Anda di halaman 1dari 60

N A M A : Dr. A.V. SRI SUHARDININGSIH, S.Kp.,M.Kes.

KAT,KORP,NRP : LAKSAMANA PERTAMA TNI (Purn)


JABATAN : DOSEN STIKES HANG TUAH SURABAYA
TEMP,TGL LAHIR : JOGJA , 25 APRIL 1959
STATUS : K / 3
DIK UM : - AKPER ST.CAROLUS JAKARTA,TH.1981
- S1 KEPERAWATAN – UI, TH.1992
- S2 PERILAKU – UNAIR, TH.2001
- S3 –ILMU KESEHATAN-UNAIR, TH.2012
DIKMIL :
- SEPAMILWAWAN ABRI THN 1984
1
- DIK PAFUNG II MINPERS TAHUN 1994
- SESFUNG SESKOAL TAHUN 2003
PENUGASAN
 PERAWAT DI RS ST. CAROLUS JAKARTA ‘81-’83
 KAURWAT RSAL Dr.GANDI AT BIAK ’84 – ’86
 KASUBSIMINPERS DISKES ARMABAR ’86 – ’88
 KAURMINPERS DITKESAL MABESAL ’88 – ’94
 KASUBBAGPERMIL RSAL Dr. RAMELAN ’95 – ’96
 PD I AHT ’95 – ’02, PUKET I STIKES ’06-’09
 KA.PENJAMINAN MUTU STIKES HANG TUAH ‘09- 2011
 DOSEN STIKES HANGTUAH 2012- SEKARANG
 KABAGMINPERS RSAL Dr.RAMELAN ’96 – ’02
 KASUBDEPWAT INAP RSAL Dr.RAMELAN ’02 – ’03
 WADAN PUSDIKKES ‘’04 - ’05
 DIRPERS KOBANGDIKAL SEPT‘ O5 – DESEMBER’09
 KA.BADAN UJI POKGADIK KOBANGDIKAL DES’09- JULI ’10
 GUMIL UTAMA AGUSTUS’10 - 2012
 KADEP. BANGDIKLAT RSAL Dr. RAMELAN 2012 – JUNI 2016
 KETUA KOMITE KEPERAWATAN RSAL DR. RAMELAN 2012-2016
 KETUA AKREDITASI RSAL dr. RAMELAN 2012-2016
 Pjs. WAKABIN RSAL dr. RAMELAN AGST’15-SEPT’2015
 PATI SAHLI KASAL BID. SUMDAHANNEG OKT’2016 – MEI 2017
KEGIATAN ORGANISASI
• PENGURUS PPNI PROVINSI JATIM/DPW PPNI JATIM
BIDANG DIKLAT PERIODE 2000 – 2005
BIDANG DIKLAT PERIODE 2006 – 2010
WAKIL KETUA II PERIODE 2010 - 2015
WAKIL KETUA PELAYANAN 2015 - 2020
• ASSESOR LAM-PTKes 2014 – SEKARANG
• SURVEIOR KARS 2017 - SEKARANG
“TEORI CARING SWANSON”

DR. A.V. SRI SUHARDININGSIH, SKP.M.KES


CARING DALAM
PELAYAN KEPERAWATAN

?
KELUHAN PASIEN YG SERING MUNCUL

“kok perawat tidak menyiapkan


oksigen sebelumnya, setelah perlu
baru bolak-balik ndak karuan
mencari oksigen kesana kemari,
telpon sana telpon sini”
“kami ini orang sakit, mestinya
dibantu bukan malah marah-marah
bila dimintai bantuan”
“ “kita ini sudah bayar mahal,
seharusnya setimpal dong dengan
pelayanan yang kami terima”
“perawat sekarang ini sepertinnya
sudah berubah menjadi petugas
administrasi, bukan Perawat yg
siap menolong pasien”
BAGAIMANA PENDAPAT
STAKEHOLDER TENTANG
KOMPETENSI PERAWAT
INDONESIA
PERAWAT SUDAH KOMPETEN DALAM HAL HARD SKILL (KETERAMPILAN) TAPI,
SANGAT TIDAK KOMPETEN DALAM SOFT SKILL SOFT SKILLS

