Anda di halaman 1dari 9

STIKes Santo Borromeus STANDARD OPERATING PROCEDURE

Jln. Parahyangan Kav. 8 Blok B


No. 1 Memberikan suntikan intramuskular
Kota Baru Parahyangan 40558
Phone: 022-6803961, Fax: 022-
6803963
Nama Tindakan
Keperawatan
Definisi Suatu bentuk pemberian obat secara parental, dimana obat disuntikan kedalam jaringan otot dalam.

Tujuan 1. Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan agar absorpsi obat lebih cepat disbanding
dengan pemberian secara subcutan.

2. Absorpsi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan pemberian melalui subkutan.

3. Pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah atau mengurangi iritasi obat.

No. Komponen Kriteria Kerja


I Pengkajian 1. Lihat kembali instruksi pada buku rekam medis pastikan benar, pasien, benar obat, benar dos
benar waktu serta rute. Pemberian obat sesuai degan instruksi pada buku rekam medis.
2. Lihat informasi tentang obat yang akan diberikan : cara kerja, indikasi, waktu bekerja ob
dosis normal, efek samping serta tujuan keperawatan
3. Lihat kembali riwayat  prosedur dan kaji akan adanya kontraindikasi pemberian inje
intramuscular seperti atropi otot, penurunan kecepatan aliran darah, shock sirkuler.
4. Kaji riwayat pengobatan klien, riwayat alergi, serta riwayat pemberian obat.
5. Kaji tingkat pengetahuan klien akan prosedur yang dilakukan
6. Observasi respon verbal dan nonverbal klien terhadap prosedur tindakan.
II Diagnosa Dapat ditegakkan karena beberapa masalah dibawah ini :
Keperawatan 1. Ansietas
2. Takut
3. Nyeri (Akut)
III Perencanaan
a. Persiapan alat a. Persipan alat
b. Persiapan klien  Kartu obat
 Obat steril (dalam ampul/ vial)
 Spuit dan jarum dengan ukuran yang sesuai
 Swab alkohol
 Sarung tangan bersih
 Nampan ginjal
b. Persiapan klien
 Telaah pesanan dokter untuk memastikan nama obat, dosis dan rute pemberian
 Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
 Jelaskan prosedur pada pasien
 Jaga privasi pasien dengan menutup pintu ruangna atau menarik koden
IV Pelaksanaan a. Langkah kerja
a. Langkah kerja 1) Periksa instruksi dokter dan identifikasi pasien
b. Sikap 2) Jelaskan prosedurnya kepada pasien, tujuan pengobatan, lokasi penyuntikan, hasil yang
diharapkan dan apa yang harus dilakukan pasien.
3) Cuci tangan
4) Siapkan obat dari ampul/vial
5) Cuci tangan dan pakai sarung tangan
6) Posisikan pasien:
 Bantu pasien ke posisi telentang, lateral atau telungkup tergantung lokasi yang dipilih. Jik
ventrogluteal, posisikan pasien telentang dengan lutut di tekuk (fleksi) atau posisi lateral
dengan tungkai atas ditekukan atau telungkup dengan posisi jari kaki mengarah kedalam
7) Pilih, cari, dan bersihkan lokasi
 Pilih lokasi yang bebas dari lesi kulit, nyer tekan, pembengkakan, kekerasan, inflamasi lok
dan yang belum sering dipakai
 Tentukan apakah ukuran otot cukup untuk jumlah obat yangan disuntikan
 Cari lokasi yang tepat untuk penyintikan
 Pakai sarung tangan
 Bersihkan dengan swab alkohol dengan gerakan melingkar mulai dari bagian tengah ke
perifer-mengarah ke luar sampai 5 cm
 Pindahkan dan pegang swab di antara jari ketiga dan keempat kapas usap disiapkan untuk
saan menarik jarum. Tangna yang tidak dominan atau letakkan nampan. Biarkan area
tersebut mengering
8) Buka tutup jarum tanpa mengkontaminasi jarum dengan cara menarik nya secara cepat
9) Pastikan obat dan dosisnya sudah benar
10) Pastikan obat tidak menetes dan mengenai jarum sebelum disuntikan. Bila menetes ganti
jarumnya.
11) Suntikan obat obatnya :
 Genggam dan cubit area yang mengelilingi lokasi penyuntikan atau regangkan kulit pada
lokasi tersebut sesuai kebutuhan
 Pegang spuit di antara ibu jari dan jari telunjuk seperti memegang pena dan tusukan jarum
pada kulit sudut 90º derajat
 Aspirasi dengan menahan spuit dengan tangan yang tidak dominan dan tarik pendorong
spuit dengan tangan dominan anda
 Tarik jarum bila muncul darah dalam spuit, buang dan siapkan injeksi baru.
 Suntikan obat secara perlahan dan stabil jika darah tidak muncul dalam spuit saat aspirasi
12) Teknik jalur Z
 Tarik kulit ke satu sisi, ke arah bawah atau lateral sekitar 2,5 cm dengan menggunakan
tangan yang tidak dominan
 Suntikan obat dengan teknik udara pengunci pada sudut 90ºderajat
 Tahan jarum pada tempatnya selama 10 detik
 Tarik jarum dan lepaskan kulit
13) Tarik jarum secara perlahan dan stabi sambil menahan pada bagian penghubung antara tabun
spuit dan jarum. Dengan tangan yang tidak domina, tahan permukaan kulit dengan kapas usap
untuk memberikan tarikan sehingga netral pada lokasi tsb
14) Tekan lokasi tsb secara ringan dengan spons kering dan bila ada perdarahan, lanjutkan
penekanan sampai perdarahan berhenti. Jangan di pijat, lepaskan sarung tangan dan cuci tang
15)

