Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI PUSKESMAS RAWA BUNTU TAHUN 2021

Disusun Oleh:

Siti Nurul Hilmi


NIM. 180210047

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
TANGERANG SELATAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat


Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
dengan judul “Laporan Pendahuluan Keperawatan Komunitas
di Puskesmas Rawa Buntu Tahun 2022”.
Laporan Pendahuluan ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mengikuti praktik profesi Ners Program Studi Ners pada
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten, Tangerang Selatan.
Penulis menyadari bahwa bentuk dan isi laporan pendahuluan ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, karena dalam
laporan ini masih dalam tahap pembelajaran.
Dalam penulisan laporan pendahuluan ini penulis banyak
mendapat arahan, petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga terutama kepada yang
terhormat :

1. Allah SWT. yang telah memberikan saya rahmat dan ridho


sehingga cita – cita saya dapat terwujud dan memudahkan
saya dalam menyelesaikan laporan pendahuluan guna
mengikuti praktik profesi Ners Program Studi Ners pada
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten, Tangerang Selatan.
2. Kedua Orang Tua Tercinta dari penulis, Bapak Teguh
Maryanto, S.M dan Ibu Runtasih, serta segenap keluarga dari
penulis yang penulis hormati dan cintai yang selalu
mendo’akan dan memberikan semangat serta dukungan untuk
menyelesaikan laporan pendahuluan ini hingga selesai.
3. Bapak dr. Resna A. Soerawidjaja, MSc.PH., C,Ht selaku ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten.
4. Ibu Ela Susilawati, S.Kp., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Profesi Ners STIKes Banten.
5. Ibu Ns. Titi Permaini, S.Kep., M.Pd selaku Pembimbing
Materi Profesi Ners Keperawatan Komunitas STIKes Banten.
6. Teman-teman satu angkatan tahun 2018 dan 2022 Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Banten yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu namanya.
7. Sahabat-sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang telah berjuang bersama dan saling memotivasi.
8. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu demi terselesaikannya laporan
pendahuluan ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang konstruktif dari
semua pihak sangat diharapkan.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengertian Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan
praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah individu
yaitu balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit
menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat
maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, Nuraeni,
& Supriyono, 2015)
B. Tujuan Keperawatan Komunitas
1. Tujuan Umum
Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan di masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.

2. Tujuan Khusus
a) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakat, untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar
dalam rangka mengatasi masalah kesehatan dasar.
c) Tertanganinya keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan
pelayanan kesehatan.
d) Tertanganinya kelompok khusus yang memerlukan pembinaan
dan pelayanan kesehatan.
e) Terlayaninya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut dan
pelayanan kesehatan
f) Terlayaninya kasus-kasus resiko tinggi yang memerlukan
pelayanan kesehatan di Puskesmas maupun di rumah.
(Nofalia & Nurhadi, 2018)
C. Fungsi Keperawatan Komunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan
atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat
dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).
D. Sasaran Keperawatan Komunitas
1. Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l)
yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat
perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan
individu (Nofalia & Nurhadi, 2018).
2. Keluarga
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada
keluarga rawan yaitu :

a) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu


keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang
persalinannya ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu,
penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program,
penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan
kecacatan tertentu (mental atau fisik).

b) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil


yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang
dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan
ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga
dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR,
keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus
percobaan bunuh diri.

c) Keluarga dengan tindak lanjut perawatan. (Nofalia & Nurhadi,


2018)
3. Masyarakat

Masyarakat atau komunitas dilihat sebagai suatu kesatuan dalam


komunitas sebagai klien, yaitu: Pembinaan kelompok khusus dan
Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah (Nofalia & Nurhadi,
2018).

4. Kelompok Khusus, yaitu:

a) Kelompok yang mempunyai kebutuhan khusus: ibu hamil, BBL,


balita, usia sekolah dan usila.

b) Kelompok dengan kesehatan khusus: penderita penyakit menular


(AIDS, TBC, Lepra, dll), penderita penyakit tidak menular (DM,
jantung, gangguan mental).

c) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit: WTS,


pecandu narkoba, pekerja tertentu, dll.

d) Lembaga social, perawatan dan rehabilitasi (panti wreda, panti


asuhan, pusat-pusat rehabilitasi).

