Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR KELOMPOK KHUSUS DAN AREA


KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun untuk Memenuhi Penilaian Tugas Mata Kuliah Keperawatan


Keperawatan Komunitas III/ Keperawatan Gerontik

Dosen Fasilitator:
Ns. Yoga Kertapati, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom

Oleh Kelompok 1:

1. Dhira Ayu Pangestika NIM. 151.0009


2. Ika Yulia Hadinata NIM. 151.0021
3. M. Fathur Andreyanto NIM. 151.0032
4. Zulfa Ruly Lutfiana NIM. 151.0060
5. Novinda Andi Ani NIM. 151.0061p

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN 2018
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa:


1. Kami mempunyai copy dari makalah ini yang bisa dicetak ulang jika lembar
tugas individu/kelompok yang dikumpulkan hilang atau rusak
2. Lembar tugas kelompok ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan
karya orang lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi yang sudah
dilakukan parafrase

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik, kami bersedia


mendapatkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surabaya, 12 September 2018

(Nama) (NIM) (Tanda Tangan Mahasiswa)


1. Dhira Ayu P 151.0009
2. Ika Yulia H 151.0021
3. M. Fathur Andreyanto 151.0032
4. Zulfa Ruly L 151.0060
5. Novinda Andi Ani 151.0061p
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Lembar Tugas Mandiri/Kelompok yang berjudul
“Makalah Konsep Dasar Kelompok Khusus dan Area Keperawatan Komunitas”.
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam penilaian tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas I/III/ Keperawatan Gerontik. Penulis
mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian tugas ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dosen PJMK, Bapak Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom, atas
bimbingan yang telah diberikan.

2. Rekan-rekan satu kelompok dan seangkatan, atas dukungan yang telah


diberikan.

Penulis menyadari bahwa Lembar Tugas Mandiri/Kelompok ini memiliki


banyak kekurangan dan jauh dari sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun sebagai perbaikan yang berkelanjutan. Akhir
kata, penulis berharap Lembar Tugas Mandiri/Kelompok ini dapat memberi
manfaat bagi semua pihak.

Surabaya, September 2018

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan komunitas mencakup kesehatan keperawatan keluarga (nurse
health family) dan juga meliputi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas,
membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan sendiri serta
memecahkan masalah sendiri sebagai perorangan maupun secasa koleksi
sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat untuk memperoleh
tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari individu, keluarga dan masyarakat
(WHO, 1974)
Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental
maupun sosisal budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena
ketidakmampuan dan ketidak tahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan terhadap dirinya sendiri.
Perawatan kelompok khusus adalah upaya di bidang keperawatan
kesehatan masyarakat yang ditujukan pada kelompok – kelompok individu
yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan
serta rawan akan masalah tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir
dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya,
mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya
kuratif dan rehabilitative yang ditujukan kepada mereka yang tinggal di panti
dan kepada kelompok – kelompok yang ada di masyarakat, diberikan oleh
tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses
keperawatan.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Bagaimana konsep keperawatan komunitas ?


2. Bagaimana konsep keperawatan kelompok khusus ?
3. Apa saja area keperawatan komunitas ?
4. Bagaimana strategi ilmu keperawata komunitas ?
1.3 Manfaat Penulisan
1. Agar mahasiswa memahami konsep keperawatan komunitas
2. Agara mahasiswa memahami keperawatan kelompok khusus
3. Agar mahasiswa memahami area kepeawatan komunitas
4. Agar mahasiswa memahami strategi ilmu keperawatas komunitas
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


a. PENGERTIAN
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin,
1987).

b. SASARAN
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan
ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan,
maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan
keluarga-keluarga yang aada di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
 Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhannya
 Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan
 Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit
 Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan
jelas.Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling
berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai
tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan
muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan
khususnya.

2.2 Konsep Keperawatan Kelompok Khusus


a. Kelompok khusus
Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental
maupun social budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena
ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan
dan keperawatan terhadap dirinya sendiri.

b. Perawatan kelompok khusus


Upaya di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
kepada kelompok – kelompok individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan serta rawan
terhadap masalah tersebut yang dilaksanakan secara terorganisir dengan
tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan derajat kesehatannya,
mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan
upaya kuratif dan rehabilitative yang ditujukan kepada mereka yang
tinggal dipanti dan kepada kelompok – kelompok yang ada dimasyarakat,
diberikan oleh tenaga keperawatan dengan pendekatan pemecahan masalah
melalui proses keperawatan.

c. Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok
untuk dapat menolong diri mereka sendiri (selfcare) dan tidak
terlalu tergantung kepada pihak lain.
2. Tujuan khusus
Agar kelompok khusus dapat meningkatkan kemampuan mereka
dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok
khusus sesuai dengan macam, jenis dan tipe kelompok.
2) Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang mereka
hadapi berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kelompok.
3) Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama.
4) Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara
kesehatan mereka sendiri.
5) Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam
pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.
6) Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih banyak
berbuat dalam rangka meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri.
7) Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan dalam
menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan
kesehatan mayarakat.