INI SALAH SATU PENDAPAT DEKAN FAKULTAS KES TERNAMA DI JAWA TIMUR:”
PERAWAT SANGAT TIDAK RAMAH KEPADA PASIEN; BILA JAGA MALAM SERING
TIDUR, JIKA ADA TINDAKAN KPD PASIEN SERING MENYURUH PERAWAT YG
DINAS ATAU DM DGN SEBUTAN HAI ADIK2.... HAI DM, INFUSNYA HABIS TOLONG
DIGANTI”

INI SALAH SATU PENDAPAT DIREKTUR RS:” PERAWAT KURANG MENDEKAT


KPD PASIEN, SERING MEMBENTAK-MBENTAK DAN MENYALAHKAN PASIEN
JIKA KONTROL ATAU MEMBAWA PASIEN KE RS TERLAMBAT. “KENAPA BARU
DIBAWA SEKARANG, KOK NGGAK NUNGGU KALAU SUDAH MAU MATI”.
APA KELUHAN PASIEN DI RS ?
SAYA PRIHATIN DAN KECEWA
DENGAN PERAWAT RUANG
“Y” YANG TIDUR WAKTU JAGA
MALAM HARI MINGGU
KEMARIN. SAYA BEL-BEL
TIDAK DATANG, BAHKAN
SAYA DATANGI TIDAK ADA
YANG DENGAR KARENA
TIDUR NYENYAK.
KOMPETENSI
SOFT SKILLS NERS
1. Tanggung jawab dan 13. Berdedikasi:SS
Tanggung gugat:SS
14. Teliti: SS
2. Empati:SS
15. Percaya diri: SS
3. Berfikir kritis:HS & SS
16. Berperilaku etis: SS
4. Disiplin:SS
17. Problem solving: HS & SS
5. Leadership:HS & SS
18. Entrepreneurship HS & SS
6. Kreativitas dan inovatif:HS
& SS 19. Menghargai hasil karya orang
lain: SS
7. Inisiatif:SS
20. Altruistik: SS
8. Komunikatif: HS & SS
21. Lifelong learning:SS
9. Team work: HS & SS
22. Decision making dalam
10. Antusias: SS ASKEP
11. Asertif: SS 23. Conscience
12. Tanggap: SS 24. Risk taking
“terima kasih banyak atas
perawatannya selama ini, semoga
mendapat balasan dari Alloh swt.”
“perawatnya luar biasa, sudah
cantik-cantik, ramah dan penuh
perhatian”
PRINSIP DASAR HUBUNGAN PERAWAT – KLIEN

 Salah satu kunci keberhasilan pelayanan


profesional hubungan interpersonal antara
perawat – klien

 Kualitas hubungan interpersonal ners-klien


menentukan kualitas asuhan keperawatan
NURSING; A HELPING PROFESSION
Keperawatan “helping profession”
Helping Relationship

 Helping relationship adalah hubungan yg terjadi diantara dua


(atau lebih) individu maupun kelompok yg saling memberikan dan
menerima bantuan atau dukungan untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya sepanjang kehidupan.
 Karakteristik Helping Reletionship (Roger dalam Stuart
G.W (1998),
1. Kejujuran
2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif
3. Empati bukan simpati
4. Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien
5. Menerima klien apa adanya
6. Sensitif thd perasaan klien
7. Tidak mudah terpengaruh masa lalu klien ataupun diri perawat
sendiri
PELAYANAN KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT
1. MEMBUTUHKAN SENTUHAN KEMANUSIAAN ( Human
touch)
2.PERAWATAN (Caring)
3. EMPATI ( Compassion)
4. KASIH (love)
DEKLARASI PERAWAT INDONESIA

