10
Hal. 1 dari 12
10 ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI
Chapter 10
Pengambilan Keputusan
Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran dari modul kedua ini diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan tentang Pengambilan keputusan.
Pendahuluan
Pada kejadian sehari-haripun kita sering dihadapkan pada persoalan yang kecil untuk mengambil
keputusan, contoh ketika sesorang mau pergi ketempat kerjapun harus mengambil keputusan
pilihan kendaraan yang akan dipakai, apakah akan memakai kendaraan pibadi atau umum,
katakan memilih kendaraan umum apakah akan naik bis, angkot, kereta, atau taksi, belum lagi
keputusan pilihan rute yang harus ditempuh. Terdapat banyak kemungkinan yang harus dipilih
oleh kita dari sekian banyak pilhan yang harus dipilih. Jika kita coba renungkan hidup ini
serangkaian keputusan yang harus dijalani bersama konsekuensinya. Keputusan yang tepat
maupun yang salah akan dijadikan bahan pengalaman untuk mengambil keputusan disaat yang
akan datang.
Keputusan merupakan hal penting yang harus dilakukan seorang manajer atau wirausaha karena
kewajiban mengambil keputusan ini maka posisi seorang manajer menjadi luar biasa. Tentunya
keputusan seorang manajer atau wirausaha berkaitan dengan kepentingan perusahaan, tidak
jarang keputusan yang diambil berbasis harian, dan menghadapi situasi yang tidak pasti. Semakin
kritis situasi yang dihadapi dan semakin sulit perubahan lingkungan dibaca maka akan semakin
sulit keputusan itu diambil. Keputusan tepat yang diambil akan menyebabkan perusahaan
mengalami pertumbuhan keuntungan yang dramatis,sebaliknya keputusan yang salah
menyebabkan perusahaan mengalami penurunan profit yang pada akhirnya menyebabkan
kebangkrutan. Pada situasi tersebutlah keahlian seorang manajer atau wirausaha diuji oleh
situasi, waktu yang akan membuktikan hasilnya.
Konsep Dasar Pengambilan Keputusan
Para manajer secara alamiah menyadari ( The Nature of Magerial Decision Making) bahwa setiap
keputusan yang dibuat adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh serta menjadi pengalaman
untuk referensi dikemudian hari. Menurut (Jones and George:2013) Decision making is the
process by which manager respond to opportunities and threats by analyzing the options and
making determination, or decision, about specific organizational goals and courses of action.
Pengambilan keputusan adalah proses memilih alternatif untuk menghasilkan tindakan yang tepat
Hal. 2 dari 12
10 ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI
dalam mencapai kinerja organisasi yang baik . Dengan kata lain pengambilan keputusan
merupakan respon terhadap peluang yang terjadi ketika manajer mencari cara untuk memperbaiki
hubungan pelanggan, kinerja karyawan dan manfaat bagi
pemangku kepentingan. Seorang Manajer yang profesional akan selalu terus mencari cara untuk
mengambil keputusan yang lebih baik bagi kepentingan organisasi. Ketika lingkungan semakin
tidak pasti dan berisiko maka untuk mengambil keputusan diperlukan cara berpikir dan bertindak
luarbiasa maka manajer dituntut pula untuk memiliki kreativitas.
Kreativitas adalah proses berfikir dan menggugah inspirasi dengan cara yang berbeda dari
biasanya, dimana seseorang tertantang untuk dapat melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses. Kewirausahaan
pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam
mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif, sedangkan yang
dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan
melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk
mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan
untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses.
Hal. 3 dari 12
10 ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI
1. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara lnstitusional maupun secara
organisasional.
2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya menyangkut dengan hari depan/masa yang akan
datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Hal. 4 dari 12
10 ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI
Terry (Hasan, 2004) menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan keputusan, yaitu:
(1) intuisi; (2) pengalaman; (3) fakta; (4) wewenang; dan (5) rasional.
1. Intuisi.
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan yang berdasarkan
perasaan yang sifatnya subyektif. Dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi ini, meski
waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi keputusan yang
dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan dasar-dasar pertimbangan
lainnya.
