Anda di halaman 1dari 25

BAB III

LAPORAN KASUS
MARIA 3
RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS

24
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D

DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR

DI RUANG MARIA 3 KAMAR 310 BED 2

RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS

I. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
1. Data Umum
a. Identitas Klien
Nama : Tn. D
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : Pengguruan Tinggi
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Indonesia
Status Marital : Kawin
Tanggal, Jam Pengkajian : 21 November 2018, jam 09.15
No Register : 100.190.661
Diagnosa Medis : ACS STEMI Inferior
Alamat : Jln. Cibaduyut Lama No. 67
b. Identitas Keluarga/Penanggung Jawab
Nama : Ny. H
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : Pengguruan Tinggi
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan Dengan Klien : Istri
Alamat : Jln. Cibaduyut Lama No. 67
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Klien
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
25
a) Alasan masuk rumah sakit
Tn. W masuk ke rumah sakit karena nyeri dada mendadak saat
naik sepeda, pasien muntah-muntah dan berkeringat dingin serta
lemas sehingga keluarga pasien membawa Tn.W ke rumah sakit
lewat IGD.

b) Keluhan Utama
Pasien hari ini tidak terasa mengeluh apa-apa, tetapi pasien
terlalu cepat lelah ketika berjalan dan melakukan aktivitas.
c) Riwayat Penyakit Sekarang (PQRST)
Pasien cepat lelah. Rasa cepat lelah ada ketika pasien berjalan
dan melakukan aktivitas dan akan berkurang kerika istirahat.
Biasanya pasien lelah pada kaki, pasien tidak bisa berdiri terlalu
lama dan akan mudah lelah ketika aktivitas. Pasien akan cepat
lelah selama pasien melakukan aktivitas.
d) Keluhan Yang Menyertai
Tidak ada keluhan yang menyertai
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a) Riwayat Alergi :
Tidak ada riwayat alergi.
b) Riwayat Penyakit Sebelumnnya :
Sebelumnya 12 tahun yang lalu, Tn. D pernah mengalami
serangan jantung mendadak tetapi masih ringan dengan disertai
hipertensi.
c) Riwayat Operasi :
Pasien tidak pernah operasi.
d) Riwayat Transfusi :
Pasien tidak pernah transfusi darah.
e) Riwayat Pengobatan :
Selama 8 tahun belakangan pasien tidak mengonsumsi obat
jantung, tetapi 12 tahun yang lalu pasien mengosumsi obat
otorvastatin (obat menurunkan kolesterol dalam darah).
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Riwayat penyakit anggota keluarga yang menurun atau menular :
26
Dari anggota keluarga pasien tidak ada penyakit menular atau
menurun dari keluarga. Tetapi ada saudara kandung yang
hipertensi, saudara laki-laki, umur 50 tahun.
2) Keadaan Kesehatan Lingkungan Rumah
Keadaan lingkungan rumah, terjaga dan selalu bersih.

3) Genogram 3 generasi

Kakek ,
nenek

Orang
Tua

Tn. T Tn. D ,ACS

Hipertensi

3. Data Biologis
a) Penampilan Umum
Klien Tampak
Klien tampak ceria, dapat diajak ngobrol, klien tampak sadar (Compos
mentis), GCS = 15 (M=6, V=5, E=4)
b) Tanda tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg, di lengan kiri
Nadi : 69 x/menit, di arteri radialis teratur/tidak teratur
Suhu : 36,4 OC per aksila
Pernafasan : 18 x/menit, jenis pernafasan pernapasan dada
c) Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 98 kg
IMT : 38,2 kg/m2
(Klien dalam kategori over weight (obesitas))
27
d) Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik Per Sistem
1) Sistem Pernafasan
Anamnesa :
Sebelum dirawat : Pasien mengeluh sesak napas saat beraktivitas
naik sepeda sehingga dibawa ke rumah sakit.
Saat dirawat : Pasien dapat bernapas dengan normal, tidak sesak,
dapat beraktivitas tanpa ada keluhan sesak. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada deviasi septumnasi, tidak ada mukosa hidung, tidak
ada secret/lender, tidak ada polip di lubang hidung, pasien tidak
terpasang oksigen.
Bentuk dada : simetris, pergerakan dada normal, sama
(simetris).
Deviasi trakea : Tidak ada deviasi trakea, retraksi dada
sama antara dada kanan dan dada kiri
Pola Irama pernafasan : regular , tidak ada dyspnea.
Palpasi :
Daerah sinus paranasalis : tidak ada rasa nyeri saat dipalpasi
Vocal/taktil fremitus : getaran kanan dan kiri sama
Perkusi :
Terdengar bunyi sonor di semua lapang paru.
Batas paru :

Sisi dada kiri : dari atas ke bawah ditemukan sonor/resonan


tympani : ICS 7/8 (Paru-lambung)
Sisi dada  kanan : ICS 4/5 (paru-hati).
Auskultasi :
Vesicular : terdengar bunyi halus, hampir tidak terdengar di
semua lapang paru.
Bronchical : terdengar bunyi agak kasar, cepat, dan sangat
terdengar saat diauskultasi.
Bronchovesicular : Terdengar bunyi yang tinggi saat ekspirasi
dan inspirasi.
Suara nafas tambahan : Tidak ada suara napas tambahan.

28
Vocal Resonans : tidak terdengar.
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan.

2) Sistem Kardiovaskuler
Anamnesa :
Sebelum dirawat : sebelum dirawat, pasien merasa sakit dada,
keringat dingin, dan perasaan ingin mual dan muntah.
Setelah dirawat : Pasien tidak ada keluhan nyeri lagi, tidak ada
keringat dingin, dan tidak ada rasa mual dan muntah.
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi :
Ictus cordis tidak terlihat di ICS 5, edema tidak ada, clubbing
of the finger ada sedikit, Cyanosis tidak ada.

Palpalasi :
Ictus cordis tidak teraba di ICS 5, Tidak ada thrill,
Capillary refill time selama 3 detik , tidak ada Edema.
Perkusi :
Terdengar pekak saat daerah jantung diperkusi
Batas – batas jantung : Atas SIC II melebar sedikit kearah
lateral mid klavikula dextra sehingga
bunyi masih pekak ketika diperkusi
Bawah SIC V di daerah dextra (tidak
ada pelebaran/ hipertropi ventrikel)
Auskultasi :
Bunyi Jantung I : glup, terdengar regular dan normal (penutupan
katup mitral dan tricuspid).
HR 67 x/menit
Bunyi Jantung II : dup, terdengar regular dan normal
denyutannya agak lambat dan agak lemah (penutupan katup
aorta dan pulmonal).
Bunyi Jantung tambahan : tidak ada suara murmur, irama gallop
tidak ada.

29
Masalah Keperawatan :

Resiko penurunan curah jantung (O: denyutan nadi, denyutan


jantung lemah)

3) System Pencernaan
Anamnesa : Tidak ada masalah keperawatan, baik sebelum dirawat
maupun setelah dirawat.
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi :
Mulut : bibir terlihat tidak pucat, merah muda, stomatis
tidak ada, lidah terlihat bersih (pasien rajin sikat gigi), gingivitis
tidak ada, gusi berdarah tidak ada, tonsil T1 (normal, belum
dioperasi),
Gigi : caries gigi tidak ada, gigi tanggal ada satu di
gigi geraham sebelah kanan.
Abdomen : bentuk abdomen terlihat buncit
bayangan / gambaran bendungan pembuluh darah vena tidak
terlihat, spider naevi tidak ada, distensi abdomen tidak ada.
Anus : hemeorrhoid tidak ada, fissure tidak terlihat,
fistula tidak terlihat, tanda-tanda keganasan tidak ada.
Auskultasi :
Bising Usus 10 x/menit, dengan suara bising usus yang lemah.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan di region/kuadran manapun.
Nyeri lepas di region/kuadran : tidak ada nyeri lepas dikuadran
manapun.
Masaa/benjolan : tidak ada.
Nyeri tekanan/lepas titik Mc Burney : tidak ada nyeri tekan
maupun nyeri lepas di Mc Burney.
Hepar tidak teraba, nyeri tekan tidak ada.
Limpa tidak teraba, Nyeri tekan tidak ada.
Perkusi :
Terdengar bunyi timpani di daerah abdomen.
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.
30
4) System Perkemihan
Anamnesa :
Tidak ada keluhan di sistem perkemihan, pasien sudah BAK
dengan frekuensi sedikit, BAK lancar.
Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi :
Distensi pada region hipogastrika tidak ada,
Tidak terpasang kateter urine, warna urine jernih
Jumlah urine pagi hari saat pasien BAK frekuensinya sedikit.
Palpalasi :
Tidak ada nyeri tekan region hipogastrika.
Perkusi :
Regio hipogastrika terdengar pekak (berisi cairan)
Nyeri ketuk daerah costo vertebral angle kanan tidak ada nyeri
yang muncul dan kiri tidak ada nyeri.
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

