Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENANGANAN BENCANA BANJIR PADA PASIEN GANGGUAN JIWA

Dosen Pengampu : Teti Rahmawati, S.Kp, M.Kep, Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh :

Irna Aprilia Gita SyabilaNIM201811016

Asih Sri RahayuNIM2018110

Melinda RamadhantyNIM2018110

Siti Nur ManahNIM2018110

Dilla ApriliaNIM2018110

Zainul ArifinNIM2018110

INSTITUT KESEHATAN TEKNOLOGI JAYAKARTA


Jl. Raya PKP Kelapa Dua Wetan. Kel. Kelapa Dua. Kec. Ciracas. Jakarta Timur 13730
Telp. & Fax 021 22852216
Email : stikesjayakarta@gmail.com
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah yang berjudul “Penanganan Bencana Banjir Pada Pasien dengan
Gangguan Jiwa”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, 18 November 2021

Kelompok
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang tergolong rawan terhadap
kejadian bencana alam (natural disaster), bencana alam bisa terjadi tiba-tiba, tidak
memandang waktu dan tempat namun selalu menyisakan trauma berkepanjangan bagi
korban bencana alam (Wijayanti, 2010; Danudjaja, 2006).
Bencana alam dapat menyebabkan dampak serius dan berkepanjangan
terhadap kesehatan fisik maupun psikologis pada korban bencana yang selamat. Stres
pascatrauma (posttraumatic stress disorder (PTSD) merupakan kelainan psikologis
yang umum diteliti setelah terjadinya bencana. PTSD dicirikan dengan adanya
gangguan ingatan secara permanen terkait kejadian traumatik, perilaku menghindar
dari rangsangan terkait trauma, dan mengalami gangguan meningkat terus-menerus.
Angka kejadian PTSD pada korban yang mengalami bencana langsung yang selamat
kurang lebih 30% sampai 40%. Pengamatan pada 262 korban tsunami di Aceh
menunjukkan bahwa 83,6% mengalami tekanan emosi berat dan 77,1% menunjukkan
gejala depresi. Tekanan emosi berat tersebut terkait dengan jumlah orang yang
meninggal karena tsunami dalam keluarga responden. Secara umum, dampak bencana
akan direspon dengan cara yang berbeda oleh tiap korban. Beberapa orang mungkin
mengalami dan mengekspresikan reaksi yang sangat kuat, sedangkan lainnya hanya
reaksi yang sangat ringan. Ada yang mengalami reaksi segera setelah kejadian,
sementara ada pula yang baru 2 mengalami reaksi beberapa hari, minggu, atau bulan
setelah kejadian. Reaksi seseorang mungkin pula berubah setiap saat. Hal ini juga
sesuai dengan data penelitian yang telah dilakukan didaerah bencana gempa Bantul
sesudah tanggal 27 Mei 2006, ada peningkatan gangguan jiwa sebesar 543%
(Bahrudin, 2010; Sari, 2008).

Salah satu potensi bencana alam adalah banjir. Menurut Departemen


Kesehatan Republik Indonesia (2001) bencana adalah peristiwa atau kejadian pada
suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia
serta memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna sehingga
memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar. Sedangkan definisi bencana (disaster)
menurut WHO adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan
ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar
masyarakat atau wilayah yang terkena. Jenis-jenis banjir menurut penyebabnya di
Indonesia. Di Indonesia, banjir adalah sebuah bencana alam yang mudah terjadi. Hal
ini karena letak Indonesia pada daerah tropis yang memungkinkan curah hujan yang
tinggi setiap tahunnya. Banjir di Indonesia terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
Banjir bandang, Banjir Hujan Ekstrim, Banjir Luapan Sungai / Banjir Kiriman, Banjir
Pantai (ROB), Banjir Hulu Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara
tiba-tiba dan berlangsung hanya sesaat yang yang umumnya dihasilkan dari curah
hujan berintensitas tinggi dengan durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan
debit sungai naik secara cepat. Banjir jenis ini biasa terjadi di daerah dengan sungai
yang alirannya terhambat oleh sampah. Ini biasanya terjadi hanya dalam waktu 6 jam
sesudah hujan lebat mulai turun. Biasanya banjir ini ditandai dengan banyaknya awan
yang menggumpal di angkasa serta kilat atau petir yang keras dan disertai dengan
badai tropis atau cuaca dingin. Umumnya banjir ini akibat meluapnya air hujan yang
sangat deras, khususnya bila tanah bantaran sungai rapuh dan tak mampu menahan
cukup banyak air. Jenis banjir ini biasanya berlangsung dalam waktu lama dan sama
sekali tidak ada tanda-tanda gangguan cuaca pada waktu banjir melanda dataran –
sebab peristiwa alam yang memicunya telah terjadi berminggu-minggu sebelumnya.
Jenis banjir ini terjadi setelah proses yang cukup lama. Datangnya banjir dapat
mendadak. Banjir luapan sungai ini kebanyakan bersifat musiman atau tahunan dan
bisa berlangsung selama berhari- hari atau berminggu-minggu tanpa berhenti. Banjir
ini biasanya terjadi pada daerah-daerah lembah. Banjir yang disebabkan angin puyuh
laut atau taifun dan gelombang pasang air laut. Banjir ini terjadi karena air dari laut
meresap ke daratan di dekat pantai dan mengalir ke daerah pemukiman atau karena
pasang surut air laut. Banjir ini biasanya terjadi di daerah pemukiman yang dekat
dengan pantai. Contoh daerah yang biasanya terkena ROB adalah Semarang. Banjir
yang terjadi di wilayah sempit, kecepatan air tinggi, dan berlangsung cepat dan
jumlah air sedikit. Banjir ini biasanya terjadi di pemukiman dekat hulu sungai.
Terjadinya banjir ini biasanya karena tingginya debit air yang mengalir, sehingga
alirannya sangat deras dan bisa berdampak destruktif. Banjir adalah peristiwa
terbenamnya daratan yang biasanya kering karena peningkatan volume air yang
diakibatkan dari tingginya curah hujan, meluapnya air sungai atau laut, dan pecahnya
bendungan. Banjir bandang adalah banjir yang terjadi secara tiba-tiba karena terisinya
air pada daerah yang tanahnya kering /sukar meresap air ketika hujan turun, air sukar
meresap ke dalam tanah dan akhirnya terjadi banjir bandang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari bencana alam-alam?
2. Apa definisi dari bencana banjir?
3. Apa penyebab dari banjir?
4. Bagaimana Tindakan untuk mengurangi dampak banjir?
5. Apa saja dampak banjir?
6. Bagaimana tahap penanggulangan bencana?
7. Bagaimana peran perawat dalam penangganan bencana?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian bencana
2. Untuk mengetahui jenis bencana
3. Untuk mengetahui siklus penanggulangan bencana
4. Untuk mengethui upaya-upaya penanggulangi bencana
5. Untuk mengetahui penanganan bencana pada pasien gangguan jiwa

Anda mungkin juga menyukai