2. Pengalaman.
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis,
karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat memperkirakan keadaan
sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baik-buruknya keputusan yang akan
dihasilkan.
3. Wewenang.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap
bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah
kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama dan
memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat menimbulkan sifat rutinitas, mengasosiasikan dengan
praktek diktatorial dan sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga
dapat menimbulkan kekaburan
4. Fakta.
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan keputusan yang
sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat
lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang
dada.
5. Rasional.
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam
batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa
yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya dalam keadaan
yang ideal. Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:
Hal. 5 dari 12
10 ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI
Jenis pengambilan keputusan ini mengandung respons otomatis terhadap kebijaksanaan yang
telah ditetapkan sebelumnya, Tantangan terbesar dari jenis ini adalah melakukan pendefinisian,
kategorisasi, kriteria dan standar yang dan waktu yang tepat untuk setiap keputusan.
ini akan muncul manakala tidak tersedia pedoman atau aturan yang bisa diterapkan untuk
sebuah situasi. Tidak dapat dikembangkan prosedur tertentu untuk menangani masalah
diakibatkan oleh situasi yang terjadi bukan yang diharapkan dan tidak ada kepastian serta para
manajer kekurangan informasi untuk mengembangkan pedoman untuk mengatasi masalah ini.
artinya masalah yang terjadi bersifat komplek, dan parameter yang didapat bersifat
probabilistik. Contoh menarik kasus ini adalah ketika pemerintah Indonesia menghadapi mega
krisis pada tahun 1998, para pengamat ekonomi mengeluarkan pendapat yang berbeda untuk
Hal. 6 dari 12
10 ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI
menangani krisis, bahkan pedoman yang diberikan IMF pun banyak yang mengkritisi karena
dampak negatif yang diderita Negara Indonesia masih terjadi hingga saat ini dalam bentuk
obligasi rekapitalisasi perbankan.
Pertanyaan yang timbul bagaimana Manajer mengambil keputusan bila tidak ada pedoman yang
jelas?. Para manajer kebanyakan menyandarkan keputusan yang diambilnya pada intuisi,
perasaan, atau keyakinan, yang sedikit upaya untuk mendapatkan data dan informasi. Keputusan
yang seperti ini menghasilkan keputusan yang buruk dan banyak kekurangan namun seringkali
situasi memaksa untuk segera mengambil keputusan misal karena keadaan darurat. Cara lain
yang biasa dilakukan adalah dengan metode “ Reason Judgement” menurut (Jones and
George:2013) Keputusan ini membutuhkan upaya dan waktu serta hasil dari mengumpulkan
informasi dengan hati-hati, memunculkan alternatif, dan evaluasi terhadap berbagai alternatif
tersebut. Evaluasi terhadap sebuah “Judgement” lebih baik dari pada terus berjalan dengan
intuisi.
Hal. 7 dari 12
10 ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI
Hal. 8 dari 12
10 ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI
Hal. 9 dari 12
10 ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI
Hal. 10 dari 12
10 ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI
Hal. 11 dari 12
10 ORGANISASI DAN PERILAKU ORGANISASI
groupthink, menurut (Jones and George: 2013) Groupthink is a pattern of faulty and biased
decision making that occur in group whose members strive for agreement among themselves at
the expense of accurately assessing information relevant to the decision.
Salah satu teknik untuk menghindari groupthink dengan metode Devil’s Advocacy, menurut
(Jones and George: 2013) analisis kritis terhadap preferensi alternatif, dibuat untuk
menantangnya, biasanya salah satu anggota kelompok ada yang memainkan peran tersebut
(devil’s advovate ), mempertahan sesuatu yang tidak popular atau melawan alternatif demi
kepentingan argumentasi .
Cara lain untuk meningkatkan kualitas keputusan kelompok adalah dengan keberagaman
diantara pengambil keputusan kelompok. Beragam dari sisi gender, etnik, kebangsaan, latar
belakang fungsional, pengalaman hidup dan opini diharapkan akan memberikan pengayaan
pandangan walaupun ada risiko kesulitan ketika harus menyamakan untuk hal yang bersifat
subtansial.
Bahan diskusi
Setelah mempelajari chapter diatas, buatlah dari chapter tersebut!
Hal. 12 dari 12