(Nofalia & Nurhadi, 2018)


Paradigma Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok,
yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan &
Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat
dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat:

a) Individu sebagai Klien


Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien (Nofalia &
Nurhadi, 2018).
b) Keluarga sebagai Klien
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman,
dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan
yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan
keperawatan yaitu:
1. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,
mencegah, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah
kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
3. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit
yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi
seluruh anggota keluarga tersebut.
(Nofalia & Nurhadi, 2018).

c) Masyarakat sebagai Klien


Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang
sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat
kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang
mempunyai
masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan
kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada
lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi
status kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan
fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual (Nofalia
& Nurhadi, 2018).

E. Konsep Pelayanan Kesehatan Komunitas


Keperawatan Komunitas dibagi menjadi 4 (empat) topik bahasan, yaitu:
1. Pelayanan Keperawatan Primer (Primary Health Care/ PHC)
Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok
yang berdasarkan pada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial
yang dapat diterima secara umum, baik oleh individu maupun
keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya,
serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara
untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam
semangat untuk hidup mandiri dan menentukan nasib sendiri
(Kemenkes, 2016).

Tujuan umum dari PHC, yaitu mendapatkan kebutuhan


masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan, sehingga akan dicapai
tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
Sedangkan tujuan khusus dari PHC, yaitu:
a) Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani.
b) Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani.
c) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi
yang dilayani.
d) Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan
sumber-sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
(Kemenkes, 2016).

Fungsi PHC, PHC hendaknya dapat memenuhi fungsinya sebagai


berikut:
a) Pemeliharaan kesehatan.
b) Pencegahan penyakit.
c) Diagnosa dan pengobatan.
d) Pelayanan tindak lanjut.
e) Pemberian sertifikat.
Selanjutnya yang menjadi unsur utama PHC adalah mencakup
upaya-upaya dasar kesehatan; melibatkan peran serta masyarakat;
melibatkan kerja sama lintas sektoral.

Tanggung jawab Perawat PHC, yaitu:


a) Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan
dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan
kesehatan.
b) Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
c) Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri
sendiri pada masyarakat.
d) Memberikan dukungan dan bimbingan kepada petugas
pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat.
e) Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.
(Kemenkes, 2016).

Ruang Lingkup PHC/ elemen, yaitu:


a) Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan
penyakit serta pengendaliannya.
b) Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi.
c) Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.
d) Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana.
e) Immuniasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama.
f) Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat.
g) Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa.
h) Penyediaan obat-obat essensial.
(Nofalia & Nurhadi, 2018).
2. Sistem Kesehatan Nasional
SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh
semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Pengelolaan kesehatan adalah proses atau
cara mencapai tujuan pembangunan kesehatan melalui pengelolaan
upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan,
pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan
farmasi, alat kesehatan, makanan, manajemen, informasi dan regulasi
kesehatan, serta pemberdayaan masyarakat (Kemenkes, 2016).

Tujuan dari SKN, yaitu: bertujuan untuk menyelenggarakan


pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan
hukum, badan usaha, maupun lembaga swasta secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya (Kemenkes, 2016).

Kegunaan dari SKN, yaitu: dokumen kebijakan pengelolaan


kesehatan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, dengan demikian SKN dapat digunakan sebagai pedoman
dalam pengelolaan kesehatan, baik oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha,
maupun lembaga swasta (Kemenkes, 2016).

3. Konsep Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah
suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat (Kemenkes, 2016).

Tujuan dari Puskesmas merupakan pembangunan kesehatan


yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang:
a) Memiliki perilaku sehat, meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat.
b) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
c) Hidup dalam lingkungan sehat.
d) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas dilaksanakan
untuk mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
(Kemenkes, 2016).

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas, sebagai berikut:


a) Paradigma Sehat
Berdasarkan prinsip paradigma sehat Puskesmas
mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
b) Pertanggungjawaban Wilayah
Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban, wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
c) Kemandirian Masyarakat
Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat Puskesmas
mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
d) Pemerataan
Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses
dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya
secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama,
budaya dan kepercayaan.
e) Teknologi Tepat Guna
Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna, Puskesmas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan,
mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan
f) Keterpaduan dan Kesinambungan
Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan,
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) lintas program dan
lintas sektor, serta melaksanakan sistem rujukan yang
didukung dengan manajemen Puskesmas.
(Kemenkes, 2016)
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam
melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi
penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan
penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam
menyelenggarakan fungsi UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Puskesmas berwenang untuk:
a) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan.
b) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
c) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
d) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain
terkait.
e) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
dan upaya kesehatan berbasis masyarakat.
f) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas.
g) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan.
h) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan.
i) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan
dini dan respons penanggulangan penyakit.
(Kemenkes, 2016).
F. Asumsi Keperawatan Komunitas
Asumsi mengenai keperawatan kesehatan komunitas yang
dikemukakan ANA (1980) yaitu keperawatan kesehatan komunitas
merupakan system pelayanan kesehatan yang kompleks, keperawatan
kesehatan komunitas merupakan subsistem pelayanan kesehatan.
Penentuan kebijakan kesehatan seharusnya melibatkan penerima
pelayanan, perawat dan klien membentuk hubungan kerja sama yang
menunjang pelayanan kesehatan, lingkungan mempunyai pengaruh
terhadap kesehatan klien, serta kesehatan menjadi tanggung jawab setiap
individu (Nofalia & Nurhadi, 2018).
G. Karakteristik Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas memiliki beberapa karakteristik, yaitu
pelayanan keperawatan yang diberikan berorientasi kepada pelayanan
kelompok, fokus pelayanan utama adalah peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, asuhan keperawatan diberikan secara komprehensif
dan berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi klien/masyarakat, klien
memiliki otonomi yang tinggi, fokus perhatian dalam pelayanan
keperawatan lebih kearah pelayanan pada kondisi sehat, pelayanan
memerlukan kolaborasi interdisiplin, perawat secara langsung dapat
mengkaji dan mengintervensi klien dan lingkungannya dan pelayanan
didasarkan pada kewaspadaan epidemiologi (Nofalia & Nurhadi, 2018).

H. Prinsip Keperawatan Komunitas


Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus
mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua
tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang
besar bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas
dilakukan bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan
bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas
sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan
dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas (Nofalia & Nurhadi, 2018).

Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu :


a) Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan
masyarakat.
b) Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c) Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja
untuk masyarakak.
d) Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih
menekankan pada upaya promotif dan preventif dengan
tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
e) Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan
masyarakat adalah menggunakan pendekatan
pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses
keperawatan.
f) Kegiatan utama perawatan kesehatan komunitas adalah
dimasyarakat dan bukan di rumah sakit.
g) Klien adalah masyarakat secara keseluruhan bark yang
sakit maupun yang sehat.
h) Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada
pembinaan perilaku hidup sehat masyarakat.
i) Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah
meningkatkan fungsi kehidupan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
j) Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara
sendiri tetapi bekerja secara tim. Sebagian besar waktu
dari seorang perawat kesehatan komunitas digunakan
untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan
penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang
sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas,
pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
k) Kunjungan rumah sangat penting.
l) Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
m) Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus
mengacu pada sistem pelayanan kesehatan yang ada.
n) Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi
pelayanan kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti
sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit
pelayanan.(Nofalia & Nurhadi, 2018)
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Persiapan Pengambilan Data
Pada tahap ini , kami mempersiapkan formulir survey dan sekaligus
menyamakan persepsi dengan keluarga sehingga mendapatkan data dengan
mudah. Masyarakat Desa Ringinanom Kecamatan Tempuran Kabupaten
Magelang dapat menerima kehadiran kami dengan baik dan memberikan
keterangan yang dibutuhkan.
B. Tabulasi/ Analisa Data
Tahap kedua kami melakukan tabulasi, identifikasi dan analisa data tentang :
1. Penyakit
2. Perilaku
3. Lingkungan
4. Pelayanan kesehatan
C. Diagnosa
Diagnisa atau diagnosis adalah “identifikasi sifat-sifat penyakit atau
kondisi atau membedakan suatu penyakit atau kondisi dari yang lainnya
(Suherman 2011). Seperti contoh di bawah:
Setelah dilakukan analisa data, maka kami prioritaskan sehingga muncul
diagnosa keperawatan sebagai berikut ;
1. Gangguan Masalah hipertensi
2. Gangguan gizi kurang
3. Gangguan masalah ISPA
4. Resiko tinggi diare berhubungan
D. Rencana Tindakan.
Dari beberapa diagnosa yang muncul, selanjutnya merencanakan tindakan
keperawatan sebagai berikut :
1. Diagnosa I
a. Tujuan
1) Menurunkan angka kejadian hipertensi
1) Meningkatkanpengertahuan masyarakat tentang hipertensi
2) Memberikan pengertian pada masyarakat tentang pentingnya mengukur
tekanan darah secara rutin.
b. Intervensi
1) Penkes pada kader kesehatan tentang Hipertensi
2) Penkes pada warga masyarakat mengenai Hipertensi
3) Membuat poster Hipertensi
4) Membuat posbindu untuk mangetasi permasalahan hipertensi
E. Implementasi
Implementasi adalah tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah di
tetapkan dalam suatu keputusan. Tindakan ini berusaha untuk mengubah
keputusan-keputusan tersebut menjadi pola-pola oprasional serta berusaha
mencapai perubahan-perubahan besar atau kecil sebagimana yang telah di
putuskan sebelumnya (Mulyadi 2015;12).

F. Evaluasi
Evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang di tujukan untuk mengukur
keberhasilan suatu program/tindakan.
DESKRIPSI PUSKESMAS RAWA BUNTU

A. Gambaran Umum UPT Puskesmas Rawa Buntu


Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis dibidang
kesehatan yang berada di Kabupaten atau Kota yang bertanggung
jawab untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang baik.
UPT. Puskesmas Rawa Buntu berada di Kelurahan Rawa Buntu,
Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan atau lebih tepatnya
di Jl. Raya Rawabuntu Rt. 005 Rw. 002 Kel. Rawabuntu, Kec.
Serpong Kota Tangerang Selatan, Telp. 021-75674739. Email:
pkmrawabuntu@yahoo.com. (Puskesmas Rawabuntu, 2022)
B. Visi, Misi, Moto Pelayanan, Tata Budaya dan Tata Nilai
1. Visi
Menjadikan Puskesmas Rawa Buntu sebagai pilihan utama
dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar yang terpada,
terjangkau, mandiri dan modern menuju masyarakat yang
sehat.
2. Misi
a) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat dengan kemudahan akses
terjangkau, merata dan berkualitas.
b) Menggerakan peran serta masyarakat dan mendorong
kemandirian hidup sehat mulai dari keluarga sehingga
terwujud kesehatan yang optimal.
c) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai SOP di
dalam dan di luar gedung.
d) Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan menjalanin
kemitraan dengan jejaring.
e) Meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia yang
profesional guna mencapai pelayanan prima.
Moto
Pelayanan Dalam melaksanakan peran sebagai pusat pelayanan
kesehatan, UPT. Puskesmas Rawa Buntu memiliki moto pelayanan:
Melayanin dengan SYANTIK: Senyum, Nyaman, Tertib, Ikhlas.
3. Tata Budaya dan Tata Nilai
CETAR: Cekatan, Efektif, Tertip, Aman, Rajin.
C.Letak Geografis Puskesmas Rawa Buntu
Batas-batas wilayah UPT. Puskesmas Rawa Buntu sebagai berikut:
4. Sebelah Utara: Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Serpong.
5. Sebelah Barat: Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Serpong 1.
6. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Setu.
7. Sebelah Timur: Berbatasan dengan wilayah kerja
Puskesmas Pondok Benda.
(Puskesmas Rawabuntu, 2022)
D.Wilayah Kerja Puskesmas Rawa Buntu
Wilayah Kerja Puskesmas Rawa Buntu meliputi :
8. Kelurahan Rawabuntu
9. Kelurahan Ciater
10.Kelurahan
Rawa Mekar Jaya
(Puskesmas
Rawabuntu,
2022)
E.Pelayanan Puskesmas Rawa Buntu
Pelayanan yang dilakukan di Puskesmas Rawa Buntu, sebagai berikut:
a) Gedung Puskesmas: 1
b) Posyandu: 32, dengan rincian:
1. Rawa Buntu: 12
2. Rawa Mekar Jaya: 8
3. Ciater: 12
c) Posbindu: 12, dengan rincian:
1. Rawa Buntu: 5
2. Rawa Mekar Jaya: 4
3. Ciater: 3
d) Jumlah Kader: 194, dengan rincian:
1. Rawa Buntu: 84
2. Rawa Mekar Jaya: 48
3. Ciater: 62
e) Jadwal Pelayanan Puskesmas Rawa Buntu
Jadwal pelayanan di Puskesmas Rawa Buntu dapat dilihat pada
tabel berikut ini
Tabel 1. Jadwal Pelayanan Puskesmas
Rawa Buntu
Tahun 2022
Pelayanan Jadwal
Pendaftaran Senin s/d Sabtu - 7.30 s/d 11.00
Pemeriksaan Umum Senin s/d Sabtu - 8.00 s/d 14.00
Pemeriksaan Khusus ISPA Senin s/d Sabtu - 8.00 s/d 14.00
Pemeriksaan Ibu dan Anak Senin s/d Sabtu - 8.00 s/d 14.00
Pemeriksaan Gigi dan Mulut Senin s/d Sabtu - 8.00 s/d 14.00
Pemeriksaan TB Paru Rabu - 8.00 s/d 14.00
Konseling Gizi Kamis - 8.00 s/d 14.00
Fisioterapi Senin s/d Sabtu - 8.00 s/d 14.00
Laboratorium Senin s/d Sabtu - 8.00 s/d 14.00
Instalasi Gawat Darurat 24 Jam
Persalinan 24 Jam
Rawat Inap 24 Jam
Sumber: (Puskesmas Rawabuntu, 2022)
e) Kegiatan Puskesmas Rawa Buntu
Kegiatan di Puskesmas Rawa Buntu, yaitu:
1. Posyandu
2. Posbindu
3. Kelas Gizi
4. UKS
5. UKGS
6. Kesehatan Tradisional
7. Kunjungan Rumah (PIS-PK)
8. Pengawasan Lingkungan Sehat pada tempat umum
9. Pengawasan Sarana Air Bersih
10. Penanganan Kasus DBD di masyarakat (Puskesmas Rawabuntu, 2022)

f) Alur Pelayanan Puskesmas Rawa Buntu selama Pandemi Covid-19 Alur


pelayanan pada Puskesmas Rawa Buntu dapat dilihat pada
Gambar berikut ini:
Gambar 1. Alur Pelayanan dalam Gedung Puskesmas Rawa Buntu selama


DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Keperawatan


Keluarga Dan Komunitas.
Nofalia, I., & Nurhadi. (2018). Keperawatan Komunitas I. 1–
142. file:///C:/Users/Jo/Downloads/Documents/Keperawatan Komunitas
I.pdf
PUSKESMAS RAWABUNTU. (n.d.). Retrieved April 3, 2022,
from https://www.puskesmasrawabuntu.com/profil-
puskesmas
Murwani, Arita. ( 2007 ). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan
Aplikasi Kasus. Penerbit Mitra Cendikia Press :Jogjakarta
Sudiharto. 2007. Asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan
keperawatan transkultural. EGC : Jakarta
Wahyudi, Ahyar. 2010. Asuhan Keperawatan Kumunitas. http://
www.ahyarwahyudi.wordpress.com.
Andaners. 2010. Konsep Keperawatan Komonitas.
http://www.andaners.wordpress.com.

Anda mungkin juga menyukai