d. Sasaran
Ada dua sasaran pokok pembinaan yaitu melalui institusi – institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan
pelayanan kelompok khusus dimasyarakat yang telah terorganisir secara
baik atau melalui melalui posyandu yang ditujukan untuk ibu hamil, bayi
dan anak balita atau terhadap kelompok – kelompok khusus dengan cirri
khas tertentu misalnya kelompok usila, kelompok penderita berpenyakit
kusta dan sebagainya.

e. Pelayanan kelompok khusus di institusi


Pelayanan terhadap lembaga – lembaga social kemasyarakatan yang
menyelenggarakan pemeliharaan dan pembinaan kelompok – kelompok
khusus tertentu

Yang menjadi sasaran pembinaan dan pelayanan kelompok khusus di institusi


meliputi:
a. Penghuni panti
Merupakan prioritas utama karena mereka yang rawan terhadap masalah
kesehatan dan umumnya merekalah yang bermasalah baik secara individu
maupun kelompok. Dalam mengatasi permasalahan perlu kolaborasi
dengan profesi kesehatan lain maupun dengan petugas – petugas terkait.
b. Petugas panti
Merupakan orang yang setiap berhubungan langsung dengan pelayanan
penghuni panti dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dan
merekalah yang paling mengetahui.
c. Lingkungan panti
Merupakan salah satu mata rantai penyebaran penyakit

f. Pelayanan kelompok khusus di masyarakat


Dilakukan melalui kelompok – kelompok yang terorganisir dengan
melibatkan peran serta aktif masyarakat, melalui pembentukan kader
kesehatan diantara kelompok tersebut yang telah mendapatkan pendidikan
dan pelatihan oleh puskesmas, selain itu lahan pembinaan kelompok
khusus masyarakat dapat dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok
ibu hamil, bayi dan anak balita serta kelompok lainnya yang mungkin
dapat dilakukan.

Klasifikasi
Kelompok khusus dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan
dan kebutuhan yang mereka hadapi, diantaranya:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan
pengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya misal:
1) Kelp. Ibu hamil
2) Kelp. Ibu bersalin.
3) Kelp. Ibu nifas.
4) Kelp. Bayi dan anak balita.
5) Kelp. Anak usia sekolah.
6) Kelp. Usia lanjut.
b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan, diantaranya:
1) Kelp. penderita penyakit menular (kusta, TBC, AIDS, Peny. Kelamin)
2) Kelp. Penderita penyakit tidak menular (DM, Jantung, Stroke)
3) Kelp. Cacat yang memerlukan rehabilitasi (Fisik, mental, social)
4) Kelp. Khusus yang mempunyai resika terserang penyakit (WTS,
penyalahgunaan obat & narkotika, pekerja tertentu).

2.3 Area Keperawatan Komunitas


Kegiatan perawatan kelompok khusus mencakup upaya – upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitative dan resosialitatif melalui kegiatan –
kegiatan yang terorganisasi sebagai berikut:
a. Pelayanan kesehatan dan keperawatan.
b. Penyuluhan kesehatan.
c. Bimbingan dan pemecahan masalah terhadap anggota kelompok, kader
kesehatan dan petugas panti.
d. Penemuan kasus secara dini.
e. Melakukan rujukan medic dan kesehatan.
f. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan masyarakat, kader dan
petugas panti atau pusat – pusat rehabilitasi kelompok khusus.
g. Alih tegnologi dalam bidang kesehatan dan keperawatan kepada petugas
panti, kader kesehatan.

2.4 Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


a. Promosi Kesehatan
Strategi utama upaya prevensi terhadap kejadian adalah dilakukannya
kegiatan promosi kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mengurangi disabilitas serta
mengaktualisasikan potensi kesehatan yang dimiliki oleh individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat (Swanson & Nies, 192011). Promosi
kesehatan dapat dikatakan efektif apabila dapat menghasilkan perubahan
pengetahuan, menyempurnakan sikap, meningkatkan ketrampilan, dan
bahkan mempengaruhi perubahan di dalam perilaku atau gaya hidup
individu, keluarga, dan kelompok (Pender, Murdaugh, & Parsons, 2002).
Intervensi keperawatan melalui promosi kesehatan untuk menurunkan
risik dan komplikasinya dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: (1)
pencegahan primer, (2) pencegahan sekunder, dan (3) pencegahan tersier.
Promosi kesehatan dalam tahap pencegahan primer bertujuan untuk
menurunkan risiko yang dapat mengakibatkan. Promosi kesehatan dalam
tahap pencegahan sekunder bertujuan untuk memotivasi kelompok
berisiko melakukan uji skrining dan penatalaksanaan gejala yang muncul,
sedangkan pada tahap pencegahan tersier, perawat dapat memberikan
promosi kesehatan yang bersifat readaptasi, promosi kesehatan untuk
mencegah komplikasi terulang dan memelihara stabilitas kesehatan .

b. Proses Kelompok
Proses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi
keperawatan yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat melalui
pembentukan sebuah kelompok. Berbagai kelompok di masyarakat dapat
dikembangkan sesuai dengan inisiatif dan kebutuhan masyarakat setempat,
misalnya Posbindu, Bina Keluarga , atau Karang Taruna. Kegiatan pada
kelompok ini disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai
oleh agar dapat mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan
produktif selama mungkin (Depkes RI, 1992).
Menurut penelitian, yang mengikuti secara aktif sebuah kelompok
sosial dan menerima dukungan dari kelompok tersebut akan
memperlihatkan kondisi kesehatan fisik dan mental yang lebih baik
daripada yang lebih sedikit mendapatkan dukungan kelompok (Krause,
1999)
Selanjutnya masyarakat dilakukan pengorganisasian.
Pengorganisasian masyarakat sebagai suatu proses merupakan sebuah
perangkat perubahan komunitas yang memberdayakan individu dan
kelompok berisiko dalam menyelesaikan masalah komunitas dan
mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Menurut Helvie (1998),
terdapat tiga model pengorganisasian masyarakat yaitu:
- Model Pengembangan Masyarakat (Locality Development)
Model pengembangan masyarakat didasarkan pada upaya untuk
memaksimalkan perubahan yang terjadi di komunitas, di mana
masyarakat dilibatkan dan berpartisipasi aktif dalam
menentukan tujuan dan pelaksanaan tindakan.
- Model Perencanaan Sosial (Social Planning)
Model perencanaan sosial dalam pengelolaan agregat lebih
menekankan pada teknik menyelesaikan masalah kesehatan
agregat dari pengelola program di birokrasi, misalnya Dinas
Kesehatan atau Puskesmas. Tugas perencana program
kesehatan adalah menetapkan tujuan kegiatan, menyusun
rencana kegiatan, dan mensosialisasikan rencana tindakan
kepada masyarakat.
- Model Aksi Sosial (Social Action)
Model aksi sosial menekankan pada pengorganisasian
masyarakat untuk memperjuangkan isu-isu tertentu terkait
dengan permasalahan yang sedang dihadapi agregat , misalnya
kampanye gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit diabetes.

c. Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan adalah proses pemberian kekuatan atau
dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat,
antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Hitchcock,
Scubert, & Thomas, 1999).
Perawat spesialis komunitas ketika menjalin suatu kemitraan
dengan masyarakat maka dirinya juga harus memberikan dorongan kepada
masyarakat Tahapan pemberdayaan yang dapat dilalui oleh agregat
(Sulistiyani, 2004), yaitu:
- Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku
sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan kemampuan
dalam mengelola secara mandiri. Dalam tahap ini, perawat
komunitas berusaha mengkondisikan lingkungan yang kondusif
bagi efektifitas proses pemberdayaan agregat
- Tahap transformasi kemampuan berupa pengetahuan dan
ketrampilan dalam pengelolaan secara mandiri agar dapat
mengambil peran aktif dalam lingkungannya. Pada tahap ini
agregat memerlukan pendampingan perawat komunitas.
- Tahap peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sehingga
terbentuk inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantarkan pada kemandirian mengelola. Pada tahap ini
dapat melakukan apa yang diajarkan secara mandiri.

d. Kemitraan
Kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua
pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Perawat
spesialis komunitas perlu membangun dukungan, kolaborasi, dan koalisi
sebagai suatu mekanisme peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi implementasi.
Kemitraan dalam PKP dapat dilakukan perawat komunitas melalui
upaya membangun dan membina jejaring kemitraan dengan pihak-pihak
yang terkait (Robinson, 2005) dalam upaya penanganan pada baik di level
keluarga, kelompok, maupun komunitas. Pihak-pihak tersebut adalah
profesi kesehatan lainnya, stakes holder (Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kota, Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Pemerintah Kota),
donatur/sponsor, sektor terkait, organisasi masyarakat, dll.

BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan
Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental
maupun sosisal budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena
ketidakmampuan dan ketidak tahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan terhadap dirinya sendiri.
DAFTAR REFERENSI

Mubaraq, Wahid Iqbal . 2006 . Ilmu Keperawatan Komunitas . CV Sagung Seto :


Jakarta
Firmansyah, Andan . 2010 . Perawat Komunitas Sebagai Edukator.
http://andaners.wordpress.com/2010/11/16/perawat-komunitas-sebagai-perawat-
edukator-diabetes/. Diakses 20 April 2017.
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba
Medika : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai