Anda di halaman 1dari 7

Nama : Aisyah Kanya Rosyadi

NIM : 1803006

Kelas : S1 Keperawatan B

KEPERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN KANKER STADIUM AKHIR

B
erdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 812/Menkes/SK/VII/2007
jumlah pasien dewasa dan anak - anak yang mengidap penyakit yang belum bisa
disembuhkan seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK), cystic fibrosis, penyakit stoke, penyakit parkinson, penyakit gagal jantung / heart
failure, penyakit genetika dan penyakit yang menyerang imunitas tubuh seseorang yaitu seperti
HIV / AIDS . Dari berbagai macam penyakit yang belum bisa disembuhkan salah satunya
kanker, kanker adalah proses suatu penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh
mutase genetic dari DNA seluler. Sel yang tidak normal ini akan membentuk klo dan mulai
berproliferasi secara abnormal, sel – sel tersebut menyaring jaringan di sekitar dan memperoleh
akses ke limfe dan pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel – sel dapat terbawa ke
area lain dalam tubuh manusia untuk metastase (penyebaran sel kanker).

World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 menyatakan bahwa penyakit kanker
menjadi penyebab kematian nomor dua di dunia sebesar 13%. Diperkirakan tahun 2030 kejadian
penyakit kanker mencapai 26 juta orang dan 17 juta diantaranya meninggal akibat kanker
(Kemenkes, Mediakom, edisi 5), 2015. Berdasarkan data riskesdas tahun 2013 jumlah
keseluruhan kasus penyakit tumor / kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau
sekitar 330.000 orang. Penyakit kanker sendiri merupakan penyebab kematian yang berada pada
nomor 7 di Indonesia. Penderita kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara dan kanker
leher rahim (kanker serviks) (Kemenkes, Mediakom, edisi 5). Sedangkan berdasarkan sistem
informasi RS (SIRS). Jumlah penderita rawat jalan maupun rawat inap pada kanker payudara
terbanyak yaitu 12014 orang (28,7%) dan kanker leher rahim (kanker serviks) mencapai 5,349
orang (12,8%).
Kanker sendiri memiliki berbagai macam / jenis dengan berbagai akibat dan gejala yang
timbul. Di dalam penyakit kanker terdapat empat stadium atau tahapan keganasan penyakit
kanker, yaitu stadium I, II, III, dan IV. Tahapan penyakit kanker terbagi menjadi stadium IA, IB,
dan IIA, atau yang disebut dengan stadium kanker invasif dini, dan stadium IIB, IIIA – IIIB, dan
stadium IVA-IVB atau stadium kanker invasif lanjut.

Saat ini ancaman kematian dan penurunan kualitas hidup sangat membayangi jutaan
penderita kanker. Menurut Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (2005) pengobatan utama
pada pasien dengan penyakit kanker meliputi pembedahan, radioterapi, hormonterapi dan
kemoterapi. Pembedahan dilakukan dengan tujuan untuk mengambil massa kanker dan
memperbaiki komplikasi yang mungkin akan terjadi. Tindakan radioterapi dilakukan dengan
bantuan sinar ionisasi untuk menghancurkan sel kanker. Kemoterapi dilakukan dengan obat
antikanker atau sitostatika yang betujuan untuk membunuh sel kanker. Sedangkan hormonterapi
dilakukan dengan cara memperlambat pertumbuhan sel kanker dan lama kelamaan akan mati
sendiri, tindakan ini mengubah lingkungan hidup kanker. Berhasil atau tidaknya dilakukan
pengobatan ini tergantung dari ketentuan pasien dalam berobat dan tergantung pada stadiumnya.

Proses pengobatan penyakit kanker terkadang juga memberi dampak negatif pada fisik
maupun mental pasien dan akan berpengaruh besar terhadap konsep diri pasien. Konsep diri juga
akan mempengaruhi pikiran serta tingkah laku pasien. Pasien yang menjalani pengobatan akan
mengalami kebotakan dan kecacatan, akan membuat penderita merasa tubuhnya tidak menarik
lagi dan merasa harga diri rendah, sehingga hubungan interpersonal juga menjadi tidak harmonis.
Kondisi penderita kanker stadium lanjut tidak dapat kembali ke keadaan semula, dikarenakan
gangguan konsep diri yang terjadi dalam dirinya yakni kecacatan tubuh dan penurunan fungsi
organ tubuh (Lubis, 2009).

Kanker stadium akhir merupakan salah satu penyebab utama dalam kematian setiap
penderita yang mengalaminya, berikut beberapa masalah yang dihadapi penderita kanker
stadium akhir, diantaranya adala biaya yang kurang mencukupi sehingga penderita harus
menunggu lama untuk melakukan pengobatan bahkan ada yang meninggal, sedangkan
pengobatan pada penderita kanker harus dilakukan secara rutin dan cepat, selain itu banyak juga
penderita yang mengalami stress akibat kemoterapi karena rambutnya harus botak dan juga
rontok dengan sendirinya, kulitnya gosong atau menghitam bahkan ada yang mudah sobek
kulitnya.

Kecemasan yang dirasakan penderita kanker stadium akhir umumnya karena gangguan
suasana hati. Penerimaan tentang penyakitnya dapat dipengaruhi secara negative oleh keluhan
jasmani yang mengancam, stadium akhir dari tumor tersebut, kurangnya dukungan karena
kurang terbukanya dengan dokter / perawat / pemberi bantuan lainnya, masalah – masalah di
dalam keluarga, maupun kesulitan dalam hubungan dengan orang yang dicintai. Bahkan ada
beberapa penderita yang dikuasai perasaan tidak berguna, kekhawatiran karena merasa hanya
menjadi beban untuk orang lain / keluarga, dan timbul rasa malu karena tidak mempunyai arti
bagi orang lain.

Pasien yang terjangkit penyakit kanker terlebih jika sudah stadium akhir akan mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, dan gangguan aktivitas
selain itu juga mengalami gangguan psikososial serta spiritual yang tentunya akan
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Oleh sebab itu sangat diperlukan untuk
melakukan perawatan paliatif. Perawatan paliatif adalah bagian penting dalam perawatan pasien
dengan penyakit terminal yang dapat dilakukan secara sederhana, prioritas utama dari perawatan
paliatif adalah kulitas hidup pasien bukan kesembuhan dari penyakit pasien

Pelayanan paliatif pada pasien kanker


merupakan pelayanan yang utuh oleh tim kesehatan
paliatif yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien serta memberikan dukungan moral
maupun spiritual bagi pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan
keadaan pasien dengan cara mencegah dan
mengurangi penderitaan melalui identifikasi sejak
dini, penilaian yang dilakukan dengan seksama serta dalam pengobatan nyeri kronis dan masalah
lainnya, baik masalah fisik, psikososial maupun spiritual (WHO, 2002) dan pelayanan masa –
masa dukacita bagi keluarga pasien (WHO, 2005). Perawatan paliatif merupakan perawatan
kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang
terintegrasi. Perawatan paliatif mencakup pelayanan yang dilakukan antara dokter, perawat,
pekerja social, psikolog, konselor spiritual, relawan, apoteker dan profesi lain yang diperlukan
dengan kerja sama yang baik.

Tujuan perawatan paliatif adalah Meningkatkan kulaitas hidup dan menganggap


kematian sebagai proses normal, tidak mempercepat atau menunda kematian, menghilangkan
nyeri dan keluhan lain yang menganggu, menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual,
mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya dan mengusahakan membantu
mengatasi suasana duka cita pada keluarga. Namun untuk saat ini masih jarang terdapat
perawatan paliatif di rumah sakit karena masih berfokus kepada kuratif. Sedangkan perubahan
secara fisik, social maupun spiritual tidak bisa di intervensi seluruhnya dengan kuratif.

Perawatan paliatif merupakan hal yang sangat diperlukan karena setiap orang berhak
dirawat dan mati secara bermartabat, menghilangkan nyeri fisik, emosional, spiritual maupun
sosial adalah hak asasi manusia, perawatan paliatif adalah salah satu kebutuhan di seluruh dunia
untuk orang yang hidup dengan kanker stadium lanjut dan penyakit terminal lainnya. Perawatan
paliatif tidak berhenti setelah pasien meninggal, tetapi perawatan masih terus dilanjutkan dengan
memberikan dukungan moral kepada anggota keluarga yang sedang berduka akibat ditinggalkan
oleh keluarganya.

Dengan adanya perawatan paliatif kepada pasien yang mengidap penyakit terminal
memungkinkan pasien dan keluarga pasien kanker stadium akhir tidak hanya memperoleh
perawatan fisik namun juga mendapatkan perawatan secara psikologis, sosial, maupun spiritual
dalam menghadapi penyakit dan masalah psikologis, sosial, maupun spiritual yang dihadapi
pasien dan keluarga pasien. Disamping pengobatan primer, melalui obat-obatan, Moos
mengemukakan bahwa orang yang sakit perlu melakukan dua tipe tugas penyesuaian dalam
proses coping, yaitu: tugas yang berkaitan dengan penyakit atau pengobatan, dan tugas yang
berkaitan dengan fungsi psikososial umum. Kondisi pasien terkait psikologis, sosial, dan spiritual
yang stabil secara langsung atau tidak langsung, tentunya akan membantu pasien dalam
meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik

Selain mengurangi gejala-gejala yang muncul, perawatan paliatif juga memberikan


dukungan dalam hal spiritual dan psikososial kepada penderita. Empati yang besar dan
kemampuan khusus sangat dibutuhkan bagi tenaga pelayanan kesehatan dalam melakukan
perawatan paliatif untuk pasien dengan penyakit terminal. Beberapa aspek penting dalam
melakukan perawatan paliatif adalah rasa kasih, pedulu, tulus, dan rasa syukur. Aspek ini sangat
penting, bahkan sampai melebihi pentingnya penanganan nyeri yang harus dilakukan tenaga
kesehatan dalam perawatan paliatif.