ncjdjdu
V Evaluasi 1. Evaluasi respon klien akan adanya rasa nyeri terbakar mati rasa, atupun geli pada a
penyuntikan.
2. Observasi respon klien terhadap obat yang diinjeksikan.
3. Minta klien untuk menjelaskan tujuan dan efek pengobatan.

VI Dokumentasi 1. Oleh karena injeksi ini menakutkan klien, maka usahakan klien tidak menjadi takut dengan
memberikan penjelasan
2. Perhatikan teknik aseptik dan anti septik baik pada alat-alat maupun cara kerja
3. Pada injeksi intramuskular, memasukan jarum seperti melepaskan anak panah sehingga rasa
sakit berkurang
4. Tempat penyutikan IM pada muskulus gluteus harus betul-betul tepat, apabila salah akan
berbahaya karena dapat mengena saraf ischiadiucus yang menyebabkan kelumpuhan
5. Jangan slah memberikan obat atau salah memberikan kepada klien lain, ingat prinsip 5 benar
STANDARD OPERATING PROCEDURE
STIKes Santo Borromeus
Jln. Parahyangan Kav. 8 Blok B No. 1 Pengambilan darah untuk pemeriksaan rutin
Kota Baru Parahyangan 40558
Phone: 022-6803961, Fax: 022-6803963
Nama Tindakan
Keperawatan
Definisi Mengambil bahan darah lewat tusukan vena untuk pemeriksaan laboratorium
rutin.

Tujuan 1. Untuk menetukan variasi dalam komposisi darah

2. Untuk melihat adanya kelainan dalam membantu menegakkan diagnosa

No. Komponen Kriteria Kerja


I Pengkajian 1. Lihat kembali instruksi pada buku rekam medis pastikan benar, pasien,
benar obat, benar dosis, benar waktu serta rute. Pemberian obat sesuai
degan instruksi pada buku rekam medis.
2. Lihat informasi tentang obat yang akan diberikan : cara kerja, indikasi, serta
tujuan keperawatan
3. Lihat kembali riwayat  prosedur dan kaji akan adanya kontraindikasi
pengambilan darah vena
4. Kaji riwayat alergi, serta riwayat pemberian obat.
5. Kaji tingkat pengetahuan klien akan prosedur yang dilakukan
6. Observasi respon verbal dan nonverbal klien terhadap prosedur tindakan.
II Diagnosa Ansietas
Keperawatan
III Perencanaan a. Persiapan alat
a. Persiapan alat  Turniket
b. Persiapan klien  Perlak kecil
 Spuit 5 Ml, 10 Ml
 Jarum suntik no.20 atau perangkat vakutainer
 Swab alkohol
 Sarung tangan sekali pakai
 Wadah untuk bahan darah –tabung atau botol uji
 Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
 Kasa steril
 Plester
b. Persiapan klien
 Sampaikan salam
 Jelaskan kepada klien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
IV Pelaksanaan b. Langkah kerja
a. Langkah kerja  Periksa instruksi dokter
b. Sikap  Identifikasi pasien
 Tenangkan pasien dan jelaskan bahwa hanya sedikit darah yang akan
diambil
 Cuci tangan dan pakai sarung tangan
 Pilih dan periksa venanya, paparkan vena dengan jelas, termasuk area
antekubiti, pergelangan tangan, pungung tangan, dan pungung kaki
(bila diperlukan). Raba venanya
 Instruksi pasien untk menjulurkan tangannya. Topang lengan pada
bagian siku dengan tangan mengepal
 Pasang turniket 5-15 cm diatas lokasi yang dipilih dengan tekanan
yang cukup saja untuk menghambat aliran vena
 Bersihkan kulit dengan swab alkhol dengan gerakan melingkar, dari
bagian tengah ke pinggir. Biarkan mengering
 Tahan vena yang dipilih dengan ibu jari dan tarik kulit di bawahnya
segera sesaat sebelum menusuk jarum untuk menstabilkan vena
 Tahan spuit diantara ibu jari dan ketiga jari terakhir dengan lubang
jarum mengarah keatas dan segaris dengan alur vena. Tusuk jarum
dengan cepat dan mulus di bawah kulit dan menuju ke dalam vena
 Ambil bahan darah dengan menarik pendorong spuit secara perlahan
 Lepaskan turniket ssegera setelah bahan darah sudah berhasil
didapatkan dan instruksikan pasien untuk membuka genggaman
tangannya
 Tempelkan potongan kasa steril berukuran 2’ x 2’ pada bekas lokasi
penyuntikan tanpa ditekan dan tarik jarum secara perlahan searah
dengan alur vena
 Instruksikan pasien untuk menekan lokasi bekas penyuntikan secara
lembut tetapi pasti selama 2-4 menit
 Lepaskan jarum dari spuit sesegera mungkin setelah pengambilan
darah, keluarkan bahan darah secara perlahan ke dalam wadah yang
sesuai tanpa membentuk gelembung udara pada tabung atau botol uji
(beberapa pemeriksaan memerlukan wadah dengan antikoagulan)
 Bolak-balikan tabung secara perlahan secara perlahan beberpa kali
agar darah tercampur dengan antikoagulan. Pada bebrrapa
pemerikasaan, darah dibiarkan
 Berikan label yang tepat pada bahan dan kirimkan segera ke
laboratorium yang sudah dilengkapi
 Buang jarum dan spuit pada wadah yang sesuai
 Bersihkan semua berkas tumpahan dengan larutan pemutih 10%
(sodium hipoklorit). Buang sarung tangan dan cuci tangan
 Catat proseur dan pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap bahan
yang diambil pada status pasien
 Simpan kembali nampan dengan alt yang dapat digunakan kembali
pada tempat yang seharusnya.
b. Sikap
 Teliti
 sopan
 Jaga privasi klien dengan menutup gorden
V Evaluasi 1. Evaluasi respon klien akan adanya rasa nyeri pada area
penyuntikan
2. Observasi repon klien
VI Dokumentasi 1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan
2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah tindakan
prosedur
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan
STIKes Santo Borromeus STANDARD OPERATING PROCEDURE
Jln. Parahyangan Kav. 8 Blok B
No. 1 Menarik Atau Mempersiapkan Obat Dari Vial Dan Ampul
Kota Baru Parahyangan 40558
Phone: 022-6803961, Fax: 022-
6803963
Nama Tindakan
Keperawatan
Definisi Ampul merupakan sebuah wadah kaca yang di rancang untuk menampung suatu dosis obat. Ampul ter
dari kaca bening dan mempunyai bentuk khusus dengan bagian leher yang menyempit. Ampul
mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari 1-10 ml atau lebih. Sebagian besar leher ampul mempu
penanda berwarna di sekelilingnya untuk menandakan bagian yang mudah dipatahkan untuk membuka
ampul.

Vial adalah sebuah botol kaca kecil dengan tutup karet yang disegel. Vial mempunyai banyak ukuran
mulai dari vial dosis tunggal sampai multi dosis. Vial biasanya mempunyai tutup logam atau plastik ya
melindungi segel karet

Tujuan 1. Obat siap diberikan kepada pasien


2. Dosis obat tepat sesuai instruksi dokter

No. Komponen Kriteria Kerja


I Pengkajian 1. Kaji apakah vial dan ampul dalam keadaan utuh , tertutup belum terbuka
2. Setelah di larutkan kaji apakah ada perubahan warna yang pudar atau keruh
II Diagnosa
Keperawatan
III Perencanaan
a. Persiapan alat c. Persipan alat
b. Persiapan klien  Obat dalam ampul atau vial
 Spuit, jarum
 Potongan kasa kecil
 Kikiran
 Bagan obat/kartu obat
 Nampan ginjal
 Swab alkohol
d. Persiapan klien
 Obat disiapkan dalam keadaan steril
IV Pelaksanaan c. Langkah kerja
1) Periksa nama pasien dan permintaan obat, termasuk nama obat, dosis dan rute pemberian
a. Langkah kerja 2) Cuci tangan dan ambil semua peralatan
b. Sikap 3) Periksa permintaan obat dan label yang terkait nama obat, dosis dan tanggal kadarluwarsa
4) Siapkan obat
 Persiapan ampul
a) Sentil-sentil bagian kepala ampul secara ringan dan cepat dengan jari sampai semua cairan turun dari
leher ampul
b) Letakan potongan kasa kecil atau kapas usap di sekeliling leher ampul
c) Kikir sebgaian leher ampul apabila perlu untuk proses pematahn yang mulus
d) Patahkan leher ampul secara cepat dan kuat dengan arah menjauhi tangan
e) Letakkan ampul di atas permukaan yang datar. Masukkan jarum ke dalam bagian tengah lubang amp
Jangan sampai ujung atau batang jarum menyentuh tepi ampul
f) Aspirasi obat ke dalam spuit dengan menarik pendorong spuit secara perlahan
g) Posisikan ujung jarum di bawah permukaan cairan. Miringkan ampul agar semua cairan berada dalam
jangkauan jarum
h) Jika gelembung udara teraspirasi, jangan menyemprotkan udara ke dalam ampul
i) Buang sisa gelembung udara : keluarakan jarum dari dalam ampul. Pegang spuit dengan jarum meng
keatas. Sentil-sentil bagian samping spuit untuk membuat gelembung udara naik menuju jarum. Tari
sedikit pendorong spuit, kemudian dorong ke atas untuk mengeluarkan udara. Jangan mengeluarkan
cairan obatnya.
j) Jika spuit berisikan cairan lebih, gunakan nampan ginjal untuk pembuangan. Pegang spuit dalam pos
vertikal dengan ujung jarum mengarah keatas dan miringkan sedikit ke arah nampan ginjal. Periksa
kembali ketinggian cairan dalam spuit dengan memegang spuit dalam posisi vertikal setinggi mata
k) Tutupi jarum dengan penutup. Ganti jarum dengan jarum yang baru untuk penyuntikan.
 Persiapan vial
a) Siapkan untuk penarikan vial :
 Campurkan larutannya secara merata, bila perlu dengan membolak-balikkan vial dan buk
kocok
b) Lepaskan penutup yang menutupi bagian atas vial yang belum digunakan untuk memaparkansegala
karetnya. Pada vial multi dosis yang sudah diggunakan sebelumnya, tutupnya sudah dilepaskan. Lap
permukaan segel karet dengan gerakan memutar menggunakan swab alkohol dan biarkan mengering
c) Ambil spuit dan buka penutupnya. Tarik pendorongnya untuk menarik sejumlah udara kedalam spuit
dalam jumlah yang sebanding dengan volume obat yang diaspirasi dari visl
d) Letakkan vial dia tas permukaan datar dan tusukkan ujung jarum dengan bagian jarum yang miirng m
terlebih dahulu lewat bagian tengah segel karet. Berikan tekanan pada ujung jarum selama proses
penusukan
e) Suntikan udara kedalam vial sambil tetap mejaga lubang jarum diatas permukaan obat
f) Balikkan vial sambil tetap menahan spuit dan pendorongnya. Pegang vial atara ibu jari dan jari tenga
tanganbyang tidak dominan. Genggam ujung tabung spuit dan pendorongnya dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan yang dominan untuk menyeimbangkan tekana dalam vial
g) Jaga posisi ujung jarum di bawah ketinggian cairan
h) Biarkan tekanan udara dari vial untuk mengisi spuit dengan obat secara bertahap. Bila perlu, tarik ke
sedikit pendorong spuit untuk medapatkan jumlah larutan yang benar
i) Ketika sudah mendapatkan jumlah yang diinginkan, posisikan jarum ke dalam ruang udara vial, sent
sentil tabung spuit secara hati-hati untuk mengeluarkan gelembung udara apapun
j) Cabut jarum dari vial dengan menarik tabung spuit tetapi jangan ssmpai menarik pendorongnya
k) Pegang spuit setinggi mata pada sudut 90º derajat untuk memastkan volume yan
benar dan tidak adanya gelembung udara. Keluarkan gelembung udara bila ada.
Tarik sedikit pendorong spuit kemudian dorong ke atas untuk mengeluarkan air.
Jangan mengeluarkan cairan obatnya. Periksa kembali volume obat
l) Ganti ukuran dan panjang jarum yag sesuai rute pemberian obat
m) Untuk vial multidosis, buat label yang berisi tanggal pencampuran, kadar obat
permiliter, dan inisial perawat
 Vial yang mengandung bubuk (melarutkan obat)
a) Lepaskan penutup yang menutupi vial obat bubuk dan penutup yang menutupi v
ampul yang berisi cairan pelarut yang sesuai. Lap kedua segel dan swab alkohol
biarkan mengering
b) Tarik udara dalam jumlah yang sesuai dari dalam vial sebelum menambahkan
pelarut keculali bila dikontraindikasikan oleh pabrik pembuat
c) Tarik cairan pengencer ke dalam spuit dari vial atau ampl
d) Suntikkan ujung jarum leawat bagian tengah segel karet vial yang berisi obat bub
Suntikkan pelarut ke dalam vial. Cabut jarumnya
e) Campurkan obat secara merata dengan menggulingkan diatas permukaan tangan
Jangan dikocok
f) Obat dalam vial yang sudah dilarutkan siao untuk ditarik ke dalam spuit. Baca la
dengan seksama untuk menentukan dosis setelah pelarutan
g) Bersihkan area kerja dan cuci tangan
b. Sikap
1. Steril
2. Hati-hati
V Evaluasi Cek ulang nama nama obat dan takaran yang akan diberikan

VI Dokumentasi 1. Mencatat nama pasien, dan nama obat

Anda mungkin juga menyukai