5) System Persarafan
Anamnesa :
Tidak ada keluhan pasien dengan sistem saraf. Pasien dapat
menggerakan tangan dan semua anggota tubuh.
Pemeriksaan Fisik:
Orientasi terhadap orang , waktu, tempat pasien : Pasien dapat
mengenal tempat dia berada, tahu waktu dan orang yang sedang
mengobrol dengan dia.
Kemampuan Kalkulasi : dapat berpikir dengan baik dan cepat saat
ditanya.
Inspeksi :
Bentuk muka simetris, mulut simetris, spastic tidak ada,
Parese tidak terlihat.
Test Sensori :
Rangsang ringau (kapas) :

31
Rangsang sentuh : Dapat merasakan sentuhan dengan
cepat ketika memberi rangsang
sentuh.
Test diskriminasi :
Lesi di kepala tidak ada.
Pergerakan tidak terkoordinir : tidak ada gerakan yang tidak
terkoordinir, dapat menggerakan alat tubuh yang diinstruksikan
Tingkat kesadaran : Kualitatif : Compos Mentis
Kuantitatif : GCS =15 (Motorik=6,
Verbal =5, Eye=4)
Uji saraf cranical :
Nervus I (Olfaktorius): Pasien dapat mencium aroma
makanan yang diberikan kepadanya
Nervus II (Optikus): Dapat melihat huruf kurang lebih 25
cm dengan jelas.
Nervus III (Okulomotor): Reflek pupil ada, ketika diberi
rangsangan cahaya dengan penlight, pupil mengecil. Begitu
sebaliknya ketika dijauhkan rangsangan cahaya,pupil melebar
kembali kesemula.
Nervus IV (Tochlearis): Pasien dapat menggerakan mata ke
arah bawah.
Nervus V (Trigeminus): Pasien dapat mengunyah makanan
yang diberikan kepadanya saat makan pagi.
Nervus VI (Abdusens): Dapat menggerakan mata kearah
samping kanan dan samping kiri serta dapat melihat dengan
padangan menyamping.
Nervus VII (Fasialis): Pasien dapat tertawa dan tersenyum
dengan simetris.
Nervus VIII (Vestibulokoklearis): Pasien dapat mendengar
dengan baik saat pasien diinstruksikan melakukan sesuatu.
Nervus IX (Glosofarongeus): Pasien dapat merasakan manis
dan asinnya makanan yang diberikan kepadanya pada pagi hari.
Nervus X (Vagus): Pasien dapat menelan makanan yang
pasien kunyah pada saat makan pagi hari.

32
Nervus XI (Aksesorius): Pasien dapat menggerakan bahu
saat pasien disuruh duduk dan bangun.
Nervus XII (Hipoglosus): Pasien dapat menggerakan lidah
saat pemeriksaan gigi.

Perkusi :
Refleks fisiologis : Tendon biceps : positif (terasa tangan dapat
bergerak saat di ketuk dengan hammer).
Tendon triceps positif (terasa tangan dapat bergerak saat di
ketuk dengan hammer).
Tendon Achiles: tidak dikaji
Tendon patella positif (terasa kaki dapat bergerak saat di ketuk
dengan hammer).
Refleks patologis : Reflex Babinski positif (pasien merasa agak
geli)
Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.
6) System Muskuloskeletal
Anamnesa :
Pasien tidak mempunyai keluhan pada sistem musculoskeletal, pasien
terlihat dapat berjalan ke toilet, tidak ada kelemahan.
Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi :
Ekstremitas atas : baik, tidak terlihat kelemahan.
Ekstremitas bawah: baik, tidak terlihat kelemahan
Atrofi otot tidak terlihat/tidak ada.
Rentang gerak/range of motion : dapat menggerakan anggota
tubuh secara bebas.
Nilai kekuatan otot = 5
keterangan: Pasien dapat menggerakan tangan yang
diinstruksikan, pasien dapat menahan beberapa detik, dapat
menahan tahanan tangan perawat yang diletakkan diatasnya
(pasien dapat menahan gaya gravitasi).
Penggunaaan alat/balutan : tidak ada penggunaan alat bantu dan
balutan manapun.

33
Palpalasi :
Nyeri takanan pada processus spinosus : tidak ada nyeri tekan
di daerah manapun.
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

7) System Panca Indra


Anamnesa : Tidak ada keluhan yang dirasakan pasien, pasien dapat
melihat dan mendengar dengan dengan jelas.
Penglihatan : Pasien dapat melihat dengan jelas jam yang ditunjuk.
Jam 08.30
Pendengaran : pasien dapat mendengar dengan baik ketika saya
menginstruksikan kepada pasien untuk angkat tangan.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Pengelihatan : conjungtiva merah muda, sklera putih,bersih.
Palpebrae normal, tidak ada edema palpebrae, pupil isokor dan
normal, reaksi cahaya : ketika diberi cahaya pupil mengecil,
diameter kurang lebih 2 mm.
Pendengaran : pinna terlihat baik dan bersih, serta sama antara
kanan dan kiri, canalis auditorius externa terlihat baik, tidak ada
lesi, reflekx cahaya politzer terlihat bayangan warna keunguan,
membrane timpani utuh.
Pengeluaran cairan / darah dari telinga : tidak ada cairan/ darah
yang keluar dari telinga.
Lesi : tidak ada lesi di telinga.
Palpalasi :
Penglihatan : TIO : tidak ada tekanan, tidak ada nyeri. Kanan
dan kiri sama.
Pendengaran : pinna tidak ada nyeri, baik di daun telinga dan
sekitarnya
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

8) System Endokrin
34
Anamnesa :
Tidak ada keluhan pasien.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Bentuk tubuh : gigantisme : tidak gigantisme. kretinisme tidak
ada
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar.
Pembesaran pada ujung-ujung ekstremitas bawah atau atas:
tidak ada pembesaran ujung-ujung ekstremitas bawah.
Lesi tidak ada.
Palpalasi :
Kelenjar tiroid normal, tidak ada pembesaran ataupun benjolah
dileher.
Masalah keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.
9) System Reproduksi
Anamnesa :
Tidak ada keluhan pada sistem reproduksi pasien.
Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi :
Genetalia eksterna normal, lesi tidak ada
Pengeluaran cairan/discharge (jumlah, warna, bau) :
pengeluaran cairan selain urin tidak ada, tidak ada bau.
Hipospadia tidak ada, edema scotum : tidak ada edema skrotum
Massa : tidak ada, lesi : tidak ada.

Palpalasi :

Mammae : massa/benjolan : Tidak ada benjolan di daerah


mammae
Lesi tidak ada
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.
10) System Integumen
Anamnesa :

35
Tidak ada keluhan pasien pada sistem integument, tidak ada
kemerahan, tidak ada yang gatal.
Inspeksi :
Rambut : tidak rontok, agak sedikit kasar, warna
hitam sedikit ada uban, terdistribusi dengan baik.
Bentuk kuku : agak sedikit clubbing finger.
Kulit : bersih, tidak ada lesi.
Lesi (lokasi, ukuran, tanda peradangan) : tidak ada lesi
Ptekiae tidak ada
Ekimosis tidak ada.
Palpalasi :
Tekstur kulit agak keras dan tidak lembut.
Kelembapan agak lembab.
Turgor kulit baik, dapat kembali kurang dari 3 detik saat
dicubit.
Nyeri tekan: tidak ada nyeri tekan.

Masalah keperawatan

Tidak ada masalah keperawatan yang muncul.

11) Sistem Imun Hematologi


Anamnesa:
Pasien tidak ada keluhan pada sistem hematologinya, tidak ada
penyakit DM, maupun penyakit lainnya.
Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi: Pembesaran kelenjar getah benih/limfe tidak ada, lesi
tidak ada.
Rumple leed test: tidak ada .

4. Data Psikologis
a) Status emosi : emosi stabil, pasien merasa biasa saja dengan
penyakit yang dia derita karena sudah pernah mengalami sebelumnya
saat 12 tahun yang lalu.
b) Konsep Diri
Gambaran diri : Pasien menerima keadaan dirinya sekarang
yang sedang mengalami penyakit jantung.
36
Harga diri : Pasien agak sedikit merasa bersalah karena
membebani keluarganya untuk ke rumah sakit.
Ideal diri : Pasien ingin cepat sembuh dan pulang dari
rumah sakit
Identitas diri : Menganggap diri seorang laki-laki
Peran : Sebagai ayah dan suami.
Gaya komunikasi :
a) Kejelasan artikulasi: Artikulasi jelas dan dapat dimengerti.
b) Intonasi : Intonasi sedang saja, tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah.
c) Cepat lambatnya : Pasien agak sedikit lambat saat bicara.
Pola Interaksi : Berinteraksi dengan orang lain dengan baik,
terkoodinir, jelas, nyambung, dan tidak terbata-bata.
Pola mengatasi masalah : Pasien mengatasi masalah dengan sendiri,
kecuali bila ada masalah yang berat, dia akan mengatasi masalah
dengan istrinya.

5. Data Sosio-Spiritual
a) Hubungan social : Hubungan sosial selama ini baik, masih
mengobrol dengan tetangga sebelah, teman-teman kantor.
b) Sosial dan kultur : Kultur yang diikuti adalah kultur
(budaya) sunda karena orang sunda.
c) Gaya hidup : Pasien lebih suka makan, makan
makanan goring-gorengan, kadang berolahraga saat hari libur, lebih
senang tidur.
d) Hubungan dengan Tuhan : Pasien setiap minggu ke gereja, relasi
dengan Tuhan masih berjalan dan mengikuti acara-acara keagamaan
dan organisasi agama.
6. Pengetahuan klien terhadap penyakitnya
Pasien sudah tahu tentang penyakitnya karena 12 tahun yang lalu
mempunyai penyakit yang sama. Pasien sudah mengerti sejauh 70%
mengenai penyakitnya. Pasien harus diit rendah kolesterol, olahraga.
7. Data Penunjang
a) Laboratorium :
Pemeriksaan Hematologi
37
Pemeriksaan Darah Hasil Nilai rujukan
lengkap
Hemoglobin 15,6 g/dL 13,2-17,3 g/dL
Hematokrit 46,3% 40-54%
Eritrosit 5,33 juta 4,50-5,90 juta
MCV 87 fL 80-96 fL
MCH 29 pg/mL 28-33 pg/mL
RDW-CV 13 % 11-16 %
Leukosit 10,52 103/uL 4,4-11 103/uL
Trombosit 350 ribu/uL 150-450 ribu/uL

Pemeriksaan Kimia Nilai rujukan Hasil


Klinik
CK MB 22 U/L <25 U/L
Troponin T HS 0,016 NG/mL 00-0,013 ng/mL
Kreatinin darah 1.0 mg/dL <1,2
LFR 77,9 Klasifikasi derajat CKD:
>90 : LFG normal/Tinggi
60-89 : LFG ringan
45-59: LFG ringan-sedang
30-44: Sedang-berat
15-29 : LFG berat
<15 : Gagal ginjal
Gula Darah sewaktu 117 mg/dL Normal: <90
Pre DM : 90-199
DM : >=200
Sodium 141 mmol/L 136-145 mmol/L
Potasium 3.7 mmol/L 3.5-5.1 mmol/L

b) Radiologi :

Pemeriksaan Radiologi tanggal 18 November 2018.

Pemeriksaan : CR chest AP tegak.

Klinis : ACS. Sesak napas dan nyeri dada

Hasil radiologi:

- Adanya dilatasi jantung atas kanan yang melebar kearah kanan mid
ICS II kanan.
- Tidak terdapat oedema paru, pneumonia, maupun TB.

38
c) Terapi :
Terapi Oral :
 Clopidogel 1 x 75 mg
 Aspilet 1 x 80 mg
 Otorvastatin 20 mg
 Anlodipine 5 mg
 Candesantan 8 mg

Terapi parenteral : Tidak ada terapi paraenteral


d) Diit : Diit rendah kolesterol, TKTP.
e) Acara Infus : Pasien tidak mendapatkan terapi infus
f) Mobilisasi : Aktivitas kecil-kecilan, jalan, duduk.

TERAPI

1. Nama obat : Clopidogel


Golongan : Obat Antiplatelet
Dosis : 1 x 75 mg
Cara kerja obat: lopidogrel bekerja secara selektif menghambat adenosin difosfat
(ADP) untuk mengikat reseptor platelet P2Y12 yang berperan penting dalam agregasi
platelet dan pengikatan oleh protein fibrin. Senyawa ini juga mengaktivasi
glikoprotein komplek GPIIb/IIIa yang merupakan reseptor besar dari fibrinogen
sehingga agregasi trombosit dapat dikurangi. Kedua kemampuan senyawa ini dapat
bekerja secara simultan mencegah pengikatan fibrinogen dengan platelet atau
trombosit dan juga mencegah agregasi platelet/trombosit.
Indikasi : kondisi arteroskelorosis, sebelumnya pernah mengalami
STEMI/NSTEMI, detak jantung tidak teratur,
Kontra indikasi :
 Memiliki riwayat hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat ini atau obat
lain.
 Kondisi pendarahan aktif seperti pada tukak lambung parah dan intrakarnial
hemorhage.

39
Efek samping : Mimisan, sesak napas, nyeri perut, gangguan pencernaan,
konstipasi/diare, lebam, dan pendarahan bawah kulit.
2. Nama obat : Aspilet
Golongan : Obat paten aspirin
Dosis : 1x 80 mg
Cara Kerja : Mekanisme kerja dari obat ini adalah terkait dengan penghambatan
aktivitas COX-1, yang berperan untuk metabolisme enzim utama dari asam arakidonat
yang merupakan prekursor prostaglandin yang memainkan peran utama dalam
patogenesis peradangan, nyeri dan demam. Pengurangan prostaglandin (terutama E1)
di pusat termoregulasi menyebabkan penurunan suhu tubuh akibat perluasan
pembuluh darah pada kulit dan sekresi keringat meningkat. Efek analgesik yang baik
karena memiliki efek sentral (pusat) dan perifer (tepi).
Mengurangi agregasi trombosit, adhesi platelet dan pembentukan trombus melalui
penekanan sintesis tromboksan A2 dalam trombosit. Mengurangi risiko infark
miokard pada stenocardia yang tidak stabil.
Indikasi : agregasi platelet
Kontra indikasi : Asma, maag, perdarahan bawah kulit, kelainan bekuan darah.
Efek samping : Alergi, sulit bernapas, bengkak wajah, tinja hitam, mual, muntah,
demam, sakit perut, kuping berdenging.

3. Nama obat : Otorvastatin


Golongan : Dyslipidaemic agents gol. statin
Dosis : 20 mg 0-0-1
Cara Kerja :
Atorvastatin merupakan inhibitor reduktase HMG-CoA, yang mengambat langkah dari
biosintesis (pembentukan) kolestrol dengan cara inhibisi kompetitif enzim HMG-CoA
reductase.
Indikasi : Serangan jantung, stroke, agregasi platelet,
Kontra indikasi : alergi aspirin, penyakit ginjal, gout,
Efek samping : Otot nyeri, melunak, atau lemah tanpa sebab, gangguan ingatan,
demam, lebih sering BAK, cepat haus, mual, sakit perut, nyeri sendi.

4. Nama obat : Amlodipene


Golongan : Calsium Chanel Blokers
Dosis : 5 mg 0-0-1 tab
40
Cara Kerja :
Amlodipine bekerja dengan cara melemaskan dinding dan melebarkan diameter
pembuluh darah. Efeknya akan memperlancar aliran darah menuju jantung dan
mengurangi tekanan darah dalam pembuluh. Obat ini juga menghalangi kadar kalsium
yang masuk ke sel otot halus di dinding pembuluh darah jantung. Kalsium akan
membuat otot dinding pembuluh darah berkontraksi. Dengan adanya penghambatan
kalsium yang masuk, dinding pembuluh darah akan menjadi lebih lemas.
Indikasi : Penyakit jantung coroner, angina pectoris (nyeri dada).
Kontraindikasi : Hipotensi berat (tekanan darah rendah), Syok termasuk syok
kardiogenik (syok pada jantung), Aorta stenosis (kelaianan katup jantung), Gangguan
volume jantung tidak stabil setelah miokard infark (terhentinya aliran darah) akut.
Efek samping : Bengakak tangan dan kaki, detak jantung berdebar/ berkibar di dada,
nyeri dada, pusing, sakit kepala, sakit perut.
5. Nama obat : Candersantan
Golongan : Angiotensi Receptor Blockers (ARBs)
Dosis : 8 mg 0-1-0
Cara Kerja :
obat penghambat reseptor angiotensin II (ARB) yang bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah. Dengan turunnya tekanan darah, maka komplikasi
hipertensi, seperti stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal, dapat dicegah.
Angiotensin II merupakan zat yang membuat pembuluh darah menyempit. Obat ini
bekerja dengan menghambat efek dari zat tersebut. Saat angiotensin II dihambat,
pembuluh darah akan lemas dan melebar sehingga aliran darah menjadi lebih lancar
dan tekanan darah turun
Indikasi : Hipertensi, gagal ginjal ringan.
Kontra indikasi : Hipersensitivitas terhadap komponen candesartan cilexetil apapun
dan obat derivat sulfonamid lainnya, Hamil dan menyusui, Gangguan hepar berat
dan/atau kolestasis, Penggunaan kombinasi dengan obat-obatan yang mengandung
aliskiren pada pasien dengan diabetes melitus (tipe I atau II) atau dengan gangguan
ginjal sedang hingga berat (2,3,4,5).
Efek samping : Alergi, gatal-gatal, sulit bernapas, sakit tenggorokan, nyeri
punggung, sendi, sakit perut, sakit kepala.

41
\

FORM PENGELOMPOKAN DATA

Data Subyektif Data Obyektif


-Hari ini pasien mengatakan tidak ada -Klien tampak agak lelah, lebih senang
keluhan yang memperberat, nyeri dada tidak tidur dari pada jalan, duduk jarang.
ada, mual dan muntah tidak ada, keringat - Observasi TTV:
dingin tidak ada. Tetapi pasien cepat lelah  TD : 120/80 mmHg
saat berjalan dan melakukan aktivitas.  Suhu : 36,4 C
- Pasien mengatakan lupa untuk menjaga pola  Nadi : 69 x/menit
makan sehingga makan makanan gorengan  SPO2 : 92 %
dan tinggi kolesterol.
 Respirasi : 18 x/menit
- Pemeriksaa Jantung : denyut ICS V
regular tapi denyutan lemah, adanya
bunyi pekak yang melebar kea rah
dextra atas kanan.

FORM ANALISA DATA

Data Etimologi Masalah keperawatan


1. S: - Arterosklerosis, trombus Resiko penurunan curah
O: Pemeriksaa Jantung : jantung
denyut ICS V regular tapi Penyumbatan arteri coroner
denyutan lemah, adanya
bunyi pekak yang O2 dan nutrisi yang masuk
melebar kea rah dextra ke miokard berkurang
atas kanan.
Observasi TTV: Kontraktilitas jantung
 TD : 120/80 mmHg menurun
 Nadi : 69 x/menit
 SPO2 : 92 % Darah tidak dipompa
42
maksimal ke seluruh tubuh
 Respirasi : 18
x/menit Volume darah meningkat
ventrikel

Hipertropi ventrikel

Cardiac output menurun


Arterioskelrosis

Penyumbatan arteri coroner

2. S: pasien mengatakan
O2 dan nutrisi menurun di
cepat lelah saat berjalan miokard
dan melakukan
aktivitas.
Kontraktilitas jantung
O: -Klien tampak agak
menurun
lelah, lebih senang tidur
dari pada jalan, duduk
COP menurun Intoleransi aktivitas
jarang.
- Observasi TTV:
O2 dijaringan menurun
 TD : 120/80 mmHg
 Suhu : 36,4 C
Metabolisme anaerob sel
 Nadi : 69 x/menit
 SPO2 : 92 % 2 ATP + As. Laktat
 Respirasi : 18
x/menit Energi menurun

Kelelahan

Intoleransi Aktivitas
3. S: Pasien mengatakan Makan makanan Kurang Pengetahuan
lupa untuk menjaga sembarangan, tinggi
pola makan sehingga kolesterol
makan makanan
gorengan dan tinggi Peningkatan kolesterol darah
43
(LDL)

Penimbunan lemak di
kolesterol. pembuluh darah

O: - Menyumbat arteri koroner

ACS (Acute Coronary


Syndrome)

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH

1. Resiko penurunan curah jantung b.d penurunan distribusi O2 dan nutrisi miokard.
2. Intoleransi aktivitas b.d kelelahan, penurunan O2 pada jaringan.
3. Kurang pengetahuan b.d pola makan sembarangan

FORM RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Resiko Tujuan :Curah 1. Observasi TTV Mengevaluasi terapi
penurunan curah jantung meningkat (SpO2, nadi, yang diberikan,
jantung b.d dan tidak menurun. respirasi, TD) untuk menentukan
penurunan KH: TTV normal, keadaan pasien dan
distribusi O2 dan nadi kuat, regular. intervensi
nutrisi miokard. berikutnya.
2. Berikan posisi Posisi kepala lebih
kepala (> tinggi dari tinggi dari
ektremitas)/semifowl ekstremitas
er memperlancar aliran
darah balik ke
jantung, beban
jantung tidak
bertambah berat,

44
meningkatkan
oksigen yang masuk.
3. Motivasi klien untuk Istirahat mengurangi
istirahat. konsumsi O2 yang
banyak sehingga
tidak kekurangan
oksigen.
4. Kolaborasi untuk mengurangi
pemberian hambatan akibat
obat:otorvastatin kolesterol.
2. Intolerans Meningkatkan 1. Catat nadi, Mengetahui
i aktivitas b.d mobilitas pasien irama, TD perkembangan
kelelahan, sehingga otot tidak sebelum dan keadaan pasien
penurunan O2 lemah, melatih sesudah setelah dan sesudah
pada jaringan. kekuatan. bergerak. melakukan
Kriteria Hasil : pergerakan.
Mampu berjalan 2. Anjurkan pasien Melatih kerja
dengan lama, berdiri duduk , berdiri jantung pasien
lama, mampu untuk aktivitas dengan perlahan dan
melakukan aktivitas, kecil-kecilan. pasti.
TTV normal. 3. Hindari aktivitas Menghindari kerja
berlebih. jantung yang terlalu
cepat sehingga
4. Setelah aktivitas jantung tidak syok.
kecil-kecilan Menstabilkan
anjurkan pasien jantung pasien
untuk istirahat. kembali.
3. Kurang Tujuan: 1. Kaji tingkat Mengetahui seberapa
pengetahua meningkatkan pengetahuan dalamnya pasien
n b.d pola pengetahuan pasien pasien mengetahui penyakit
makan tentang penyakit, yang dia derita.
sembarang etiologi, dan cara
an mengatasi dengan 2. Jelaskan Supaya pasien
menjaga pola makan. patofisiologi, mengerti perjalanan
KH: Pasien mengerti etiologi, serta penyakitnya,

45
apa yang dijelaskan. manifestasin penyebabnya apa
ya ke pasien. serta manifestasi
klinis yang
dirasakan.
3. Jelaskan Menghindari
edukasi ke kejadian berulang
pasien pasien, menghindari
setelah pola makan yang
pulang dari tidak sehat.
rumah sakit

FORM IMPLEMENTASI

Diagnosa Tanggal :
Keperawata 21/11/18 Implementasi Nama Jelas
n Jam
1. Resiko Jam 08.15 1. Mengobservasi, Nama perawat:
penurunan melakukan TTV (SpO2, Yosef syukurman
curah nadi, respirasi, TD) Ziliwu
jantung b.d Jam 08.20 2. Memberikan posisi kepala
penurunan (> tinggi dari
distribusi ektremitas)/semifowler
O2 dan Jam 08.20 3. Memotivasi klien untuk
nutrisi istirahat.
miokard. Jam 08.00 4. Kolaborasi : memberikan
obat oral pagi hari
obat:otorvastatin
5. Intoleransi Jam 11.05 1. Mencatat dan mengukur Yosef Syukurman
aktivitas nadi, irama, TD Ziliwu
b.d sebelum dan sesudah
kelelahan, Jam 11. 08 bergerak.
penurunan 2. Mengajak dan
O2 pada membantu pasien untuk
jaringan. Jam 11.05 duduk , berdiri untuk
aktivitas kecil-kecilan.
Jam 11. 15 3. Memberikan edukasi
46
untuk menghindari
aktivitas berlebih.
4. Memberikan edukasi
setelah aktivitas kecil-
kecilan anjurkan pasien
untuk istirahat.
6.Kurang Jam 14.00 1. Kaji tingkat Yosef Syukurman
pengetahua pengetahuan pasien. Ziliwu
n b.d pola Jam 14.05 2. Jelaskan patofisiologi,
makan etiologi, serta
sembaranga manifestasinya ke
n pasien.
Jam 14.15 3. Jelaskan edukasi ke
pasien setelah pulang
dari rumah sakit

FORM CATATAN PERKEMBANGAN (EVALUASI)

No. Diagnosa
Nama & Tanda
Tanggal Keperawata Evaluasi (SOAP)
Tangan
n
21 November 2018 1 S: - Yosef Syukurman
O: TTV normal, TD: 120/80 Ziliwu
mmHg, Nadi : 87x/menit,
SpO2: 93%, nadi masih agak
lemah tetapi tidak seperti
sebelumnya, nadi regular.
A: Pemberian obat masih
tetap dilakukan, oksigen baik,
perfusi jaringan baik.
P: Intervensi dilanjutkan

21 November 2018 2 S: Pasien mengatakan sudah


agak mendingan ketika
47
dibantu untuk berjalan dan
bisa berjalan dengan lama
dan duduk juga.
O: Pasien terlihat ceria,
senang dibantu, TTV normal,
TD sebelum aktivitas: 120/80
mmHg, setelah akivitas:
130/80 mmHg. Pasien dapat
berjalan sendiri, duduk
sendiri tanpa bantuan orang
lain.
A: Pasien sudah bisa
bergerak dan melakukan
aktivitas kecil-kecilan, tapi
harus tetap dipantau.
P: Intervensi dilanjutkan.
21 November 2018 3 S: Pasien mengatakan sudah
mengerti apa yang sudah
dijelaskan dan ketika ditanya
pertanyaan dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan.
O: Pasien mengangguk tanda
mengerti dan sudah paham
dengan apa yang
disampaikan terkait
patofisiologi, etiologi, dan
manifestasi, serta edukasi
yang diberikan kepadanya.
A: Implementasi berhasil.
P: Implementasi dihentikan.

48

Anda mungkin juga menyukai