International Nurses Day pada 12 Mei 2012

PERILAKU ASUHAN (CARING)


SEBAGAI KUNCI PELAYANAN KEPERAWATAN
PRIMA
(CARING BEHAVIORS ARE THE KEY TO
NURSING SERVICES EXCELLENCE)
KAMI PERAWAT INDONESIA, MENDEKLARASIKAN AKAN
MENERAPKAN PERILAKU CARING SEBAGAI KUNCI PELAYANAN
KEPERAWATAN PRIMA, MELALUI :

1. PELAYANAN YANG HOLISTIK DAN BERFOKUS PADA


KLIEN
2. MEMBINA HUBUNGAN SALING PERCAYA, JUJUR,
EMPATI, DAN BERTANGGUNG JAWAB
3. MEMFASILITASI PROSES PEMBELAJARAN KLIEN
4. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN TERAPEUTIK BAGI
KLIEN
5. MEMBANTU PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
6. MEMFASILITASI KEBUTUHAN SPIRITUAL KLIEN
7. MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROSES
KEPERAWATAN
CARING DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN
PILAR 5. Patient Care
Delivery
MPKP
1. Professional
Value

4. Professional
Relationship
Caring
Relationships

Planning

Nurse - Patient

Organizin
g

Nurse – Other Team


Physical Facilities
Actuating Controlling
MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

PROFESSIONAL VALUE

MANAGEMENT COMPENSATORY PROFESSIONAL PATIENT CARE


APPROACH REWARDS RELATIONSHIP DELIVERY SYSTEM

SISTEM REKRUTMEN 1. Tim Keperawatan MANAJEMEN PENKES KELUARGA


MANAJEMEN ASKEP Fase 1 : Permulaan
1. Orientasi • Rapat
1. Perencanaan • Proses Hubungan
2. Manajemen • Case Conference
Keperawatan
2. Pengorganisasian Kinerja Fase 2 : Keterampilan
2. Tim Kesehatan
• Pedoman ASKEP Merawat Klien
3. Pengarahan 3. Standar Kinerja
• Rapat
• Pedoman Fase 3 : Aplikasi Perawatan
4. Pengendalian 4. Pengembangan
• Case Conference Komunikasi Fase 4 : Mempertahankan
SDM
• Panduan peran serta
Komunikasi
keluarga dalam
• SPO merawat klien
di keluarga /
masyarakat
KUALITAS LAYANAN
Salah satu kunci kualitas layanan kesehatan adalah
bila setiap orang terutama yang paling banyak
bersentuhan dengan pasien dan keluarganya
memiliki dan terus mengembangkan budaya
”CARING”
APA ITU CARING ?

1. CARING berasal dari kata CARE atau perduli.

2. CARING adalah sifat dasar manusia,dimana semua orang


punya potensi untuk melakukannya.
3. CARING adalah wujud dari tindakan/perilaku/sikap.

4. Dalam pekerjaan, CARING langsung tidak langsung


dilakukan.
DEFINISI CARING MENURUT AHLI :
a. Florence nightingale (1860): Caring tindakan yg
menunjukkan pemanfaatan lingkungan klien dlm membantu
penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, ventilasi yg
baik & tenang kpd klien.
b. Delores gaut (1984) Caring ada 3 makna dimana
ketiganya tdk dpt dipisahkan, yaitu perhatian,
bertanggung jawab, dan ikhlas.
c. Crips dan Taylor (2001) : Caring fenomena universal
yg mempengaruhi bagaimana berpikir, merasakan, &
berperilaku dlm hubungannya dg orang lain.
d. Rubenfild (1999) : Caring memberikan asuhan,
dukungan emosional pada klien, keluarga,
kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
e. Jean watson (1985) : Caring komitmen moral utk
melindungi, mempertahankan, & me↑ martabat
manusia.
DISIMPULKAN PENGERTIAN CARING
ADALAH;
 Suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sbg
suatu cerminan perhatian, perasaan empati & kasih
sayang kpd orang lain,dilakukan dg cara memberikan
tindakan nyata kepedulian, tujuan untuk
meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang
tersebut.
 Caring merupakan inti dari keperawatan.
CARING……Kegiatan dasar keperawatan
Pusat dari semua atribut yg digunakan untuk
menggambarkan keperawatan (Roach, 1984)
ASUMSI DASAR SCIENCE OF CARING
( WATSON, 1985 )

1. Dilakukan & dipraktekkan secara interpersonal.


2. Faktor kuratif yg berasal dari kepuasan dalam
membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien.
3. Efektif akan meningkatkan kes. & p’{ individu/ keluarga.
4. Respon yg diterima seseorang tidak hanya saat itu saja
namun juga mempengaruhi akan seperti apakah
seseorang nantinya.
5. Lingkungan penuh caring sangat potensial mendukung
perkembangan seseorang, mempengaruhi seseorang
dalam memilih tindakan yg terbaik untuk dirinya
sendiri.
6. Lebih kompleks dari curing, praktik caring memadukan
antara pengetahuan biofisik dg pengetahuan, perilaku
manusia yg berguna dalam peningkatan derajat
kes,membantu klien yg sakit.
7. INTI DARI KEPERAWATAN.
“TEORI CARING SWANSON”
Pengertian Caring Menurut Swanson
Swanson (1991) menjelaskan middle range theory of caring. Caring didefinisikan sebagai ´a
nurturing way of relating to a valued other toward whom one feels a personal sense of
commitment and responsibility`. Kata kunci dari definisi tersebut adalah memberikan asuhan
keperawatan yang bernilai kepada klien dengan penuh rasa komitmen dan tanggung jawab.
Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang
sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat
pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan
dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu
yang terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis "berada di tengah-
tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku
"(Swanson, 1993).
“TEORI CARING SWANSON”

 TEORI CARING SWANSON MENJELASKAN TENTANG


PROSES CARING YANG TERDIRI DARI BAGAIMANA
PERAWAT MENGERTI KEJADIAN YANG BERARTI DI
DALAM HIDUP SESEORANG, HADIR SECARA
EMOSIONAL, MELAKUKAN SUATU HAL KEPADA
ORANG LAIN SAMA SEPERTI MELAKUKAN
TERHADAP DIRI SENDIRI, MEMBERI INFORMASI
DAN MEMUDAHKAN JALAN SESEORANG DALAM
MENJALANI TRANSISI KEHIDUPAN SERTA MENARUH
KEPERCAYAAN SESEORANG DALAM MENJALANI
HIDUPNYA
MENURUT SWANSON, CARING ADALAH PROSES MULTIFASET
YANG TERUS ADA DALAM DINAMIKA HUB. PASIEN- PERAWAT.

 Secara umum, proses yang terjadi adalah : pertama perawat


membantu klien mempertahankan keyakinannya, yang berarti
bahwa perawat mendorong pasien dan membantu untuk
memperkuat harapan mereka mengatasi kesulitan saat ini. Hal
ini sangat penting terutama dalam kasus di mana pasien
menghadapi penyakit yang mengancam nyawa seperti kanker,
atau peristiwa yang sangat traumatis seperti keguguran
(Swanson & Wojnar, 2004).
Langkah Berikutnya Dalam Proses Untuk Mempertahankan
Keyakinan, Adalah "Knowing". Dalam Proses “Knowing”, Perawat
Berusaha Untuk Memahami Apa Arti Situasi Yang Terjadi Saat Ini
Bagi Pasien, Hal Ini Muncul Dalam Bentuk Latihan Sebagai Seorang
Perawat, Yang Menciptakan Seseorang Dengan Rasa Tertentu
Bagaimana Kondisi Fisik Dan Psikologis Dapat Mempengaruhi
Seseorang Secara Keseluruhan. Dengan Mengetahui Apa Yang
Dialami Pasien, Perawat Kemudian Dapat Melanjutkan Proses "Do
For", Ada Untuk Memberikan Tindakan Terapi Dan Intervensi Bagi
Pasien. Proses “Do For”, Diikuti Dengan Proses "Enabling" Yang
Memungkinkan Pasien Untuk Mencapai Kesehatan Dan
Kesejahteraannya.
)
Dimensi Caring Menurut Swanson

A. MAINTAINING BELIEF
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui
setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi dalam
hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh
keyakinan, meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan
sikap optimis, membantu menemukan arti atau mengambil
hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain
dalam situasi apa pun. Tujuannya adalah untuk
memungkinkan orang lain terbantu dalam batas-batas
kehidupannya sehingga mampu menemukan makna dan
mempertahankan sikap yang penuh harapan. Memelihara dan
mempertahankan keyakinan nilai hidup seseorang adalah
dasar dari caring dalam praktek keperawatan
SUBDEMENSI MAINTAINING BELIEF
1) BELIEVING IN
 Perawat menanggapi apa yang klien rasakan dan percaya
bahwa perasaan – perasaan tersebut bisa terjadi dan wajar
terjadi pada siapapun yang sedang dalam masa transisi.
2) OFFERING A HOPE-FILLED ATTITUDE
 Menunjukkan perilaku bahwa perawat sepenuhnya
peduli/care terhadap masalah yang dialami dengan sikap
tubuh, kontak mata dan intonasi bicara perawat.
3) MAINTAINING REALISTIC OPTIMIS

 Menjaga dan menunjukan optimisme perawat dan harapan


terhadap apa yang menimpa klien secara realistis dan
berusaha mempengaruhi agar klien mempunyai optimisme
dan harapan yang sama.
SUBDEMENSI ….. LANJUTAN
4) HELPING TO FIND MEANING
 Membantu klien menemukan makna akan masalah yang
terjadi sehingga klien perlahan - lahan menerima bahwa
setiap orang dapat mengalami apa yang dialami klien.
5) GOING THE DISTANCE (MENJAGA JARAK)
 Semakin jauh menjalin/menyelani hubungan dengan tetap
menjaga hubungan sebagai perawat- klien yang tujuan akhir
dalam tahap ini adalah kepercayaan klien sepenuhnya
terhadap perawat dan responsibility serta caring secara total
oleh perawat kepada klien.
B. KNOWING

Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa


yang memiliki makna dalam kehidupan klien.
Mempertahankan kepercayaan adalah dasar dari caring
keperawatan. KNOWING adalah memahami pengalaman
hidup klien dengan mengesampingkan asumsi perawat
mengetahui kebutuhan klien, menggali/menyelami
informasi klien secara detail, sensitive terhadap petunjuk
verbal dan non verbal, fokus kepada satu tujuan
keperawatan, serta melibatkan orang yang memberi
asuhan dan orang yang diberi asuhan dan menyamakan
persepsi antara perawat dan klien. Knowing adalah
penghubung dari keyakinan keperawatan terhadap realita
kehidupan
SUBDEMENSI KNOWING
1) AVOIDING ASSUMPTIONS :
Menghindari asumsi-aumsi
2) ASSESSING THOROUGHLY
 Melakukan pengkajian menyeluruh meliputi bio psikososial spitual
dan kultural
3) SEEKING CLUES

Perawat menggali informasi - informasi secara mendalam


4) CENTERING ON THE ONE CARED FOR

 Perawat berfokus pada klien dalam melakukan asuhan keperawatan

5) ENGAGING THE SELF OF BOTH


 Melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan bekerja sama dengan
klien dalam melakukan asuhan keperawatan yang efektif
C. BEING WITH

Being with maksudnya tidak hanya hadir


secara fisik, tetapi juga komunikasi, berbagi
perasaan tanpa beban dan secara emosional
bersama – sama klien dengan maksud
menawarkan kepada klien dukungan,
kenyamanan, pemantauan dan mengurangi
intensitas perasaan yang tidak diinginkan
SUBDEMENSI BEING WITH
1) NON-BURDENING
 Perawat bekerjasama dengan klien tanpa memaksa
kehendak kepada klien dalam melakukan tindakan
keperawatan
2) CONVERING AVAILABILITY
 Menunjukan kesediaan perawat dalam membantu klien
dan memfasilitasi klien untuk mencapai tahap
kesejahteraan / well being.
3) ENDURING WITH
 Bersama-sama berkomitmen dengan klien berusaha dalam
meningkatkan kesehatan klien
 4) SHARING FEELINGS

 Berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan dengan


usaha peningkatan kesehatan klien.
D. DOING FOR
DOING FOR BERARTI BERSAMA
– SAMA MELAKUKAN SESUATU
TINDAKAN YANG BISA
DILAKUKAN, MENGANTISIPASI
KEBUTUHAN YANG DIPERLUKAN,
KENYAMANAN, MENJAGA
PRIVASI DAN MARTABAT KLIEN.
SUBDEMENSI DOING FOR
1) COMFORTING ( MEMBERIKAN KENYAMANAN)
 Dalam melakukan tindakan keperawatan dilakukan dengan memberikan
kenyamanan pada klien dan menjaga privasi klien.
2) PERFORMING COMPETENTLY ( MENUNJUKKAN KETRAMPILAN)

 Tidak hanya berkomunikasi dan memberikan kenyaman dalam tindakannya,


perawat juga menunjukkan kompetensi atau skill sebagai perawat professional
3) PRESERVING DIGNITY (MENJAGA MARTABAT KLIEN)
 Menjaga martabat klien sebagai individu atau memanusiakan manusia.

4) ANTICIPATING ( MENGATISIPASI )

 Perawat dalam melakukan tindakan selalu meminta persetujuan klien dan keluarga

5) PROTECTING (MELINDUNGI)

 Melindungi hak-hak pasien dalam memberikan asuhan keperawatan dan tindakan


medis
E. ENABLINGS
 Enabling adalah memampukan atau memberdayakan
klien, memfasilitasi klien untuk melewati masa transisi
dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa dalam
hidupnya yang belum pernah dialami dengan memberi
informasi, menjelaskan, mendukung dengan focus
masalah yang relevan, berfikir melalui masalah dan
menghasilkan alternative pemecahan masalah sehingga
meningkatkan penyembuhan klien atau klien mampu
melakukan tindakan yang tidak biasa dia lakukan dengan
cara memberikan dukungan, memvalidasi perasaan dan
memberikan umpan balik / feedback.
.
SUBDEMENSI ENABLINGS
 1) VALIDATING (MEMVALIDASI)
 Memvalidasi semua tindakan yang telah dilakukan
 2) INFORMING( MEMBERIKAN INFORMASI)
 Memberikan informasi yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan
klien dalam rangka memberdayakan klien dan keluarga klien.
 3) SUPPORTING (MENDUKUNG)
 Memberikan dukungan kepada klien dalam mencapaikesejahteraan
/ well being sesuai kapasitas sebagai perawat
 4) FEEDBACK (MEMBERIKAN UMPAN BALIK)
 Memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien
dalam usahanya mencapai kesembuhan / well being
 5) HELPING PATIENTS TO FOCUS GENERATE
ALTERNATIVES (MEMBANTU PASIEN UNTUK FOCUS DAN
MEMBUAT ALTERNATIVE)
 Menolong pasien untuk selalu fokus dan terlibat dalam program
peningkatan kesehatannya baik tindakan keperawatan maupun tindak
an medis. (Potter & Perry, 2009)
KEPERAWATAN KESEHATAN

MANUSIA

LINGKUNGAN
ASUMSI TEORI CARING TERHADAP KONSEP
SENTRAL DISIPLIN ILMU KEPERAWATAN

A. MANUSIA
 Asumsi Swanson tentang caring sesuai dengan apa yang
dinyatakan oleh Watson (1985) bahwa manusia
merupakan makhluk yang unik dan utuh yang memiliki
pemikiran, perasaan dan tingkah laku. Pengalaman hidup
dari setiap orang dipengaruhi oleh warisan genetik,
anugerah spiritual, dan kebebasan memilihnya.
ASUMSI TEORI CARING TERHADAP KONSEP
SENTRAL DISIPLIN ILMU KEPERAWATAN
 B. KESEHATAN
 Perawat tidak hanya berfokus bagaimana klien
sembuh dari penyakitnya tetapi perawat
membantu klien untuk dapat mencapai,
memelihara, atau mendapatkan kembali tingkat
kesehatan atau kesejahteraan hidupnya yang
optimal. Pada saat perawat berfokus pada
kesehatan sebagai suatu kesejahteraan hidup,
perawatan yang diberikan haruslah meliputi
manusia sebagai manusia yang utuh yaitu menjadi
seseorang, bertumbuh, merefleksikan diri dan
selalu berusaha untuk dapat berhubungan dengan
sesamanya (Swanson, 1993).
ASUMSI TEORI CARING TERHADAP KONSEP
SENTRAL DISIPLIN ILMU KEPERAWATAN

 B. KESEHATAN
 Untuk dapat mengalami kesejahteraan
adalah dengan hidup sebagai subjektif,
memiliki arti, berpengalaman sebagai
manusia seutuhnya. Utuh melibatkan
adanya pengertian integrasi dan menjadi
seseorang berarti semua aspek menjadi
seseorang bebas untuk diekspresikan. Aspek
yang di maksud adalah : spiritualitas,
pemikiran, perasaan, inteligen, kreativitas,
hubungan, feminine, maskulin dan
seksualitas (Swanson, 1993).
ASUMSI TEORI CARING TERHADAP KONSEP
SENTRAL DISIPLIN ILMU KEPERAWATAN

C. LINGKUNGAN
 Lingkungan didefiniskan sebagai sesuatu yang
situasional. Di dalam keperawatan sendiri,
lingkungan adalah suatu konteks yang
mempengaruhi atau yang terpengaruh oleh
klien. Pengaruh itu sendiri ada beberapa
termasuk budaya, politik, ekonomi, sosial,
biofisik, psikologi dan spiritual. Pada saat kita
mencari tahu tentang pengaruh lingkungan
terhadap seseorang, ada baiknya untuk
mempertimbangkan tuntutan, kendala dan
sumber – sumber yang membawa kepada situasi
tersebut dan lingkungan di sekitarnya (Klausner,
1971).
ASUMSI TEORI CARING TERHADAP KONSEP
SENTRAL DISIPLIN ILMU KEPERAWATAN

D. PERAWAT
 Swanson (1991,1993) mendefinisikan
keperawatan atau pemberian pelayanan
keperawatan untuk mencapai
kesejahteraan individu. Swanson
meyatakan bahwa ilmu keperawatan
dibentuk dari ilmu pengetahuan
keperawatan ilmu pengetahuan lain
seperti etika, kepribadian, estetika yang
dijadikan nilai-nilai dan harapan individu
dan social secara manusiawi dan
berdasarkan pengalaman.
PERILAKU CARING DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN
Pandangan Swanson (1993) tentang keperawatan
adalah siapa yang kita layani, bagaimana kita
memberikan pelayanan dan kenapa kita terus untuk
melayani merupakan keharusan bagi perawat untuk
dapat mengintegrasikan ilmu pengetahuan, diri sendiri,
fokus pada kemanusian dancaring. Yang kemudian
disempurnakan dengan adanya transaksi antara
keperawatan, setiap perawat dan klien bahwa perawat
adalah profesi yang memiliki komitmencaring,
pemeliharan akan martabat manusia dan
meningkatkan kesehatan.
TEORI CARING SWANSON (1991) MENJELASKAN
TENTANG PROSES CARING YANG TERDIRI DARI
BAGAIMANA PERAWAT MENGERTI KEJADIAN
YANG BERARTI DI DALAM HIDUP SESEORANG,
HADIR SECARA EMOSIONAL, MELAKUKAN SUATU
HAL KEPADA ORANG LAIN SAMA SEPERTI
MELAKUKAN TERHADAP DIRI SENDIRI, MEMBERI
INFORMASI DAN MEMUDAHKAN JALAN
SESEORANG DALAM MENJALANI TRANSISI
KEHIDUPAN SERTA MENARUH KEPERCAYAAN
SESEORANG DALAM MENJALANI HIDUP. (POTTER
& PERRY, 2009 : 112).
CARING
Cintai dengan profesi
Anggap pasien bagian keluarga kita
Rasakan apa yang dirasakan pasien
Ingat selalu keselamatan pasien
Nyamankan pasien dengan pelayanan prima
Giat bekerja meningkatkan profitabilitas
perusahaan
BUDAYA CARING

 Perawat dapat diminta untuk merawat, namun


mereka tidak dapat diperintah untuk memberikan
asuhan dengan menggunakan spirit caring.
 Spirit caring seyogyanya harus tumbuh dari dalam diri
perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam

BUDAYA CARING
TATA CARA MELAYANI PELANGGAN

 Memberi salam, menyebutkan nama


 Selalu tersenyum ketika melayani pelanggan
 Memberikan informasi sebelum melakukan tindakan
 Pada saat akan memulai tindakan ucapkan “Basmalah
dan diakhiri Hamdalah” Dan ucapkan terimakasih bila
selesai pelayanan
 Memecahkan masalah pasien melalui proses
keperawatan
 Menyelesaian pelayanan yang diperlukan pelanggan
dengan cepat, dan tulus
 Bekerja sesuai prosedur
 Menawarkan bantuan kepada pelanggan jika
diperlukan
PELAYANAN PROFESIONAL
 SIKAP/PERILAKU CARING
 KOMPETEN: Pengetahuan dan ketrampilan
PROFESIONAL
 AMAN: Pasien safety

kualitas pelayanan meningkat

PASIEN PUAS
“CARING” Awareness
BEHAVIOR CHANGE Interest
PROCESS
Consideration/Education

Understanding

Trial

Successful_Experience

Habit–Mindset–Work_Ethics
KESIMPULAN
 Manusia adalah makhluk holistik yang unik
 Perlu sentuhan pelayanan yang holistik

 CARING sangat mendukung CURING

 Dengan Caring berarti kita telah memanusiakan


MANUSIA.
FLORENCE NIGHTINGALE ( 1820 - 1910 )
Wanita ini mempunyai panggilan untuk
merawat dan membantu orang lain.
16 tahun usaha yang tanpa henti untuk
bertangung jawab belajar atas profesinya
sebagai perawat
Ia sendiri yang rela untuk membersihkan
lantai rumah sakit dan membuat pekerjaan
merawat sebagai pekerjaan yang
terhormat.
Ia pribadi telah banyak menghabiskan
waktunya di samping tenpat tidur pasien.
Ia telah mengubah dunia dengan ketekunan
dan kesetiaan.

www.smartalent.net
MOTHER TERESA ( 1910 - 1997 )
• Beliau menulis :
Berbicaralah dengan lembut kepada
mereka. Biarlah ada kebaikan di
mukamu, di matamu, di senyummu,
dalam kehangatan sapaanmu… jangan
hanya memberi kepedulianmu, tetapi
berikan hatimu……

www.smartalent.net
Jadilah perawat yang profesional
Jadikan tugas Anda sebagai bentuk ibadah
S E K I A N
ARIGATO GOZAIMASU

Anda mungkin juga menyukai