Perawatan paliatif yang baik mampu merubah kualitas hidup pasien kanker sesorang
menjadi lebih baik. Namun untuk saat ini perawatan paliatif masih jarang terdapat di rumah sakit
Indonesia. Padahal perawatan paliatif sangat penting bagi pasien kanker stadium akhir dan
penyakit terminal lainnya.

Berbagai macam hal yang berhubungan dengan pendekatan keperawatan paliatif yang
perlu mendapatkan perhatian diantaranya adalah:
1. Komunikasi antar tim
2. Manajemen nyeri
3. Bimbingan pertimbangan budaya dalam pengambilan keputusan
4. Dukungan emosional dan spiritual bagi pasien dan juga keluarga

Langkah – langkah dalam pelayanan keperawatan paliatif menurut Kemenkes pada tahun
2013 adalah sebagai berikut :

1. Menentukan tujuan dari perawatan paliatif dan juga harapan pasien


2. Memahami dan memenuhi pasien dalam pembuatan wasiat atau keinginan terakhir
3. Memberikan pengobatan penyakit penyerta dan aspek sosial pasien
4. Tatalaksana gejala
5. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
6. Memberikan dukungan dalam aspek psikologis, cultural, dan sosial
7. Respon fase terminal
8. Memberikan pelayanan fase terminal kepada pasien.

Contoh dari beberapa aktifitas perawatan paliatif pada penderita kanker :

1. Membantu pasien untuk mendapat kekuatan dan rasa damai dalam menjalani
kehidupan sehari-harinya.
2. Membantu kemampuan pasien untuk mentolerir penatalaksanaan medis.
3. Membantu pasien untuk lebih memahami perawatan apa yang dipilih.

Contoh dari beberapa Aktifitas perawatan paliatif pada keluarga:

1. Membantu keluarga pasien memahami pilihan perawatan paliatif yang tersedia.


2. Meningkatkan kualitas hidup sehari-hari pasien, mengurangi kekhawatiran dari orang
yang dicintai dengan melakukan asuhan keperawatan keluarga.
3. Memberi kesempatan sistem pendukung yang berharga kepada pasien.

Kesimpulan

Menurut saya perawatan paliatif merupakan perawatan yang dilakukan tenaga kesehatan
terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh. Perawatan paliatif dilakukan dengan kerja sama
yang baik antara dokter, perawat, pekerja social, psikolog, konselor spiritual, relawan, apoteker
dan profesi lain yang diperlukan. Perawatan paliatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien serta memberi dukungan kepada pasien dan keluarga namun bukan untuk proses
penyembuhan. Perawatan ini lebih berupa dukungan dan motivasi ke pasien dan keluarga.
Perawatan paliatif bisa mengeksplorasi individu penderita dan keluarganya bagaimana
memberikan perhatian khusus terhadap pasien, penanggunangannya serta kesiapan pasien untuk
menghadapi kematian, terlebih jika pasien mengalami penyakit kanker dengan stadium akhir.
Secara detail, kebutuhan akan perawatan gangguan tidur, pengendalian nyeri, dukungan
keuangan, dukungan psikologis dan kebutuhan untuk dukungan sosial merupakan prioritas
kebutuhan untuk perawatan paliatif pada pasien kanker stadium akhir di Indonesia. Melakukan
pengobatan seperti kemoterapi, pembedahan, radioterapi, dan hormonterapi serta pendapatan
perbulan sangat berpengaruh terhadap kebutuhan perawatan paliatif pada pasien kanker stadium
akhir.

Saran

Diharapkan tenaga kesehatan di Indonesia dapat mengembangkan perawatan paliatid


yang sesuai dengan kebutuhan pasien dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien Kanker
terutama yang sudah stadium akhir, karena pasien – pasien itu sangat membutuhkan perawatan
paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Muyassaroh, Tri Lestari. Pengaruh Perawatan Paliatif terhadap Peningkatan Kualitas


Hidup Penderita Karsinoma Nasofaring Stadium Lanjut di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 2019.
Vol 6 (2) : 125-130. Available from :
http://medicahospitalia.rskariadi.co.id/medicahospitalia/index.php/mh/article/view/393

Anita. Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita Kanker. 2016. Vol VII (3) : 508-
513. Available from : http://www.ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/237

Irawan, Erna. Pengaruh Perawatan Paliatif Terhadap Pasien Kanker Stadium Akhir
(Literature Review). 2013. Vol 1 (1). Available from :
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/view/84/59

Intan. Perawatan Paliatif Homecare Pasien Kanker Terminal Akhir. 2018. Available from :
http://repository.ubharajaya.ac.id/1757/2/201410415123_Intan%20Dini%20Amalia_BAB
%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai