Dosen Fasilitator:
Ns. Yoga Kertapati, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom
Oleh Kelompok 1:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Lembar Tugas Mandiri/Kelompok yang berjudul
“Makalah Konsep Dasar Kelompok Khusus dan Area Keperawatan Komunitas”.
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam penilaian tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas I/III/ Keperawatan Gerontik. Penulis
mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian tugas ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dosen PJMK, Bapak Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom, atas
bimbingan yang telah diberikan.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
b. SASARAN
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang
mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab,
maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik
secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan
ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan,
maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan
keluarga-keluarga yang aada di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhannya
Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan
Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit
Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan
jelas.Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling
berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai
tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan
muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan
khususnya.
c. Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok
untuk dapat menolong diri mereka sendiri (selfcare) dan tidak
terlalu tergantung kepada pihak lain.
2. Tujuan khusus
Agar kelompok khusus dapat meningkatkan kemampuan mereka
dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok
khusus sesuai dengan macam, jenis dan tipe kelompok.
2) Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang mereka
hadapi berdasarkan permasalahan yang terdapat pada kelompok.
3) Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi berdasarkan rencana yang telah mereka susun bersama.
4) Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam memelihara
kesehatan mereka sendiri.
5) Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam
pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.
6) Meningkatkan produktivitas kelompok khusus untuk lebih banyak
berbuat dalam rangka meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri.
7) Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan dalam
menunjang fungsi puskesmas dalam rangka pengembangan pelayanan
kesehatan mayarakat.
d. Sasaran
Ada dua sasaran pokok pembinaan yaitu melalui institusi – institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap kelompok khusus dan
pelayanan kelompok khusus dimasyarakat yang telah terorganisir secara
baik atau melalui melalui posyandu yang ditujukan untuk ibu hamil, bayi
dan anak balita atau terhadap kelompok – kelompok khusus dengan cirri
khas tertentu misalnya kelompok usila, kelompok penderita berpenyakit
kusta dan sebagainya.
Klasifikasi
Kelompok khusus dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan
dan kebutuhan yang mereka hadapi, diantaranya:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus yang memerlukan
pengawasan akibat pertumbuhan dan perkembangannya misal:
1) Kelp. Ibu hamil
2) Kelp. Ibu bersalin.
3) Kelp. Ibu nifas.
4) Kelp. Bayi dan anak balita.
5) Kelp. Anak usia sekolah.
6) Kelp. Usia lanjut.
b. Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan, diantaranya:
1) Kelp. penderita penyakit menular (kusta, TBC, AIDS, Peny. Kelamin)
2) Kelp. Penderita penyakit tidak menular (DM, Jantung, Stroke)
3) Kelp. Cacat yang memerlukan rehabilitasi (Fisik, mental, social)
4) Kelp. Khusus yang mempunyai resika terserang penyakit (WTS,
penyalahgunaan obat & narkotika, pekerja tertentu).
b. Proses Kelompok
Proses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi
keperawatan yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat melalui
pembentukan sebuah kelompok. Berbagai kelompok di masyarakat dapat
dikembangkan sesuai dengan inisiatif dan kebutuhan masyarakat setempat,
misalnya Posbindu, Bina Keluarga , atau Karang Taruna. Kegiatan pada
kelompok ini disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai
oleh agar dapat mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan
produktif selama mungkin (Depkes RI, 1992).
Menurut penelitian, yang mengikuti secara aktif sebuah kelompok
sosial dan menerima dukungan dari kelompok tersebut akan
memperlihatkan kondisi kesehatan fisik dan mental yang lebih baik
daripada yang lebih sedikit mendapatkan dukungan kelompok (Krause,
1999)
Selanjutnya masyarakat dilakukan pengorganisasian.
Pengorganisasian masyarakat sebagai suatu proses merupakan sebuah
perangkat perubahan komunitas yang memberdayakan individu dan
kelompok berisiko dalam menyelesaikan masalah komunitas dan
mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Menurut Helvie (1998),
terdapat tiga model pengorganisasian masyarakat yaitu:
- Model Pengembangan Masyarakat (Locality Development)
Model pengembangan masyarakat didasarkan pada upaya untuk
memaksimalkan perubahan yang terjadi di komunitas, di mana
masyarakat dilibatkan dan berpartisipasi aktif dalam
menentukan tujuan dan pelaksanaan tindakan.
- Model Perencanaan Sosial (Social Planning)
Model perencanaan sosial dalam pengelolaan agregat lebih
menekankan pada teknik menyelesaikan masalah kesehatan
agregat dari pengelola program di birokrasi, misalnya Dinas
Kesehatan atau Puskesmas. Tugas perencana program
kesehatan adalah menetapkan tujuan kegiatan, menyusun
rencana kegiatan, dan mensosialisasikan rencana tindakan
kepada masyarakat.
- Model Aksi Sosial (Social Action)
Model aksi sosial menekankan pada pengorganisasian
masyarakat untuk memperjuangkan isu-isu tertentu terkait
dengan permasalahan yang sedang dihadapi agregat , misalnya
kampanye gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit diabetes.
c. Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan adalah proses pemberian kekuatan atau
dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat,
antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Hitchcock,
Scubert, & Thomas, 1999).
Perawat spesialis komunitas ketika menjalin suatu kemitraan
dengan masyarakat maka dirinya juga harus memberikan dorongan kepada
masyarakat Tahapan pemberdayaan yang dapat dilalui oleh agregat
(Sulistiyani, 2004), yaitu:
- Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku
sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan kemampuan
dalam mengelola secara mandiri. Dalam tahap ini, perawat
komunitas berusaha mengkondisikan lingkungan yang kondusif
bagi efektifitas proses pemberdayaan agregat
- Tahap transformasi kemampuan berupa pengetahuan dan
ketrampilan dalam pengelolaan secara mandiri agar dapat
mengambil peran aktif dalam lingkungannya. Pada tahap ini
agregat memerlukan pendampingan perawat komunitas.
- Tahap peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sehingga
terbentuk inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mengantarkan pada kemandirian mengelola. Pada tahap ini
dapat melakukan apa yang diajarkan secara mandiri.
d. Kemitraan
Kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua
pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Perawat
spesialis komunitas perlu membangun dukungan, kolaborasi, dan koalisi
sebagai suatu mekanisme peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi implementasi.
Kemitraan dalam PKP dapat dilakukan perawat komunitas melalui
upaya membangun dan membina jejaring kemitraan dengan pihak-pihak
yang terkait (Robinson, 2005) dalam upaya penanganan pada baik di level
keluarga, kelompok, maupun komunitas. Pihak-pihak tersebut adalah
profesi kesehatan lainnya, stakes holder (Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kota, Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Pemerintah Kota),
donatur/sponsor, sektor terkait, organisasi masyarakat, dll.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan
Sekelompok masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik, mental
maupun sosisal budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena
ketidakmampuan dan ketidak tahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan
keperawatan terhadap dirinya sendiri.
DAFTAR REFERENSI