Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANAJEMEN BENCANA

DISUSUN OLEH :

NAMA : YULIANTO LANGO DODO

TINGKAT : 2C

NIM : PO5303203211230

DOSEN PENGAMPUH : SERVASIUS TO`O JALA MULU, S. Kep, Ns, M. Kep

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN WAINGAPU


TAHUN 2022/2023

1. a. Penyebab Terjadinya
Aktivitas seismik pada awal Februari 2014 menyebabkan status Gunung Kelud di
Provinsi Jawa Timur menjadi waspada. Hingga akhirnya pada 13 Februari 2014,
gunung tersebut meletus dan melontarkan material vulkanik sampai menutupi hampir
seluruh Pulau Jawa.
b. Kesiapan Tim Bantuan Penolong
PU sudah menurunkan tim dari SETKER ( Satuan Kerja ) dan SETKER Cipta Karya
untuk membantu masyarakat dipengungsian, selain itu Danis Menjelaskan bahwa tim
khusus dari Ditjen Bina Marga sudah melakukan inventarisasi terkait infrastruktur-
infastruktur yang rusak.
c. Jumlah dan Kondisi Korban

Pihak Pusat Data Informasi dan BNPB mengklarifikasi pemberitaan di sejumlah media
yang menyebut jumlah korban 4 orang korban tewas, 1 kritis, belasan luka-luka
tertimpa bangunan gedung pengungsi.

d. Alat Pertolongan

Tenda, genset, perahu karet, mobil angkutan evakuasi, alat beratm, dan seperangkat
keperluan pembentukan dapur umum

e. Cara Penanggulangan Bencana

Mendirikan pos pemantauan seismik Gunung Kelud, pembangunan Terowongan


Ampera, pembentukan lembaga BPBD Kabupaten Kediri dan melakukan kerjasama
antar desa melalui program sister village.

f. Dampak yang Timbul

Dampak berupa abu vulkanik pada tnaggal 14 Februari 2014 dilaporkan warga telah
mencapai Kabupaten Ponorogo. Hujan abu dari letusan melumpuhkan Jawa. Tujuh
Bandara di Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Cilacap dan
Bandung pun terpaksa ditutup. Kerugian keuangan dari penutupan bandara yang
dinilai mencapai miliaran rupiah, termassuk sekitar 2 miliar rupiah di Bandara
Internasional Juanda di Surabaya.

g. Rencana Tindak Lanjut


Maka dari itu, pemerintah berusaha berupaya melakukan penanggulangan bencana
letusan gunung api. Salah satu upaya penanggulangan tersebut adalah upaya mitigasi.
Menurut BAKORNAS PB (2007:68) Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Strategi mitigasi apabila
terjadi letusan gunung api adalah merencanakan lokasi memanfaatkan lahan untuk
aktivitas penting harus jauh atau diluar dari kawasan rawan bencana, menghindari
tempat-tempat yang memiliki kecenderungan untuk dialiri lava dan atau lahar,
memperkenalkan struktur bangunan tahan api, menerapkan Dusunin bangunan yang
tahan terhadap tambahan beban akibat abu gunung api, membuat barak pengungsian
yang permanen, terutama di sekitar gunung api yang sering meletus, membuat
fasilitas jalan dari tempat pemukiman ke tempat pengungsian untuk memudahkan
evakuasi, menyediakan alat transportasi bagi penduduk bila ada perintah
pengungsian, kewaspadaan terhadap risiko letusan gunung api di daerahnya,
identifikasi daerah bahaya, meningkatkan kemampuan pemadaman api, membuat
tempat penampungan yang kuat dan tahan api untuk kondisi kedaruratan, masyarakat
yang bermukim di sekitar gunung api harus mengetahui posisi tempat tinggalnya
pada Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung api, masyarakat yang bermukim di
sekitar gunung api hendaknya paham cara menghindar dan tindakan yang harus
dilakukan ketika terjadi letusan gunung api, memahami arti dari peringatan dini yang
diberikan oleh aparat/pengamat gunung api, bersedia melakukan koordinasi dengan
aparat/pengamat gunung api.
DAFTAR PUSTAKA
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/download/0153/pdf

Anda mungkin juga menyukai