
digunakan untuk menjelaskan konsep risiko.
PENDEKATAN RASIONAL UNTUK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Memilih Situasi
2. Mengembangkan Alternatif Pemecah
3. Mengevaluasi Alternatif dan Memilih Alternatif Terbaik
4. Implementasi
5. Follow-up dan Evaluasi.
PENDEKATAN RASIONAL UNTUK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

Meneliti Situasi

Mengembangkan
Alternatif
Pemecahan
Mengevaluasi Alternatif
dan Memilih Altenaif
Terbaik
Implementasi

Follow-up dan Evaluasi


Meneliti Situasi
Tahap pertama adalah meneliti dan mendefinisikan
problem. Problem baru terasa, pada saat ada gejala atau
stimulus yang nampak ke permukaan dan menarik
perhatian manajer. Gejala bisa bersifat positif atau
negatif.

Mengembangkan Alternatif Pemecahan


Manajer diharapkan dapat menghasilkan alternatif yang jelas
(praktis) dan kreatif.
Mengevaluasi Alternatif dan Memilih Alternatif Terbaik:
a. apakah alternatif pemecahan cukup layak
b. apakah alternatif memuaskan
c. apakah alternatif mempunyai efek positif atau netral
d. apakah alternatif dapat dibiayai
e. menentukan alternatif terbaik dari beberapa alternatif
yang ada. Idealnya alternatif terbaik adalah alternatif
dengan skor paling tinggi untuk setiap pertanyaan
saringan diatas.
Implementasi
Pelaksanaan alternatif yang dipilih

Follow up dan Evaluasi


Untuk memastikan bahwa pelaksanaan keputusan yang
diambil mengenai sasaran atau tujuan yang ingin dicapai.
ALTERNATIF PENDEKATAN RASIONAL
1. Model Administratif
2. Heuristic
3. Intuisi dan Eskalasi Komitmen
4. Pengeruh Politik dan Etika.
Model Administratif
Herbert Simon mencpba menjelaskan pengambilan
keputusan dari sisi perilaku (behavior) pengambilan
keputusan.

Menurutnya manajer dalam mengambil keplutusan


mengadapi tiga hal:
1. informasi tidak sempurna dan tidak lengkap
2. rasionalitas yaang terbatas (bounded rationality), dan
3. cepat puas (satisfice).
Heuristic
Penelitian oleh Amos Tversky dan Daniel Kahneman
mengembangkan ide dari Herbert Simon mengenai
rasionalitas yang terbatas. Mereka berpendapat orang
cenderung menggunakan model heuristic atau rule of
thumb untuk menyederhanakan pengambilan keputusan.
Ada tiga macam bentuk heuristic:
1. Ketersediaan (availability): kejadian-kejadian yang dialami
oleh manusia akan disimpan di memori otak manusia.
Kejadian-kejadian tersebut seringkali dijadikan referensi
untuk pengambilan keputusan. Memori kejadian akan
tergantung pad lamanya waktu kejadian dan kuatnya kejadian.
2. Perwakilan atau (stereotype): contoh, manusian sering
menganggap bahwa ras tertentu lebih rajin atau lebih pandai,
meskipun sebenarnya akan tergantung pada orangnya.
3. Penyesuaian dan Anchoring: manusia biasanya menilai sesuatu
dengan membandingkan apa yang ada dalam otaknya. Contoh,
untuk menilai tinggirendahnya penjualan, manajer akan
langsung membandingkan dengan angka tertentu seperti
penjualan masa lalu.
Pendekatan heuristic dapat mengakibatkan bias dalam
pengambilan keputusan, karena:
a. mengambil contoh sesuatu yang mudah diingat, yang belum
tentu sebagai contoh yang baik
b. penyesuaian yang kurang, contoh penyesuaian gaji berdasar
standar gaji masa lalu yang belum tentu layak dengan konsisi
sekarang
c. pencarian yang mudah, contoh bila manajer ingin mencari
informasi tentang sistem informasi, dan mencari di
departemen sistem informasi manajemen dan tidak
menemukan maka langsung berhenti, padahal bisa diperoleh
di departemen lain.
Dapat disimpulkan pendekataan heuristic sebagai pendekatan
yang menyederhanakan keputusan, tetapi mempunyai
risiko yang mengarah pada bias yang membuat keputusan
tidak optimal.
Intuisi dan Eskalasi Komitmen
Intuisi manajer tentunya sudah terbentuk berdasarkan
pengalaman yang lama dalam pengambilan keputusan.
Penggunaan intuisi mempunyai risiko besar, terutama
bagi manajer yang belum punya banyak pengalaman dalam
bidangnya.
Dalam eskalasi komitmen, manajer seringkali menaruh
komitmen yang terlalu besar pada keputusan yang telah
dibuat. Keputusan yang telah dibuat akan sangat sulit
untuk ditarik kembali.
Pengaruh Politik dan Etika
Politik dalam hal ini merupakan pengertian yang lebih luas.
Contoh, perusahaan pemerintah yang mendapat tekanan
yang kuat dari birokrasi pemerintah.
Etika dapat mempengaruhi keputusan manajer. Contoh,
jika keputusan rasional adalah memberhentikan sejumlah
karyawan, bagaimana dengan nasib karyawan yang sudah
bekerja lama untuk perusahaan? Diperlukan kompromi.
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Tingkat Individual
2. Tingkat Kelompok.
MENINGKATKAN EFEKTIVITAS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Efektifitas suatu keputusan ditentukan dua hal:


1. Kualitas keputusan, dan
2. Pelaksanaan keputusan teresebut atau siapa yang
melaksanakan keputusan tersebut.
Tingkat Individual
Faktor-faktor yang menghalangi pengambilan keputusan
efektif menurut Irving L. Janis an Leon Mann:
1. Relaxed avoidence: manajer cenderung tidak bersedia
bertindak, setelah tahu konsesuensi tidak bertindak tidak
terlalu besar
2. Relaxed change: manajer baru bertindak setelah memahami
bahwa konsekuensi tidak bertindak cukup serius. Manajer
cenderung memilih alternatif yang pertama kali ditemukan,
tidak mau mencari alternatif yang optimal
3. Defensive avoidance: berdasarkan pengalaman masa lalu
manajer tidak dapat menemukan pemecahan yang baik, manajer
memutuskan untuk membiarkan orang lain mengerjakan
keputusan dan menanggung konsekuensi dari keputusan
tersebut.
4. Panik: karena stress yang cukup besar dan karena
keterbatasan waktu, manajer tidak lagi menjadi rasional.

Dalam keempat situasi tersebut, manajer akan cenderung


memilih motode penyesuaian bertahap (incremental
adjusment), yang menghasilkan perubahan kecil dari
kebijakan yang sudah ada.
Cara-cara untuk untuk menghindari halangan-halangan
tersebut:
1. Menetapkan prioritas: memungkinkan manajer
menentukan mana yang lebih penting dan mengalokasikan
waktu dan tenaga sesuai dengan urutan prioritas.
2. Mencari informasi yang relevan: digunakan untuk
menganalisis problem yang ada, untuk menghasilkan
alternatif keputusan yang kreatif, mempertimbangkan
konsekuensi-konsekuensi dari setiap alternatif,
kejadian-kejadian di masa mendatang yang mungkin akan
mempengaruhi keputusan tersebut.
3. Hati-hati terhadap pendekatan heuristic dan bias-bias
yang ada: diharapkan keputusan manajer menjadi lebih
efektif.
Tingkat Kelompok
Manajer harus memperhatikan keuntungan dan kerugian
kelompok tersebut. Penyesuaian-penyesuaian dapat
dilakukan untuk menekan kerugian dari pengambilan
keputusan secara kelompok.
Beberapa contoh kelompok:
- Interacting group (kelompok interaksi): adalah
mengumpulkan beberapa orang dengan latar belakang
yagn berbeda dalam satu kelompok. Kemudian kelompok
tersebut ditugasi untuk memcahkan problem tertentu
- Delphi group: dikembangkan oleh Rand Corp, di Amerika
Serikat. Metode ini menggunakan konsensus dari para
ahli (pakar) yang memberikan kontribusi secara
individual.
- Nominal group (kelompok nominal): dalam kelompok
nominal nama tidak disamarkan. Kelompok nominal
membatasi interaksi antar anggota kelompok.
Teknik Analisis Keputusan Alternatif (Deliberatif )
Model deliberatif yang sering juga disebut model
kebijakan argumentatif merupakan model
perumusan kebijakan dengan melibatkan
argumentasi dari para pihak atau dengan
mempelajari argumentasi tertulis dari berbagai
pigak sebagai dasar perumusan. Model ini
dikembangkan dari keyakinan bahwa kebenaran
dapat dicapai melalui diskusi dan perdebatan
antara para pihak.
Dalam prakteknya, model kebijakan deliberatif
paling efektif dipergunakan pada kondisi
konflik. Kebijakan publik yang dihasilkan dari
kesepakatan pihak yang berkonflik mertpakan
kebijakan yang efektif untuk menyelesaikan
masalah.
Contoh
Ketika di zaman orde baru, dimana semua
keputusan berada di tangan pemerintahan tanpa
melibatkan publik. Hasilnya, kebijakan tersebut
gagal diimplementasikan. Atas dasar itulah
Analisis Kebijakan Deliberatif berusaha untuk
melibatkan publik dengan cara membangun Good
Governance.

Anda mungkin juga menyukai