Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP PERAWAT DESA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah PHC

Dengan Dosen Pengampu: Dewi Dolifah, M.Kep.,Ners

Disusun oleh:

Kelompok VI

1. Dinda Setya W 1708


2. Fanisa Nurfadilah M 1708
3. M. Dega Almustofa 1708
4. M. Faisal Ilyasa 1708
5. Nenden Fitriani 1708244
6. Ranti Pratiwi 1708
7. Rita Aryanti 1708273

PROGRAM STUDI

D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan masyarakat lebih ditekankan pembinaan keluarga rawan dan
beresiko untuk meningkatkan tingkat kemandirian keluarga, pelayanan kesehatan
pada kelompok beresiko, serta pembinaan masyarakat. Kegiatan pelayanan kesehatan
masyarakat di desa, menjawab tantangan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan khususnya masyarakat yang tidak mampu mengakses fasilitas pelayanan
kesehatan seperti puskesmas.
Penempatan tenaga perawat di desa, sehingga peran-peran sebagai perawat di
komunitas dapat dijalankan secara maksimal. Peran perawat desa sangat strategis
dalam pencegahan penyakit, melalui upaya pencegahan primer seperti promosi
kesehatan (Health promotion). Perawat desa akan lebih menekankan upaya
peningkatan kesehatan melalui pendidikan kesehatan baik yang dilakukan secara
individu, keluarga melalui kunjungjan rumah dan penyuluhan kesehatan di
masyarakat.
Program yaitu “Program Satu desa Satu Perawat”. Program ini juga bertujuan
untuk mewujudkan program pemerintah yaitu pengembangan desa siaga. Perawat
desa berfungsi untuk mengimplementasikan komponen dalam desa siaga yang
meliputi: mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, menfasilitasi pemberdayaan
masyarakat dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehata (PHBS), seperti yang
termuat dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010
tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan perawat desa ?
2. Tujuan dibentuk perawat desa ?
3. Bagaimana dasar hukum perawat desa ?
4. Sasaran perawat desa ?
5. Bagaimana peran dan fungsi perawat desa ?
6. Apa Kegiatan Perawat Desa ?
7. Pelatihan Perawat desa ?
8. Bagaimana pengelolaan pelayanan keperawatan kesehata masyarakat di desa ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari perawat desa
2. Mengetahui tujuan dibentuknya perawat desa
3. Mengetahui dasar hukum perawat desa
4. Mengetahui sasaran dari perawat desa
5. Mengetahui peran dan fungsi dari perawat desa
6. Mengetahui kegiatan perawat desa
7. Mengetahui pelatihan perawat desa
8. Mengetahui pengelolaan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat di
desa
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian perawat desa


Perawat desa adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi
keperawatan baik vokasi (DIII) maupun profesi (Ners) yang diberikan tugas dan
kewenangan oleh pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kesehatan dan
keperawatan di desa/kelurahan tertentu. Perawat desa merupakan tenaga kesehatan
profesional yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan di desa. Perawat desa
memiliki sebagai fasilitator masyarakat desa mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan berkelanjutan.

2.2 Tujuan dibentuknya perawat desa

1. Tujuan umum
Mendekatkan pelayanan kesehatan masyarakat desa/kelurahan.
2. Tujuan khusus
a) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang pencegahan penyakit melalui kegiatan promotif dan preventif.
b) Meningkatkan penemuan kasus secara dini di masyarakat
c) Mendekatkan dan mempercepat akses pelayanan keperawatan pada kasus-kasus
emergency/prioritas pada individu maupun keluarga.
d) Meningkatkan penanganan kasus prioritas yang membutuhkan perawatan tindak
lanjut (follow-up care) di rumah.
e) Meningkatkan akses keluarga miskin mendapat pelayanan
kesehatan/keperawatan.
f) Meningkatkan pembinaan keperawatan kelompok khusus
g) Menjadi pusat data informasi masalah kesehatan yang ada di desa/kelurahan.

2.3 Dasar Hukum Perawat Desa


1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah Daerah.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016 Tentang Desa
8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
9. Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 2005 tentang Kelurahan
10. Permendagri Nomor 113 Tahun 2015 tentang Desa
11. Permenkes Nomor 17 Tahun 2013 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat
12. Kepmenkes Nomor 279 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya
Keperawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas

2.4 Sasaran Perawat Desa


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah
kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita dan ibu hamil.
Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat
yaitu :

1. Tingkat Individu.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai
masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di
poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah
kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.

2. Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur
sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difo¬kuskan pada
keluarga rawan yaitu :

a) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga


dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya
ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit
kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit
endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan
kecacatan tertentu (mental atau fisik).

b) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8
gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu
hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga
dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR,
keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus
percobaan bunuh diri.

c) Keluarga dengan tindak lanjut perawatan

3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.

a) Pembinaan kelompok khusus

b) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah

2.5 Peran dan Fungsi Perawat Desa


1. Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang
memungkinkan klien membuat pilihan dan mempertahankan autonominya.
Perawat selalu mengkaji dan memotivasi belajar klien.

2. Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk
dirinya.

3. Manajemen Kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta
meningkatkan kualitas hidup klien.

4. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.

5. Panutan (Role Model)


Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan peran yang
diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam
kehidupan sehari-hari.

6. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi serta
mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar dari praktik
keperawatan.

7. Pembaharu (Change Agent)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu


terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama dalam
merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan.

2.6 Kegiatan Perawat Desa


Merupakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh
perawat desa, meliputi:
1. Asuhan keperawatan kasus individu di rumah
a) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung
(indirect care).
b) Penemuan suspek/kasus kontak serumah.
c) Penyuluhan/pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya.
d) Pemantauan keteraturan berobat .
e) Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain di Puskesmas
atau di rumah sakit.
f) Pemberian nasehat (konseling) keperawatan.
g) Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan kewenangan yang
diberikan dan atau prodesure yang telah ditetapkan (contoh pengobatan,
penanggulangan kasus gawat darurat, dll).
h) Dokumentasi keperawatan.

2. Asuhan keperawatan keluarga


Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang di temukan di
masyarakat dan dilakukan di rumah keluarga. Kegiatannya meliputi, antara lain :
a) Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan masalah kesehatan
di masyarakat.
b) Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah.
c) Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga).
d) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana.
e) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung
(indirect care).
f) Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau keteraturan berobat
pasien dengan pengobatan jangka panjang.
g) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan di rumah.
h) Dokumentasi keperawatan.

3. Asuhan Keperawatan masyarakat di daerah binaan.


Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada masyarakat yang rentan atau
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan. Kegiatannya
meliputi kegiatan kunjungan ke daerah binaan untuk :
a) Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah dengan masalah
kesehatan spesifik.
b) Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan memotivasi masyarakat
untuk membentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat.
c) Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat.
d) Memotivasi pembentukan,mengembangkan dan memantau kader-kader
kesehatan di masyarakat.
e) Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan PHBS.
f) Dokumentasi keperawatan.
2.7 Pelatihan Perawat Desa
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan
administrasi tehnis dalam pengelolaan pelayanan kesehatan di masyarakat. Pelatihan
diselenggarakan oleh PPNI Provinsi Sultra dan bekerjasama dengan dinas kesehatan
kabupaten/kota dengan mengacu pada petunjuk teknis yang dibuat oleh PPNI Provinsi
Sultra dengan mengambil referensi yang dibuat oleh kementerian kesehatan dalam
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat.

2.8
Agar pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat di desa dapat terlaksana secara
efisien dan efektif, diperlukan pengelolaan upaya tersebut dengan baik. Pengelolaan
pelayanan kesehatan masyarakat desa merupakan rangkaian kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pelaporan.

a. Perencanaan
Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan oleh perawat desa adalah:
1. Menyusun usulan kegiatan
Usulan kegiatan disusun sesuai prioritas sasaran dan kegiatan prioritas di desa, dengan
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan promotif dan preventif yang akan melengkapi
kegiatan upaya kesehatan prioritas sehingga pelayanan kesehatan menjadi lebih utuh.
2. Pengajuan usulan kegiatan
Usulan kegiatan diajukan ke Pemerintah Desa setelah melalui persetujuan Kepala
Puskesmas. Usulan kegiatan yang telah disetujui oleh kepala puskesmas diajukan ke
pemerintah desa untuk mendapatkan persetujuan pembiayaan.
b. Pelaksanaan dan Pelaporan
Pelaksanaan dan pelaporan merupakan rangkaian penyelenggaraan, pemantauan serta
penilaian terhadap upaya pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat. Langkah
pelaksanaan dan pelaporan kegiatan perawat desa, meliputi antara lain:
1. Pengorganisasian di Desa
Agar pelaksanaan pelayanan kesehatan di desa berjalan optimal, maka kepala desa
diharapkan menetapkan tenaga perawat sebagai pelaksana pelayanan perawatan
kesehatan masyarakat desa.
Perawat desa bertanggung jawab kepada Kepala desa terhadap keberhasilan upaya
perawatan kesehatan masyarakat desa, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan serta pelaporan. Perawat desa diharapkan menjadi penanggung jawab
Pos Kesehatan Desa (POSKESDES) atau UKBM lainnya.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat, dilakukan berdasarkan
Rencana pelaksanaan kegiatan (POA) yang telah disetujui. Dalam melaksanakan
kegiatan perlu melakukan :
a. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disusun
b. Menyusun jadual kegiatan bulanan
c. Melaksanakan asuhan keperawatan menggunakan standar/pedoman/prosedur
tetap (protap).

Perawat desa melakukan praktik pelayanan kesehatan di POSKESDES jika


sudah terbentuk atau di tempat praktik mandiri perawat desa.

3. Pelaporan dan pemantauan hasil pelaksanaan kegiatan.


Pelaporan hasil kegiatan perawatan kesehatan masyarakat dilaksanakan secara
berkala pada setiap bulan oleh perawat desa kepada pemerintah desa dan Puskesmas.
Untuk mensinergiskan kegiatan perawat desa dengan program kerja puskesmas,
maka perlu dilakukan pemantauan oleh puskesmas, melalui kegiatan :
a. Perawat desa mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dengan pihak
puskesmas, yang bisa dilakukan dalam bentuk :
1) Refleksi Diskusi Kasus secara berkala dua kali dalam sebulan
2) Lokakarya mini bulanan
3) Lokakarya mini Tribulan
b. Melakukan penilaian
Penilaian dilakukan oleh pemerintah desa dan puskesmas pada setiap akhir tahun
dengan membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah
disusun. Penilaian dilakukan terhadap input, proses serta output berupa cakupan.
BAB III
MASALAH YANG MUNCUL
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai